Anda di halaman 1dari 11

Gerak Harmonis Sederhana

A. Tujuan
1. Menentukan nilai periode pegas berbeban yang mengalami gerak harmonic
2. Menganalisa apa saja syarat yang diperlukan agar benda dapat bergerak secara
harmonik
3. Menentukan nilai tetapan gaya dari pegas yang berbeban
4. Menganalisis pada saat percobaan GHS, sumber-sumber kesalahan apa saja yang
dapat terjadi
5. Menentukan penurunann rumus periode pegas
B. Teori dasar
Menurut Hukum Hooke, untuk mengadakan perubahan bentuk benda,diperlukan gaya,
asalkan batas elastisitas dari benda belum terlampaui. Jika hanya dibatasi oleh gaya dorong
dan gaya tarik saja, yang terjadi bukan perubahan bentuk, melainkan perubahan kedudukan
yaitu berupa perpindahan dari titik tempat gaya bekerja ke titik yang lainnya. Hubungan
antara gaya F dan perpindahan x dari kedudukan setimbang dinyatakan sebagai berikut.
𝐹 = −𝑘. 𝑥(1)
dengan k adalah tetapan gaya.
Jika suatu pegas kita tarik atau kita tekan dengan tangan sehingga mengalami
perubahan panjang sebesar x dari keadaan bebasnya, untuk hal ini diperlukan gaya sebesar F
= k.x Sebagai reaksi, pegas melakukan tekanan atau tarikan pada tangan kita dan gaya reaksi
ini dapat dinyatakan sebagai :
𝐹′ = −𝑘. 𝑥 (2)

Gaya F' disebut gaya pulih elastik (elastic restoring force). Tanda minus adalah
menunjukkan bahwa gaya pulih selalu berlawanan dengan arah perpindahan x, ini berarti
arah gaya pulih selalu menuju ke keseimbangan benda.

Jika suata pegas berbeban yang mula-mula dalam keadaan setimbang (Gb.1)
kemudian bebannya ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar A dari kedudukan
setimbangnya (x = 0) dan dilepaskan, maka beban akan bergerak bolak-balik ke atas dan ke
bawah sekitar kedudukan setimbangnya dengan simpangan maksimum A.

Gambar 1. Gaya tarik pada pegas, yang menyebabkan perubahan panjang pegas

Jika gaya-gaya gesekan dapat diabaikan, sehingga dalam gerakan bolak – baliknya
secara periodik tidak ada energi yang hilang, maka gerak ini akan dapat berlangsung terus.
Gerak semacam ini dimamakan gerak harmonik sederhana (ghs). Penyebab ghs ini adalah
bekerjanya gaya pulih elastis F= - k.x pada benda. Jika digunakankan hukum kedua
Newton F = m.a pada gerak ini, dengan F = - k.x; dimana a = d2x/dt2 , maka akan
diperoleh persamaan :
k.x = m.d2x/dt2 , atau d2x/dt2 = - k.x/m (3)

Persamaan ini disebut persamaan gerak dari ghs. Bagaimana kita mendapatkan
penyelesaian dari persamaan tersebut di atas? Dengan menyelesaikan persamaan 3 dengan
menggunakan persamaan deferensial, diperoleh hubungan jarak atau simpangan terhadap
waktu sebagai berikut:
X = A Cos (t +) (4)
dengan ;
𝑘
√𝑚 disebut frekuensi sudut, A = Amplitudo atau simpangan maksimum

(t + ) = fasa dari ghs, = tetapan fasa.


Jika t pada (4) bertambah dengan 2/, maka
x  A.cos{ ( t+2/+ }
x  A.cos{t  2   }
x  A.cos{t   }

Karena setelah 2/ fungsinya berulang kembali, ini berarti bahwa perioda T dari ghs sama
dengan2/, jadi;
𝑚
T= 2/ 2√  (5)
𝑘
Dari persamaan (5), jika T dan M diketahui, maka tetapan gaya k dapat ditentukan.1

Suatu pegas apabila ditarik dengan gaya tertentu didaerah yang berada
dalam batas kelentingannya akan bertambah panjang sebesar ∆𝑥.Dari
hasil percobaan, juga didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih
sebanding dengan pertambahan panjang pegas(∆𝑥).Secara matematis,
pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
F= - k.x (3-6)
Dengan k= tetapan pegas(N/m).Persamaan 3-6 ini disebut dengan
hukum hooke.Tanda negatif(-) diberikan karena arah gaya pemulih pada
pegas selalu berlawanan dengan arah gerak
pegas tersebut.
Dari grafik, dari titik O sampai dengan titik P,
grafik F-∆𝑥 berbentuk garis lurus.Dalam batasan ini,
pertambahan panjang pegas linear dan titik P disebut
sebagai batas linearitas pegas.Dari titik P sampai dengan
titik Q, pertambahan panjang tidak linear sehingga

1
Tim Dosen Fisika Dasar, Panduan Praktikum Fisika Dasar I (Jakarta:UNJ 2014), hlm4-6
F tidak sebanding dengan ∆𝑥.Namun sampai titik Q ini pegas masih bersifat elastis.Di atas
batas elastis ini terdapat daerah tidak elastis(Plastis).Pada daerah ini, pegas dapat putus atau
tidak kembali ke bentuknya semula, walaupun gaya yang bekerja pada pegas itu
dihilangkan.Hukum hooke hanya berlaku sampai batas linearitas pegas.
Dari grafik F-∆𝑥 dapat ditentukan tetapan pegas(k) pada batas linearitas pegas yaitu
𝐹
k= ∆𝑥 = tan α = kemiringan grafik F-∆𝑥2
Periode dan Frekuensi pada pegas
Periode adalah waktu yang diperlukan beban untuk melakukan satu getaran atau
osilasi penuh. Sedangkan frekuensi adalah jumlah getaran yang dilakukan beban dalam satu
sekon yang dinyatakan ke dalam persamaan
𝑘
a=-𝑚y
sedangkan
a = -𝜔2y
𝑘
maka – 𝜔2 = 𝑚
frekuensi sudut
𝑘
𝜔= √𝑚 𝜔= 2𝜋f sehingga
1 𝑘
f= √ karena f = 1/T, maka
2𝜋 𝑚
𝑚
T = 2𝜋 √ 𝑘 3

Representasi Matematis untuk Gerak Harmonik Sederhana


Secara umum, kita akan menggunakan x sebagai sumbu terjadinya osilasi, tetapi kita tidak
akan menuliskan notasi indeks x dalam pembahasan ini. Bahwa berdasarkan definisi,
a=dv/dt=d2x/dt2, sehingga kita dapat menyatakan menjadi
𝑑2 𝑥 𝑘
= -𝑚x (1.4)
𝑑𝑡 2
Jika kita menandai rasio k/m dengan symbol 𝜔 (kita menggunakan 𝜔 dan bukan 𝜔 untuk
2 2

lebih menyederhanakn bentuk solusi yang kita kembangkan,


𝑘
𝜔2 = 𝑚 dan dapat kita tulis dalam bentuk,
𝑑2 𝑥
= - 𝜔 2x (1.5)
𝑑𝑡 2
Oleh karena itu, hal yang kita perlukan saat ini adalah solusi matematika untuk persamaan
tersebut-yaitu fungsi x(t) yang memenuhi persamaan diferensial orde kedua tersebut. Fungsi
ini representasi matematis dari posisi partikel sebagai fungsi waktu. Kita mencari fungsi x(t)
yang turunan keduanya sama dengan fungsi awalnya dengan tanda negative serta dikalikan
𝜔2. Fungsi-fungsi trigonometri sinus dan cosinus memperlihatkan perilaku serupa, jadi kita
dapat membuat solusinya menggunakan salah satu fungsi tersebut. Fungsi cosinus berikut
merupakan solusi persamaan diferensial.
x(t) = A cos (𝜔t + ϕ) (1.6)
dimana A, 𝜔, dan ϕ adalah konstan. Untuk melihat eksplisit apakah persamaan diatas
memenuhi, perhatikan bahwa
𝑑𝑥 𝑑
= A𝑑𝑡cos(𝜔t + ϕ) = −𝜔A sin (𝜔t + ϕ) (1.7)
𝑑𝑡

2
Aip Saripudin, Dede Rustiawan K, Adit Suganda, Praktis Belajar Fisika untuk Kelas XI SMA/MA Program
IPA(Jakarta: PT Grafindo Media Pratama, 2009)
3
Zenab Siti. 2015. Fisika untuk SMA kelas XI. Bandung : Yrama Widya
𝑑2 𝑥 𝑑
= A𝑑𝑡sin (𝜔t + ϕ) = −𝜔 A cos (𝜔t + ϕ) (1.8)
𝑑𝑡 2
Dengan membandingkan persamaan 1.6 dan 1.8, kita lihat bahwa d2x/dt2 = - 𝜔2x dan
persamaan 1.5 dipenuhi. Konstanta 𝜔 disebut frekuensi sudut, dan memiliki satuan rad/s-1.
Frekuensi sudut adalah ukuran seberapa cepat osilasinya berlangsung- semakin banyak
osilasi yang terjadi per satuan waktu, semakin tinggi pula nilai 𝜔, dari persamaan 1.4,
frekuensi sudutnya adalah
𝑘
𝜔= √𝑚 4

Gerak Benda Dibawah Pengaruh Gaya Pegas

Jika benda pada gambar ditarik sejauh x lalu dilepaskan, maka


benda akan bergetar.Percepatan getarnya adalah
𝑘
F = -k.x = m.a  a = - (𝑚)𝑥 (3-30)

Pesamaan 3-30 menunjukkan bahwa percepatan getar


sebanding dan berlawanan dengan arah perpindahan(yang
ditunjukkan oleh simpangan x).

Posisi seimbang pada sistem adalah pada titik A.Setelah


ditarik sejauh x ke titik B, benda berpindah kebawah, sehingga
percepatan pada persamaan 3-30 berarah keatas(menuju A).

Dengan demikian, besar percepatan semakin kecil dan mencapai nol di titik A(x=0).Setelah
melewati A keatasnya, percepatan mulai timbul lagi tapi arahnya kebawah.Saat itu, benda
terus ke atas sampai berhenti lalu kembali lagi ke bawah dan seterusnya.Jadi, benda bergetar
di sekitar titik kesetimbangan A.Gerak ini merupakan gerak harmonik sederhana.5

Sebuah grafik sinusoidal (grafik sinus atau cosinus). Ketiadaan gaya disipatif atau
gaya gesek mengakibatkan amplitudo grafik sinus selalu konstan hingga akhir masa. Tentu
saja hal ini hanya ada dalam dunia matematis yang diidealisasi, sebab pada kenyataanya
selalu ada gaya gesek yang mengakibatkan amplitudo makin mengecil dan akhirnya sistem
tidak lagi berosilasi, misalnya gesekan bandul dengan udara, gerak osilasi seperti ini biasa
dikenal dengan istilah ”damped oscillation” atau osilasi terredam. Gerak yang mirip
dengan ”damped oscillation” adalah gerak pegas peredam getaran. yang dipasang pada
kendaraan kita. Ilustrasi dari ”damped oscillation” adalah seperti berikut :6

4
Serway, Jewett. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1 Edisi ke-6 (Jakarta: Salemba Teknika).
5
Goris Seran Dalton, Stephanus Legiyo, C.Cosma Elsih Lestari, Yohanes Bambang Suparmo, Fisika untuk
SMA/MA Kelas XI(Jakarta: GRASINDO 2016).
6
https://repository.unikom.ac.id/30764/1/GERAK%20HARMONIK%20SEDERHANA.pdf
Apabila tidak ada gaya gesek maka pegas akan terus berosilasi tanpa berhenti. Pada
kenyataannya amplitudo osilasi makin lama akan semakin berkurang dan pada akhirnya
osilasi akan berhenti. Dikatakan bahwa gerak osilasi diredam oleh gaya gesek sehingga
gerak osilasi ini disebut gerak harmonik teredam. Dalam banyak hal, gaya gesek adalah
sebanding dengan kecepatan benda, dan mempunyai arah berlawanan dengan kecepatan
benda tersebut.Pada sistem osilasi, energi mekanik terdisipasi akibat gaya geseknya.
Jika energi mekaniknya berkurang maka dapat diartikan bahwa gerak pada sistem teredam.
Ketika suatu sistem pegas diberi gaya, maka respon yang terjadi bergantung pada gaya
luar yang diberikan pada sistem dan redaman yang dialami sistem tersebut. Total gaya
yang bekerja pada massa m dalam sistem teredam adalah

(7)

Dengan b adalah konstanta redaman dan adalah koefisien redaman. Jika maka
Persamaan (7) dapat dituliskan kembali dalam bentuk:
(8)

Persamaan (8) merupakan persamaan diferensial orde 2 dengan 2 akarnya sebagai berikut:

Sehingga solusi pendekatan Persamaan (8) adalah

(9)

Jika maka Persamaan (9) dapat dituliskan


(10)
Secara umum Persamaan (10) dapat dituliskan sebagai berikut :
(11)

x adalah posisi perpindahan partikel terhadap waktu t yang mengalami osilasi teredam.
Getaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 berdasarkan ada tidaknya eksitasi (penyebab
timbulnya getaran) yang bekerja secara kontinyu, menurut derajat kebebasannya atau
sistem massanya, yaitu getaran bebas dan getaran paksa (forced vibration). Pada getaran
bebas bahwa getaran terjadi karena adanya eksitasi sesaat seperti gaya impulsif atau
adanya simpangan awal. Sementara getaran paksa terjadi jika terdapat gaya eksitasi
[6]
periodik yang bekerja kontinyu sebagai fungsi waktu . Bila suatu sistem pegas diberi
gaya, maka respon yang terjadi bergantung pada gaya luar yang diberikan pada sistem dan
redaman yang dialami sistem tersebut. Total gaya yang bekerja pada massa m dalam
sistem teredam terpaksa adalah
(12)

dimana adalah gaya luar dan adalah gaya redaman. Dengan mempertimbangkan
gaya pemulih linier dan gaya peredam selain gaya penggerak maka Persamaan (12) dapat
dituliskan sebagai berikut :

(13)

Solusi dari Persamaan (13) dibagi menjadi dua bagian yaitu complementary function
dan particular solution . Solusi dari complementary function adalah sama dengan
yang diberikan pada Persamaan (13). Sedangkan untuk particular solution adalah

(14)

Solusi umum untuk gerak harmonik teredam paksa adalah

(15)

x adalah posisi perpindahan partikel terhadap waktu t yang mengalami osilasi teredam
terpaksa.7

7
Anto Susilo, Mohtar Yunianto, Viska Inda Variani “ Simulasi Gerak Harmonik Sederhana dan Osilasi
Teredam pada Cassy-E 524000“(Universitas Sebelas Maret, 2012).
C. Alat dan Bahan
1. Pegas dan statif
2. Ember dan keeping-keping beban
3. Stopwatch
4. Neraca teknis dan anak timbangannya

D. Langkah percobaan
1. Menimbang pegas, ember beban dengan menggunakan neraca teknis untuk
menentukan massa masing-masing.
2. Menggantung pegas pada statif dan menggantung ember beban pada ujung bawah
dari pegas. Menarik ember hingga diperoleh simpangan kecil dan lepaskan, maka
sistem akan melakukan GHS. Jika ternyata periode getarnya terlalu kecil, lalu
menambahkan beberapa beban ke dalam ember dan anggap massa dari japing
beban dan ember sebagai massa “ember kosong”
3. Mencatat waktu ayunan dengan stopwatch dalam 5 kali getaran dan penghitungan
getaran dilakukan jika getaran sudah harmonis.
4. Menambahkan keping beban dan mengulangi percobaan 2 dan 3.
5. Mengulangi percobaan 4 dengan mengurangi beban satu persatu.

E. Tugas Pendahuluan
Subbab 1
1. Tentukan tetapan gaya pegas pada percoban ini melalui rumus :
𝑚
T = 2𝜋√ 𝑘
Dengan T = periode ayunan, m = massa total dari sistem yang mengalami GHS,
dalam percobaan ini m= Mbeban + Member
2. Gambarkan grafik antara T2 dengan Mbeban. Bagaimana bentuk grafiknya?
3. Dari grafik E-2 tentukan juga harga k-nya! Bagaimana caranya?
4. Bahaslah sumber-sumber kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini.

Subbab 2

Pertanyaan

1. Tunjukkan bahwa energy total dari suatu benda yang mengalami GHS :
1
Etotal = 2k.A2,A adalah amplitudo getaran
2. Berapa perbandingan energy kinetic dan energy potensial dari suatu benda
yang mengalami GHS pada saat simpangannya sama dengan setengah
amplitudonya.
3. Sebuah benda bermassa 10 gram mengalami ghs dengan amplitude 24 cm dan
periode 10 sekon. Pada saat t=10. Pada saat simpangan benda +24 cm.
a. Berapa simpangan benda saat t + 0.5 sekon?
b. Berapa besar dan kemana arah gaya pada benda saat t=0.5 sekon?
c. Berapa waktu minimum yang diperlukan oleh benda untuk bergerak dari
kedudukannya awalnya ke titik dimana simpangannya sama dengan -12
cm.
d. Berapa kecepatan benda pda saat simpangannya -12 cm.
4. Tunjukkan bahwa persamaan (4) merupakan jawaban dari persamaan gerak (3)
jika:
𝑘
𝜔=√𝑚
5. Dari persamaan (4) turunkan kecepatan v dan percepatan ghs (gerak harmonis
sederhana)
6. Tunjukkan bahwa kecepatan benda yang mengalami ghs dapat dinyatakan
sebagai:
𝑘
v =± √ (𝐴2 − 𝑥 2 )
𝑚
7. Tunjukkan bahwa proyeksi pada garis menengah dari benda yang melakukan
gerak melingkar dengan laju tetap merupakan ghs (gerak harmonis sederhana)
8. Gerak ayunan dari bandul matematis dengan simpangan sudut yang cukup
kecil merupakan ghs. Turunkan rumus perioda dari bandul matematis.
Jawaban subbab 2

energy potensial diberikan oleh


1
1. Ep = 2kx2.
Selanjutnya, karena energy mekanik total E pada sistem pegas bermassa adalah
penjumlahan energy kinetic dan energy potensial, kita peroleh :
1 1
E=2mv2 + 2kx2

Dengan v adalah kecepatan massa m berada pada jarak x dari posisi


kesetimbangaan. Sepanjang tidak ada gesekan, energy mekanik total E
dipertahankan tetap. Pada titik terjauh, seluruh energy disimpan dalam pegas
sebagai energy potensial (dan ini adalah sama apakah pegas ditekan atau ditarik
hingga amplitude penuh). Pada titik terjauh ini, massa berhenti sejenak kemudian
berubah arah, di sini v=0
1 1 1
E = E=2m(0)2 + 2kA2 = 2kA2 terbukti
2. Diket : x= ½ A
Dit: brp perbandingan Ek dan Ep?
Jawab:
1
𝐸𝑘 𝑚𝑣 2 𝑬𝒌
2
= 1 = 4/1
𝐸𝑝 𝑘𝑥 2 𝑬𝒑
2
1
𝐸𝑘 𝑚𝑣 2
= 12 1
𝐸𝑝 𝑘( 𝐴)2
2 2
1
𝐸𝑘 𝑚𝑣 2
2
= 1 1 2
𝐸𝑝 𝑘 𝐴
2 4
1
𝐸𝑘 ( 𝑚𝑣 2 )
2
= 1 1
𝐸𝑝 ( 𝑘𝐴2 )
4 2
𝐸𝑘 1
= 1
𝐸𝑝
4

3. Diket : A= 24 cm saat T = 10 s, m = 10 gr= 0,01 kg


Dit:
a. y saat t=0.5 sekon?
2𝜋
y = A sin t
𝑇
2𝜋
y = 24 sin 10 t
2𝜋
y = 24 sin 10 0,5
y = 12 sin 36 => y = 12 (0,6) = 7,2 cm
b. cari dahulu konstaanta pegas nya
𝑚
T = 2𝜋√ 𝑘
𝑚
T2 = 2𝜋 𝑘
2 0,01
(10) = 2𝜋 𝑘
0,01
100 = 2. 3,14. 𝑘
k = 0,000628 N/m
F = ky
F = 0,000628 . 7,2 = 0,0045 N
𝑘
c. 𝜔=√𝑚 𝜔 = 0,25 rad/s

0.000628
𝜔 =√ 0.01
y = A sin 𝜔𝑡min
12 = 24 sin 0,25 𝑡min
𝑡min = 125 s
𝑘
d. v =± √𝑚 (𝐴2 − 𝑥 2 )
0.000628
v =± √ (242 − 122 )
0,01

0.000628
v =± √ 576 − 144)
0,01

0.000628
v =± √ (432)
0,01

v =± √27,13
v = ± 5,2 m/s
4. gaya pulih Fp = -kX
hukum 2newton F= ma
maka, F = ma
𝑑2 𝑥
-kx = m 𝑑𝑡

𝑘
Karena 𝜔=√𝑚, maka

𝑑2 𝑥
-kx/m = 𝑑𝑡

𝑑2 𝑥
𝜔 2x = 𝑑𝑡

x = A cos (𝜔t + 𝜃)
𝑑𝑥(𝑡)
5. v = 𝑑𝑡
𝑑
v = 𝑑𝑡 [𝑥 cos(𝜔t + 𝜃)]
v(t)= -𝜔x sin (𝜔t + 𝜃)
percepatan
a = dv/dt
a = dv(t)/dt
𝑑
a = 𝑑𝑡 [−𝜔𝑥 sin(𝜔𝑡 + 𝜃)]
a(t) = -𝜔2x cos (𝜔𝑡 + 𝜃)
1
6. Ep = kx2.
2
1 1
E=2mv2 + 2kx2

Dengan v adalah kecepatan massa m berada pada jarak x dari posisi


kesetimbangaan. Sepanjang tidak ada gesekan, energy mekanik total E
dipertahankan tetap. Pada titik terjauh, seluruh energy disimpan dalam pegas
sebagai energy potensial (dan ini adalah sama apakah pegas ditekan atau ditarik
hingga amplitude penuh). Pada titik terjauh ini, massa berhenti sejenak kemudian
berubah arah, di sini v=0
1 1 1
E = E=2m(0)2 + 2kA2 = 2kA2

Dengan demikian, energy mekanik total pada osilator selaras sederhana adalah
sebanding dengan kuadrat amplitudonya. Pada titik keseimbangan, x=0, seluruh
energy adalah kinetic :
1 1 1
E = 2mv02 + 2k(0)2 = 2mv02
Dengan v0 menggambarkan kecepatan maksimum selama gerak (yang terjadi pada
x=0). Pada titik tengah, energy adalah sebagian kinetic dan sebagian potensial.
Dengan mengkombinasikan persamaan 1.12 dengan 1.11 akan memperoleh
persamaan yang berguna untuk kecepatan sebagai fungsi posisi x :
1 1 1
mv2 + 2kx2 = 2kA2 penyelesaian untuk v2 kita peroleh
2

𝑘
v2 = 𝑚 (A2 – x2 )

𝒌
v =± √𝒎 (𝑨𝟐 − 𝒙𝟐 )

7.
v = 𝜔R
vy = v cos 𝜃
vy= v cos 𝜔t
vy= v R cos 𝜔t  R = A
vy= v A cos 𝜔t
maka.
vy = 𝜔 √𝐴2 𝑐𝑜𝑠 2 𝜔t
vy = 𝜔 √𝐴2 − 𝑦 2
8. Gaya pemulih pada bandul sederhana: F= mg sin 𝜃
𝑥
F= -mg ( 𝑙 )
F= -4𝜋2mf2X
𝑥
-mg ( 𝑙 ) = -4𝜋2mf2X

Anda mungkin juga menyukai