Anda di halaman 1dari 10

KOEFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR

A. TUJUAN

1. Memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida (zat cair atau gas) akan
mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut.

2. Menentukan koefisien kekentalan (coefficien of viscosity) dari zat cair, dalam


hal ini gliserin, dengan mengukur waktu jatuh bola-bola di dalam fluida.

3. Mengetahui viskositas zat cair berdasarkan hukum Stokes.

4. Mengetahui hubungan fluida dan viskositas atau koefisien kekentalan zat cair.

5. Memahami hubungan antara diameter bola dengan koefisien kekentalan zat cair.

B. TEORI DASAR
Jika benda dijatuhkan pada zat cair tanpa kecepatan awal, maka benda
tersebut akan mendapatkan percepatan karena ada gaya yang bekerja padanya.
Gaya yang bekerja pada benda tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gaya yang dialami oleh benda berbanding lurus dengan kecepatan, gaya semacam
ini disebut gaya gesek Newton dan cairan. Dalam hal ini, cairan yang digunakan
disebut cairan Newton. Apabila benda berbentuk bola, menurut Stokes, gaya yang
dialami benda dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pemakaian hukum Stokes memerlukan beberapa syarat, antara lain :

a. Ruang tempat fluida tidak terbatas ukurannya cukup besar/luas dibandingkan


dengan ukuran benda.

b. Tidak ada turbulensi di dalam fluida.

c. Kecepatan v tidak besar,sehingga aliran masih laminar.

Jika sebuah benda padat berbentuk bola dengan rapat massa ρ dilepaskan pada
permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, bola tersebut mula-mula akan mendapat
percepatan. Dengan bertambah besarnya kecepatan bola, maka bertambah besar
pula gaya Stokes yang bekerja pada bola tersebut. Pada akhirnya bola tersebut
akan bergerak dengan kecepatan tetap. Gerakan dengan kecepatan tetap ini terjadi
setelah tercapai keseimbangan antara gaya berat, gaya apung (Archimedes) dan
gaya Stokes pada bola tersebut

Jika kecepatan makin membesar, maka gaya gesek juga akan makin membesar,
sehingga suatu saat akan terjadi keseimbangan dinamis, dimana benda bergerak
tanpa percepatan. Gaya gesek tersebut dirumuskan:
Koreksi: Pada percobaan yang dilakukan , syarat (a) tidak dipenuhi, karena fluida
yang akan ditentukan koefisien kekentalannya ditempatkan dalam tabung yang
besarnya terbatas, sehingga jari – jari bola tidak dapat diabaikan terhadap Jari-jari
tabung. Dalam hal demikian kecepatan bola harus dikoreksi dengan:

C. TEORI TAMBAHAN
Hukum Stokes
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous.1 Suatu bahan apabila
dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai
gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida.2

Peter Soedojo, Azaz-azaz Ilmu Fisika (Yogyakarta: UGM Press, 1986)


2
Sears - Zermansky, Fisika Untuk Universitas 1. Cetakan keempat (Bandung: Binacipta, 1982)
Viskositas dapat dianggap sebagai gesekan di bagian dalam suatu fluida.
Karena adanya viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu lapisan
fluida di atas lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat meluncur di
atas permukaan lainnya bila di antara permukaan-permukaan ini terdapat
lapisan fluida, haruslah dierjakan gaya. Baik zat-cair maupun gas mempunyai
viskositas; hanya saja zat-cair lebih kental (viscous) daripada gas. Dalam
merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan
jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan
luncur di dalam zat padat.3
Viskositas berkaitan dengan keadaan atau fase viskeus, yakni fase di antara
padat dan cair yang terjadi sewaktu bahan padat menjadi lembek sebelum
menjadi cair sewaktu dipanaskan. Tidak semua bahan padat mengalami fase
viskeus sebelum menjadi cair. Dalam vase viskeus demikian, mengalirnya
bahan tidak leluasa seperti cairan karena adanya hambatan diantara bagian-
bagiannya atau antara lapisan-lapisannya dalam gerakan alirannya.
Viskositas tak lain membicarakan masalah gesekan antara bagian-bagian atau
lapisan-lapisan cairan atau fluida pada umumnya, yang bergerak satu terhadap
yang lain. Tentunya gesekan atau hambatan tersebut ditimbulkan oleh gaya
tarik-menarik antara molekul-molekul di satu lapisan dengan molekul-
molekul di lapisan lain. Gaya interaktif itu terutama ialah gaya elektrostatika,
yaitu gaya antara muatan-muatan listrik.4

3
Sears - Zermansky, Fisika Untuk Universitas (Jakarta: Yayasan Dana Buku Indonesia, 1962), 340
4
Peter Soedojo, Fisika Dasar (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 1999), 43
D. ALAT DAN BAHAN

1. Tabung yang berisi zat cair

2. Bola-bola kecil dari zat padat

3. Mikrometer sekrup, jangka sorong mistar

4. Termometer

5. Sendok saringan untuk mengambil bola dari dasar tabung

6. Dua gelang kawat yang melingkari tabung

7. Stop-watch

8. Areometer

9. Timbangan torsi dengan batu timbangannya.

E. CARA KERJA

1. Ukurlah diameter tiap-tiap bola dengan micrometer sekrup . Lakukan 5 kali


pengukuran untuk tiap-tiap bola.

2. Timbanglah tiap-tiap bola dengan neraca torsi.

3. Ukurlah diameter bagian dalam dari tabung, sebanyak 5 kali pengukuran.

4. Catat suhu zat cair sebelum dan sesudah percobaan

5. Ukurlah rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan
Areometer.
6. Tempatkan gelang kawat yang melingkar tabung kira-kira 5 cm di bawah
permukaan zat cair dan yang lain kira-kira 5 cm dari dasar tabung.

7. Ukurlah jarak jatuh d (Jarak kedua gelang kawat).

8. Masukkan sendok saring sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat hingga
zat cair diam.

9. Ukurlah waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola masing-masing 5 kali pengulangan.

10. Ubahlah letak – letak kawat sehingga jarak d berubah juga. Ukurlah d dan T
seperti langkah pada nomor 7 dan 9.(pengulangan jarak d sebanyak 3 perubahan)

11. Ubahlah suhu zat cair dengan memasukkan tabung zat cair ke dalam air es
(dingin) atau ke dalam bak air hangat (panas).(Bila kondisi memungkinkan). 12.
Ulangi langkah percobaan nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 untuk suhu yang tidak
sama dengan suhu semula.

F. PERTANYAAN AWAL
1. Tentukan letak gelang-gelang kawat yang melingkari tabung dipilih (jarak d).
Apakah akibatnya bila terlalu tinggi (dekat dengan permukaan atau terlalu
rendah (dekat dengan dasar tabung).

2. Hitunglah Tr2 untuk tiap-tiap bola dan tiap-tiap d (gunakan tabel-tabel).

3. Hitunglah grafik antara Tr2 dan d.

4. Hitunglah harga  dengan memakai grafik tersebut


5. Buktikan bahwa Tr2 mempunyai harga tetap pada d yang sama untuk berbagai
ukuran bola.

6. Apakah faedahnya menghitung Tr2 lebih dulu untuk menghitung harga  ?

7. Berilah ketelitian percobaan ini untuk hasil-hasil yang diperoleh.

8. Apakah pengaruh suhu terhadap koefisien kekentalan zat cair. Terangkan


jawaban Anda.

9. Berilah defenisi koefislen kekentalan zat secara umum

10. Apakah satuan koefisien kekentalan  dalam SI dan apa pula satuan  dalam
c.g.s.

11. Buktikan rumus-rumus (6-2) dan (6-3).

12. Apakah akibatnya bila kecepatan bola besar relatif terhadap fluida ?

13. Bagaimanakah dapat ditentukan harga T0 dari grafik ?

14. Jika sebuah peluru ditembakkan ke atas, apakah kecepatannya pada saat jatuh
kembali sama dengan kecepatannya pada saaf ditembakkan ? Terangkan
jawaban Anda!
JAWABAN

8. Pengaruh suhu terhadap koefisien kekentalan zat cair adalah jika semakin
tinggi suhu maka semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan gaya-
gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan
semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang menyebabkan berturunnya
viskositas dari zat cair tersebut dan juga akibat gerakan partikel-partikel cairan
yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya. Oleh
karena itu semakin tinggi suhu maka cairan semakin encer, karena kerapatan
komponen penyusun zat cair semakin renggang.

9. Sifat cahaya zat cair dihitung dengan cara membandingkan waktu yang
digunakan zat cair untuk mengalir dan massa jenis (kerapatan) dengan nilai
koefisien kekentalan zat. Viskositas merupakan efek dari transfer momentum
molekul. Semakin tinggi sebuah viskositas maka semakin tinggi transfer
momentum dari fluida terhadap permukan benda (missal: pipa). Teori momentum
menyatakan semakin besar momentum diberikan atau ditransferkan maka
semakin sulit suatu benda untuk melenting (lenting tidak sempurna) dan
cenderung lengket pada permukaan. Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida
yang menyatakan berat kecilnya gesekan dalam fluida.

10. Satuan kekentalan (ɳ) dalam SI adalah Ns/m2 atau pascal sekon (Pa s)
sedangkan satuan kekentalan (ɳ) dalam c.g.s adalah dyn.s/cm2 = poise (P)

11.
𝐹𝑟 = 𝑊 − 𝐹𝑎
𝐺𝜋𝑟ɳ𝑟 = 𝑚𝑏. 𝑔 − 𝜌𝑓 𝑣𝑔
4
𝐺𝜋𝑟ɳ𝑣 = 𝜋𝑟𝑔(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
3
4𝑟𝑔 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
ɳ=
18𝑣
2 𝑔
= 𝑟 2 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 ) −
9 𝑣
2 2
𝑣ɳ = 𝑟 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
9
𝜋
𝑡=
2 2
9 𝑟 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
9𝑑𝜋
𝑡𝑟 2 =
2𝑔(𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
12. Jika kecepatan bola relatif terhadap fluida, maka gaya gerak juga akan
semakin besar gesekan akan menghambat gesekan fluida sehingga energi
kinetik hilang. Sehingga suatu saat akan terjadi keseimbangan dinamis dimana
benda bergerak tanpa percepatan dengan bertambah besarnya kecepatan bola
dan akhirnya bola akan bergerak dengan kecepatan tetap.

14. Kecepatan peluru ketika ditembakkan dan menyentuh tanah akan sama
apabila posisi menembakkannya tepat berada di permukaan tanah. Namun akan
berbeda apabila tidak berada tepat di permukaan tanah. Peristiwa ini disebut
GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan). Pada saat peluru ditembakkan ke atas,
peluru sudah memiliki kecepatan awal kemudian akan mengalami perlambatan
karena melawan arah gravitasi bumi dan mengalami gesekan dengan udara.
Kemudian saat peluru jatuh, peluru akan mengalami percepatan karena geraknya
searah dengan gaya gravitasi bumi sampai peluru tersebut jatuh tepat
dipermukaan tanah. Jadi pada peristiwa gerak peluru, posisi peluru yang sama
pada satu lintasan akan memiliki kecepatan yang sama pula.
G. TABEL PENGAMATAN
No. Diameter Massa Diameter Suhu Zat Cair Waktu Jarak Jatuh
Bola Benda Tabung Sebelum Sesudah Jatuh d1 d2 d3

Anda mungkin juga menyukai