Tujuan
∑ F y =G−B−F=ma (1)
Dengan,
G = gaya berat benda
B = gaya apung ke atas
F = gaya gesek
m= massa benda
a = percepatan benda
Gaya yang dialami oleh benda berbanding lurus dengan kecepatan, gaya semacam ini
disebut gaya gesek Newton dan cairan. Dalam hal ini, cairan yang digunakan disebut
cairan Newton. Apabila benda berbentuk bola. Viskositas merupakan pengukuran dari
ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-
hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah "ketebalan" atau "pergesekan internal".
Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang
"tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas
suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut1. Viskositas atau
kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekulmolekul yang menyusun
suatu fluida (fluida itu zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas).
Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida. Jadi, molekul-molekul yang membentuk
suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul 2.
Jadi, viskositas adalah kekentalan suatu fluida yang disebabkan oleh adanya gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Viskositas juga disebut sebagai
ketahanan fluida jika menerima gaya dari luar.
Menurut Stokes, jika sebuah benda dijatuhkan ke dalam zat cair kental, misalnya
bola logam dijatuhkan ke dalam tabung, nampak mula-mula logam bergerak dipercepat
tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak tertentu, nampak logam bergerak dengan
1
Tim Dosen Fisika Dasar UNJ. 2014. Panduan Praktikum Fisika Dasar 1. FISIKA UNJ. Jakarta. Hal 14
2
Tim Dosen Fisika UB. 2016. Modul Pengantar II Praktikum Viskositas. UB. Malang. Hal 3
1
kecepatan konstan. Ini berarti bahwa selain gaya berat dan gaya angkat, pada zat cair masih
terdapat gaya lain yang bekerja pada logam tersebut. Gaya lain yang berpengaruh tersebut
adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan zat cair. Besarnya koefisien
kekentalan air pada suhu 20 °C adalah 0,01 poise [1,2,3]. Apabila semakin besar diameter
bola logam yang dijatuhkan ke dalam tabung yang berisi zat air akan cenderung dipaksa
bergerak untuk menjauhi dinding tabung. Peristiwa ini disebut dengan efek dinding.
Koreksi kecepatan gerak jatuh bola logam pada zat cair di dalam tabung ditunjukkan oleh
persamaan (2) yang besarnya:
1
F=
d d
(
1+2.4
D )(
1+3.3
2h )
3
(2)
Dengan,
d = diameter bola logam,
D= diameter tabung,
h = ketinggian tabung.
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan zat cair secara empiris
dirumuskan dengan persamaan diatas. Sehingga, gaya yang dialami benda dapat
dirumuskan sebagai berikut :
F=6 Π rηv (3)4
Sebuah bola logam padat memiliki rapat massa ρb dan berjari-jari r dijatuhkan tanpa
kecepatan awal ke dalam zat cair kental memiliki rapat massa ρc, di mana ρb > ρc . Telah
diketahui bahwa bola mula-mula mendapat percepatan gravitasi, namun beberapa saat
setelah bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan kecepatan konstan. Kecepatan
yang tetap ini disebut kecepatan akhir v atau kecepatan terminal yaitu pada saat gaya berat
bola sama dengan gaya apung ditambah gaya gesekan zat cair. Gbr. 1 menunjukkan sistem
gaya yang bekerja pada bola logam yakni Fa = gaya Archimedes, Fs = gaya Stokes, dan W
= mg = gaya berat bola logam.
3
Chusni. 2012. Penentuan Koefisien Kekentalan Air dengan Koreksi Efek Dinding Menggunakan Hukum Stokes.
UAD. Yogyakarta. Hal 2
4
Idem no 1
2
Jika saat kecepatan terminal telah tercapai, pada gambar. 1 berlaku hukum Newton
tentang gerak lurus beraturan, yaitu persamaan:
F a+ F s=W (4)
Jika ρb menyatakan rapat massa bola, ρc menyatakan rapat massa zat cair, V b
menyatakan volume bola, dan g menyatakan percepatan gravitasi bumi, maka berlaku
persamaan:
W =ρb V b g (5)
FA =ρc V b g (6)
Rapat massa bola ρb dan rapat massa zat cair ρc dapat diukur dengan menggunakan
persamaan:
m
ρb = b (7)
Vb
m
ρc = c (8)
Vc
V c = volume zat cair.
Dengan mensubstitusikan persamaan (7) dan (8) ke dalam persamaan (6) maka
diperoleh persamaan:
F s=V b g( ρ b−ρc ) (9)
Dengan mensubstitusikan persamaan (4) ke dalam persamaan (9) lalu s=vt dan
diameter bola d adalah 2 kali jari-jari r, maka:
18 ηs
t= 2
d g( ρb−ρ c )
(10)
5
Halliday. 2001. Fisika Dasar Jilid 1 edisi 6. Erlangga. Jakarta. Hal 721.
3
2 r 2 g (ρb− ρ f )
η= (11)
9v
Keterangan:
η = Viskositas (Pa.s)
r = Jari-jari benda (m)
g = Gravitasi bumi (m/s2 )
ρb = Massa jenis benda (kg/m3)
ρ f = Massa jenis fluida (kg/m3)
v = Kecepatan benda (m/s)
Dari persamaan (2) dapat diturunkan persamaan:
2 9 ηd ( ρb−ρ f )
Tr = (12)
2g
T = waktu yang diperlukan bola menempuh jarak d
d = jarak jatuh yang ditempuh.
Koreksi: Pada percobaan yang dilakukan , syarat (a) tidak dipenuhi, karena fluida
yang akan ditentukan koefisien kekentalannya ditempatkan dalam tabung yang besarnya
terbatas, sehingga jari – jari bola tidak dapat diabaikan terhadap Jari-jari tabung. Dalam
hal demikian kecepatan bola harus dikoreksi dengan:
kr
(
v o=v 1+
R ) (13)
Viskositas alias kekentalan hanya ada pada fluida riil (rill = nyata). Fluida riil/nyata
itu fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot,
dan lain-lain. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada
dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu
kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan
fluida dinamis). Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam
kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku.
Viskositas fluida yang berbeda dapat dinyatakan secara kuantitatif oleh koefisien
viskositas. Berikut ini adalah tabel viskositas untuk berbagai fluida:
4
Tabel 2.1 Koefisien Viskositas untuk Berbagai Fluida Fluida Temperatur (℃)
N Fluida Temperatur (oc) Koefisien Viskositas (Pa.s)
o
1 0 1,8 × 10-3
2 Air 20 1,0 × 10-3
3 100 0,3 × 10-3
Oli Mesin 30 200 × 10-3
4
(SAE 10)
5 Udara 20 0,018 × 10-3
6 Hidrogen 0 0,009 × 10-3
20 1500× 10-3
7 Gliserin
60 81× 10-3
8 Uap Air 100 0,013 × 10-3
Sumber: Giancoli (2001)
Alat ukur viskositas yang sering digunakan adalah dengan menggunakan viskometer
bola jatuh (Hopper). Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola yang terbuat dari besi
melalui tabung gelas yang berisi zat cair. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat
kecepatan bola maksimum, terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama dengan gaya
berat Archimedes6. Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida, walaupun hanya
untuk mengetahui bahwa adanya gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu didalam suatu
fluida tertentu berbanding dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang
viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam
suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris
sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang
menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut
pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol.
5
viskositas cairan itu rendah (misalnya cair) dan bila cairan itu mengalir lambat maka
dikatakan viskositasnya tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat diukur dengan mengukur
laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder. Ini merupakan salah satu cara
yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas. 5 Viskometer
merupakan peralatan yang digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida. Model
viskometer yang umum digunakan berupa viskometer bola jatuh, tabung (pipa kapiler), dan
sistem rotasi. Viskometer rotasi silindersesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2
standar sistem, dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder bagian luar diam
dan sistem Couette dimana bagian luar silinder yang diputar sedangkan bagian dalam
silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada celah diantara kedua silinder.
Jadi viskometer adalah alat untuk mengukur kekentalan suatu fluida berdasarkan kecepatan
alir fluida tersebut. Nilai viskositas didapatkan dengan cara mengalirkan fluida yang akan
diukur viskositasnya dengan demikian, hambatan yang mengalami benda pemutar atau
dialiri akan diketahui dan menunjukkan besar viskositas fluida tersebut7.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ialah
1. Tabung berisi zat cair
2. Bola kecil padatan
3. Mikrometer sekrup, jangka sorong, dan penggaris
4. Termometer
5. Sendok penyaring
6. Dua gelang kawat
7. Aerometer
8. Stopwatch
D. Langkah Percobaan
Langkah percobaan dalam praktikum ini adalah dengan,
1. Ukurlah diameter tiap-tiap bola dengan micrometer sekrup . Lakukan 5 kali
pengukuran untuk tiap-tipa bola.
2. Timbanglah tiap-tiap bola dengan neraca torsi.
3. Ukurlah diameter bagian dalam dari tabung, sebanyak 5 kali pengukuran.
4. Catat suhu zat cair sebelum dan sesudah percobaan.
5. Ukurlah rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan Areometer.
6. Tempatkan gelang kawat yang melingkar tabung kira-kira 5 cm di bawah permukaan
zat cair dan yang lain kira-kira 5 cm dari dasar tabung.
7. Ukurlah jarak jatuh d (Jarak kedua gelang kawat).
8. Masukkan sendok saringm sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat hingga zat
cair diam.
9. Ukurlah waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola masing-masing 5 kali pengulangan.
10. Ubahlah letak – letak kawat sehingga jarak d berubah juga. Ukurlah d dan T seperti
langkah pada nomor 7 dan 9.(pengulangan jarak d sebanyak 3 perubahan)
11. Ubahlah suhu zat cair dengan memasukkan tabung zat cair ke dalam air es (dingin)
atau ke dalam bak air hangat (panas).(Bila kondisi memungkinkan).
7
Soebaktyo. 2016.Nilai Koefisien Viskositas Diukur dengan Metode Bola Jatuh dalam Fluida Viskos. Universitas
Pancasakti. Tegal. Hal 25
6
12. Ulangi langkah percobaan nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 untuk suhu yang tidak sama
dengan suhu semula.
E. Tugas Pendahuluan
1. Perhitungan
a. Tentukanlah koefisien kekentalan dari zat cair, yang dalam hal ini gliserin, dengan
mengukur waktu jatuh bola-bola dalam zat cair.
b. Tentukan persamaan garis lurus antara T dan r/R.
2. Pertanyaan
a. Apakah pengaruh suhu terhadap koefisien kekentalan zat cair. Terangkan jawaban
Anda.
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-
partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun
kekentalannya.
b. Berilah definisi koefislen kekentalan zat secara umum
Koefisien kekentalan zat adalah sifat daya tahan zat terhadap aliran. Koefisien zat
dapat dihitung dengan membandingkan waktu yang digunakan zat tersebut untuk
mengalir dengan massa jenis zat tersebut dengan nilai viskositas zat yang telah
diketahui.
c. Apakah akibatnya bila kecepatan bola besar relatif terhadap fluida ?
Dengan bertambahnya besar kecepatan bola maka bertambah pula gaya stokes
pada bola tersebut sehingga pada akhirnya bola tersebut akan bergerak dengan
kecepatan tetap
d. Jika sebuah peluru ditembakkan ke atas, apakah kecepatannya pada saat jatuh
kembali sama dengan kecepatannya pada saaf ditembakkan ? Terangkan jawaban
Anda!
Kecepatan peluru pada saat ditembakkan akan sama dengan kecepatan peluru saat
jatuh kembali. Hal ini dikarenakan persamaan hukum kekekalan energi yang
menetapkan bahwa energi mekanik suatu benda berasal dari energi kinetik serta
energi potensial suatu benda.
7
b. Massa Bola
Menggunakan neraca torsi dengan nilai satuan terkecil 5 miligram
2. Diameter Tabung
Menggunakan jangka sorong dengan nilai satuan terkecil 0.01 centi meter
G. Pengolahan Data
x 0=
∑ xi (15)
N
2
N ∑ x 2i −( ∑ x i )
∆ x=
1
N
(16)
√ N−1
Setelah itu, dapat ketidakpastian tiap variabel dapat dilihat sebagai berikut
8
1. Diameter bola
Setelah itu, jabarkan perhitungannya,
Bola 1 Bola 2
Pengukuran
d d 2
d d2
1 8.41 70.7281 8.03 64.4809
2 8.45 71.4025 7.29 53.1441
3 8.43 71.0649 7.55 57.0025
4 8.31 69.0561 7.41 54.9081
5 8.27 68.3929 7.21 51.9841
Total 41.87 1753.097 37.49 1405.5
Sehingga,
d 01=
∑ di1 d 02=
∑ di 2
N N
d 01=8.374 mm d 02=7.498 mm
Dan,
2 2 2 2
∆ d1 =
N √
1 N ∑ d i 1−( ∑ di 1 )
∆ d1 =0.3544
N −1
∆ d2 =
N
∆ d2 =0.1449
√
1 N ∑ d i 2−( ∑ di 2 )
N −1
2. Massa bola
Sehingga,
9
m 01=
∑ mi1 m 02=
∑ mi2
N N
m01=738 mg m 02=600 mg
Dan,
2 2 2 2
∆ m1=
N
∆ m1=2.549
√
1 N ∑ mi 1−( ∑ mi 1)
N−1
∆ m2=
N
∆ m2=3.535
√
1 N ∑ mi 2−( ∑ mi 2)
N−1
Sehingga,
r 01=
∑ ri 1
N
r 01=0.3604 cm
Dan,
2 2
∆ r 1=
N √
1 N ∑ r i 1−( ∑ r i1 )
∆ r 1=0.882
N −1
r 01 ± ∆r 1=0.4 ± 0.9 cm
10
4. Waktu yang ditempuh bola
a. Bola 1
Pengukuran Waktu yang dibutuhkan (s)
50 55 60
1 9.25 85.5625 10.27 105.4729 11.14 124.0996
2 9.04 81.7216 9.94 98.8036 10.91 119.0281
3 9.01 81.1801 9.99 99.8001 10.89 118.5921
4 8.83 77.9689 9.88 97.6144 10.83 117.2889
5 9.16 83.9056 10.21 104.2441 10.96 120.1216
TOTAL 45.29 410.3387 50.29 505.9351 54.73 599.1303
i. Pada jarak 50 cm
t 11=
∑ t i11
N
t 11=9.058 s
Dan,
2 2
∆ t 11 =
√
1 N ∑ t i 11 −( ∑ t i 11 )
N
∆ t 11 =0.07137 s
N −1
t 11 ± ∆t 11 =9.058 ±0.07137 cm
t 12=
∑ t i 12
N
t 12=10.058 s
Dan,
2 2
∆ t 12=
N√
1 N ∑ t i12−( ∑ t i12 )
∆ t 11 =0.0769 s
N−1
t 12 ± ∆ t 12=10.06 ± 0.0769 cm
t 13=
∑ t i 13
N
t 13=10.946 s
Dan,
2 2
∆ t 13=
N √
1 N ∑ t i 13−( ∑ t i 13)
∆ t 13=0.05278 s
N −1
t 13 ± ∆ t 13=10.95± 0.05278 cm
b. Bola 2
Pengukura Waktu yang dibutuhkan (s)
n 50 55 60
1 9.68 93.7024 10.87 118.156 12.1 146.41
9
2 9.63 92.7369 10.81 116.856 11.97 143.280
1 9
3 9.73 94.6729 10.86 117.939 11.93 142.324
6 9
4 9.83 96.6289 10.87 118.156 12.1 146.41
9
5 9.82 96.4324 10.84 117.505 11.97 143.280
6 9
TOTAL 48.69 474.1735 54.25 588.615 60.07 721.706
1 7
i. Pada jarak 50 cm
t 21=
∑ t i 21
N
t 21=9.738 s
Dan,
2 2
∆ t 21=
N √
1 N ∑ t i 21−( ∑ t i21 )
∆ t 21=0.0389 s
N−1
12
Sehingga dapat dihitung KSR,
∆ t 21
KSR 1=
t 21
KSR 1=0.4 %
t 21 ± ∆ t 21=9.378± 0.0389 cm
t 22=
∑ t i 22
N
t 22=10.85 s
Dan,
2 2
∆ t 22=
N √
1 N ∑ t i 22−( ∑ t i22 )
∆ t 22=0.0114 s
N−1
t 22 ± ∆ t 22=10.85 ± 0.01140 cm
t 23=
∑ ti 23
N
t 23=12.014 s
Dan,
2 2
∆ t 23=
N √
1 N ∑ t i 23 −( ∑ t i 23)
∆ t 23=0.03586 s
N −1
t 23 ± ∆ t 23=12.01± 0.0358 cm
13
2 g r 2 ( ρbola− ρair )
η=
9v
∆ η=0.343 Pa. s
Setelah mengetahui ∆ η, carilah η dari persamaan 11 atau 17. Sehingga η didapat
η=8178.61 Pa . s
Setelah mendapatkan ∆ η dan η , kita tentukan KSR,
∆η
KSR 1=
η
KSR 1=¿
Sehingga,
η ± ∆ η=8178.61± 0.343
a=
∑ y ∑ x −∑ xy ∑ x
2
n ∑ x2 −( ∑ x )
a=241
Dengan b,
n ∑ xy−∑ x ∑ y
b= 2
n ∑ x 2−( ∑ x )
b=−26
14
Dimana a ialah variabel bebas, danb merupakan variabel terikat, seingga a bisa dikatakan
sama dengan t dan b dimasukkan sebagai variabel v.
y=tx +v
Setelah dilakukan perhitungan, maka menghasilkan persamaan garis lurus
y=241 x−26
Dan menghasilkan grafik,
60
40
20
0
50 55 60
15
η=8178.61 Pa . s
5. Buktikan bahwa 2 rT mempunyai harga tetap pada d yang sama untuk berbagai ukuran
bola!
Ketelitian dalam penelitian ini beragam, berikut ditampilkan ketelitian dari masing-
masing pengukuran
i. Diameter bola
d 01 ± ∆ d1 =8.4 ± 0.3 mm
d 02 ± ∆ d2 =7.5± 0.1 mm
ii. Massa bola
m 01 ± ∆ m 1=738 ± 2.55mg
m 02 ± ∆ m 2=600 ± 3.54 mg
iii. Jari-jari tabung fluida
r 01 ± ∆r 1=0.4 ± 0.9 cm
2. Bola 2
a. Pada jarak 50 cm
t 21 ± ∆ t 21=9.378± 0.0389 cm
b. Pada jarak 55 cm
t 22 ± ∆ t 22=10.85 ± 0.01140 cm
16
c. Pada jarak 60 cm
t 23 ± ∆ t 23=12.01± 0.0358 cm
Sedangkan untuk nilaiη ,
η ± ∆ η=8178.61± 0.343
Dengan menganggap pergerakan awal dari bola adalah 0, untuk mendapatkan hasil
waktu terhadap jarak yang didapat.
J. Pembahasan
Pada pembahasan kali ini, materi yang dibahas adalah viskositas atau koefisien
kekentalan zat cair. Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan gesekan
pada fluida. Viskositas hanya dimiliki oleh fluida sejati. Nilai massa jenis dari suatu
cairan pasti berbeda, dalam percobaan kali ini massa jenis fluida yang didapat adalah
0,876. Dalam mencari nilai viskositas bisa menggunakan hukum stokes. Karena dalam
pembahasannya, hukum stokes membahas mengenai gesekan pada fluida. Semakin benda
itu bergerak dengan cepat, maka gaya geseknya akan semakin besar. Untuk mencari nilai
koefisien kekentalan zat cair bisa digunakan rumus sebagai berikut :
F=6 πrɳv
Dalam percoban kali ini, bahan yang digunakan adalah bola dengan ukuran yang
berbeda, ada yang 0,3 gram dan 0,6 gram. Dari hasil pengamatan, nilai massa jenis yang
didapat berbeda. Massa jenis bola dengan massa 0,3 adalah 1,068 dan massa jenis bola
dengan massa 0,6 adalah 0,970. Nilai koefisien kekntalan yang didapat dalam percobaan
kali ini adalah bola kecil (0,3 gram) adalah 2,641, dan bola besar (0,6 gram) adalah 1,246.
K. Kesimpulan
Sebuah bola yang dicelupkan ke dalam fluida (Gliserin), maka tampak mula-mula
benda bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat kemudian setelah benda
menempuh jarak yang cukup jauh, akan tampak benda itu akan bergerak lurus beraturan
(dengan kecepatan konstan) dan koefisien kekentalan zat cair atau fluida dapat ditentukan
dengan menggunakan hukum Stokes dengan mengubah massa bola yang dicelupkan
ke dalam zat cair. Semakin besar jari-jari bola yang akan di uji dalam zat cair, maka akan
semakin besar pula volume benda tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Fisika Universitas Negeri Jakarta. 2014. Panduan Praktikum Fisika Dasar I.
Modul. Jakarta: FMIPA UNJ
Tim Dosen Fisika Universitas Brawijaya. 2013. Modul Pengantar II Praktikum Viskositas.
Modul. Malang: Teknik Industri UB.
Chusni, MM dan Thoifur, M. 2012. Penentuan Koefisien Kekentalan Air dengan Koreksi
Efek Dinding Menggunakan Hukum Stokes. Jurnal.Yogyakarta: UAD.
Soebaktyo, dkk. 2016. Nilai Koefisien Viskositas Diukur dengan Metode Bola Jatuh dalam
Fluida Viskos. Jurnal. Tegal: Universitas Pancasakti Tegal.
Young, HD, dan Freedman RA. 2002. Fisika Universitas jilid I. Buku. Jakarta: Erlangga.
18