Anda di halaman 1dari 7

KONSTANTA PEGAS

Laporan Pratikum Fisika Dasar

Disusun untuk memenuhi tugas pratikum fisika

Oleh

Friska Eka Putrisia

23430046

G3

PROGRAM STUDI PRODUKSI GARMEN

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2023
Laporan Pratikum Fisika Dasar

KONSTANTA PEGAS

Abstrak
Topik Gerakan sederhana dapat digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi serta
elastisitas pegas. Dan hukum newton digunakan untuk menentukan konstanta pegas. Konstanta
pegas merupakan elemen penting dalam pegas, untuk mendapatkan nilai konstanta pegas
biasanya menggunakan persamaan hukum hooke F=−K . ∆ X .

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pegas merupakan benda yang elastis, elastis adalah kemampuan benda untuk kembali
kebentuk semula setelah gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Robert Hooke menandakan
bahwa arah gaya pegas selalu berlawanan arah dengan perpindahan ujung bebas pegas.
Setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda-beda tergantung gaya yang diberikan dan
penambahan panjang yang terjadi pada pegas tersebut. Maka penting bagi kita untuk
mengetahui nilai terapan dari pegas yang menggambarkan kekakuan dari suatu pegas (Putra
V.G.V dan Purnomosari E.,2015). Hukum Hooke menyatakan bahwa besar gaya berbanding
lurus dengan pertambahan panjang, semakin besar gaya yang bekerja pada pegas, semakin
besar pertambahan panjang pegas. Perbandingan antara besar gaya terhadap pertambahan
panjang pegas bernilai konstantan. Hukum Hooke berlaku Ketika gaya tidak dapat
melampaui batas elastisitas. Pegas tersebut juga dapat memberikan gaya perlawanan terhadap
gaya yang bekerja pada pegas dinamakan gaya lenting pulih. Besaran gaya lenting pulih
sama dengan gaya penyebabnya tetapi arahnya berlawanan dengan penyebabnya. Sehingga
hukum hooke disebut keelastisitasan suatu benda. Bila pegas ditarik melebihi batas tertentu
maka benda tidak akan elastis lagi (Krodkiewski, 2009).
1.2 Tujuan
 Mampu menggunakan teori ralat dalam melakukan eksperimen,
 Dapat melalukan percobaan konstanta pegas untuk percepatan gravitasi.
BAB II
TEORI DASAR
Getaran adalah suatu gerak bolak-balik disekitar keseimbangan (dimana suatu benda dalam
posisi diam). Getaran memiliki amplitudo yang sama. Berikum merupakan macam-macam
gerakan.
A. Getaran Bebas Tanpa Peredam

Rendaman diaggap dapat diabaikan, dan tidak ada gaya luar yang mempengaruhi massa, seperti
gaya angin (getaran bebas) dalam hal ini gaya yang berlaku pada pegas F sebanding dengan
panjang perenggang X dikali dengan konstanta pegas K sesuai hukum hooke dapat dirumuskan
F(pegas)= −KX . Arah gaya pegas berlawanan arah dengan arah gerak partikel massa m dengan
k adalah tetapan pegas. Sesuai Hukum kedua Newton gaya yang ditimbulkan sebanding dengan
percepatan massa

Untuk benda dalam keadaan setimbang, maka berlaku:

Yang merupakan persamaan garis lurus dengan k = / . Untuk pegas berosilasi dengan suatu
percepatan tertentu, maka:
Bila kita memulai getaran sistem dengan meregangkan pegas sejauh A kemudian
melepaskannya, solusi persamaaan di atas yang memberikan gerakan massa adalah:

Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis sederhana yang
memiliki amplitudo A dan frekuensi f. Bilangan f adalah salah satu besaran yang terpenting
dalam analisis getaran, dan dinamakan frekuensi alami teredam. Untuk sistem massa-pegas
sederhana, didefinisikan sebagai :

Catatan : frekuensi sudut ( = 2f) dengan satuan radian per detik kerap kali digunakan dalam
persamaan karena menyederhanakan persamaan, namun besaran ini biasanya diubah kedalam
frekuensi “standar” (satuan Hz) ketika menyatakan frekuensi sistem. Bila massa dan kekakuan
(tetapan k) diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus di atas.

Saat posisi x sama dengan amplitude A, maka energi kinetik = nol, sedangkan energi total
adalah sama dengan energi potensial maksimumnya, yaitu:

Saat posisi x=0, maka energi kinetiknya akan maksimal, sedangkan energi potensialnya adalah
nol.

(Putra V.G.V. dan Purnomosari E., 2015)


B. Getaran Bebas dengan Peredam

Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang
disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan
peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan
benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan
satuan N s/m (SI).
C. Gerakan Osilasi Bebas pada Bandul
Gerak bandul merupakan getaran selaras sederhana yang merupakan gerak bolak balik suatu
benda digantung pada seutas tali dengan pajang l , kemudian benda tersebut diputar dengan sudut
θ.

Gambar-2 Gerakan osilasi pada Bandul


Menurut Putra V.G.V dan Purnomosari E., persamaan gerak pada osilasi bandul adalah
1
L= m(x²+y²+z²) – (mgy) ...(20)
2
Besaran periode untuk bandul adalah memenuhi persamaan

T = 2π
√ l
g
…(21)
BAB III
METODE EKSPERIMEN
A. Alat dan Bahan
1. Seperangkat alat percobaan pegas
2. Sistem bandul
3. Penggaris
4. Massa beban (mi)
5. Stopwatch
6. Alat tulis
B. Skema Percobaan
Pada sebuah pegas yang memiliki panjang x 0 dan belum diberi tambahan beban,
kemudian diberi massa m1sehingga pegas tertarik dan memiliki panjang x 1 .

Gambar-2 skema percobaan pegas (Blog fisikaku, 2011).

C. Langkah Eksperimen

1. Dihitung panjang pegas awal sebelum diberi tambahan beban


2. Ditentukan pertambahan panjang pegas setiap pertambahan massa
3. Kurva y-x dibuat dengan massa sebagai sumbu-x dan pertambahan panjang sebagai
sumbu-y besar konstanta pegas dapat ditentukan dari besar gradient M g
4. Diukur terlebih dahulu besar konstanta percepatan grafitasi g menggunakan persamaan T

= 2π
√ l
g
g
5. Diukur konstanta pegas menggunakan persamaan x = m → y = M gradienx
k
6. Ditentukan besar ralat konstanta pegas.

Anda mungkin juga menyukai