Anda di halaman 1dari 7

Nama : Zoel Faris Hida

NIM : 1162070081
Kelas : 3b Pendidikan Fisika

REDUKSI DIDAKTIK
A. Kembali kepada tahapan kualitatif
B. Masa Berat Perubahan Konstanta
N beban Beban Panjang pegas pegas
(kg) (N/Kg) ∆x
(m)
1 0,05 0,5 0,04 12,5
2 0,08 0,8 0,05 11,4
3 0,1 1 0,09 11,1
4 0,15 0,15 0,14 10,7
5 0,16 0,16 0,15 10,6
6 0,26 0,26 0,25 10,4

Dari table tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah pegas yang di regangkan dengan
suatau gaya maka pegas akan bertambah panjang , jika gaya yang digunakan untuk
menarikb suatu kawat tidak terlalu besar maka perpanjangan pegas adalah sebanding
dengan gaya yang bekerja. Semakin besar konstanta pegas semakin kaku sebuah pegas,
maka semakin besar gaya yang diperlukan ataupun sebaliknya. Besarnya masa beban pada
masing-masing benda ternyata sangat berpengaruh dalam pertambahan panjang pegas, jika
semakin besar masa beban maka pegas akan semakin memanjang. Maka dapat di
simpulkan bahwa pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan besar gaya tarik
pada pegas dan panjang panjang pegas mula-mula serta berbanding terbalik dengan luas
penumpang pegas dan kelenturan pegas.

B. Pengabaian
Hubungan antara waktu (baik waktu pengamatan pada saat diam ataupun waktu pada saat
bergerak), kecepatan cahaya dan juga kecepatan benda bergerak adalah sebagai berikut:
dimana waktu pada benda diam, sedangkan adalah waktu pada benda bergerak, v adalah
kecepatan benda bergerak, sedangkan c adalah kecepatan cahaya yaitu: atau
1.080.000.000 . Sekarang kita ambil contoh misalkan kita bergerak dengan mobil kita terus
menerus selama 100 tahun (misalkan!) dengan kecepatan 100 km/jam. Mula-mula kita
konversikan dulu kecepatan 100 km/jam menjadi 27.8 meter/detik. Bagi mereka yang belum
bi(a)sa mengkonversikan dari satuan km/jam menjad meter/detik, caranya adalah sebagai
berikut:

Lalu sesudah itu kita masukkan kecepatan tersebut ke dalam rumus dilatasi waktu seperti di
atas:

Dengan memakai kalkulator kita tentu dengan mudah dapat menghitungnya. Kita dapat melihat
di sini bahwa kalau kita bergerak ‘hanya’ dengan kecepatan 100 km/jam dalam waktu 100
tahun, maka waktu pada benda diam dan waktu pada benda bergerak perbedaan sangat sangat
sangat kecil sekali, sehingga bisa diabaikan. Alias 100 tahun pada benda diam sama dengan
100 tahun pada benda yang bergerak secepat 100 km/jam.
Jadi kata Dilatasi waktu adalah konsekuensi dari teori relativitas khusus di mana dua
pengamat yang bergerak relatif terhadap satu sama lain akan mengamati bahwa jam pengamat
lain berdetak lebih lambat dari jamnya.
C. Penggunaan penjelasan berupa gambar, symbol, sketsa, dan percobaan
Perpindahan kalor secara konduksi

Perpindahan panas (kalor) melalui medium zat padat disebut konduksi. Energi kalor
yang diterima ujung zat padat diteruskan ke ujung lainnya. . Perpindahan kalor pada
zat padat dipengaruhi oleh daya hantar zat tersebut. Selama perpindahan energi kalor,
bagian-bagian zat padat (molekul) yang dilaluinya tidak ikut berpindah karena sifat
molekul zat padat tidak berpindah-pindah. Jadi, zat yang daya hantar kalornya tinggi
lebih cepat menghantarkan kalor atau lebih cepat panas

D. Penggunaan analogi
Gaya gesek adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda saling bersentuhan,
arah gaya gesek berlawanan arah dengan kecendrungan arah gerak benda analogi
sederhananya seperti jika kita mendorong sebuah lemari besar dengan gaya kecil maka
lemari tersebut dapat dipastikan tidak akan bergerak. Jika kita mengelindingkan sebuah
bola di lapang rumput maka setelah menempuh jarak tertentu bola tersebut pasti berhenti.
Mengapa hal itu terjadi? Gaya yang melawan gaya yang kita berikan ke lemari atau gaya
yang menghentikan gerak bola adalah gaya gesek.
E. Penggunaan tingkat pengembangan sejarah
SEJARAH PENEMUAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada
1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori
dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the
electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima
gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan
gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal
Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan
teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh
properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa
persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut
persamaan gelombang.
Gelombang elektromagnetik ditemukan oleh Heinrich Hertz.
Setiap muatan listrik yang memiliki percepatan memancarkan radiasi elektromagnetik.
Waktu kawat (atau panghantar seperti antena) menghantarkan arus bolak-balik, radiasi
elektromagnetik dirambatkan pada frekuensi yang sama dengan arus listrik. Bergantung
pada situasi, gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau seperti
partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang
gelombang, dan frekuensi. Kalau dipertimbangkan sebagai partikel, mereka diketahui
sebagai foton, dan masing-masing mempunyai energi berhubungan dengan frekuensi
gelombang ditunjukan oleh hubungan Planck E = Hν, di mana E adalah energi foton, h
ialah konstanta Planck — 6.626 × 10 −34 J•s — dan ν adalah frekuensi gelombang.
Einstein kemudian memperbarui rumus ini menjadi Ephoton = hν.
Percobaan James Clerk Maxwell (1831 – 1879) seorang ilmuwan berkebangsaan
Inggris (Scotlandia) menyatakan bahwa cepat rambat gelombang elektromagnetik sama
dengan cepat rambat cahaya yaitu 3×108 m/s, oleh karena itu Maxwell berkesimpulan
bahwa cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Kesimpulan Maxwell ini di
dukung oleh :
1. Seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman, Heinrich Rudolph Hertz (1857 – 1894) yang
membuktikan bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang tranversal. Hal ini
sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya dapat menunjukkan gejala polarisasi.
2. Percobaan seorang ilmuwan berkebangsaan Belanda, Peter Zeeman (1852 – 1943) yang
menyatakan bahwa medan magnet yang sangat kuat dapat berpengaruh terhadap berkas
cahaya.
3. Percobaan Stark (1874 – 1957), seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang
mengungkapkan bahwa medan listrik yang sangat kuat dapat mempengaruhi berkas
cahaya.
James Clerk Maxwell adalah tokoh teori elektromagnetik. Teori ini menyatakan
bahwa gelombang cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang tidak membutuhkan
media untuk merambat. Kelajuan cahaya bisa diprediksi dengan menggunakan beberapa
konstanta listrik dan magnet. Sampai sekarang teori cahaya elektromagnetik masih
digunakan.
F. Generalisasi
Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak dalam
interval waktu tertentu. Impuls digunakan untuk menambah, mengurangi, dan mengubah
arah momentum dalam satuan waktu. Impuls dapat dirumuskan sebagai hasil perkalian
gaya dengan interval waktu. Secara matematis dituliskan:
I =F . ∆ t
Keterangan:
F = gaya (N)
∆t = waktu (s)
I = impuls (N.s)

G. Partikulasi
Hukum I Newton berbunyi :
“ jika resultan gaya bekerja pada benda yang sama dengan nol, maka benda yang
mula-mula diam akan tetap diam. Benda yang mula bergerak lurus beraturan akan lurus
beraturan dengan kecepatan konstan”
Secara matematis, hukum I Newton dapat dirumuskan sebagai berikut yaitu:
∑F=0
Kecenderungan sebuah benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak
tetapnya pada garis lurus disebut inersia (kelembaman). Kelembaman yang dimiliki suatu
benda diam membuatnya sulit digerakkan. Akan tetapi jika benda tersebut bergerak maka
kelembamannya akan menyebabkan benda terus bergerak lurus. Sehingga Hukum I
Newton juga dinamakan Hukum kelembaman. Contohnya ketika mobil yang ditumpangi
direm mendadak penumpang akan merasakan terdorong kedepan.

H. Pengabaian pembedaan pernyataan konsep


Intensitas Radiasi
            Mengenai intensitas radiasi ini, beberapa ahli fisika memiliki pendapat tentang
konsep sebagai berikut :
1.      Gustav Kirchoff
“Setiap benda yang berada dalam keseimbangan termal, maka radiasi yang dipancarkan
sebanding dengan daya yang diserapnya.                       
Rf = J (f,T)        
Ini berarti bahwa daya yang dipancarkan per satuan luas per frekuensi oleh suatu benda
hitam hanya bergantung pada suhu mutlak (T)dan frekuensi cahaya (f), tidak bergantung
pada sifat fisis dan kimia yang menyusun benda hitam.
2.      Josef Stefan (1835 – 1893)
Melalui eksperimennya ia mendapatkan bahwa “daya total per satuan luas yang dipancarkan
pada semua frekuensi oleh suatu benda hitam (Itotal) sebanding dengan pangkat empat suhu
mutlaknya.”
3. Stevan-Boltzman
intensitas radiasi akan naik sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Pada hal
begitu suhu benda meningkat, panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu
benda begeser kea rah panjang gelombang yang lebih pendek

Anda mungkin juga menyukai