Anda di halaman 1dari 24

ELASTISITAS DAN GAYA HARMONIK SEDERHANA

A. ELASTISITAS BAHAN
Pegas dan karet adalah contoh dari elastisitas. Sifat elastis atau elastisitas
adalah kemampuan suatu benda kembali ke bentuk awalnya segera setelah gaya
luar yang diberikan benda itu dihilangkan (dibebaskan).
Tanah liat, adonan kue, tepung dan lilin mainan adalah benda yang tidak
bias kembali ke bantuk awal sehingga disebut benda tidak elastis atau benda
plastis.

1. Tegangan, Regangan dan Modulus Elastis


a). Tegangan
Kawat dengan luas penampang mengalami gaya tarik (F) pada ujung-
ujungnya sehingga mengalami tegangan tarik () yang didefinisika sebagai hasil
bagi antara gaya tarik (F) yang dialami kawat dengan luas penampang (A).
Rumus:

Tegangan = gaya atau =


F

Keterangan :
: tegangan (N/m2 atau Pa)
F : gaya (N)
A : luas penampang (m2)

Tegangan adalah besaran scalar dan sesuai persamaan diatas memiliki persamaan
Nm-2 atau Pascal (Pa).
b). Regangan

Regangan atau tarik (e) didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan
panjang (L) dan panjang awal (L).
Rumus:

Regangan = pertambahan panjang atau e = L


panjang awal L
Regangan tidak memiliki satuan atau dimensi karena pertambahan panjang L
dan L adalah sama.
c). Grafik Tegangan terhadap Regangan
Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu besar gaya tertentu
disebut batas elastis.
~ Benda akan kembali seperti semula jika gaya yang dikerjakan lebih kecil
daripada batas elastis.
~ Benda tidak akan kembali ke semula jika gaya yang diberikan melampaui
batas elastis.

Keterangan grafik :
1. Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) kawat adalah elastis dari O ke A,
berlaku Hukum Hooke dan A disebut batas Hukum Hooke.
2. B adalah batas elastis, di atas titik itu deformasi kawat adalah plastis.
3. C adalah titik tekuk (Yield point). Di titik itu hanya memerlukan gaya yang
kecil untuk pertambahan panjang yang besar. Tegangan paling besar yang
kita berikan sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimate
tensile strees).
4. E adalah titik patah, jika kawat mencapai titik E maka kawat akan patah.

d). Modulus Elastisitas


Disebut konstanta, dengan demikian modulus elastis (E) suatu bahan
didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami
bahan.
Rumus:

Modulus elastis = tegangan atau E =


regangan e

Keterangan :
E : Modulus elastis (Pa)
: tegangan (N/m2 atau Pa)
e : regangan

Modulus elastis disebut modulus Young (diberi lambing Y) untuk


menghargai Thomas Young.
Satuan SI untuk tegangan () adalah Nm-2 atau Pa sedang regangan (e) tidak
memiliki stuan, sehingga tegangan = F dan
A

Regangan e = L diperoleh hubungan gaya


L

tarik (F) dengan modulus elastis (E) yaitu

E = = F/A F = E. L
e L/L A L
Modulus elastis berbagai zat

Zat Modulus Elastis E (N/m)


Besi 100 x 10 9
Baja 200 x 10 9
Perunggu 100 x 10 9
Alumunium 70 x 10 9
Beton 20 x 10 9
Batu bara 14x 10 9
Marmer 50 x 10 9
Granit 45 x 10 9
Kayu (pinus) 10 x 10 9
Nilon 5 x 10 9
Tilang Muda 15 x 10 9

Hukum Hooke
Pengaruh gaya pada seutas kawat yaitu dapat menyebabkan pertambahan
panjang. Perhatian utama kita adalah kepada benda berbentuk spiral terbuat dari
logam yang disebut Pegas.
F Grafik gaya titik F terhadap pertambahan
panjang x akan berbentuk garis lurus
Pegas 1 melelui titik asal 0.
Pegas 2 Persamaan garisnya adalah

Pegas 3

k = gradien garis
x

Bunyi Hukum Hooke oleh Robert Hooke

Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan
panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.

Hukum Hooke pada pegas


F = k .x
mg = k .x
k = mg
x
x = L L0
Keterangan :
m = massa (kg)
g = gravitasi (m/s2)
L0 = panjang pegas tanpa beban (m)
L = panjang pegas dengan beban (m)
k = tetapan gaya pegas (N/m)

Tetapan Gaya Benda Elastis


Tetapan gaya k adalah tetapan umum yang berlaku untuk benda elastis jika
diberi gaya yang tidak melampaui titik A (batas Hukum Hooke). Persamaan gaya
tarik yang dikerjakan pada benda padat, yaitu :

F = E.
L
Dari persamaan di atas dapat diperoleh rumus

F = A.E .L
L

F = k.L

Dari kedua persamaan diatas kita peroleh rumus umum tetapan gaya k, yaitu :

k = A.E
L

Keterangan:
k= ketetapan gaya pegas
E= modulus elastis (N/m2)
L= panjang bebas benda
A= luas penampang (m2)

A = .r2
r = jari-jari
B. GERAK HARMONIK SEDERHANA

F=k.A
1

x
x =A

F=0
2
m

x=0 x
F

3
m

x
x

Keterangan gambar :

1). Ketika x positif (pegas ditarik), gaya pemulih kekiri.


2). Ketika x nol (pegas bebas) gaya pemulih nol.
3). Ketika x negatif (pegas tertekan), gaya pemulih kekanan.

Gaya Pemulih yang bekerja pada suatu benda yang dihubungkan dengan pegas
sebanding dengan simpangannya dari kedudukan seimbang, X = 0.

Gerak Harmonik Sederhana adalah saat benda bergerak bolak balik disekitar
titik keseimbangannya.

1. Gaya Pemulih
Yaitu gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan
arah dengan arah simpangan (posisi).

2. Persamaan Simpangan Gerak Harmonik Sederhana


tali

O
Pegas bergerak ke kiri dan ke kanan sejauh x atau tertekan ke kiri sejauh x, satu-
satunya gaya yang bekerja pada benda m adalah
F=-kx. Sedangkan menurut Hukum Newton F=m.a
ma = -k
ma + kx = 0
x sebagai posisi, percepatan, a adalah turunan kedua dari x, sehingga
persamaannya dapat ditulis

Persamaan diatas adalah persamaan diferensial homogen orde kedua.


Penyelesaian persamaan diatas berbentuk fungsi Sinusoida

x(t) = A sin (t+0) atau x(t) = A cos (t+ 0)


Jika benda m bergerak dari titik keseimbangan (berarti x = 0), sudut 0
diperoleh dari persamaan kondisi awal.
Jika benda m bergerak dari titik terjauh sebelah kanan (berarti x = + A),
sudut 0 diperoleh dari persamaan awal
x(t)=A sin (t+0)
x(t=0) = A sin (0 + 0)
Karena pada x(t=0) benda di x= +A
maka, A = A sin 0
Sin 0 = 1 = sin
Sehingga 0 = /2 dan persamaan simpangan menjadi x(t) A sin (t+/2)

3. PERIODE GERAK HARMONIK SEDERHANA

Seperti pada persamaan


x(t)=A sin (t+0),maka

m
PERCEPATAN GHS

Substitusi a x kedalam Persamaan ma+kx=0, memberikan


2

FREKUENSI SUDUT

Periode gerak harmonik sederhana benda pada ujung pegas mendatar atau
tegak yang bergetar dapat diturunkan dari , yaitu

PERIODE

Hukum Hooke untuk susunan Pegas


Susunan resistor seri, paralel, atau gabungan keduanyadapat diganti dengan
sebuah resistor yang disebut resistor pengganti.
Susunan pegas seri, paralel, atau gabungan keduanya dapat diganti dengan sebuah
pegas pengganti

a. Susunan Seri pegas


Prinsip susunan seri beberapa buah pegas adalah sbb :
1). Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar & gaya tarik ini sama dengan
gaya tarik yang dialami pegas pengganti.
Misal : Gaya tarik yang dialami per pegas adalah F1 & F2, maka gaya tarik pada
pegas pengganti adalah F F1 = F2 = F
2). Pertambahan panjang pegas pengganti seri x, sama dengan total pertambahan
panjang tiap-tiap pegas

k1 ks

m
k2

Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 & k2 yang


disusun secara seri gmbr 1 dapat diganti dengan pegas yang memiliki
tetapan gaya ks, yang memenuhi

Atau

Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, dapat
menentukan hubungan antara tetapan pegas pengganti seri ks dengan tetapan tiap-
tiap pegas (k1 & k2).

Penggunaan hukum Hooke untuk pegas


Dengan memasukkan nilai x, x1, dan x2
dalam persamaan dapat diperoleh x = x1 + x2

Bagi Persamaan dengan F

Dapat dinyatakan kebalikan tetapan pegas pengganti seri sama dengan total
dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas.

Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas memiliki tetapan k, tetapan
pegas pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus : ks = k/n

Khusus untuk 2 buah pegas dengan tetapan


k1 dan k2 yang disusun seri, tetapan pegas pengganti seri ks dapat
dihitung dengan rumus:
Perbandingan antara susunan pegas dan susunan resistor tampak bahwa rumus-
rumus untuk pegas seri mirip dengan rumus-rumus untuk resistor paralel.

b. Susunan Paralel Pegas

Prinsip susunan paralel pegas adalah


1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya pada tiap pegas (F1
& F2). F = F1 + F2

2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan panjang ini sama
dengan pertambahan panjang pegas pengganti.

k1 k2 kp

k1 m k2 m

1 2

Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k 1 dan k2 yang


disusun paralel (1) dapat diganti dengan sebuah pegas yang memiliki
tetapan gaya kp, yang memenuhi
kp= k1 + k2

Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip paralel susunan


pegas menunujukkan bahwa :
Tetapan pegas pengganti paralel sama dengan total dari tiap tiap pegas
yang disusun paralel.

Secara matematis dinyatakan sebagai

Untuk n buah pegas identik yang disusun paralel, dengan tiap pegas memiliki
tetapan gaya k, tetapan gaya pegas pengganti paralel kp dapat dihitung dengan
rumus : kp = nk
~ Jika membandingkan antara susunan pegas dan susunan resistor tampak bahwa
rumus-rumus untuk pegas paralel mirip rumus-rumus resisitor seri.

Beberapa Manfaat Pegas dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Untuk melatih otot dada dan kasur pegas;


2. Untuk menimbang massa benda yang digantungkan pada ujung pegas;
3. Tali busur sebuah panah;
4. Sebagai rangka atau penyangga pada getaran yang sangat besar;
5. Tambahan pemanfaatan pegas :
1. Sistem suspensi kendaraan bermotor untuk meredam kejutan
Jika kendaraan bermotor melalui jalan berlubang, kendaran akan
mengalami kejutan. Untuk meredam kejutan, maka pegas digunakan pada
system suspensi kendaraan bermotor.

2. Pegas pada setir kemudi


Ada 3 usaha untuk mendesain mobil yang memperhatikan factor
keselamatan pengemudi yaitu:

Bagian depan dan belakang mobil yang dapat menggumpal


secara perlahan.
Kantong udara yang terletak antara setir kemudi dan
pengendara.
Sabuk keselamatan.

Penggunaan pegas pada mesin kemudi akan mengurangi


kemungkinan dada pengemudi menabrak setir. Pada
tabrakan kolom setir tertekan, pegas akan memendek,
dan setir kemudi bergeser miring untuk menghhindari
tabrakan dengan dada pengemudi.
Contoh Soal

1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada kawat yang panjangnya 3,0 m dan


luas penampangnya 8x10-7 m2 hingga menghasilkan pertambahan panjang
0,1 mm. Hitunglah tegangan, regangan dan modulus elastisitas kawat.

2. Seutas kawat baja memiliki panjang 4 m dan luas penampang 2x10 11 N/m2.
Sebuah gaya dikerjakan untuk menarik kawat itu hingga bertambah
panjang 0,3 m. Hitunglah gaya tarik itu.

3. Seutas kawat dengan luas penampang 4 mm2 ditarik oleh gaya 3,2 N
hingga panjangnya bertambah dari 80 cm menjadi 80,04 cm. Hitunglah
tegangan, regangan dan modulus elastisitas.

4. Tiga buah pegas dengan konstanta gaya masinh-masing k, 2k, dan 4k


disusun seperti tampak pada gambar. Jika massa m=5 kg digantungkan
pada pegas ketiga, pertambahan panjang total ketiga pegas sama dengan
11 cm. Hitung besar k!

k
2k

4k

5. Tiga buah pegas identik disusun seperti


gambar di samping.
k1 k2 Jika m = 0,5 kg dan konstanta gaya pegas k
= 300 N/m, hitunglah pertambahan total
system pada pegas ini!

k3

6. Sebutkan bunyi dari Hukum Hooke!


7. Sebutkan manfaat pegas dalam kehidupan sehari-hari!

8. Sebutkan 3 usaha dalam mendesain mobil dengan memperhatikan


keselamatan!

9. Sebuah batang yang panjang mula-mulanya L ditarik dengan gaya F. Jika


luas penampang batang A dan modulus elastic batang tersebut E, maka
rumus pertambahan panjangnya adalah?

10. Dua pegas identik memiliki konstanta gaya 400 N/m. Kedua pegas
tersebut disusun secara paralel. Tentukan besarnya gaya yang dibutuhkan
untuk menarik pegas supaya bertambah 5 cm!

11. Ketiga buah pegas identik antinya k1 = k2 = k3 = k.3


Ketiga pegas dapat diganti oleh sebuah pegas pengganti dengan tetapan
gaya kt. Sesuai dengan gambar disoal , kt sama dengan k1, paralel k2 &
diserikan k3.

k1 k2

k3

m
m
JAWAB :
1 Diket. :F = 20 N
L = 0,1 mm
A = 8x10-7 m2
L = 3 m = 300 mm
Ditanyakan : a) (tegangan) =?
b) e (regangan) =?
c) E (modulus elastisitas) =?
Jawab : a) = F/A

2 Diket. :A = 2.10-6 m2
L =4m
E = 2.1011
L = 0,3 m = 3.10-1
Ditanyakan : F =?
Jawab : F/A = E. L/L
F = A.E.L/L
F =(2.1011)( 2.10-6)( 3.10-1)/4
F =12.104/4
F =3.104 N
Jadi, gaya tariknya adalah 3.104 N.

3 Diket. :A = 4 mm2 = 4.10-6 m2


L = 80,04 80 = 0,04 cm
L = 80 cm
F = 3,2 N
Ditanyakan : a) (tegangan) =?
b) e (regangan) =?
c) E (modulus elastisitas) = ?

Jawab : a) = F/A
= 3,2/4.10-6
= 8.105 Nm-2
b) e = L/ L
= 0,04/80
= 5.10-4
c) E = /e
= 8.105 / 5.10-4
= 1,6.109

4 Diket. : (lihat gambar!)


Ditanyakan : besar k=?
Jawab :1 = 1 +1 + 1
ks k 2k 4k
1 = 7
ks 4k
ks = 4/7 k
Berdasar Hukum Hooke
F = f.x
m.g = ks.x
(5 kg)(9,8 m/s2)= 4/7 k(11.10-2 m)
k = 780 Nm-1

5 Diket. : Untuk pegas parallel berlaku


kp = k +k = 2k
Dengan demikian pertambahan pegas yang disusun secara parallel diatas sama
dengan xp, yaitu:
F = kp. xp
m.g=2k.xp
xp = m.g/2k
= (0,5 kg)(9,8 m/s2)
2(300 N/m)
= 0,0082 m = 8,2 mm

Pegas ketiga merupakan pegas tunggl yang disusun secara seri dengan pegas
parallel, sehingga pertambahan panjang pegas ketiga ini sama dengan xs,
xs = F/k = mg/k
xs = (0,5 kg)(9,8 m/s2)
(300 N/m)
= 16,3 mm
Jadi, pertambahan panjang totalnya sama dengan x = xp + xs = 8,2+16,3 = 24,5 mm

6 Bunyi Hukum Hooke (Robert Hooke)


Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastis pegas, maka pertambahan
panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya.

7 Manfaat pegas dalam kehidupan sehari-hari yaitu :


~Untuk melatih otot dada dan kasur pegas;
~Untuk menimbang massa benda yang digantungkan pada ujung pegas;
~Tali busur sebuah panah;
~Sebagai rangka atau penyangga pada getaran yang sangat besar;
~Sistem suspensi kendaraan bemotor untuk meredam kejutan
~Pegas pada setir kemudi.

8 3 usaha dalam mendesain mobil dengan memperhatikan keselamatan!


Bagian depan dan belakang mobil yang dapat menggumpal
secara perlahan.
Kantong udara yang terletak antara setir kemudi dan
pengendara.
Sabuk keselamatan.

9 Diket. : L (panjang awal)


F (gaya)
A (luas penampang)
E (modulus elastic)

Ditanyakan : L (pertambahan panjang)


Jawab : F = E.L
A L

10 Diket. : 2 pegas disusun paralel


k = 400 N/m
L(x) = 5 cm = 0,05 m
Ditanyakan : F =?
Jawab :F = kp.xp
F = 2(400)x0,05
= 800x0,05
= 40 N
11.

kt = (k1 paralel k2) seri k3


= (k1 + k2) seri k3
= (k1 + k2) seri k
= 2k seri k
= (2k)(k) = 2k2
2k + k 3k

Jika beban m digantung pada pegas k3, pegas k3 bertambah panjang =4


cm.

k1 k2

k3

m
m
Dengan menggunakan hukum Hooke pada pegas k3 diperoleh
F3 = k3x3
mg = k (4 cm) k = mg/4 cm

Misalkan pertambahan panjang susunan panjang pegas adalah xt, maka


hukum Hooke pada susunan pegas memberikan F = kt xt.
Perhatikan gambar soal, gaya yang menarik susunan pegas adalah berat
beban m, yaitu mg

Mg=(2/3 k)xt, substitusi F = mg dan kt = 2/3 k


Mg= 2/3 (mg/4cm), xt disubstitusi k dari k = mg/4cm
xt = 3.4 cm = 6 cm
2
Jadi, pertambahan panjang susunan pegas adalah 6 cm.
2. Pengertian Getaran

a. Definisi
Getaran adalah gerak bolak bolik secara berkala melalui suatu titik
keseimbangan. Pada umumnya setiap benda dapat melakukan getaran. Suatu
benda dikatakan bergetar bila benda itu bergerak bolak bolik secara berkala
melalui titik keseimbangan.

Getaran adalah gerak bolak balik di sekitar titik setimbang;


2 = titik setimbang ; 1 dan 3 = titik terjauh (Amplitudo);

b. Beberapa Contoh Getaran


Beberapa contoh getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari hari
antara lain :
sinar gitar yang dipetik
bandul jam dinding yang sedang bergoyang
ayunan anak-anak yang sedang dimainkan
mistar plastik yang dijepit pada salah satu ujungnya, lalu ujung lain diberi
simpangan dengan cara menariknya, kemudian dilepaskan tarikannya.
Pegas yang diberi beban.
2. Periode dan Frekuensi Getaran
Perhatikan gambar berikut ini!

titik A merupakan titik keseimbangan


simpangan terbesar terjauh bandul ( ditunjuk kan dengan jarak AB = AC )
disebut amplitudo getaran
jarak tempuh B A C A B disebut satu getaran penuh
a. Amplitudo
Dalam gambar 2 telah disebutkan bahwa amplitudo adalah simpangan terbesar
dihitung dari kedudukan seimbang. Amplitudo diberi simbol A, dengan satuan
meter.

b. Periode Getaran
Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan diberi
simbol T. Untuk gambar ayunan di atas, jika waktu yang diperlukan oleh bandul
untuk bergerak dari B ke A, ke C, ke A, dan kembali ke B adalah 0,2 detik, maka
periode getaran bandul tersebut 0,2 detik atau T = 0,2 detik = 0,2 s
Periode suatu getaran tidak tergantung pada amplitudo getaran.

c. Frekuensi Getaran
Frekuensi getaran adalah jumlah getaran yang dilakukan oleh sistem dalam satu
detik, diberi simbol f. Untuk sistem ayunan bandul di atas, jika dalam waktu yang
diperlukan oleh bandul untuk bergerak dari B ke A, A ke C, C ke A, dan kembali
ke B sama dengan 0,2 detik, maka :
dalam waktu 0,2 detik bandul menjalani satu getaran penuh
dalam waktu 1 detik bandul menjalani 5 kali getaran penuh
Dikatakan bahwa frekuensi getaran sistem bandul tersebut adalah 5 getaran/detik
atau f = 5 Hz.

d. Hubungan antara Periode dan Frekuensi Getaran


Dari definisi periode dan frekuensi getaran di atas, diperoleh hubungan :

Keterangan:
T= periode, satuannya detik atau sekon
f = frekuensi getaran, satuannya 1/detik atau s-1 atau Hz
e. Simpangan Getar
Simpangan getar (A) dapat diketahui besarnya melalui persamaan sebagai berikut:

Dimana :
A: Simpangan getar (Amplitudo) (m)
: Sudut deviasi (o)
l : Panjang tali (m)

f. Perioda Getaran
Sedangkan perioda getaran pada ayunan sederhana dapat diketahui melalui
persamaan sebagai berikut :

Dimana :
T : Perioda getaran (S)
phi : 3,14 ( 22/7)
l : Panjang tali (m)
g : Percepatan gravitasi (ms-2)

g. Perasamaan Simpangan, Kecepatan, dan Percepatan pada Getaran


Dalam getaran harmonik ada besaran yang disebut simapangan, kecepatan
harmonik, dan juga percepatan getarn harmonik. Simpangan paling besar dari
sebuah getaran dapat dicapai benda Amplitudo atau simpangan maksimal Ym.
Besarnya simpangan dirumuskan:
y = A sin (t + 0)
A = amplitudo (simpangan maksimal)
= frekuensi sudut
0 = fase sudut awal
Persamaan kecepatan pada getaran harmonik dapat sobat peroleh dari turunan
persamaan simpanga baku terhadap waktu
Vy = A cos (t + 0)
(ingat sobat turunan dari Sin f (x) adalah cos (fx) . f'(x)
Sedangkan persamaan percepatan pada getaran harmonik adalah turunan pertama
dari kecepatan atau turunan kedua dari sipangan
ay = 2A sin (t + 0)
(ingat sobat turunan dari Cos f(x) adalah -sin f(x). f'(x)

h. Sudut Fase, Fase, dan Besa Fase pada Getaran harmonik


Apa itu fase, sudut fase, dan beda fase dalam getaran harmonik? Jika kita lihat
dari persamaan sinpangan y = A sin (t + 0) atau bisa ditulis y = A sin (2 t/T +
0) yang dinamakan sudut fase adalah sudut (2 t/T + 0), ia dinotasikan
dengan theta jadi rumus dari sudut fase adalah
rumus di atas dapat ditulis juga

nah yang kami kasih warna kuning adalah dinamakan fase getaran. Jika ketika t =
t1 fase getaran adalah 1 dan pada saat t = t2 fase getaran adalah 2. Maka selisih
fase tersebut dinamakan beda fase dirumuskan

CONTOH SOAL
1. Dalam 1 sekon, lintasan yang ditempuh beban pada pendulum adalah 2-1-
3-1-2-1-3. Berapakah frekuensi dan periode getaran tersebut?
Penyelesaian :
Jumlah getaran yang terjadi adalah 1,5 getaran. Waktu untuk menempuh
1,5 getaran adalah 1 sekon. Jadi frekuensi f = 1,5 getaran / sekon = 1,5 Hz.
Dan periode T :

Jadi waktu yang diperlukan untuk menempuh satu getaran penuh adalah
0,67 sekon.
2. Pada selang waktu 2 sekon terjadi gerakan bolak balik sebanyak 10 kali.
Tentukanlah frekuensi dan periodenya.
Penyelesaian :
Dalam 2 sekon terjadi 10 getaran. Berarti dalam 1 sekon terjadi 5 getaran,
sehinga frekuensi f = 5 Hz, dan periode T :

3. Jika ada sebuat titik materi melakukan getaran harmonik sederhana dengan
simpangan terbesar adalah A. Pada saat simpangannya 1/2 A 2, maka fase
getaran titik tersebut terhadap garis keseimbangan adalah
Pembahasan
Diketahui besarnya simpangan
y = 1/2 A 2
A sin (t + 0) = 1/2 A 2
sin (t + 0) = 1/2 2
sin = 1/2 2
(sudut fase) = 45o = /4 (ingat sobat = 180o)
hubungan sudut fase dengan fase adalah
= 2 (lihat rumus di atas)
/4 = 2
1/8 =
Jadi fase getaran pada saat simpangan getaran 1/2 A 2 adalah 1/8 dari
garis keseimbangan.
4. Sebuah partikel bergeak harmonik dengan amplitudo 13 cm dan periode
0,1 sekon. Kecepatan partikel pada saat simpangannya 5 cm adalah?
Jawab : diketahui
A = 13 cm, T = 0,1 s, y = 5 cm
untuk menjawab soal getaran di atas ada rumus cepat:
Vy = A cos (t + 0) (ada aturan trigonometri cos2 x = 1-sin2x)
DAFTAR PUSTAKA

http://artikelmateri.blogspot.co.id/2016/02/getaran-dan-gelombang-jenis-
contoh-soal-pembahasan.html

http://devia-fisika.blogspot.co.id/2009/12/simpangan-getaran.html

http://rumushitung.com/2014/01/12/getaran-fisika-dan-rumusnya/
MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN TENTANG
ELASTISITAS DAN GETARAN

Oleh:
Daniel
Muhammad Ikram
Endang br Saragih
Nazirman
Syafrizal
Nurul

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KOMPUTER


UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai