Anda di halaman 1dari 23

GARIS DAN BIDANG

DALAM RUANG
DAMIANUS D SAMO
PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNDANA
Garis dalam Ruang
Pada bidang, gradien digunakan untuk menentukan persamaan suatu garis. Dalam ruang,
akan lebih mudah jika kita gunakan vektor untuk menentukan persamaan suatu garis.

Pada Gambar 1, perhatikan garis L yang melalui titik P(x,y,z ) dan


sejajar terhadap vektor v = <a,b,c>. Vektor v adalah vektor arah
untuk garis L, dan a, b, dan c merupakan bilangan-bilangan arah.
Kita dapat mendeskripsikan bahwa garis L adalah himpunan
semua titik Q(x,y,z) sedemikian sehingga vektor PQ sejajar
dengan v. Ini berarti bahwa PQ merupakan perkalian skalar v dan
kita dapat menuliskan PQ = tv, dimana t adalah suatu skalar
(bilangan real).

Dengan menyamakan komponen-komponen yang bersesuaian,


kita mendapatkan persamaan-persamaan parametris suatu
garis dalam ruang
Garis dalam Ruang
Teorema 1 Persamaan-persamaan Parametris Suatu Garis dalam Ruang
Garis L yang sejajar dengan vektor v = <v,v,v> dan melewati titik P(x,y,z) direpresentasikan
dengan persamaan-persamaan parametris

Jika bilangan-bilangan arah a, b, dan c tidak nol, maka kita dapat mengeliminasi parameter t
untuk mendapatkan persamaan-persamaan simetris garis
Garis dalam Ruang
Contoh 1. Menentukan Persamaan-persamaan Parametris dan Simetris
Tentukan persamaan-persamaan parametris dan simetris garis L yang melalui titik (1,–2,4)
dan sejajar terhadap v = <2,4,–4>, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.

Pembahasan Untuk menentukan persamaan-persamaan


parametris garis tersebut, kita gunakan koordinat-koordinat x = 1,
y = –2, dan z = 4 dan arah a = 2, b = 4, dan c = –4.

a, b, dan c semuanya tidak nol, persamaan simetris garis


tersebut adalah
Garis dalam Ruang
Persamaan-persamaan parametris atau simetris untuk garis yang diberikan tidaklah tunggal.
Sebagai contoh, dalam Contoh 1, dengan memisalkan t = 1 dalam persamaan-persamaan
parametris, kita akan mendapatkan titik (3,2,0). Dengan menggunakan titik ini dengan bilangan-
bilangan arah a = 2, b = 4, dan c = –4 kita akan menghasilkan himpunan persamaan-persamaan
parametris yang berbeda
Cari persamaan
Garis dalam Ruang parametris untuk
vektor QP
Contoh 2. Persamaan-persamaan Parametris Suatu Garis yang Melalui Dua Titik
Tentukan persamaan-persamaan parametris suatu garis yang melalui titik-titik (–2,1,0) dan
(1,3,5).
Pembahasan Pembahasan Pertama, kita gunakan titik-titik P(–2,1,0) dan Q(1,3,5) untuk
menentukan vektor arah garis yang melalui P dan Q.

Dengan menggunakan bilangan-bilangan arah a = 3, b = 2, dan c = 5 dengan titik P(–2,1,0), kita


dapat memperoleh persamaan-persamaan parametris

Catatan Karena t beragam untuk semua bilangan real, persamaan-persamaan parametris pada
Contoh 2 digunakan untuk menentukan titik-titik (x, y, z) yang terletak pada garis. Secara khusus,
untuk t = 0 dan t = 1 memberikan titik-titik awal yang diketahui, yaitu (–2,1,0) dan (1,3,5).
Garis dalam Ruang
Latihan:
Tentukan persamaan parameter garis yang melalui titik:
a. A =(2, 3, 4) dan B= (-3,-4, 5)
b. A =(4, 3,-2) dan B= (-3,-4, 5)
c. A =(-2, -3, 2) dan B= (5,6, -1)

Tentukan persamaan simetri untuk garis yang melalui titik A dan sejajar dengan vektor u
berikut:
a. A =(2, 2, 2) dan u= <1,-2, 3>
b. A =(3, 2,-2) dan u = <3,-4, 1>
c. A =(-4, 1, -2) dan u = <3, 2, -3>
Bidang dalam Ruang
Kita telah melihat bahwa persamaan suatu garis dalam ruang dapat diperoleh dari suatu titik
pada garis dan vektor yang sejajar dengan garis tersebut. Sekarang kita akan melihat
bahwa persamaan suatu bidang dalam ruang dapat diperoleh dari suatu titik pada bidang
dan vektor normal (tegak lurus) terhadap bidang tersebut
Perhatikan bidang yang memuat titik P(x,y,z) dan memiliki
vektor normal tidak nol n = <a,b,c> seperti yang ditunjukkan
Gambar 3. Bidang ini memuat semua titik Q(x,y,z)
sedemikian sehingga vektor PQ ortogonal terhadap n.
Dengan menggunakan hasil kali titik, kita dapat menuliskan
persamaan berikut.

Persamaan ketiga di atas merupakan persamaan bidang


dalam bentuk baku
Bidang dalam Ruang
Teorema 2 Persamaan Baku Suatu Bidang dalam Ruang

Bidang yang memuat titik (x,y,z ) dan memiliki vektor normal n = <a,b,c> dapat
direpresentasikan oleh suatu bidang yang memiliki persamaan dalam bentuk baku

Dengan mengelompokkan kembali suku-suku pada persamaan di atas, kita mendapatkan


bentuk umum persamaan suatu bidang dalam ruang

Jika diberikan bentuk umum persamaan suatu bidang, dengan mudah kita dapat
menentukan vektor normal terhadap bidang tersebut. Kita gunakan koefisien x, y, dan z
untuk menuliskan n = <a,b,c>
Bidang dalam Ruang
Contoh 3: Menentukan Persamaan Bidang dalam Ruang

Tentukan persamaan umum bidang yang memuat titik-titik (2,1,1), (0,4,1) dan (–2,1,4).

Pembahasan Untuk menerapkan Teorema 2, kita


membutuhkan suatu titik pada bidang dan vektor yang
normal terhadap bidang tersebut. Terdapat tiga pilihan untuk
titik pada bidang, tetapi tidak ada vektor normal yang
diberikan. Untuk mendapatkan vektor normal, kita gunakan
hasil kali silang vektor-vektor u dan v yang membentang
dari titik (2,1,1) ke titik-titik (0,4,1) dan (–2,1,4), seperti yang
ditunjukkan Gambar 4.
Bidang dalam Ruang
Contoh 3: Menentukan Persamaan Bidang dalam Ruang

Tentukan persamaan umum bidang yang memuat titik-titik (2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4).

Bentuk-bentuk komponen u dan v adalah


Bidang dalam Ruang
Contoh 3: Menentukan Persamaan Bidang dalam Ruang

Tentukan persamaan umum bidang yang memuat titik-titik (2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4).

adalah normal terhadap bidang yang diberikan. Dengan


menggunakan bilangan-bilangan arah pada n dan titik
(x,y,z ) = (2,1,1), kita dapat menentukan persamaan bidang
tersebut adalah
Bidang dalam Ruang
Contoh 3: Menentukan Persamaan Bidang dalam Ruang
Tentukan persamaan umum bidang yang memuat titik-titik (2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4).

Catatan Dalam Contoh 3, kita dapat menguji bahwa titik-titik


yang diberikan, (2, 1, 1), (0, 4, 1) dan (–2, 1, 4), memenuhi
persamaan bidang yang kita peroleh
Garis dan Bidang dalam Ruang
Dua bidang yang berbeda dalam ruang tiga dimensi bisa sejajar ataupun berpotongan. Jika dua
bidang tersebut berpotongan, kita dapat menentukan sudut (0 ≤ θ ≤ π/2) antara kedua bidang
tersebut berdasarkan sudut yang dibentuk vektor-vektor normalnya, seperti yang ditunjukkan
Gambar 5.
Secara khusus, jika vektor-vektor n dan n normal terhadap dua
bidang yang berpotongan, maka sudut θ antara vektor-vektor
normal sama dengan sudut antara dua bidang, yaitu

Akibatnya, dua bidang dengan vektor-vektor normal n dan n


akan
1. Tegak lurus jika n1 ∙ n2 = 0.
2. Sejajar jika n1 merupakan perkalian skalar n2.
Garis dan Bidang dalam Ruang
Contoh 4: Menentukan Garis Perpotongan dua Bidang

Tentukan sudut antara dua bidang x – 2y + z = 0 dan 2x + 3y – 2z = 0. Kemudian tentukan


persamaan-persamaan parametris garis perpotongan kedua bidang tersebut (lihat Gambar 6).

Pembahasan Vektor normal untuk bidang-bidang yang


diberikan adalah n = <1, –2, 1> dan n = <2, 3, –2>.
Akibatnya, sudut antara dua bidang tersebut dapat
ditentukan sebagai berikut.
Garis dan Bidang dalam Ruang
Contoh 4: Menentukan Garis Perpotongan dua Bidang

Tentukan sudut antara dua bidang x – 2y + z = 0 dan 2x + 3y – 2z = 0. Kemudian tentukan


persamaan-persamaan parametris garis perpotongan kedua bidang tersebut (lihat Gambar 6).

Hal ini mengakibatkan sudut antara dua bidang adalah θ ≈


53,55°. Kita dapat menentukan garis perpotongan dua
bidang dengan menyelesaikan sistem persamaan linear
yang dibentuk oleh persamaan kedua bidang. Salah satu
caranya adalah dengan mengalikan persamaan pertama
dengan –2, kemudian jumlahkan hasilnya dengan
persamaan kedua
Garis dan Bidang dalam Ruang
Contoh 4: Menentukan Garis Perpotongan dua Bidang
Tentukan sudut antara dua bidang x – 2y + z = 0 dan 2x + 3y – 2z = 0. Kemudian tentukan
persamaan-persamaan parametris garis perpotongan kedua bidang tersebut (lihat Gambar 6).

Substitusi y = 4z/7 kembali ke salah satu persamaan awal,


kita mendapatkan x = z/7. Akhirnya, dengan memisalkan t
= z/7, kita memperoleh persamaan-persamaan parametris

yang menunjukkan bahwa 1, 4, dan 7 adalah bilangan-


bilangan arah untuk garis perpotongan tersebut
Garis dan Bidang dalam Ruang
Contoh 4: Menentukan Garis Perpotongan dua Bidang
Tentukan sudut antara dua bidang x – 2y + z = 0 dan 2x + 3y – 2z = 0. Kemudian tentukan
persamaan-persamaan parametris garis perpotongan kedua bidang tersebut (lihat Gambar 6).

Perhatikan bahwa bilangan-bilangan arah dalam Contoh 4


dapat diperoleh dari hasil kali silang-silang vektorvektor
normal seperti berikut

Hal ini berarti bahwa garis perpotongan dua bidang sejajar


dengan hasil kali silang vektor-vektor normal.
Sketsa Bidang dalam Ruang
Jika suatu bidang dalam ruang berpotongan dengan salah satu bidang koordinat, maka garis
perpotongannya disebut jejak bidang yang diberikan pada bidang koordinat. Untuk mensketsa
suatu bidang dalam ruang, sangat membantu jika kita menemukan titik-titik perpotongan
bidang tersebut dengan sumbu-sumbu koordinat dan jejaknya pada bidang-bidang koordinat.
Sebagai contoh, perhatikan bidang
3x + 2y + 4z = 12 persamaan bidang
Kita dapat menentukan jejak pada bidang-xy dengan memisalkan z = 0 dan mensketsa garis
3x + 2y = 12 pada bidang-xy. Garis ini memotong sumbu-x pada (4, 0, 0) dan sumbu-y pada
(0, 6, 0). Pada Gambar 7, proses ini diteruskan dengan menemukan jejak-jejak pada bidang-
yz dan bidang-xz, dan kemudian membentuk daerah segitiga dalam oktan pertama.
Sketsa Bidang dalam Ruang
Sketsa Bidang dalam Ruang
Jika persamaan suatu bidang tidak memiliki satu variabel, seperti 2x + z = 1 maka bidang tersebut
sejajar dengan sumbu yang direpresentasikan oleh variabel yang hilang, seperti yang ditunjukkan
Gambar 8.
Sketsa Bidang dalam Ruang
Jika dua variabel hilang dari persamaan suatu bidang, seperti ax + d = 0 maka bidang tersebut
sejajar dengan bidang koordinat yang direpresentasikan oleh variabel-variabel yang hilang, seperti
yang ditunjukkan Gambar 9.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai