Anda di halaman 1dari 5

VISKOSITAS

𝐈𝐪𝐛𝐚𝐥 𝐇𝐚𝐦𝐨𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧𝐚 , 𝐑𝐚𝐟𝐥𝐢 𝐒𝐞𝐩𝐭𝐢𝐰𝐚𝐧𝐛 , 𝐀𝐳𝐡𝐚𝐫𝐝𝐢 𝐁𝐮𝐬𝐭𝐚𝐦𝐢𝐛 , 𝐌. 𝐃𝐳𝐮𝐥 𝐀𝐤𝐛𝐚𝐫 𝐛

Matematika, Fakultas MIPA, Senin shift II (13.30 – 16.30), Universitas Andalas


Laboratorium Fisika Dasar, Universitas Andalas

e-mail: hamonanganikbal@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163

ABSTRAK

Viskositas adalah derajat kekentalan suatu zat. Percobaan ini bertujuan untuk menghitung
besarnya nilai viskositas dari berbagai macam zat cair atau fluida yang sering kita temui dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, percobaan ini dilakukan agar kita mengetahui beberapa faktor
yang mempengaruhi gaya hambat dari fluida atau zat cair, bila kita memasukkan benda dengan
berbagai ukuran ke dalam fluida. Percobaan dilakukan dengan cara menghitung waktu yang
diperlukan oleh bola dengan berbagai diameter, untuk sampai ke dasar tabung. Tabung yang
digunakan diisi dengan zat cair yang berbeda, dengan begitu kita dapat menghitung besarnya
nilai viskositas zat cair tersebut dan mengkaitkanya dengan gaya hambat yang membuat benda
mengalami perlambatan ketika dimasukan ke dalam zat cair atau fluida. Setelah dilakukan dan
diamati, diperoleh hasil nilai viskositas yang berbeda-beda untuk zat cair seperti minyak goreng
yang memiliki nilai viskositas sebesar 26,4 poise dan gliserin sebesar 21,0. Ini menandakan
bahwa nilai viskositas minyak goreng lebih besar dari gliserin. Setelah melakukan percobaan
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya gaya Stokes dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu nilai viskositas atau kekentalan zat cair dan diameter dari bola.

Kata kunci :Viskositas, Fluida, Nilai Viskositas, Gaya Stokes.

I. PENDAHULUAN Faktor-faktor yang mempengaruhi


Fluida adalah istilah yang digunakan untuk viskositas yaitu: Pertama, kondisi aliran-
menyebut segala jenis zat yang dapat laminar atau turbulen untuk menguji
mengalir. Baik itu dalam bentuk cairan viskositas cairan, kondisi aliran pasti sangat
maupun gas, selama zat itu bisa mengalir penting.
maka dia disebut sebagai fluida. Viskositas
adalah ukuran kekentalan fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan di
dalam fluida. Makin besar viskositas suatu
fluida, maka makin sulit suatu fluida untuk
mengalir dan makin sulit suatu benda untuk
bergerak di dalam fluida tersebut. Jadi,
molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida-
fluida tersebut mengalir. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya
Gambar 1. Aliran turbulen dan laminar.
kohesi (gaya tarik-menarik antar molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, Cairan tersebut harus mengembangkan
viskositas disebabkan oleh tumbukan antar aliran laminar. Dengan aliran laminar, zat
molekul. bergerak dalam lapisan tipis imajiner
dimana molekul tidak berubah dari satu nilainya sama, maka gaya gesek bola
lapisan ke lapisan lainnya. Alirannya terhadap fluida juga sama di seluruh
memiliki struktur tertib. Dalam aliran pemukaan bola.
turbulen, di sisi lain, tidak ada struktur atau
lapisan yang dapat dikenali dan diamati .
Molekul bergerak bebas, cairan membentuk
vortisitas. Jika menguji fluida di bawah
kondisi aliran turbulen akan menghasilkan
viskositas yang lebih tinggi. Begitu juga
dengan tingkat geser yang merupakan
parameter penting dalam menentukan
viskositas dan juga untuk menentukan
perilaku aliran zat. Kedua, viskositas cairan
sangat bergantung pada suhu. Semakin
tinggi suhu, semakin rendah viskositas zat.
Akibatnya, penurunan suhu menyebabkan Gambar 2. Hukum Stokes
peningkatan viskositas. Untuk sebagian
besar cairan, viskositas meningkat dengan Besar gaya gesekan fluida dirumuskan :
meningkatnya tekanan, viskositas gas tidak Ff =kμv (1)
dipengaruhi oleh tekanan. Satuan Sistem Koefisien “k” bergantung pada bentuk
Internasional (SI) untuk koefisien viskositas geometris benda. Untuk benda yang
adalah Ns/m2 = pascal sekon (Pa.s). Satuan memiliki bentuk geometris bola dengan jari-
Centimeter Gram Sekon (CGS) untuk jari r, dari perhitungan diperoleh :
koefisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = k = 6πr (2)
poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dengan mensubtitusikan persamaan (2) ke
dalam senti poise (cP). 1 cP = 1/100 P. persamaan (1) diperoleh :
Satuan poise digunakan untuk mengenang Ff = 6ηлrv (3)
seorang Ilmuwan Perancis, Jean Louis Marie dengan
Poiseuille. Ff :gaya gesekan pada benda oleh fluida
Dalam viskositas, kita mengetahui semakin r : jari-jari bola
kental suatu zat cair maka semakin besar v :laju bola relatif terhadap fluida
pula gaya stokes atau lebih dikenal dengan k :koefisien
gaya hambat. Bunyi hukum Stokes “Apabila η :koefisien viskositas
sebuah bola bergerak dalam fluida maka Terdapat beberapa aplikasi penggunaan
bola akan mendapat gaya gesekan yang viskositas dalam kehidupan sehari – hari,
arahnya berlawanan dengan arah gerak yaitu mengalirnya darah dalam pembuluh
bola. Besarnya gaya gesekan bergantung darah vena, proses penggorengan ikan
pada kecepatan relatif benda terhadap (semakin tinggi suhunya, maka semakin
fluida serta bentuk benda”. Hukum Stokes kecil viskositas minyak goreng),
bisa pula digunakan untuk menentukan mengalirnya air dalam pompa Perusahaan
koefisien viskositas fluida. Benda yang Daerah Air Minum (PDAM) yang mengalir
bergerak dalam fluida mendapat gaya kerumah-rumah kita, tingkat kekentalan
gesekan yang arahnya berlawanan dengan minyak pelumas mesin, dan lainnya.
arah gerak benda. Besarnya gaya gesekan
bergantung pada kecepatan relatif benda II. METODE PENELITIAN
terhadap fluida serta bentuk benda. Untuk 2.1. Alat dan Bahan
benda yang berbentuk bola, besarnya gaya Pada praktikum viskositas menggunakan
gesekan memenuhi hukum stokes. Hal ini beberapa alat dan bahan sebagai berikut :
terjadi karena jika benda berbentuk bola tabung viskositas sebagai wadah zat cair uji,
dicelupkan ke dalam fluida, maka seluruh meteran untuk mengukur tingginya zat cair
titik di permukaan bola mengalami tekanan uji, stopwach untuk menghitung waktu
yang nilainya sama. Jika seluruh titik di jatuhnya bola dari ketinggian tertentu, bola
permukaan bola mengalami tekanan yang sebagai alat penguji, zat cair sebagai bahan
uji, magnet untuk mengambil bola yang 7 1,069 0,45
dimasukkan ke dalam tabung viskositas. 8 1,070 0,39
2.2. Prosedur Percobaan
Prosedur pada praktikum tentang viskositas Tabel 2. Hubungan antara r2 dan 1/t
ini akan ditentukan koefisien viskositas tiga No 1/t r² (1/t)² r²/t
jenis zat cair, yaitu: oli, minyak goreng, dan x y x² xy
gliserin. Untuk menentukan koefisien 1 1,5385 0,0804 2,3669 0,1237
viskositas tiga zat cair tersebut digunakan
2 1,5385 0,0809 2,3669 0,1245
prosedur kerja yang sama. Berikut akan
diuraikan prosedur kerja yang digunakan. 3 1,4493 0,0809 2,1004 0,1172
Pertama, alat penguji viskositas disusun di 4 1,9231 0,0824 3,6983 0,1585
tempat yang telah ditentukan. Ditentukan 5 1,9231 0,0824 3,6983 0,1585
panjang “L” tabung (ambil 10 cm dari ujung
6 2,1739 0,2338 4,7258 0,4865
tabung tempat jatuhnya bola hingga dasar
tabung), kemudian dicatat panjang “L”. 7 2,2222 0,2857 4,9382 0,6349
Diukur jari-jari delapan bola beda ukuran 8 2,5641 0,2862 6,5746 0,7338
yang akan digunakan. Masing-masing bola ∑ 15,3327 1,2127 30,4694 2,5376
dimasukkan ke dalam tabung dan dijaga
agar tidak ada gelembung cairan yang ikut
bersama bola pada tabung viskositas.
Kemudian dihitung waktu “t” yang
diperlukan oleh bola untuk menempuh
jarak “L”, dan dicatat hasilnya. Kemudian,
dicari hubungan antara “r 2 ”(sumbu y) dan
“1/t” (sumbu x), dihitung gradien dan
intersep, lalu dibuat hubungan antara “r 2 ”
dan “1/t”. Selanjutnya, ditentukan
viskositas zat cair yang digunakan
berdasarkan perhitungan nilai gradien. Gambar 3. Grafik Hubungan antara r2 dan 1/t
Terakhir, dibandingkan perhitungan yang
telah dilakukan dengan viskositas ketiga Berdasarkan hasil pengukuran dengan
cairan tersebut pada literatur. viskometer bola jatuh sebagaimana yang
terdapat pada tabel 3 dan 4, didapatkan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN nilai koefisien viskositas dari gliserin
3.1. Analisis Hasil Pengukuran menggunakan bola dengan berbagai ukuran
Berdasarkan hasil pengukuran dengan senilai 2,4214 Poise.
viskometer bola jatuh sebagaimana yang
terdapat pada tabel 1 dan 2, didapatkan Tabel 3. Pengaruh diameter terhadap
nilai koefisien viskositas dari minyak perubahan waktu. Dengan panjang tabung 50 cm
goreng menggunakan bola dengan berbagai Diameter bola r Waktu t
No
ukuran senilai 1,1333 Poise . (cm) (s)
1 0,567 1,595
Tabel1.Pengaruh diameter terhadap perubahan 2 0,569 0,81
waktu, dengan panjang tabung 50 cm 3 0,569 0,81
Diameter bola 4 0,571 0,8
Waktu t
no r 5 0,571 0,8
(s)
(cm) 6 0,967 0,71
1 0,567 0,65 7 1,069 0,68
2 0,569 0,65 8 1,070 0,61
3 0,569 0,69
4 0,571 0,52 Tabel 4. Hubungan antara r2 dan 1/t
5 0,571 0,52 No 1/t r² (1/t)² r²/t
6 0,967 0,46
x y x² xy 4 1,3889 0,0824 1,9290 0,1144
1 0,6289 0,0804 0,3955 0,0506 5 1,3889 0,0824 1,9290 0,1144
2 1,2346 0,0809 1,5242 0,0998 6 1,7857 0,2338 3,1887 0,4175
3 1,2346 0,0809 1,5242 0,0998 7 2,4390 0,2857 5,9487 0,6968
4 1,25 0,0824 1,5625 0,103 8 3,5714 0,2862 12,7549 1,0221
5 1,25 0,0824 1,5625 0,103 ∑ 14,2113 1,2127 30,2764 2,659
6 1,4084 0,2338 1,9836 0,3292
7 1,4706 0,2857 2,1626 0,4202
8 1,6393 0,2862 2,6873 0,4691
∑ 10,1164 1,2127 13,4024 1,6746

Gambar 5. Grafik Hubungan antara r² dan 1/t

Pada penghitungan nilai viskositas pada


minyak goreng didapatkan hasil 1,133 poise,
sedangkan berdasarkan data literatur, data
Gambar 4. Grafik Hubungan antara r² dan 1/t seharusnya dalam rentang 3,98 - 4,71poise.
Data yang didapatkan dalam praktikum
Berdasarkan hasil pengukuran dengan hasilnya jauh dari literatur. Hal ini
viskometer bola jatuh sebagaimana yang disebabkan karena pada pengukuran nilai
terdapat pada tabel 5 dan 6, didapatkan viskositas pada minyak goreng tidak
nilai koefisien viskositas dari oli telitinya menghitung waktu jatuh bola
menggunakan bola dengan berbagai ukuran dengan stopwatch, atau bisa juga
senilai 0,5138 Poise. disebabkan pembulatan angka serta
penghitungan dalam mengolah data. Pada
Tabel 5. Pengaruh diameter terhadap penghitungan nilai viskositas gliserin
perubahan waktu dengan panjang tabung 50 cm didapatkan nilai viskositas sebesar 2,4214
no Diameter bola r Waktu t poise, sedangkan pada literatur nilai
(cm) (s) viskositasnya sebesar 14,99 poise. Sangat
1 0,567 1,075 jauh berbeda dengan hasil yang kami
2 0,569 0,745 dapatkan pada praktikum. Hal ini dapat
3 0,569 0,745 terjadi karena ketidaktelitian dalam
4 0,571 0,725 menghitung waktu jatuh bola hingga
5 0,571 0,725 pengolahan data. Begitu juga dengan hasil
6 0,967 0,565 pengukuran nilai viskositas pada oli
7 1,069 0,41 didapatkan sebesar 0,5138 poise, sedangkan
8 1,07 0,285 pada literatur nilai viskositas oli sebesar
0,026 poise. Nilai hasil penghitungan
Tabel 6. Hubungan antara r2 dan 1/t mendekati nilai literatur meskipun tidak
No 1/t r² (1/t)² r²/t persis sama. Hal ini terjadi karena ketidak
x y x² xy telitian dalam mengukur waktu jatuh bola
hingga ke dasar tabung serta kesalahan
1 0,9346 0,0804 0,8735 0,0752
penghitungan lainnya.
2 1,3514 0,0809 1,8263 0,1093
3 1,3514 0,0809 1,8263 0,1093 IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada 5. Thomas G. Mezger, 'The rheology
praktikum yang telah dilakukan, dapat kita Handbook', 3 rddirevisi Edition, (C)
ketahui ketika benda dimasukan ke dalam 2011 VincentzJaringan, Hanover,
zat cair atau fluida, benda tidak akan jatuh Jerman
dengan kecepatan yang sama. Namun, akan
mengalami perlambatan karena adanya
gaya stokes yang berlawanan dengan arah
jatuh benda. Gaya stokes tergantung
kepada beberapa faktor, salah satunya
diameter benda. Ketika benda yang kita uji
berupa bola dimana semakin besar diameter
bola, maka semakin besar pula gaya
stokesnya. Hubungan gaya stokes dengan
viskositas adalah semakin kental suatu zat
cair maka semakin besar pula gaya stokes.
Hal ini terbukti dari beberapa percobaan
yang kami lakukan dengan berbagai macam
zat cair yang memiliki kekentalan
(viskositas) yang berbeda-beda.

V. UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada
bapak Ardian Putra, M.Si selaku kepala
labor, Uda M. Dzul Akbar selaku
koordinator umum, Uda Azhardi Bustami
selaku koordinator alat, Uda Arrief
Atmajaya selaku koordinator jurusan, Uda
Rafli Septiwan selaku asisten pembimbing
jurnal, uda dan uni asisten pembimbing
selama praktikum berlangsung, staf
laboratorium yang disela-sela rutinitasnya
tetap meluangkan waktunya untuk
memberikan petunjuk, serta teman – teman
jurusan Matematika yang telah memberikan
dorongan, saran dan arahan sejak rencana
percobaan hingga selesainya penulisan
jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. A Abdullah, Prof. Mikrajuddin.
2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB.
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika.
Jakarta: Erlangga
2. Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk
Universitas. Jakarta : PT Gramedia
3. David, lide.2009.CRC Handbook of
Chemistry and Physics 89th Edition.
CRCPress/Taylor.Francis.(buku
terjemahan
4. Soedojo, Peter. 2004. Fisika Dasar.
Yogyakarta: Penerbit ANDI

Anda mungkin juga menyukai