Anda di halaman 1dari 31

PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIKA DASAR II

SEMESTER 113

JUDUL PRAKTIKUM : VISKOSITAS

TRISHA GAROTA MANONSIH


1303620075

NILAI LAPORAN NILAI LAPORAN NILAI AKHIR


AWAL AKHIR
VISKOSITAS

TUJUAN
1. Memahami bahwa benda yang bergerak di dalan fluida (zat cair atau gas) akan
mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut.
2. Menentukan koefisien kekentalan (coeficient of viscocity) dari zat cair, dalam hal
ini gliserin, dengan mengukur waktu jauh bola-bola dalam fluida.
3. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap viskositas zat cair.
4. Mengetahui dan memahami dasar koefisien viskositas.
5. Mengetahui hukum-hukum yang berlaku dalam viskositas.

ALAT DAN BAHAN


1. Tabung yang berisi zat cair
2. Bola-bola kecil dari zat padat
3. Mikrometer sekrup, jangka sorong, mistar.
4. Termometer
5. Sendok saringan untuk mengambil bola dari dasar tabung.
6. Dua gelang kawat yang melingkari tabung.
7. Stopwatch
8. Areometer
9. Timbangan torsi dengan batu timbangan.

TEORI
1. Teori dasar
Jika benda dijatuhkan pada zat cair tanpa kecepatan awal, maka benda tersebut
akan mendapatkan percepatan karena ada gaya yang bekerja padanya. Gaya yang
bekerja pada benda tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gaya yang dialami berbanding lurus dengan kecepatan, gaya semacam


cairan newton. Apabila benda berbentuk bola, menurut stokes, yag yang dialami
benda dapat durmuskuan sebagai berikut :
=6
Dimana,
F = gaya gesekn yang bekerja pada bola
=
R = jari-jaro bola
V = kecepatan bole relatif pada fluida
Pemakaian hukum stokes memerlukan beberapa syarat antara lain :
a. Ruang tempat fluida tidak terbatas ukurannya cukup besar/ luas dibandingkan
dengan ukuran benda.
b. Tudak ada turbulensi dalam fluida
c. Keepatan v tidak besar, sehingga aliran masih laminar

Jika sebuah benda berbentuk bola dengan rapat massa dilepaskan ada
permukaan zat cair tanpa kecepatan awal, bola tersebut mula-mula akan
mendapat percepatan. Dengan bertambah besarnya kecepatan bola, maka
bertambah besar pula gaya stokes yang bekerja pada bola tersebut. Pada
akhirnya bola tersebut akan bergerak dengan kecepatan tetap. Gerakan dnegan
kecepatan tetap ini terjadi etelah tercapai keseimbangan antara gaya berat,
gaya apung (archimedes) dan gaya stokes pada bola tersebut.

Jika kecepatan makain membesar, maka gaya gesek juga akan maki
besar, sehingga suatu saat akan terjadi keseimbangan inamis, dimana benda
bergerak tanpa percepatan. Gaya gesek tersebut dirumuskan :

Fr = G – B

Dengan memasukan harga gaya-gaya ini, maka dapat diperoleh :


= ( − ) ..... (2)

Dari persamaan (2) dapat diturunkan persamaan :


= ..... (3)

Keterangan :
T = waktu yang diperlukan bola menempuh jarak d
d = jarak jatuh yang ditempuh

pada percobaan yang dilakukan, syarat (a) tida dipenuhi, karena fluida yang
akan dtentukan koefisien keketalannya ditempatkan dalam tabung yang
besarnya terbatas, sehingga jari-jari bola tidak dapat diabaikan terhadap jari-
jari tabung. Dalam hal demikian kecepatan bola, harus dikoreksi dengan :
(Tim Dosen Fisika UNJ, 2013)

= 1+ ...... (4)

Karena V = d/t persamaan dapat ditulis sebagai :

= + 1 ....... (5)

2. Teori tambahan
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair
dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita
lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan
cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai
peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam
fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap
yang lain.

Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti


tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas
maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling
menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif
atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana
cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah
satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter ( Lutfy, 2007).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan
pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang
sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan
diam dan yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding
tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang
berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair
akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu
cepat (Sudarjo, 2008).

Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin
besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel
zat cair (Martoharsono, 2006).

Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya


gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan
semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya
kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan
sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekul – molekul
cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).

Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
(viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai
aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah
tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat. Salah satu macam alat untuk
mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur
itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya
juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).

a. Hukum poiseuille
Suatu fluida tidak kental dapat mengalir melalui pipa bertingkat tanpa
adanya gaya yang diberikan. Pada fluida kental (viskos) diperlukan
perbdaan tekanan antara ujung-ujung pipa. Untuk menjaga kesinabungan
aliran, apakah air atau oli pada pipa atau darah pada sistem sirkulasi
manusia.
Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu melalui penampang
melitang terbentuk silinder berjari-jari r, yang panjangnya L , selain
ditentukan oleh beda tekanan (∆ ) pada kedua ujung yang memberikan
gaya pengalir juga ditentukan oleh viskositas cairan dan luas penampang
pipa. Hubungan tersebut dirumuskan oleh Poiseuille yang dikenal dengan
hukum poiseuille sebagai :
(∆ ) (∆ )
= =
8 8

Dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan V yang melewati


pipa persatuan waktu (t) dinyatakan dalam satuan SI / )

Keterangan :
= ( . )
t = waku yang diperlukan cairan dengan volume mengalir melalui alat (S)
V = volume total cairan (L)
= ( )
r = jari-jari tabung (m)
L = panjang pipa (m)

Persamaan ditasas memperlihatkan bahwa Q berbanding terbalik


dengan viskositas cairan. Semakin besar viskositas, hambatan aliran juga
semakin besar sehingga Q menjadi rendah. Kecepatan aliran volume juga
sebanding dengan gradien tekanan ∆ /L dan pangkat empat jari-jari pipa.
Ini berarti bahwa jika r diperkecil sehingga menjadi setengahnya, maka akan
dibutuhkan 16 kali besar tekanan untuk memompa cairan lewat pipa pada
kecepatan aliran volume semula persamaan ini berlaku untuk gas dan juga
pipa cairan.

b. Hukum stokes
Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu dalam medium
fluida kental, maka benda tersebut akan mengalami hambata yang
diakibatkan oleh gaya gesekan fluida. Gaya gesek tersebut sebangding
dengan kecepatan relative gerak benda terhadap medium dan viskositasnya.
Besarnya gaya gesekan fluida telah dirumuskan sebelumnya sebagai :

= = =
Dimana K adalah koefisien yang besarnya bergantung bentuk geometric
benda. Dari hasil percobaan, untuk benda berbentuk bola dengan jari-jari r
diperoleh K = 6 . Dengan memasukkan nilai k diperoleh :

=6

Persamaan ini pertama kali dinyatakan oleh Sir Goerge Stokes (1845)
yang dikenal dengan hukum Stokes. Bila gaya F diterapkan pada partikel
berbentuk bola dalam larutan, maka stokes menunjukan bahwa untuk aliran
laminar berlaku :
=6

dimana f adalah koefisien gesek dari partikel.

CARA KERJA
1. Ukurlah diameter tiap-tiap bola dengan micrometer sekrup . Lakukan 5 kali
pengukuran untuk tiap-tipa bola.

2. Timbanglah tiap-tiap bola dengan neraca torsi.

3. Ukurlah diameter bagian dalam dari tabung, sebanyak 5 kali pengukuran.

4. Catat suhu zat cair sebelum dan sesudah percobaan

5. Ukurlah rapat massa zat cair sebelum dan sesudah tiap percobaan dengan
Areometer.

6. Tempatkan gelang kawat yang melingkar tabung kira-kira 5 cm di bawah


permukaan
zat cair dan yang lain kira-kira 5 cm dari dasar tabung.

7. Ukurlah jarak jatuh d (Jarak kedua gelang kawat).

8. Masukkan sendok saringm sampai dasar tabung dan tunggu beberapa saat hingga
zat
cair diam.

9. Ukurlah waktu jatuh T untuk tiap-tiap bola masing-masing 5 kali pengulangan.

10. Ubahlah letak – letak kawat sehingga jarak d berubah juga. Ukurlah d dan T
seperti
langkah pada nomor 7 dan 9.(pengulangan jarak d sebanyak 3 perubahan)

11. Ubahlah suhu zat cair dengan memasukkan tabung zat cair ke dalam air es
(dingin)
atau ke dalam bak air hangat (panas).(Bila kondisi memungkinkan).

12. Ulangi langkah percobaan nomor 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 untuk suhu yang tidak
sama
dengan suhu semula.

PERHITUNGAN
1. Tentukanlah koefisien kekentalan dari zat cair, yang dalam hal ini gliserin, dengan
mengukur waktu jatuh bola-bola dalam zat cair.

2. Tentukan persamaan garis lurus antara T dan r/R.

PERTANYAAN AWAL
1.) Berilah definisi koefisien kekentalan secara umum
Koefisien kekentalan zat cair adalah sifat daya tahan zat cair terhadap aliran
cairan. Koefisien kekentalan zat cair dihitung dengan membandingkan waktu yang
digunakan zat cair tersebut untuk mengalir dan massa jenis (kerapatan) zat cair
tersebut dengan nilai koefisien kekentalan zat cair lain yang telah diketahui.

2.) Apakah satuan koefisien kekentalan dalam SI dan apa pula satuan dalam c.g.s
Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah pascal sekon (Pa.s), atau dapat
ditulis dalam Ns/m2. Sedangkan dalam sistem satuan CGS, satuan
koefisien viskositas adalah poise (P)

3.) Buktikan rumus-rumus (6-2) dan (6-3).


- F=G
F = G-B  G = Wb = .Vb. g
B = Fa = . .
Vb =
G = Vb.g ( − )
- G =G–B  G = . ( − )
G = .Vb. g - . . G = . ( − )
G = Vb.g ( − )
= . ( − )
G = ( − )
( )
= . ( − )
G = 2 . ( − )=g
( ) g
= . =
2g( − )
g ( − )
=
2g

4.) Apakah akibatnya bila kecepatan bola besar relatif terhadap fluida ?
Jika kecepatan bola relatif terhadap fluida, maka gaya gerak juga akan semakin
besar.Gesekan akan menghambat gesekan fluida sehingga energi kinetik hilang. Suatu
saatakan terjadi keseimbangan dinamis dimana benda bergerak tanpa percepatan
dengan bertambah besarnya kecepatan bola dan akhirnya bola akan bergerak kecepatan
tetap

5.) Jika sebuah peluru ditembakkan ke atas, apakah kecepatannya pada saat jatuh
kembali sama dengan kecepatannya pada saaf ditembakkan ? Terangkan jawaban
Anda!
Kecepatannya akan berbeda. Peristiwa ini dinamakan GLBB ( Gerak Lurus
BerubahBeraturan ). Pada saat peluru ditembakkan ke atas, maka akan mengalami
perlambatankarena bergesekan dengan udara, kemudian disaat peluru jatuh akan
mengalami percepatan karena gravitasi bumi
DATA PENGAMATAN

PENGOLAHAN DATA
1.) DATA TUNGGAL

 Massa bola
Nst neraca : 0,05 g = 0,05 x 10 kg
1. Massa bola 1

m= 625 mg = 0,625 x 10 kg
∆ = = 0,05 x 10 =0,025 x 10 kg

∆ ,
= 100 % = ,
x 100 % = 0,004 % (4AP)

( ± ∆ ) = (0,625 x 10 ± 0,025 x 10 )

2. Massa bola 2

m= 492 mg = 0,492 x 10 kg

∆ = = 0,05 x 10 = 0,025 x 10 kg

∆ ,
= 100 % = ,
x 100 % = 0,005 % (4AP)

( ± ∆ ) = (0,492 x 10 ± 0,025 x 10 )

3. Massa bola 3

m= 365 mg = 0,365 x 10 kg

∆ = = 0,05 x 10 =0,025 x 10 kg

∆ ,
= 100 % = ,
x 100 % = 0,0068 % (4AP)

( ± ∆ ) = (0,365 x 10 ± 0,025 x 10 )

 Diameter bola
NST jangka sorong : 0,02 mm = 0,02 x 10 m
- Diameter bola 1
d = 7,90 mm = 7,9 x 10 kg

∆ = = 0,02 x 10 = 1 x 10 m


= 100 % = ,
x 100 % = 0,126 % (4AP)

( ± ∆ ) = (7,9 x 10 ± 1 x 10 )

- Diameter bola 2
d = 6,90 mm = 6,9 x 10 kg

∆ = = 0,02 x 10 = 1 x 10 m


= 100 % = ,
x 100 % = 0,144 % (4AP)
( ± ∆ ) = (6,9 x 10 ± 1 x 10 )

- Diameter bola 3
d = 6,45 mm = 6,45 x 10 kg

∆ = = 0,02 x 10 = 1 x 10 m


= 100 % = ,
x 100 % = 0,155 % (4AP)

( ± ∆ ) = (6,45 x 10 ± 1 x 10 )

 Jarak lintasan
- Jarak lintaan bola 1
L = 40cm = 0,4m
Nst mistar = 0,1cm = 10
1
∆ =
2
= 10
= 5 . 10 = 0,0005


Ksr = 100 %
= 100%
,
= 0.00125 (3 AP)

(l ±∆ ) = (0,4 ± 0,0005

- Jarak lintasan bola 2


L = 60cm = 0,6m
Nst mistar = 0,1cm = 10
1
∆ =
2
= 10
= 5 . 10 = 0,0005


Ksr = 100 %
= 100%
,
= 0,083% (4 AP)

(l ±∆ ) = (0,6 ± 0,0005)

- Jarak lintasan bola 3


L = 70cm = 0,7m
Nst mistar = 0,1cm = 10
1
∆ =
2
= 10
= 5 . 10 = 0,0005


Ksr = 100 %
= 100%
,
= 0,0007142 (4 AP)

(l ±∆ ) = (0,7 ± 0,0005)

 Diameter tabung
Diameter tabung = 3 cm
Nst jangka sorong = 0,02mm = 0,002 cm
1
∆ =
2
= 0,002 = 0,001 cm

= 100%

0,001
= 100%
3
= 0,000333 (3 AP)

 Volume bola
- bola 1
V1 =
= 3,14 0,395
= 0,258
- bola 2
V2 =
= 3,14 0,345
= 0,171
- bola 3
V3 =

= 3,14 0,322

= 0,139


- Bola 1
,
= = = 2,422 / = 2422 kg/
,

- Bola 2
,
= = = 2,877 / = 2877 kg/
,

- Bola 3
,
= = = 2,625 / = 2625 kg/
,

 Rapat massa jenis glyserin


NST aerometer : 0,01 g/ = 10 kg/

= 1400 kg/
1 1
∆ = = 10 = 5 kg/
2 2
∆ 5
= 100 % = 100% = 0,357 % (4 )
1400
( ± ∆ ) = (1400 ± 5) kg/

DATA MAJEMUK
 Waktu jatuh bola
Jarak 40 cm
BOLA 1
T1 (s) 1 ( ) T1 =

=
,
= 9,22
8,9 79,21
1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
9,4 88,36 ∆ 1=
−1

9,2 84,64 ( , ) ,
=
9,4 88,36
= 0,091s
9,2 84,64 ∆ ,
Ksr = 100% = 100% = 0,00197 (3 )
,
1 = 46,1 1 = 425,21
(t1 ±∆ 1) = (9,22 ± 0,091)

BOLA 2
T1 (S) 1 ( ) T1 =

=
,
= 11,04

11,5 132,25
1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
∆ 1=
10,0 100,0 −1

10,9 118,81 ( ) ,
=

11,5 132,25 = 0,282s


∆ ,
11,3 127,69 Ksr = 100% = ,
100% = 0,0051 (2 )

1 = 55,2 1 = 611 (t1 ±∆ 1) = (9,22 ± 0,282)

BOLA 3

T1 (S) 1 ( ) T1 = = = 12,6

12,5 156,25 1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
∆ 1=
11,5 132,25 −1

( , )
13,0 169 =

12,8 163,84 = 0,298s


∆ ,
13,2 174,24 Ksr = 100% = 100% = 0,00473 (3 )

1 = 63 1 = 795,58 (t1 ±∆ 1) = (12,6 ± 0,298)

Jarak 60 cm
BOLA 1
T1 (S) 1 ( ) T1 =

=
,
= 19,74
18,9 357,21
1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
17,7 313,29 ∆ 1=
−1

19,1 364,81 ( , , ) ,
=
22,2 492,84
= 0,789s
20,8 432,64 ∆ ,
Ksr = 100% = ,
100% = 0,00799 (3 )
1 = 98,7 1 = 1.960,79
(t1 ±∆ 1) = (19,74 ± 0,789)

BOLA 2
T1 (S) 1 ( ) T1 =

=
,
= 22,3
21,8 475,24
1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
22,2 492,84 ∆ 1=
−1

22,0 484,0 (2.487,81) ,


=
22,2 492,84
= 0,260s
23,3 542,89 ∆ ,
Ksr = 100% = ,
100% = 0,00233 (3 )
1 = 111,5 1 = 2.487,81
(t1 ±∆ 1) = (22,3 ± 0,260)

BOLA 3
T1 (S) 1 ( ) T1 =

=
,
= 25,28
24,5 600,25
1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
∆ 1=
25,0 625 −1

27,3 745,29 =
(3.201,9) ,

24,0 576,0 = 0,570s


∆ ,
25,6 655,36 Ksr = 100% = 100% = 0,0054 (2 )
,

1 = 126.4 1 = 3.201,9 (t1 ±∆ 1) = (25,28 ± 0,570

Jarak 70 cm
BOLA 1
T1 (S) 1 ( ) T1 =

= = 23,4
24,1 580,81
1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
23,4 547,56 ∆ 1=
−1

22,5 506,25 ( , )
=
23,2 538,24
= 0,273s
23,8 566,44 ∆ ,
Ksr = 100% = ,
100% = 0,0116 (3 )
1 = 117 ∑ 1 =2739,3
(t1 ±∆ 1) = (23,4 ± 0,273)

BOLA 2
T1 (S) 1 ( ) T1 =

=
,
= 26,1
26,4 696,96
1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
26,2 684,44 ∆ 1=
−1

25,8 665,64 (3402,29) ,


=
25,9 670,81
= 0,433s
26,2 684,44 ∆ ,
Ksr = 100% = ,
100% = 0,0165 (3 )
1 = 130,5 1 = 3402,29
(t1 ±∆ 1) = (26,1 ± 0,433)

BOLA 3
T1 (S) 1 ( ) ∑
T1 = = = 29,2
30,7 942,49
1 (∑ 1 ) − (∑ 1)
∆ 1=
29,0 841 −1

28,2 795,24 =
(4266,66)

28,8 829,44 = 0,415s

29,3 858,49 ∆ ,
Ksr = 100% = 100% = 0,0142 (2 )
,

∑ 1 =146 1 = 4266,66 (t1 ±∆ 1) = (29,2 ± 0,415)


 Kecepatan jatuh bola

- Bola 1
∑ ,
d(m) t(s) V = = = 0,0346 m/s
(m/s)
0,4 9,22 0,0434 0,0019 1 ∑ − (∑ )
∆ =
0,6 19,74 0,0304 0,0009 −1

0,7 23,4 0,0299 0,0009 1 3(0,0037) − (0,1037)


∆ =
2
0,1037 0,0037
Rata-rata 0,0346 0,0012 1 0,0111 − 0,0108
=
2

= 0,004 m/s
∆ ,
Ksr = 100% = ,
100% = 11,56% (2 )

(∆ ± ) = ( 0,004 ±0,0346) /

Bola 2 =

=
,
= 0,03 m/s
d(m) t(s) V
(m/s) 1 ∑ − (∑ )
∆ =
0,4 11,04 0,0362 0,0013 −1

0,6 22,3 0,0269 0,0007 1 3(0,0028) − (0,0900)


∆ =
0,7 26,1 0,0268 0,0007 2

0,0900 0,0028 1 0,0084 − 0,0081


=
Rata-rata 2
0,0300 0,0009
= 0,004 m/s
∆ ,
Ksr = 100% = 100% = 13,33% (2 )
,

(∆ ± ) = ( 0,004 ±0,03) /

- Bola 3
d(m) t(s) V =

=
,
= 0,0265 m/s
(m/s)
0,4 12,6 0,0317 0,0010 1 ∑ − (∑ )
∆ =
0,6 25,28 0,0237 0,0006 −1

0,7 29,2 0,0240 0,0006 1 3(0,0022) − (0,0795)


∆ =
0,0795 0,0022 2

Rata-rata 0,0265 0,0007 1 0,0066 − 0,0063


=
2

= 0,004 m/s
∆ ,
Ksr = 100% = 100% = 15,09% (2 )
,

(∆ ± ) = ( 0,004 ±0,0265) /

PERHITUNGAN DAN ANALISIS

1. Tentukanlah koefisien kekentalan dari zat cair, yang dalam hal ini gliserin, dengan
mengukur waktu jatuh bola-bola dalam zat cair. ( = 1400 / )

= ( − )
= ( − ) /

= ( − )

Jarak 40 cm
- Bola 1
= 2422 kg/
= 0,258
= ( − )
,
= 0,00395 ( 2422 − 1400) ,
= 0,81 Ns/
- Bola 2
= 2877 kg/
= 0,171
= ( − )
,
= 0,00345 ( 2877 − 1400) ,
= 0,97 Ns/

- Bola 3
= 2625 kg/
= 0,139
= ( − )
,
= 0,003225 ( 2625 − 1400) ,
= 1,11 Ns/

Jarak 60 cm
- Bola 1
= 2422 kg/
= 0,258
= ( − )
,
= 0,00395 ( 2422 − 1400) ,
= 1,16 Ns/

- Bola 2
= 2877 kg/
= 0,171
= ( − )
,
= 0,00345 ( 2877 − 1400) ,
= 1,31 Ns/

- Bola 3
= 2625 kg/
= 0,139
= ( − )
,
= 0,003225 ( 2625 − 1400) ,
= 1,49 Ns/

Jarak 70 cm
- Bola 1
= 2422 kg/
= 0,258
= ( − )
,
= 0,00395 ( 2422 − 1400) ,
= 1,18 Ns/

- Bola 2
= 2877 kg/
= 0,171
= ( − )
,
= 0,00345 ( 2877 − 1400) ,
= 1,32 Ns/

- Bola 3
= 2625 kg/
= 0,139
= ( − )
,
= 0,003225 ( 2625 − 1400) ,
= 1,47 Ns/

1.) Tentukan persamaan garis lurus antara T dan r


X = r jari-jari bola (m) variabel bebas
Y = waktu (s) variabel terikat

 Jarak 0,4 m
X (m) Y (s) ( ) Xy (ms)
0,2633 9,22 0,06934 2,42793
0,23 11,04 0,0529 2,5392
0,215 12,6 0,04623 2,709
= 0,70833 = 32,86 = 0,16847 = 7,67613

∑ ∑ ∑ ∑
a=
.∑ (∑ )
, , , ,
=
, ,
= 36,8624

∑ ∑ ∑
b=
.∑ (∑ )
, , ,
=
, ,
= -67,3797

Y = a + bx
Y = 36,8624 - 67,3797 (0,2633) = 19,1
Y = 36,8624 - 67,3797 (0,23) = 21,3
Y = 36,8624 - 67,3797 (0,215) = 22,3
 Jarak 0,6m
X (m) Y (S) ( ) Xy (ms)
0,2633 19,74 0,0693 5,1982
0,2300 22,3 0,0529 5,1290
0,2150 25,28 0,0462 5,4352
= 0,70833 = 67,32 = 0,1685 = 15,7624

∑ ∑ ∑ ∑
a= .∑ (∑ )
, , , ,
= , ,
= 48,0172

∑ ∑ ∑
b= .∑ (∑ )
, , ,
= , ,
= -108,3268

Y = a + bx
Y = 48,0172 -108,3268(0,2633) = 19,4
Y = 48,0172 -108,3268 (0,23) = 23,1
Y = 48,0172 -108,3268 (0,215) = 24,7

 Jarak 0,7 m
 X Y (S) ( ) Xy (ms)
(m)
0,2633 23,4 0,0693 6,1620
0,2300 26,1 0,0529 6,0030
0,2150 29,2 0,0462 6,2780
= 0,7083 = 78,7 = 0,1685 = 18,4430

∑ ∑ ∑ ∑
a= .∑ (∑ )
, , , ,
= , ,
= 53,0343

∑ ∑ ∑
b= .∑ (∑ )
, , ,
= , ,
= -113,5098
Y = a + bx
Y = 53,0343 -113,5098 (0,2633) = 23,1
Y = 53,0343 -113,5098 (0,23) = 26,9
Y = 53,0343 -113,5098 (0,215) = 28,6

grafik antara T dan r/R


35

30

25

20

15

10

0
0,2633 0,23 0,215

Series 1 Series 2 Series 3

ANALISIS
Viskositas adalah kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalamfluida.
Kekentalan viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagiandan bagian
yang lain.

Pada praktikum kali ini melakukan percobaan tentang


viskositas, percobaan kali ini bertujuan untuk menentukan koefisien viskositas yang dalam hal inime
nggunakan tiga macam bola dengan diameter dan massanya berbeda.Sebelum melakukan
percobaan, terlebih dahulu kami mengkalibrasi semua peralatan.Pertama, kami mengukur diameter
bola dengan menggunakan mikrometer sekrup. Pengukurandilakukan sebanyak lima kali untuk
setiap bolanya. Setelah mengukur diameter bola, kemudiankami mengukur massa bola. Pengukuran
dilakukan sebanyak satu kali dengan menyeimbangkan timbangan torsi.Langkah selanjutnya yaitu
menghitung waktu jatuhnya bola ke gliserin; persiapkan stopwatch sebagai tolak ukur penghitung
jalannya percobaan ini, kemudian bola dijatuhkan kedalam tabung gelas dan sesuai dengan ukuran
yang ditentukan stopwatch dihentikan.Percobaan kali ini menggunakan dua bola dengan besar
berbeda dan pergantian jarak (d) sebanyak tiga kali, dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil
sebagai berikut :

JARAK BOLA 1 BOLA 2 BOLA 3

40 CM 0,81 Ns/ 1,16 Ns/ 1,18 Ns/

60 CM 0,97 Ns/ 1,31 Ns/ 1,32 Ns/


70 CM 1,11 Ns/ 1,49 Ns/ 1,47 Ns/

Dalam teori :Menurut Hukum Stokes penentuan (koefisien) dapat dilakukan dengan
percobaankelereng jatuh. Sewaktu kelereng dijatuhkan ke dalam bejana yang berisi cairan yang
hendak ditentukan nya, kecepatan kelereng semakin cepat dalam hal ini sebanding dengan jari-
jari.Sesuai persamaannya :

W = F.S

M.g=6

r≈ ........ (1)

Dalam percobaan :

Pada percobaan praktikum menetukan koefisien viskositas, dalam pembahasan ini jugadapat
diketahui bahwa pengaruh antara diameter terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah;semakin
besar diameter bola, maka semakin cepat bola jatuh ke dasar tabung. Namun hal ini juga sangat
bergantung pada massa bola yang digunakan. Jika beberapa bola dijatuhkan dengan massa yang
berbeda ke dalam tabung yang berisi gliserin, maka bola yang bermassa besar yangakan mengalami
kecepatan terbesar, hal ini terjadi karena berat benda akan dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga
benda yang memiliki massa yang besar memiliki berat yang besar pula danmengalami kecepatan
yang besar

Analisis kekentalan zat cair terhadap kecepatan jatuh bolaPengaruh kekentalan gliserin
terhadap kecepatan jatuhnya bola adalah semakin kentalsuatu zat cair atau fluida, maka daya untuk
memperlambat gerak jatuhnya bola semakin besar, sehingga semakin kental suatu zat cair
maka akan semakin lambat pergerakan bendayang jatuh didalamnya, sebaliknya semakin encer
suatu fluida maka akan semakin cepat bola jatuh ke dasar tabung.Dalam hal ini, semakin tinggi
koefisien viskositas, maka semakin lambat kecepatannya.Atau kecepatan berkurang, begitupun
sebaliknya.

Pembahasan

Di dalam praktikum ini, tentu dalam menentukan koefisien kekentalan zat cair dapatdipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan kurangtepatnya hasil yang
dicapai bisa juga sebagai acuan dalam praktikum, antara lain sebagai berikut :

a. Tekanan

Viskositas zat cair naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidakdipengaruhi oleh
tekanan.

b. Ukuran dan berat molekul

Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat,larutan minyak laju
alirannya lambat dan kekentalan tinggi.

c. Bentuk molekul

Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.


d. Kekuatan antar molekul

Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen.

Berdasarkan grafik antara dan d dapat dilihat bahwa nilai berbanding lurus dengan
nilai d, baik bola 1, bola 2 , dan bola 3. Hal ini berarti semakin besar semakin besar pula d nya.
Jarak berbanding lurus dengan waktu tempuh bola kecil. Begitu pula padadiameter dan massa bola
juga tampak adanya hubungan yaitu untuk diameter dan massa bola yang semakin besar maka
waktu tempuhnya semakin kecil.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh koefisien viskositas zat yangmemiliki
nilai berbeda pada setiap massa yang berbeda pula.Nilai ini berbeda karenadipengaruhi oleh jari-jari
dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu yangakan berpengaruh pada
perhitungan massa jenis bola tersebut.

Massa jenis fluida nantinya digunakan dalam perhitungan nilai koefisien


viskositasnya.Akan tetapi, nilai ini berbeda dengan teori.Percobaan yang dilakukan untuk
mengetahuimassa jenis fluida dalam hal ini gliserin, sebelum dimulainya percobaan dan
setelah percobaan dimana pada suhu tersebut besar nilai massa jenis gliserin yang didapatkan
sebesar 1,3 N.s/m2. Namun,massa jenis gliserin tidak sesuai dengan teori sehingga
nilaiviskositasnya berbeda. Nilai massa jenis gliserin pada teori seharusnya ± 1260 kg/m3.
Hal ini karena adanya kemungkinan kesalahan yang terjadi saat percobaaan. Kesalahan
tersebut pada saat pembacaan skalanya kurang akurat.Setelah percobaan didapatkan bahwa
bola yang memiliki massa lebih besar akanmengalami kecepatan yang lebih besar pula. Hal
ini disebabkan karena ada pengaruh percepatan gravitasi bumi terhadap bola.Sehingga benda
yang memiliki massa yang besarakan memiliki berat yang besar pula dan mengalami
kecepatan yang besar.Diameter
bola pun mempengaruhi kecepatan yang dialami bola. Diameter bola sebanding dengankecep
atan bola. Artinya, jika diameter bola semakin besar maka kecepatan bola yang dialami pun
semakin besar.
Pada hasil
percobaan dapat dilihat bahwa kekentalan zat cair naik kemudian turun
grafiknya hal ini disebabkan karena:
1. Kurangnya ketelitian praktikan dalam menggunakan alat-alat untuk
mengukur.
2. Pengambilan data untuk waktu jatuh bola kurang tepat.
3. Penimbangan massa bola yang terburu-buru karena waktu yang praktikum
sangat terbatas.
4. Pengambilan data untuk massa bola tidak tepat karena bolanya rusak

PERTANYAAN AKHIR

1.) Tentukan gelang-gelang kawat yang melingkari tabung dipilih (jarak d). Apakah akibatnya
jika terlalu tinggi (dekat dengan permukaan atau terlalu rendah dekat dengandasar tabung).
Memilih letak karet-karet gelang pada tabung engan cara menyesuaikan jarak antaragelang
dengan permukaan sama dengan jarak gelang dengan dasar tabung, jika jarakterlalu dekat
dengan permukaan dan dasar tabung akan menyebabkan waktu yang ditempuh benda
semakin lama daripada jarak yang lebih jauh dari permukaan dan dasar,hal ini juga
berdampak pada koefisien kekentalan za cair yang semakin besar.

2.) Hitunglah T, untuk tiap-tiap bola dan tiap-tiap d (gunakan tabel-tabel)


 Jarak 40 cm
Bola 1
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2422 − 1400) = 149,0 /

Bola 2
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2877 − 1400) = 205,5 /

Bola 3
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2625 − 1400) = 260,1 /

 Jarak 60 cm
Bola 1
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2422 − 1400) = 178,4 /

Bola 2
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2877 − 1400) = 348,2 /

Bola 3
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2625 − 1400) = 291,06 /

 Jarak 70 cm
Bola 1
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2422 − 1400) = 204,1 /

Bola 2
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2877 − 1400) = 396,1 /

Bola 3
9
= ( − )
2
, ,
= ( 2625 − 1400) = 324,1 /

3.) Grafik

- Bola 1

Chart Title
300
250
200
150
100
50
0
Category 1

Series 1 Column1 Column2

- Bola 2

Chart Title
400

300

200

100

Column1 Series 2 Series 3

- Bola 3
Chart Title
500

400

300

200

100

Column1 Column2 Series 3

4.) Hitunglah harga dengan memakai grafik tersebut


 Jarak 40 cm
Bola 1
2
=
( − )

= , ( )
= 0,71 Ns/

Bola 2
2
=
( − )

,
= , ( )
= 0,69 Ns/

Bola 3

2
=
( − )

,
= , ( )
= 1,06 Ns/

 Jarak 60 cm
Bola 1
2
=
( − )

,
= , ( )
= 0,57 Ns/

Bola 2
2
=
( − )

,
= , ( )
= 0,78 Ns/
Bola 3

2
=
( − )

,
= , ( )
= 0,79 Ns/

 Jarak 70 cm
Bola 1
2
=
( − )

,
= , ( )
= 0,55 Ns/

Bola 2
2
=
( − )

,
= , ( )
= 0,76 Ns/

Bola 3

2
=
( − )

,
= , ( )
= 0,75 Ns/

5.) Buktikan bahwa T, mempunyai harga tetap pada d yang sama untuk berbagai ukuran bola.
berbanding lurus dengan d, oleh karena itu pada perhitungan nilainya akan tetap, dan
dan d pun tidak dipengaruhi oleh ukuran bola.

6.) Apa faedahnya menghitung lebih dulu untuk menghitung


Nilai berbanding lurus dengan , sehingga akan memudahkan dalam perhitungan ,
karena nilai g , d , selalu bernilai tetap.

7.) Berilah ketelitian percobaan ini untuk hasil-hasil yang diperoleh


Areometer : 20 mg/
Neraca torsi : 5 mg
Mikrometer sekrup : 0,01 mm
Jangka sorong : 0,1 mm
Stopwatch : 0,01 s

8.) Apakah pengaruh suhu terhadap koefisien kekentalan zat cair. Terangkan jawaban anda
Suhu berpengaruh nyata dalam kekentalan zat cair. Semakin tinggi suhu maka
semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair
bila dipanaskan akan mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya suhu pada
zat cair yang menyebabkan turunnya viskositas dari zat cair tersebut. Oleh karena itu,
semakin tinggi suhu maka cairan akan semakin encer, hal itu disebabkan karena
kerapatan komponen penyusun zat cair semakin renggang. Suatu viskositas akan
menjadi lebih tinggi jika suhu akan mengalami penurunan, karena pada saat itu suhu
dinaikkan. Maka partikel-partikel penyusun zat tersebut bergerak secara acak
sehingga kekentalan akan mengalami penurunan, dan jika suhu mengalami
penurunan, akan terjadi kenaikan viskositas karena pertikel penyusun senyawa
tersebut tidak mengalami gerakan, sehingga gaya gesek yang bekerja juga semakin
besar. Misalnya, pada minyak goreng sebelum dipanaskan diwajan akan lebih kental,
namun setelah dipanaskan di atas api maka tidak akan kental lagi.

13.) bagaimanakah dapet ditentukan harga dari grafik ?

Dengan bertambahnya besar kecepatan bola maka bertambah pula gaya stokes padA bola
tersebut sehingga pada akhirnya bola tersebut akan bergerak dengan kecepatan tetap

KESIMPULAN
1. Nilai kekentalan zat cair (η) berbanding lurus dengan waktu, jari-jari bola,
dan massa bola dan berbanding terbalik dengan jarak jatuh bola.

2. Kekentalan zat cair atau viskositas bergantung pada bahan yang digunakan,
fluida yang lebih kental akan lebih sulit mengalir.

3. Hukum yang berlaku pada percobaan ini adalah Hukum Poissuile, yaitu
kecepatan tidak mempengaruhi saat percobaan dan perhitungan dilakukan,
sehingga hasil dari nilai koefisien viskositas satuannya adalah dalam poise.

4. Benda yang dijatuhkan kedalam zat cair akan mengalami gesekan dengan
kekentalan zat cair itu sendiri yang nilainya disebut viskositas.

5. Koefisien kekentalan zat cair diperoleh dari hasil pengukuran waktu jatuh
bola dengan ketinggian tertentu.

6. Koefisien viskositas zat yang memiliki nilai berbeda pada setiap massa
yang berbeda pula. Nilai ini berbeda karena dipengaruhi oleh oleh jari-jari
dan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu yang akan
berpengaruh pada perhitungan massa jenis bola tersebut.

7. Semakin tinggi temperature zat cair maka semakin rendah viskositasnya.


8. Semakin besar diameter dan massa bola, maka semakin besar nilai koefisien
kekentalan zat cair.

9. Semakin besar jarak jatuh bola maka semakin besar kecepatan bola untuk
mencapai dasar tabung.

10. Semakin besar koefisien kekentalan zat cair suatu benda maka semakin
kecil kecepatan benda untuk mencapai dasar tabung.

DAFTAR PUSTAKA
Serway, Raymond A. DanJewett, John W. 2009. FISIKA untuk Sains dan Teknik .Jakarta:
Salemba Teknika.
Young, Hugh D dkk. 2002.FISIKA UNIVERSITAS Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta :Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.
Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai