Anda di halaman 1dari 15

Jarak antara titik dengan bidang atau garis ; sudut

antara garis dan bidang

DISUSUN OLEH:
1. FEMILIA PUTRI (1710433014)
2.IQBAL HAMONANGAN (1710433018)
Jarak antara titik dengan bidang atau
garis ; sudut antara garis dan bidang
Pada bagian 9.5 kita telah menggunakan cross
product (kali silang) da proyeksi dari satu vector
degan vector lainya untuk mencari jarak antara
dua garis dalam sebuah bidang.metode yang
sama dapat digunakan untuk mencari jarak atara
titik dan bidang atau antara titik dan garis
Contoh 1
Carilah jarak antara (3,-4,1) dan x-2y+2z+4=0
Penyelesaian :
vektor tegak lurus terhadap bidang yang diberikan adalah v= I -2j +
2k .kita tahu bahwa titik potong pada x – 2y +2z+4=0 adalah (0,0,-
2),dan u sebagai vector pencerminan dari segmen garis dari (3,-4,1)
ke (0,0,-2)
u= (0 – 3)I + (0+4)j +(-2-1)k
= -3i + 4j-3k
Sekarang jarakya akan sama dengan panjang dari proyeksi p dari u
terhadap v

=
Solusi alternative
Untuk mencari jarak yang tegak lurus ,pertama kita harus mencari
persamaan untuk garis yang memuat (3,-4,1) dan tegak lurus
terhadap bidang yang diberikan ,dengan mengetahui persamaan
garis ini mempunyai jarak (1,-2,2) ,dapat kita lihat garis nya :
X=3+t , y=-4-2t ,z=1+2t
Sekarang kita cari titik intersection dari garis ini dan bidang yang
diberikan.dapat diselesaikan dengan mensubstitusi parametriks
(3+t)-2(-4-2t)+2(1+2t)+4=0
17+9t=0
T=
Maka x= =Y= - 4 + = - 2/9 Z = 1 = -25/9
Jarak yang kita cari :


Pengertian: Jika garis a tidak tegaklurus terhadap bidang-
K (dalam hal ini garis a memotong bidang-K), maka yang
dimaksud dengan sudut antara garis a dan bidang-K
adalah sudut lancip yang dibentuk oleh garis a dan
proyeksi garis a pada bidang-K.

 Pada Gambar 21.: Garis a memotong bidang-K di


titik O, garis a1 merupakan proyeksi garis a pada
bidang-K, maka sudut antara garis a dan bidang-K
ditunjukkan oleh sudut lancip yang terbentuk oleh
garis a1 dan garis a. Dipilih titik P pada garis a, titik
Q pada garis a1 dan juga pada bidang-K, titik O
merupakan perpotongan garis a dengan bidang-K.
Ditulis: (a,K) = (a,a1) = POQ (artinya: sudut antara
garis a dan bidang-K samadengan sudut antara garis
a dan garis a1, yang samadengan POQ). Perhatikan
contoh berikut, penerapan sudut antara diagonal-
ruang dan bidangsisi balok!

Pada Gambar 22 (a), diperlihatkan sudut yang dibentuk oleh diagonal-
ruang DF dan bidang-sisi-ABCD adalah FDB. Proyeksi tegaklurus dari DF
ke bidang-sisiABCD adalah DB . Sehingga sudut yang dibentuk oleh
diagonal-ruang DF dan bidangsisi-ABCD ditunjukkan oleh diagonal-
ruang DF dan diagonal-sisi DB , yaitu FDB. Sedangkan pada Gambar 22
(b), diperlihatkan sudut yang dibentuk oleh diagonalruang DF dan
bidang-sisi-BCGF adalah CFD. Proyeksi tegaklurus dari DF ke bidang-
sisi-BCGF adalah FC . Sehingga sudut yang dibentuk oleh diagonal-ruang
DF dan bidang-sisi-BCGF ditunjukkan oleh diagonal-ruang DF dan
diagonal-sisi FC , yaitu FDB.
Selanjutnya perhatikan contoh berikut tentang sudut yang
dibentuk oleh rusuktegak dan bidang-alas-limas.

Gambar 23., menunjukkan sudut yang dibentuk oleh rusuk-tegak PB dan


bidang-alas-ABCD pada limas P.ABCD. Proyeksi tegaklurus dari PB ke
bidang-alasABCD adalah TB . Sehingga sudut yang dibentuk oleh rusuk-
tegak PB dan bidangalas-ABCD pada limas P.ABCD ditunjukkan oleh PB
dan TB , yaitu PBT. Gambar 23., juga menunjukkan sudut yang dibentuk
oleh rusuk-tegak PD dan bidang-alasABCD pada limas P.ABCD. Proyeksi
tegaklurus dari PD ke bidang-alas-ABCD adalah TD . Sehingga sudut yang
dibentuk oleh rusuk-tegak PD dan bidang-alas-ABCD pada limas P.ABCD
ditunjukkan oleh PD dan TD , yaitu PDT
Sudut antara Dua Buah Bidang (berpotongan)
Jika dua buah bidang, yaitu bidang-K dan bidang-L
saling berpotongan, dengan garis potong (K,L), maka
sudut antara bidang-K dan bidang-L ditetapkan sebagai
berikut: (Perhatikan Gambar 24 !) Dipilih sebuah bidang
yang tegaklurus terhadap garis (K,L), misalnya melalui
satu titik P pada garis (K,L). Jika bidang tersebut
dinamakan bidangM, maka bidang-M disebut bidang
tumpuan.

Apabila bidang-M memotong bidang-K dan bidang-


L berturut-turut pada garis (K,M) dan garis (L,M),
maka sudut yang dibentuk oleh garis (K,M) dan
garis (L,M) disebut sudut antara bidang-K dan
bidang-L.
Jika sudut antara dua buah bidang berupa sudut siku-
siku atau berukuran 90 , maka dikatakan: kedua bidang
tersebut saling tegaklurus. Misalnya pada Gambar 25.
(b), bidang-H tegaklurus terhadap bidang-V, berarti m
(H,V) = 90 . Sudut antara dua bidang disebut juga sudut
tumpuan, sedang bidang yang memuat sudut tumpuan
disebut bidang-tumpuan.
Garis dan Bidang dalam Ruang
Dua bidang yang berbeda dalam ruang tiga dimensi bisa
sejajar ataupun berpotongan. Jika dua bidang tersebut
berpotongan, kita dapat menentukan sudut (0 ≤ θ ≤ π/2)
antara kedua bidang tersebut berdasarkan sudut yang
dibentuk vektor-vektor normalnya, seperti yang ditunjukkan
Gambar 5.
Secara khusus, jika vektor-vektor n1 dan n2 normal terhadap
dua bidang yang berpotongan, maka sudut θ antara vektor-
vektor normal sama dengan sudut antara dua bidang, yaitu

Akibatnya, dua bidang dengan vektor-vektor


normal n1 dan n2 akan
Tegak lurus jika n1 ∙ n2 = 0.
Sejajar jika n1 merupakan perkalian skalar n2.

Contoh 4: Menentukan Garis Perpotongan dua Bidang


Tentukan sudut antara dua bidang x – 2y + z = 0 dan 2x + 3y –
2z = 0. Kemudian tentukan persamaan-persamaan parametris
garis perpotongan kedua bidang tersebut (lihat Gambar 6).
Pembahasan Vektor normal untuk bidang-bidang yang
diberikan adalah n1 = <1, –2, 1> dan n2 = <2, 3, –2>. Akibatnya,
sudut antara dua bidang tersebut dapat ditentukan sebagai
berikut.
Hal ini mengakibatkan sudut antara dua bidang adalah θ ≈
53,55°. Kita dapat menentukan garis perpotongan dua bidang
dengan menyelesaikan sistem persamaan linear yang dibentuk
oleh persamaan kedua bidang. Salah satu caranya adalah dengan
mengalikan persamaan pertama dengan –2, kemudian
jumlahkan hasilnya dengan persamaan kedua.
Substitusi y = 4z/7 kembali ke salah satu persamaan
awal, kita mendapatkan x = z/7. Akhirnya, dengan
memisalkan t = z/7, kita memperoleh persamaan-
persamaan parametris
yang menunjukkan bahwa 1, 4, dan 7 adalah bilangan-
bilangan arah untuk garis perpotongan tersebut.
Perhatikan bahwa bilangan-bilangan arah dalam Contoh
4 dapat diperoleh dari hasil kali silang-silang vektor-
vektor normal seperti berikut.
Perhatikan bahwa bilangan-bilangan arah dalam Contoh
4 dapat diperoleh dari hasil kali silang-silang vektor-
vektor normal seperti berikut.

Hal ini berarti bahwa garis perpotongan dua bidang


sejajar dengan hasil kali silang vektor-vektor normal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai