Getaran Teredam
Annisa Nurul Aini, Roihatur Rohmah & Deril Ristiani, Hasto Sunarno
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: annisa@tantowi.com
Abstrak--- Getaran teredam merupakan getaran balik dinamakan periode (dilambangkan dengan T dan
yang pada proses osilasinya diberi gangguan entah satuannya sekon). Simpangan maksimum getaran
berupa gesekan atau redaman, sehingga amplitudo dinamakan amplitudo yang biasa dinotasikan sebagai
getaran tersebut semakin kecil hingga akhirnya menjadi A[1].
nol. Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk
mengetahui jenis redaman pada percobaan ini,
mengetahui nilai amplitudo mula-mula pada percobaan
ini, mengetahui besar konstanta redaman pada
percobaan ini, serta mengetahui nilai θ terhadap
simpangan. Langkah pertama yang harus dikerjakan
untuk melakukan percobaan yang berprinsip pada
Hukum Hooke ini adalah, alat-alat dirangkai dan bidang
miringnya diatur terhadap lantai. Setelah tinggi bidang
miring diatur dengan variasi tertentu, bola
digelindingkan dari atas bidang miring yang pada dasar
bidang miring tersebut dipasang pegas. Waktu beserta
simpangannya dicatat hingga simpangan kelima.
Pengulangan dilakukan sebanyak delapan kali.
Selanjutnya percobaan diulangi dengan variasi
Gambar 1. Contoh dari Penerapan Hukum Hooke.
ketinggian yang berbeda. Langkah terakhir yang harus
dilakukan adalah, data diolah, dihitung, dan dianalisis Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua
hingga diperoleh hasil dari percobaan ini. Dari
percobaan yang telah dilakukan ini, diperoleh hasil
buah hukum gerak, yaitu Hukum II Newton dan
Keyword— Amplitudo, Hukum Hooke, Hukum Hukum Hooke. Jika sebuah benda dikaitkan pada
II Newton, Osilasi. sebuah pegas, dan apabila pegas tidak ditarik atau
I. PENDAHULUAN ditekan, simpangan benda adalah nol atau benda tetap
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai berada di titik setimbang. Apabila pegas ditarik,
anak kecil yang sedang bermain ayunan. Tanpa kita simpangan benda akan bernilai positif. Pada saat itu,
sadari, ayunan merupakan contoh dari getaran. Alasan pegas memberikan gaya kepada benda yang besarnya
yang mendasari hal ini adalah karena saat seorang anak sebanding dengan simpangannya, namun berlawanan
bermain ayunan, ayunan tersebut akan melakukan arah dengan pergeseran benda. Kenyataan ini
gerakan yang sama setiap detiknya, Apabila anak kecil dinyatakan oleh Hooke dalam hukumnya yang
tersebut menambah kecepatan pada ayunan, maka berformulasi
ayunan tersebut akan bergerak lebih tinggi. Sebaliknya, (1)
apabila anak kecil tersebut meredam gerak ayunan, Di mana F adalah gaya pegas (gaya pemulih atau
ayunan tersebut akan berhenti. Contoh lain dari getaran restoring force) dan k adalah tetapan pegas. Rumus
yang biasa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pada persamaan (1) tersebut menyatakan bahwa gaya
adalah, saat kita memetik gitar. Saat sinar getar dipetik, yang dikerjakan oleh sebuah pegas pada sebuah benda
senar-senar tersebut akan bergetar seiring dengan irama sebanding lurus dengan pergeseran benda namun
yang dipetik oleh pemetik. Jika pemetik memetik berlawanan arah dengannya. Bila gaya pegas adalah
senar-senar tersebut dengan cepat, maka getaran yang satu-satunya gaya luar yang bekerja pada benda, maka
terjadi pada senar akan cepat pula. Jika pemetik pada benda berlaku Hukum II Newton yang
meredam getaran pada senar, maka senar-senar tersebut dirumuskan sebagai
akan berhenti bergetar dan bersuara. Oleh karena itu,
diadakanlah percobaan Getaran Teredam ini agar dapat (2)
mengetahui jenis redaman pada percobaan ini. Di mana m adalah massa benda dan a adalah
Getaran atau osilasi merupakan salah satu bentuk percepatan benda. Percepatan tersebut didefinisikan
gerak benda yang cukup banyak dijumpai gejalanya. bahwa percepatan partikel bergerak lurus, misalnya ke
Contohnya, bandul jam yang berayun, piringan dalam arah x. Dengan demikian, persamaan (2) di atas dapat
jam beker yang memutir, botol yang timbul tenggelam ditulis menjadi
dalam air, balok yang digantungkan pada sebuah (3)
pegas, dan senar gitar yang dipetik. Getaran juga
Persamaan (3) di atas merupakan persamaan gerak
dijumpai secara analogis pada rangkaian listrik yang
getaran selaras. Dalam getaran selaras, benda berisolasi
melibatkan induktor dan kapasitor. Dalam getaran,
di antara dua posisi dalam waktu atau periode tertentu
sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut
dengan asumsi tanpa kehilangan energi mekaniknya.
lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu
Dengan kata lain, simpangan maksimum atau
yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan bolak-
amplitudo getaran tetap. Secara sederhana, persamaan
PRAKTIKUM GELOMBANG-1114-094(1/7)
differensial (3) di atas dapat diselesaikan menjadi memiliki dimensi dari invers waktu. Kita harus melihat
bentuk bahwa ada tiga bentuk yang mungkin untuk solusi
(4) masalah ini, masing-masing mendeskripsikan perilaku
Di mana A adalah amplitudo, ω adalah frekuensi sudut yang berbeda dari sebuah perpindahan x dengan
waktu[3].
yang dalam persamaan (4) di atas bernilai , dan ɸ
Dua dari solusi-solusi itu, C muncul secara
adalah sudut fase awal. Besaran (ωt+ɸ) disebut fase eksplisit sebagai panjang yang konstan, tetapi pada
getaran. Sudut fase awal (ɸ) adalah faktor dalam kasus ketiga, C muncul dengan bentuk seperti rumus di
persamaan yang dilibatkan untuk menggambarkan bawah ini
posisi benda yang berisolasi. Persamaan (4) di atas (9)
sering disebut sebagai persamaan simpangan getaran Jumlah konstan yang diizinkan pada solusi umum dari
selaras sederhana[2]. differensial yang berupa rumus adalah sama besar
Dalam teori getaran yang lama, masih dengan rumus asalnya. Dua hasil A dan B diizinkan
dianggap bahwa titik massa yang melakukan getaran pula karena rumus (8) adalah orde kedua. Hasil dari
selaras (dapat berupa bandul atau beban pada pegas), konstanta hanya untuk memuaskan kondisi awal[3].
tidak mengalami redaman karena gaya gesekan,
sehingga dapat berisolasi terus-menerus. Pada
kenyataanya, amplitudo osilasi makin lama makin II. METODOLOGI PERCOBAAN
berkurang hingga akhirnya menjadi nol. Hal ini terjadi A. Peralatan
karena pengaruh gaya gesekan, misalnya gaya gesekan Alat-alat yang diperlukan pada percobaan Getaran
oleh udara. Osilasi yang demikian disebut gerak Teredam ini adalah satu set alat Getaran Teredam yang
harmonis atau getaran selaras teredam[2]. terdiri dari bidang miring yang berfungsi sebagai
Pada umumnya, gaya gesek yang dialami titik landasan tempat bola menggelinding, pegas yang
massa yang berosilasi ini berbanding lurus dengan berfungsi sebagai gelombang, bola besi dengan massa
kecepatannya, dan dapat dituliskan secara matematik 6,8 gram yang berfungsi sebagai pencipta gelombang
seerti berikut pada pegas, dan meteran yang berfungsi sebagai alat
(5) ukur amplitudo. Selain itu, diperlukan pula stopwatch
Dengan b adalah tetapan redaman dan v adalah yang berfungsi sebagai pengukur waktu bola besi saat
kecepatan. Apabila persamaan (5) tersebut dimasukkan menggelinding.
ke persamaan (2) dan dilanjutkan ke persamaan (3),
maka akan didapatkan rumus seperti persamaan di B. Skema Alat
bawah ini Untuk memulai percobaan, alat-alat pada sub bab
A di atas disusun seperti gambar 2 di bawah ini.
(6)
Pada awalnya, kita mendiskusikan kasus dari sebuah Bidang
getaran harmoni sebuah bandul sederhana, di mana Miring
total energi pada bandul tersebut konstan dan
perpindahannya membentuk kurva sinus, terutama Bola Besi Meteran
untuk waktu yang tak terbatas. Pada praktik kehidupan
sehari-hari, beberapa energi selalu diserap oleh proses
resistif. Seperti contohnya saja, amplitudo sebuah Pegas
pendulum yang berayun secara bebas, akan selalu
berkutat dengan waktu, bahwa energinya akan habis Gambar 2. Skema Alat Getaran Teredam.
seiring dengan berjalannya waktu. Keadaan sebuah
resistansi untuk bergerak berarti bahwa gaya yang lain C. Langkah Kerja
telah aktif, di mana energi tersebut diambil sebagai Langkah pertama untuk mengawali percobaan
bagian yang proporsional dengan kecepatan. Namun Getaran Teredam ini adalah, alat-alat dirangkai dan
gaya tesebut berlawanan arah dengan keceatan. Rumus bidang miringnya diatur terhadap lantai. Setelah tinggi
Hukum II Newton menjadi seperti persamaan (6) bidang miring diatur dengan variasi 5cm, 6cm, 7cm,
namun menggunakan notasi yang berbeda seperti di 11cm, 12cm, dan 13cm, bola digelindingkan dari atas
bawah ini bidang miring yang pada dasar bidang miring tersebut
(7) dipasang pegas. Waktu beserta simpangannya dicatat
Di mana r adalah konstanta yang nilainya tetap dan hingga simpangan kelima. Pengulangan dilakukan
memiliki dimensi gaya per kecepatan. Masalahnya sebanyak delapan kali. Selanjutnya percobaan diulangi
sekarang adalah mencari nilai perpindahan x dari dengan variasi ketinggian yang berbeda. Langkah
rumus di bawah ini. terakhir yang harus dilakukan adalah, data diolah,
(8) dihitung, dan dianalisis hingga diperoleh hasil dari
Di mana koefisien m, r, dan s adalah konstan[3]. percobaan ini.
Ketika koefisien-koefisien tersebut bernilai
konstan, solusi dari bentuk dapat ditemukan. D. Flowchart
Sejak sebuah eksponensial selalu dalam keadaan tanpa Untuk mempersingkat dan memermudah langkah
dimensi, C memiliki dimensi dari x (panjang) dan α kerja, dibuatlah flowchart seperti di bawah ini.
PRAKTIKUM GELOMBANG-1114-094(1/7)
Percobaan Ya C. Grafik
diulangi dengan Setelah didapatkan hasil perhitungan, dibuatlah
variasi tinggi. tiga buah grafik dengan dua grafik untuk dua jenis
redaman, dan satu grafik hubungan antara simpangan
dengan θ. Berikut grafik-grafik yang telah dibuat.
Tidak
End
DAFTAR PUSTAKA
[1]Halliday, David.”Fisika Dasar.”Erlangga. Jakarta(2011)
[2]Dosen-Dosen Fisika ITS.”Fisika Dasar I.”Yanasika.
Surabaya(2013)
[3]Pain, H. J.”The Physics of Vibrations and Waves.”John Wiley &
Sons. England(2005)
PRAKTIKUM GELOMBANG-1114-094(1/7)
LAMPIRAN Tabel 6. Tabel Hasil Percobaan untuk h = 6 cm
Tabel 3. Tabel Hasil Percobaan untuk h = 12 cm s1 s2 t3 s4 t4 s5 t5
no t1 (s) t2 (s) s3 (cm)
s1 s2 t3 s4 t4 s5 t5 (cm) (cm) (s) (cm) (s) (cm) (s)
t1 (s) t2 (s) s3 (cm)
no (cm) (cm) (s) (cm) (s) (cm) (s)
1 25 2,25 4,47 14 1,27 1,87 9 0,00 1,23 8
1 14 0,25 1,19 10 0,56 0,90 9 0,00 0,61 8
2 22 2,25 4,27 12 0,77 1,90 9 0,00 1,18 8
2 15 0,25 1,12 11 0,06 0,81 9 0,00 0,69 8
3 23 0,25 4,40 13 0,02 1,83 9 0,00 1,14 8
3 14 0,25 0,99 10 0,56 0,78 9 0,00 0,69 8
4 22 2,25 3,97 12 0,77 1,85 9 0,00 1,17 8
4 15 0,25 1,21 11 0,06 0,85 9 0,00 0,65 8
5 25 2,25 4,27 14 1,27 2,64 9 0,00 1,27 8
5 14 0,25 1,17 11 0,06 0,89 9 0,00 0,56 8
6 23 0,25 4,53 13 0,02 1,90 9 0,00 1,35 8
6 16 2,25 1,22 12 1,56 0,87 9 0,00 0,54 8
7 22 2,25 4,44 12 0,77 1,86 9 0,00 1,28 8
7 13 2,25 0,92 10 0,56 0,69 9 0,00 0,57 8
8 26 6,25 4,07 13 0,02 2,12 9 0,00 1,22 8
8 15 0,25 1,17 11 0,06 0,90 9 0,00 0,69 8
xi Yi / del
1/del i
Xi
Yi
I^2
3 24 2,64 5,25 12 0,39 2,38 9 1,00 1,09 7 0,8 2,3 1849, 43, 1293,0 1546,2 4391,
2
4 7 00 00 3 3 3672,14 20
4 23 0,39 5,05 12 0,39 2,46 8 0,00 1,21 7
0,6 2,2 0,0
5 21 1,89 5,35 11 0,14 2,02 8 0,00 1,25 7 3
3 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00
Xi/del I^2
xi Yi / del I^2
Xi^2/del I^2
yi/del I^2
1/ del I^2
2154, 2627, 2351 6014 5450,
No
Xi
Yi
65,08
1/del i
98 29 ,23 ,75 32
3922,3 2573 3177 7393,9 9128, Tabel 12. Tabel Hasil Perhitungan untuk h =6 cm
2
0,81 2,33 3 62,63 ,44 ,09 7 36
xi Yi / del I^2
5041,0 1695 2923 6383,3 11005
Xi/del I^2
Xi^2/del I^2
3
1/ del I^2
yi/del I^2
0,58 2,18 0 71,00 ,79 ,78 1 ,70
No
1/del i
Xi
Yi
4 0,51 2,08 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5 0,38 1,95 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,3 3,1 171 41, 3180 7392 2333 5424
1
0 6 8,11 45 4,82 ,17 7,09 ,08
11949, 7833 9363 22473, 28093 2,0 2,5 190 43, 7588 3801 9713 4865
188,28 2
62 ,54 ,39 50 ,99 0 6 4,18 64 ,18 ,22 ,21 ,73
Xi/del I2
Xi
Yi
1/del i
xi Yi / del I^2
Xi/del I^2
0,8 1,9 3025,0 4658, 5831,
Xi^2/del I^2
4
1/ del I^2
yi/del I^2
0 3 0 55,00 1929,952416,22 21 87
No
1/del i
Xi
Yi
xi Yi / del
1/ del I^2
yi/del I^2
No
1/del i
Xi
Yi
I^2