Anda di halaman 1dari 19

Tanggal : 27 September 2022

PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIKA DASAR

SEMESTER 117
GERAK HARMONIK SEDERHANA ( GHS )

Nama : Putri Aurelia


NIM : 1306622025

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Sunaryo, M.Si.


Upik Rahma, M. Pd
Asisten Laboratorium :
Ahmad Fatullah 1306619013
Galih Muhammad Gufron 1306619059
Alifia Putri Rachmatillah 1306619061
Daffa Aji Pangestu 1306619063

Nilai Laporan Awal Nilai Laporan Akhir Nilai Akhir

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2022
A. TUJUAN

1. Memahami perilaku benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dan


besaran – besaran yang berkaitan dengan gerak harmonik sederhana.
2. Memahami syarat yang diperlukan agar suatu benda dapat mengalami gerak
harmonik sederhana.
3. Mengukur periode (waktu getar) pegas berbeban yang mengalami gerak
harmonik sederhana.
4. Menentukan tetapan gaya dari pegas berbeban yang mengalami gerak
harmonic sederhana.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Pegas dan statip (untuk menggantung pegas).
2. Ember dan keping-keping beban.
3. Stopwatch.
4. Neraca tekhnis dan anak timbangannya.

C. TEORI DASAR

Menurut Hukum Hooke, untuk mengadakan perubahan bentuk benda,diperlukan


gaya, asalkan batas elastisitas dari benda belum terlampaui. Jika hanya dibatasi
oleh gaya dorong dan gaya tarik saja, yang terjadi bukan perubahan bentuk,
melainkan perubahan kedudukan yaitu berupa perpindahan dari titik tempat gaya
bekerja ke titik yang lainnya. Hubungan antara gaya F dan perpindahan x dari
kedudukan setimbang dinyatakan sebagai berikut1
𝐹 = −𝑘. 𝑥 (1)

dengan k adalah tetapan gaya.


Jika suatu pegas kita tarik atau kita tekan dengan tangan sehingga mengalami
perubahan panjang sebesar x dari keadaan bebasnya, untuk hal ini diperlukan gaya
sebesar F = k.x Sebagai reaksi, pegas melakukan tekanan atau tarikan pada tangan
kita dan gaya reaksi ini dapat dinyatakan sebagai :1

1
Tim Dosen Fisika Dasar. 2018. Panduan Praktikum Fisika Dasar I. Jakarta : UNJ
𝐹′ = −𝑘. 𝑥 (2)

Gaya F' disebut gaya pulih elastik (elastic restoring force). Tanda minus adalah
menunjukkan bahwa gaya pulih selalu berlawanan dengan arah perpindahan x,
ini berarti arah gaya pulih selalu menuju ke keseimbangan benda
Jika suata pegas berbeban yang mula-mula dalam keadaan setimbang (Gb.1)
kemudian bebannya ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar A dari
kedudukan setimbangnya (x = 0) dan dilepaskan, maka beban akan bergerak
bolak-balik ke atas dan ke bawah sekitar kedudukan setimbangnya dengan

simpangan maksimum A.
Gambar 1. Gaya tarik pada pegas, yang menyebabkan perubahan panjang pegas

Jika gaya-gaya gesekan dapat diabaikan, sehingga dalam gerakan bolak –


baliknya secara periodik tidak ada energi yang hilang, maka gerak ini akan dapat
berlangsung terus. Gerak semacam ini dimamakan gerak harmonik sederhana
(ghs). Penyebab ghs ini adalah bekerjanya gaya pulih elastis F= - k.x pada benda.
Jika digunakankan hukum kedua Newton F = m.a pada gerak ini, dengan F = -
k.x; dimana a = d2x/dt2 , maka akan diperoleh persamaan :
k.x = m.d2x/dt2 , atau
d2x/dt2 = - k.x/m (3)
Persamaan ini disebut persamaan gerak dari ghs. Bagaimana kita mendapatkan
penyelesaian dari persamaan tersebut di atas? Dengan menyelesaikan persamaan
3 dengan menggunakan persamaan deferensial, diperoleh hubungan jarak atau
simpangan terhadap waktu sebagai berikut:

X = A Cos (t +) (4)


dengan ;

ω
√ k
m
disebut frekuensi sudut

A = Amplitudo atau simpangan maksimum

(t + ) = fasa dari ghs

= tetapan fasa

Jika t pada (4) bertambah dengan 2/, maka


x= A ⋅ cos { ω ( t+2 π ∕ ω )+ θ }

x= A ⋅ cos { ωt+ 2 π +θ }
2

x= A ⋅ cos { ωt+θ }

Karena setelah 2/ fungsinya berulang kembali, ini berarti bahwa perioda T dari
ghs sama dengan2/, jadi;

T =2 π ∕ ω=2 π
√ m
k
(5)

Dari persamaan (5), jika T dan M diketahui, maka tetapan gaya k dapat ditentukan.

D. TEORI TAMBAHAN

Gerak harmonik sederhana (GHS) adalah gerak bolak–balik benda melalui suatu
titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon
selalu konstan. Osilasi pada sistem pegas massa merupakan materi penting dalam
mempelajari konsep gerak harmonik sederhana (GHS). Karakteristik penting dari
gerak osilasi adalah amplitudo, periode, frekuensi dan frekuensi sudut. Amplitudo
getaran (A) merupakan besar perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan2
Osilasi harmonik sederhana merupakan suatu gerak osilasi benda yang dipengaruhi
oleh gaya pemulih yang linier dan tidak mengalami gesekan sehingga tidak
mengalami pengurangan (dissipasi) tenaga. Osilasi harmonik sederhana juga dapat
diartikan sebagai suatu sistem yang bergetar dimana gaya pemulih berbanding lurus
dengan negatif simpangannya. Gaya pemulih merupakan gaya yang bekerja dalam
arah mengembalikan massa benda ke posisi setimbangnya (Giancolli,2014)3

Pegas merupakan salah satu bahan elastis yang dapat diuji sifat-sifat osilasinya
dengan menggantungkan sebuah benda bermassa m diujung pegas maka pegas akan
meregang (bertambah panjang). Gerak periodik atau osilasi dapat terjadi jika gaya
pemulih F berbanding lurus dengan gaya perpindahan dari posisi keseimbangan y.
Jika benda tersebut mencapai posisi setimbangnya, maka energi kinetik (EK) benda
bernilai maksimum, sehingga energi potensial (EP) sama dengan nol dan saat benda
berhenti EK bernilai nol maka EP bernilai maksimum. Bila diasumsikan tidak ada
gaya luar yang bekerja pada sistem pegas, maka berlaku hukum Hooke 𝐹 = −𝑘𝑦,
dimana k adalah konstanta pegas dan selalu bernilai positif, tanda negatif berarti
adanya gaya pemulih oleh pegas yang selalu mengembalikannya ke posisi semula.

Energi potensial elastisitas (EPe) yang tersimpan dalam pegas Hookean yang
1 2
berubah bentuk sejauh x adalah k x . Jika amplitude gerak adalah x0 untuk suatu
2
1 2
massa pada ujung pegas, maka energi system getaran adalah k x sepanjang
2 0
waktu. Akan tetapi, energi ini sepenuhnya tersimpan pada pegas hanya ketika
x=± x 0, yaitu, ketika massa memiliki perpindahan maksimumnya4

Dalam mekanisa Newton, untuk gerak harmonik sederhana satu dimensi, persamaan
gerak, yang merupakan persamaan diferensial biasa linear orde dua dengan
koefisien konstan, dapat diperoleh dengan menggunakan hukum 2 Newton dan
hukum Hooke untuk massa pada pegas
2
Marsofran Taneo, Infianto Boimau, Kostan D. F. Mataubenu. 2021. RANCANG BANGUN ALAT
PERAGA GERAK HARMONIK SEDERHANA BERBASIS ARDUINO PADA SISTEM PEGAS ((Jurnal
Pendidikan Fisika) FKIP UM Metro) 9: 239-253
3
Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Dasar 1 : Prinsip dan Aplikasi. 7. Vol. 1. Jakarta: Erlangga.
4
Frederick J. Bueche, Eugene Hecht. n.d. Fisika Universitas. 10. Jakarta: Erlangga.
Kajian GHS juga meliputi aspek kinematika, dinamika dan energitika. Pembahasan
tentang kinematika diawali dengan menurunkan persamaan simpangan sebagai
fungsi waktu 𝑥(𝑡). Model yang digunakan untuk menurunkan persamaan simpangan
dan konsep GHS adalah gerak proyeksi partikel yang bergerak melingkar beraturan
pada diameter lingkaran. Proyeksi gerak partikel yang bergerak melingkar beraturan
ke sumbu horizontal atau sumbu vertikal merupakan GHS dengan persamaan5 :

𝑥 𝑡 = 𝐴𝑐𝑜𝑠(𝜔𝑡 + 𝜙) (1)
dengan :

𝐴 = amplitude

𝜙 = sudut phase

𝑥 𝑡 = simpangan partikel terhadap titik x= 0 (titik kesetimbangan)

Dari persamaan simpangan ini besaran kecepatan dan percepatan dapat diturunkan.

𝑣𝑥 𝑡 = 𝑑𝑥/𝑑𝑡 = −𝐴𝜔sin⁡ (𝜔𝑡 + 𝜙) (2)

𝑎𝑥 𝑡 = 𝑑𝑣𝑥/𝑑𝑡 = −𝐴𝜔2 cos 𝜔𝑡 + 𝜙

𝑎𝑥 𝑡 = −𝜔2𝑥 (3)

Gambar 2. Grafik (a) simpangan (x), (b) kecepatan (v), dan (c) percepatan (a)
dari GHS (Sumber : Giancoli, 1998)

Apabila tidak ada gaya gesek maka pegas akan terus berosilasi tanpa berhenti.
5
Saraswati, Dadan Luhur. 2016. "Penggunaan Logger Pro Untuk Analisis Gerak Harmonik
Sederhana Pada Sistem Pegas Massa." (Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Teknik,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI ) 9: 119-121.
Pada kenyataannya amplitudo osilasi makin lama akan semakin berkurang dan
pada akhirnya osilasi akan berhenti. Dikatakan bahwa gerak osilasi diredam oleh
gaya gesek sehingga gerak osilasi ini disebut gerak harmonik teredam. Dalam
banyak hal, gaya gesek adalah sebanding dengan kecepatan benda, dan
mempunyai arah berlawanan dengan kecepatan benda tersebut. Pada sistem
osilasi, energi mekanik terdisipasi akibat gaya geseknya. Jika energi mekaniknya
berkurang maka dapat diartikan bahwa gerak pada sistem teredam. Ketika suatu
sistem pegas diberi gaya, maka respon yang terjadi bergantung pada gaya luar
yang diberikan pada sistem dan redaman yang dialami sistem tersebut6

E. CARA KERJA

1. Timbanglah pegas, ember beban dengan menggunakan neraca teknis untuk


menentukan massa masing-masing.
2. Gantungkan pegas pada statif dan gantunglah ember beban pada ujung bavah
dari pegas. Tariklah ember hingga diperoleh simpangan kecil dan lepaskan,
sistem akan melakukan ghs. (Jika ternyata periode getarnya terlalu kecil
tambahkan beberapa beban ke dalam emeber dan anggaplah massa dari keping
beban dan ember sebagai massa "ember kosong”).
3. Catatlah waktu ayunan dengan stop watch dalam 5 kali getaran (ingat!..
penghitungan getaran dan waktu dilakukan bila gerakan pegas sudah
harmonis).
4. Tambahkan keping beban dan ulangi percobaan d.2 dan d.3.

5. Ulangi percobaan d.4 dengan mengurangi beban satu-persatu.

F. PERTANYAAN
1. Tunjukkan bahwa energi total dari suatu benda yang mengalami ghs;
1
ETotal = k ⋅ A2 adalah amplitude getaran
2

6
Kunlestiowati H., Nani Yuningsih, Sardjito. 2011. Model Osilasi Harmonik Logaritmik Pada
Gerak Beban Dengan Massa Yang Berubah Secara Linier Terhadap Waktu ( Politeknik Negeri
Bandung) 3.
Jawab :
1 2
Ek= m v
2
1
EP= k y 2
2

2. Berapa perbandingan energi kinetik dan energi potensial dari suatu benda yang
mengalami ghs pada saat simpangannya sama dengan setengah amplitudonya ?
Jawab :
Em = ¹/₂ k A²
saat simpangan y = ¹/₂A
Ep = ¹/₂ k y²
         = ¹/₂ k (¹/₂A)²
         = ¹/₄ · ¹/₂ k A²

Ek = Em – Ep
= ¹/₂ k A² - ¹/₄ · ¹/₂ k A²
= ³/₄ · ¹/₂ k A²
Perbandingan energi kinetik dengan energi potensial
Ek : Ep = ³/₄ · ¹/₂ k A²  :  ¹/₄ · ¹/₂ k A²
= 3 : 1

3. Sebuah benda bermassa 10 gram mengalami ghs dengan amplitudo 24 cm dan


periode 10 sekon. Pada saat t=0 simpangan benda +24 cm.
a. Berapa simpangan benda pada saat t = 0,5 sekon?
b. Berapa besar dan kemana arah gaya pada benda saat t =0,5 sekon?
c. Berapa waktu minimiun yang diperlukan oleh benda untuk bergerak dari
kedudukan awalnya ke titik dimana simpangannya sama dengan - 12 cm.
d. Berapa kecepatan benda pada saaf simpangannya - 12 cm.

4. Tunjukkan bahwa persamaan (4) merupakan jawaban dari persamaan gerak (3)
jika;

ω=
√ k
m
Jawab :
ⅆ 2 x −kx
= Persamaan3
ⅆt
2
m
x ( t )= A cos ( ωt+ θ ) Persamaan 4

2
ⅆ x −kx
2
=
ⅆt m
2 kx
A ω cos ωt =
m
k k
A cos ωt= x
m m
x= A cos ωt( terbukti)

5. Dari persamaan (4) turunkan kecepatan v dan percepatan dari ghs (gerak
harmonis sederhana)!

6. Tunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami ghs dapat dinyatakan


sebagai :

v=±
√ k ( 2 2)
m
A −x

Jawab :
Ek + EP = Etotal
1 1 1
m v 2+ k x 2= k A 2
2 2 2
1 1
m v 2= k ( A2 −x2 )
2 2
k 2 2
v 2= ( A −x )
m

v=±
√ k ( 2 2)
m
A −x

7. Tunjukkan bahwa proyeksi pada garis menengah dari benda yang melakukan
gerak melingkar dengan laju tetap merupakan ghs (gerak harmonis sederhana)!

8. Gerak ayunan dari bandul matematis dengan simpangan sudut yang cukup kecil
merupakan ghs. Turunkan rumus perioda dari bandul matematis.
∑ F=ma
-m.g.sin θ = m.a

Sudut kecil berlaku


y
sin θ=
L
Sehingga persamaan (1) dapat ditulis
y
−m ⋅ g ⋅ =ma
L
−g
a= ⋅Y
L
Persamaan getaran selaras
Y = A sin ωt
ⅆy
v= = Aω sin ωt
ⅆt
ⅆv 2
a= =−ω A sin ω
ⅆt
2
a=−ω Y (Persamaan 2)

Subtitusikan persamaan 2 ke persamaan 1


2 −g
−ω Y = ⋅y
L
2 g 2π
ω= → ω=2 π f =
L T
2
4πr
2
T
2 2 L
T =4 π
g


T = 4 π2
L
g

T =2 π
√ L atau
g √
T =2 π
m
k
G. DATA PENGAMATAN
Objek Massa (gr) Panjang Awal (cm)
Pegas I 23,45 6
Pegas II 23,79 6,7
Ember Beban 30
Beban I 20 -
Beban II 40 -
Beban III 60 -

 Pegas I

Percobaan I
Panjang awal : 6 cm
Beban + Ember Beban : 50 gr
Panjang setelah diberi beban : 7,6 cm

T (waktu) untuk
No melakukan lima kali
getaran (s)
1 1,88
2 1,54
3 1,63
4 1,43
5 1,46

Percobaan II
Panjang awal : 6 cm
Beban + Ember Beban : 70 gr
Panjang setelah diberi beban : 8,5 cm

T (waktu) untuk
No melakukan lima kali
getaran (s)
1 1,77
2 1,54
3 1,68
4 1,71
5 1,64
Percobaan III
Panjang awal : 6 cm
Beban + Ember Beban : 90 gr
Panjang setelah diberi beban : 9,3 cm

T (waktu) untuk
No melakukan lima kali
getaran (s)
1 1,81
2 1,96
3 1,73
4 1,98
5 1,91

 Pegas II

Percobaan I
Panjang awal : 6,7 cm
Beban + Ember Beban : 50 gr
Panjang setelah diberi beban : 12,2 cm

T (waktu) untuk
No melakukan lima kali
getaran (s)
1 2,32
2 2,44
3 2,39
4 2,41
5 2,37

Percobaan II
Panjang awal : 6,7 cm
Beban + Ember Beban : 70 gr
Panjang setelah diberi beban : 14,3 cm

T (waktu) untuk
No melakukan lima kali
getaran (s)
1 2,72
Percobaan III
2 2,87
3 2,52 Panjang awal : 6,7 cm
4 2,76
5 2,61
Beban + Ember Beban : 90 gr
Panjang setelah diberi beban : 16,2 cm

T (waktu) untuk
No melakukan lima kali
getaran (s)
1 2,92
2 3,2
3 3,15
4 2,96
5 3,16

H. PENGOLAHAN DATA
1. Data Tunggal
a) Pegas I
Massa : 23,45 gr
NST : 0,1 gr
1 0,05
Δm= ⋅NST KSR= x 100 %
2 23,45
1 KSR=0,213 % (3 AP)
Δm= ⋅0,1 gr
2
m=( m ± Δm )
Δm=0,05 gr
m=( 23,45 ± 0,05 ) gr
Δm
KSR= x 100 %
m

b) Pegas II
Massa : 23,79 gr
NST : 0,1 gr
1 0,05
Δm= ⋅NST KSR= x 100 %
2 23,79
1 KSR=0,210 % (3 AP)
Δm= ⋅0,1 gr
2
m=( m ± Δm )
Δm=0,05 gr
m=( 23,79 ± 0,05 ) gr
Δm
KSR= x 100 %
m

c) Beban I
Massa : 20 gr
NST : 0,1 gr
1 0,05
Δm= ⋅NST KSR= x 100 %
2 20
1 KSR=0,25 % (2 AP)
Δm= ⋅0,1 gr
2
m=( m ± Δm )
Δm=0,05 gr
m=( 20 ± 0,05 ) gr
Δm
KSR= x 100 %
m

d) Beban II
Massa : 40 gr
NST : 0,1 gr
1 0,05
Δm= ⋅NST KSR= x 100 %
2 40
1 KSR=0,125 % (3 AP)
Δm= ⋅0,1 gr
2
m=( m ± Δm )
Δm=0,05 gr
m=( 40 ±0,05 ) gr
Δm
KSR= x 100 %
m

e) Beban III
Massa : 60 gr
NST : 0,1 gr
1 0,05
Δm= ⋅NST KSR= x 100 %
2 60
1 KSR=0,083 % (2 AP)
Δm= ⋅0,1 gr
2
m=( m ± Δm )
Δm=0,05 gr
m=( 60 ± 0,05 ) gr
Δm
KSR= x 100 %
m

f) Ember Beban
Massa : 30 gr
NST : 0,1 gr
1 0,05
Δm= ⋅NST KSR= x 100 %
2 30
1 KSR=0,16 % (2 AP)
Δm= ⋅0,1 gr
2
m=( m ± Δm )
Δm=0,05 gr
m=( 30 ± 0,05 ) gr
Δm
KSR= x 100 %
m

2. Data Majemuk
Ember Waktu
Beban Total
No n Beban X0 X ΔX Ayunan T = t/n
(gr) (gr)
(gr) (s)
Pegas 1
1 10 30 20 50 6 7.6 1.6 1.9 0.19
2 10 30 20 50 6 7.6 1.6 1.5 0.15
3 10 30 20 50 6 7.6 1.6 1.6 0.16
4 10 30 20 50 6 7.6 1.6 1.4 0.14
5 10 30 20 50 6 7.6 1.6 1.5 0.15
6 10 30 40 70 6 8.5 2.5 1.8 0.18
7 10 30 40 70 6 8.5 2.5 1.6 0.16
8 10 30 40 70 6 8.5 2.5 1.7 0.17
9 10 30 40 70 6 8.5 2.5 1.7 0.17
10 10 30 40 70 6 8.5 2.5 1.6 0.16
11 10 30 60 90 6 9.3 3.3 1.8 0.18
12 10 30 60 90 6 9.3 3.3 2 0.2
13 10 30 60 90 6 9.3 3.3 1.7 0.17
14 10 30 60 90 6 9.3 3.3 2 0.2
15 10 30 60 90 6 9.3 3.3 1.9 0.19
Pegas 2
1 10 30 20 50 6.7 12.2 5.5 2.3 0.23
2 10 30 20 50 6.7 12.2 5.5 2.4 0.24
3 10 30 20 50 6.7 12.2 5.5 2.4 0.24
4 10 30 20 50 6.7 12.2 5.5 2.4 0.24
5 10 30 20 50 6.7 12.2 5.5 2.4 0.24
6 10 30 40 70 6.7 14.3 7.6 2.7 0.27
7 10 30 40 70 6.7 14.3 7.6 2.9 0.29
8 10 30 40 70 6.7 14.3 7.6 2.5 0.25
9 10 30 40 70 6.7 14.3 7.6 2.8 0.28
10 10 30 40 70 6.7 14.3 7.6 2.6 0.26
11 10 30 60 90 6.7 16.2 9.5 2.9 0.29
12 10 30 60 90 6.7 16.2 9.5 3.2 0.32
13 10 30 60 90 6.7 16.2 9.5 3.15 0.315
14 10 30 60 90 6.7 16.2 9.5 3 0.3
15 10 30 60 90 6.7 16.2 9.5 3 0.3

I. PERHITUNGAN
1. Tentukan tetapan gaya pegas pada percobaan ini melalui rumus :

T =2 π
√ m
k
dengan T = periode ayunan, m = massa total dari sistem yang mengalami ghs,
dalam percobaan ini m =Mbeban+Member
Jawab :
Pegas 1
No T mtotal k (N/m)
1 0.15 50 87640,8  
2 0.17 70 95525,5  
3 0.18 90 10955 

0.15=2.3,14

50
k

k 1=87640,8 N/m

0.17=2.3,14
√ 70
k
k 2=95525,53633 N/m

0.18=2.3,14
√ 90
k
k 3=10955 N/m

Pegas 2
N
T mtotal k (N/m)
o
1 0.24 50 34234,72
2 0.27 70 37869,51989
3 0.3 90 39438,4
0.24=2.3,14

50
k

k 1=34234,72 N/m
0.27=2.3,14
√ 70
k
k 2=37869,51989 N/m

0.3=2.3,14
√ 90
k
k 3=39438,4 N/m

2. Gambarkan grafik antara T2 dengan Mbeban. Bagaimana bentuk grafiknya?


Pegas 1
No T (s) T2 (s) mtotal (g)
1 0.15 0.0225 50
2 0.17 0.0289 70
3 0.18 0.0324 90

Pegas 1
0.035
0.03
0.0324
0.025 0.0289
0.02
T2 (s)

0.0225
0.015
0.01
0.005
0
50 70 90
Beban (g)

Pegas 2
No T T2 mtotal (g)
1 0.24 0.0576 50
2 0.27 0.0729 70
3 0.3 0.09 90
Pegas 2
0.1
0.08 0.09
0.06 0.0729
T2 (s)

0.04 0.0576

0.02
0
50 70 90

Beban (g)

Dari grafik 1 dan 2 terlihat bahwa nilai T2 semakin besar sejalan dengan semakin
besarnya massa
J. DAFTAR PUSTAKA

Dosen, Tim. 2018. "Panduan Fisika Dasar I." 4-7. Jakarta: (Tidak di Publish).

Frederick J. Bueche, Eugene Hecht. n.d. Fisika Universitas. 10. Jakarta: Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika Dasar 1 : Prinsip dan Aplikasi. 7. Vol. 1. Jakarta:
Erlangga.

Kunlestiowati H., Nani Yuningsih, Sardjito. 2011. MODEL OSILASI HARMONIK


LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH
SECARA LINIER TERHADAP WAKTU ( Politeknik Negeri Bandung) 3.

Marsofran Taneo, Infianto Boimau, Kostan D. F. Mataubenu. 2021. RANCANG BANGUN


ALAT PERAGA GERAK HARMONIK SEDERHANA BERBASIS ARDUINO
PADA SISTEM PEGAS ((Jurnal Pendidikan Fisika) FKIP UM Metro) 9: 239-253.

Saraswati, Dadan Luhur. 2016. "PENGGUNAAN LOGGER PRO UNTUK ANALISIS


GERAK HARMONIK SEDERHANA PADA SISTEM PEGAS MASSA."
(Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI ) 9: 119-121.

Anda mungkin juga menyukai