NIM : 102321049
Kelas : CE-1A
II. PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
Gerak Harmonik Sederhana yaitu gerak bolak balik dengan teratur dari titik
keseimbangannya dengan getaran jumlah benda disetiap sekon selalu sama/konstan. Gerak yang
terjadi secara berulang pada selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Apabila gerak ini
terjadi dengan teratur disebut gerak harmonik. Apabila partikel melakukan gerak periodik di
lintasan yang sama, geraknya yaitu gerak osilasi. Bentuk sederhana gerak periodik yaitu benda
yang berosilasi pada ujung pegas. Oleh karena itu disebut gerak harmonik sederhana. [1]
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik suatu benda di sekitar posisi
setimbangnya, yang disebabkan oleh adanya gaya restorsi seperti yang terjadi pada pegas
maupun bandul. Saat gaya dikenakan pada pegas maupun bandul akan terjadi perubahan, dimana
pada pegas akan terjadi regangan ataupun rapatan, tergantung arah dari gaya yang diberikan,
sedangkan pada bandul akan terjadi simpangan. [2]
Gambar 2.1. Grafik gerak harmonis membentuk grafik sinus. Sumber : Jessipermata.com
Regangan dan rapatan pada pegas diketahui dari adanya perubahan panjang pegas Δx
dikarenakan adanya gaya F yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan hukum Hooke yang
berbunyi “Jika gaya tarik yang diberikan pada sebuah pegas tidak melampaui batas elastis
bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus atau sebanding dengan gaya
tariknya”. [3]
Sistem ini akan memenuhi hukum Hooke, yang menyatakan bahwa gaya F yang
dibutuhkan untuk merenggang dan merapatkan suatu pegas sebanding dengan perubahan jarak
yang terbentuk. Regangan dapat didefinisikan sebagai pebandingan antara pertambahan panjang
benda terhadap panjang benda mula-mula. Selain itu regangan menjadi tolok ukur seberapa jauh
benda tersebut berubah bentuk. Perubahan jarak pada masing-masing pegas akan berbeda, hal ini
bergantung pada konstanta pegasnya. [4]
Aplikasinya biasanya dijelaskan pada kasus ayunan bandul dan pegas. Ayunan bandul
sederhana atau disebut juga pendulum.
Dimana f adalah frekuensi (Hz), T adalah perioda (s), n adalah getaran, t adalah waktu (s).
Dalam ayunan bandul sederhana, periode ayunan tergantung dari panjang tali dan gravitasi.
Semakin besar panjang tali maka makin besar juga periodanya. Persamaannya yaitu : 𝑇 =
2𝜋√𝐿/𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓 = 1/2𝜋√𝑔/𝐿 dimana T adalah periode (s), L adalah Panjang tali (m) dan g
adalah Percepatan gravitasi (m/s^2). [5]
Simpangan
Simpangan getaran harmonik sederhana dapat dianggap sebagai proyeksi partikel yang
bergerak melingkar beraturan pada diameter lingkaran. [6]
2𝜋
𝑦 = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 (𝜔𝑡), 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝜔 = = 2𝜋𝑓, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑦 = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 (2𝜋𝑓)𝑡 (2)
𝑇
Keterangan :
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
A = Amplitudo
Percepatan
Percepatan benda yang bergerak harmonik sederhana dapat diperoleh dari turunan
pertama persamaan kecepatan atau turunan kedua persamaan simpangan. Persamaan percepatan
𝑑𝑣 1
dapat diperoleh sebagai berikut, 𝑎= = 𝑑 2 (𝐴 sin 𝜔𝑡) 𝑑𝑡 2 = −𝐴𝜔2 sin 𝜔2 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑦 =
𝑑𝑡
𝑘
𝜔 = √𝑚 (6)
sehingga dapat dihitung periode getaran dari osilasi pegas adalah sebagai berikut
𝑚
𝑇 = 2𝜋√ 𝑘 (7)
Apabila kita hanya meninjau perubahan jarak dari pegas saat diberikan beban, maka
dikaitkan dengan hukum I Newton kita akan mendapatkan besar percepatan gravitasi adalah
sebagai berikut.
∑𝐹 = 0
𝑘∆𝑦 − 𝑚𝑔 = 0
𝑔
∆𝑦 = 𝑚
𝑘
Bandul matematis merupakan sebuah beban bermassa m yang diikat dengan tali ringan
dimana massa dari tali tersebut dapat diabaikan dan panjang l. Pada sistem ini, bandul dianggap
sebagai benda titik. Sistem bandul tersebut merupakan sistem mekanik yang berlaku sebagai
𝑑2 𝜃 𝑔
gerak periodik sederhana. Berikut persamaan osilasi dari bandul : 𝑑𝑡 2 + 𝑙 sin 𝜃 = 0 (8)
Jika sudut θ dianggap sangat kecil < 5º maka gerak dari pendulum adalah gerak harmonik
sederhana. Dari persamaan (8) dapat diperoleh penyelesaiannya dengan perioda adalah: 𝑇 =
𝑙
2𝜋√𝑔 (9)
Sehingga, apabila panjang tali dan periode gerak bandul diketahui maka percepatan gravitasi
4𝜋2 𝑙
dapat ditentukan yaitu : 𝑔 = 𝑇𝑜2
(10)
1. Alat dan bahan disiapkan pada percobaan yaitu statif, pegas, beban, bandul, stopwatch,
busur, meteran, mistar, dan tali.
Massa n = 10
No (gram) ∆y (m) t(s) T T^2(s^2)
1 50 0.023 3.22 0.322 0.1037
2 60 0.027 3.46 0.346 0.1197
3 80 0.039 3.94 0.394 0.1552
4 100 0.051 4.42 0.442 0.1954
5 150 0.082 5.62 0.562 0.3158
6 200 0.112 6.82 0.682 0.4651
Grafik 3.1. Plot data Massa (gr) sumbu y terhadap 𝑇 2 (𝑠 2 ) sumbu x dari (Tabel 3.1)
1. Perhitungan Gradien
𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴
y = 412.43 x + 13.528
Nilai gradien adalah nilai B yang didapat dari regresi yaitu 412.43 𝑔/𝑠 2
2. Perhitungan k (Konstanta Pegas)
𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴 dapat ditulis menjadi ∶
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟) = 𝐵𝑇 2 (𝑠 2 ) + 𝐴 … (1)
𝑚 𝑚
Berdasarkan persamaan T = 2𝜋√ 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑇 2 = 4𝜋 2
𝑘 𝑘
𝑘
atau 𝑚 = 4𝜋2 𝑇 2 … (2)
Grafik 3.2. Plot data ∆𝑦(𝑚) sumbu y terhadap Massa (gr) sumbu x dari (Tabel 3.1)
1. Perhitungan Gradien
𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴
y = 0.0006 x – 0.0085
Gradien nya adalah nilai B dari hasil Regresi yaitu 0.0006 m/g
2. Perhitungan g (gravitasi)
𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑢𝑙𝑖𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 ∶
∆𝑦(𝑚) = 𝐵𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚) + 𝐴 … (3)
𝑔
∆𝑦 = 𝑘 𝑚 ….(4)
3.3. Percobaan Variasi Panjang Tali dan Massa Beban Pada Bandul
Tabel 3.2. Variasi Panjang Tali dan Massa Beban Pada Bandul
2
𝑡 2
𝑇𝑜 = ( )
10
22.77 𝑠 2
=( )
10
= 5.1847 𝑠 2
2
𝑡 2
𝑇𝑜 = ( )
10
22.55 𝑠 2
=( )
10
= 5.0850 𝑠 2
Grafik 3.3. Plot data L (m) sumbu y terhadap 𝑇02 sumbu x untuk Beban 1(Tabel 3.3)
1. Perhitungan gradien
𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴
𝑦 = 0.2495𝑥 + 𝐴
Gradien nya adalah nilai B dari hasil regresi yaitu 0.2495 𝑚/𝑠 2
2. Perhitungan g (Gravitasi)
𝐿(𝑚) = 𝐵𝑇𝑜2 (𝑠 2 ) + 𝐴 … (5)
4𝜋 2 𝐿 𝑔
𝑔= 2
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐿 = 2 𝑇𝑜2 … (6)
𝑇𝑜 4𝜋
𝐷𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 (5)𝑑𝑎𝑛 (6) :
𝐿(𝑚) = 𝐵𝑇𝑜2 + 𝐴
𝑔
𝐿 = 2 𝑇𝑜2
4𝜋
𝑔 = 4𝜋 2 . 𝐵
𝑚
𝑔 = 4𝜋 2 . 0.2495
𝑠2
𝑔 = 9.849 𝑚/𝑠 2
Grafik 3.4. Plot data L (m) sumbu y terhadap 𝑇02 sumbu x untuk Beban 2
1. Perhitungan gradien
𝑦 = 𝐵𝑥 + 𝐴
𝑦 = 0.2489𝑥 + 𝐴
Gradien nya adalah nilai B dari hasil regresi yaitu 0.2489 𝑚/𝑠 2
2. Perhitungan g (Gravitasi)
𝐿(𝑚) = 𝐵𝑇𝑜2 (𝑠 2 ) + 𝐴 … (5)
4𝜋 2 𝐿 𝑔
𝑔= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐿 = 𝑇𝑜2 … (6)
𝑇𝑜2 4𝜋 2
𝐷𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 (5)𝑑𝑎𝑛 (6) :
𝐿(𝑚) = 𝐵𝑇𝑜2 + 𝐴
𝑔
𝐿 = 2 𝑇𝑜2
4𝜋
𝑔 = 4𝜋 2 . 𝐵
𝑚
𝑔 = 4𝜋 2 . 0.2489
𝑠2
𝑔 = 9.826 𝑚/𝑠 2
IV. PEMBAHASAN
Massa adalah ukuran jumlah materi dalam suatu benda. Massa dilambangkan dengan m .
Massa beban terhadap panjang pegas akan berbanding lurus. Hal ini dapat dilihat dari hasil
praktikum ketika massa suatu bandul dinaikkan maka pegas juga akan memanjang. Selain pegas
yang akan memanjang, selisih panjang pegas juga akan melebar. Pegas memanjang dikarenakan
massa yang ditambahkan menjadi lebih berat akan menambah panjang dari pegas yang membuat
pegas memiliki selisih panjang yang lebih besar pula. Kejadian ini disebabkan massa yang lebih
besar akan lebih menarik pegas tersebut.
Panjang tali yang diikatkan pada statif dengan periode pada bandul akan bebanding lurus.
Apabila tali semakin panjang, maka periode akan semakin besar dan jika semakin pendek tali
yang digunakan maka periode akan semakin pendek juga. Hubungan antara panjang tali dengan
frekuensi atau periode getaran T = 2π √(L/g) semakin besar panjang tali, semakin besar periode
dan semakin kecil frekuensi. Periode dan frekuensi suatu getaran bandul tidak dipengaruhi oleh
amplitudo. Dengan catatan ayunan bandul dapat dianggap sebagai getaran, jika sudut simpangan
kecil .Jika sudut simpangan besar, gerak bandul harus dianggap sebagai bagian dari gerak
melingkar. Dari percobaan. Hasil yang didapat dari percobaan juga menunjukkan bahwa semakin
panjang tali dalam melakukan 10 kali getaran, waktunya akan menjadi lebih lama juga. Oleh
karena itu periode yang diperoleh juga akan semakin besar. Hal tersebut juga sesuai dengan teori.
Pengaruh massa beban terhadap perioda dan gaya gravitasi pada percobaan bandul yaitu
semakin besar massa beban maka sudut terhadap periode. Namun dalam persamaan gaya berat
dan gaya inersia massa tidak berpengatuh terhadap periode. Massa beban berbanding lurus
dengan periode dan gaya gravitasi, Sudut simpangan awal mempengaruhi sedikit nilai periode
apabila sudutnya itu tidak relatif kecil karena hanya sudut simpangan kecil yang termasuk dalam
getaran harmonik sederhana. Pengaruh massa beban dan sudut terhadap periode percobaan
bandul dapat dilihat dari dua rumus gerak harmonik sederhana yaitu gaya inersia dan gaya berat.
Dari gaya berat, persamaannya yaitu F=mg sin theta dimana bandul dari amplitudo maksimal
maka massa berpengaruh terhadap periode menjadi semakin cepat. Jadi, yang berpengaruh dalam
periode dan gaya gravitasi yaitu sudutnya, walaupun pengaruh sudut tidak terlalu signifikan.
Perhitungan bandul, pada saat pengambilan data tidak hanya bergerak di sumbu x dan
sumbu y. Perhitungan bandul tidak serta merta menggunakan pendekatan kordinat
kortesius,namun dapat juga menggunakan kordinat polar. Kordinat polar adalah gerak yang ada
sudutnya dan mempengaruhi arah geraknya. Kordinat kartesius hanya berada dalam x dan y
sedangkan sistem koordinat polar (sistem koordinat kutub) adalah suatu sistem koordinat 2-
dimensi di mana setiap titik pada bidang ditentukan dengan jarak dari suatu titik yang telah
ditetapkan dan suatu sudut dari suatu arah yang telah ditetapkan.
Referensi gravitasi yang digunakan sebenarnya yaitu 9,8 m/s^2. Dari hasil percobaan,
adanya perbedaan karena ada faktor eksternal dan internal. Eksternal seperti alat yang digunakan,
atau bisa juga faktor lain seperti gesekan udaranya atau pendekatannya yang menggunakan
kartesius, massa tali yang diabaikan dan asumsi bandul sebagai benda titik yang seharusnya
bermassa. Sedangkan pengaruh internal seperti kesalahan perhitungan dari praktikan yang
kurang teliti yang menyebabkan perbedaan tersebut. Walaupun demikian, apabila perbedaan
galat yang diperoleh tidak terlalu jauh, maka percobaan tersebut dapat dikatakan benar.
V. KESIMPULAN
1. Perhitungan konstanta pegas dapat dilihat pada penjelasan grafik 3.1. tentang perhitungan
konstanta pegas (k) dan terdapat penjelasan perhitungannya.
2. Perhitungan percepatan gravitasi dapat dilihat pada penjelasan grafik 3.3. dan 3.4. dan
terdapat penjelasan perhitungannya.
3. Penentuan rumus dari hasil regresi dapat dilihat pada penjelasan grafik 3.1, 3.2, 3.3, dan
3.4 yang dijelaskan pada masing masing grafiknya.
4. Perhitungan perioda getaran dapat dilihat pada tabel 3.1. dan 3.2 dari masing masing
variasinya.
VI. REFERENSI
[5] R. R. David Halliday, Fundamental of Physics 10th Edition, Hoboken: Wiley & Sons,Inc,
2014.
[6] M. A. Wahid, "Penggunaan Metode Analisis Untuk Menganalisa Gerak Harmonik Pada
Pegas dan Bandul," Phi, 2020.