Anda di halaman 1dari 6

BAB XIV

IRISAN BIDANG DAN BANGUN RUANG

Bab ini membicarakan tentang bagaimana menentukan atau melukis irisan antara sebuah
bidang datar tertentu dengan sebuah bangun ruang yang diketahui. Karena bangun-bangun
geometri merupakan himpunan titik-titik tertentu, maka irisan sebuah bidang dan sebuah bangun
ruang merupakan himpunan semua titik persekutuan antara bidang dan bangun ruang tersebut.
Irisan sebuah bidang dan sebuah bangun ruang pada umumnya berupa sebuah daerah
bangun datar. Jika bangun ruang yang dimaksud berupa prisma atau limas, maka irisannya pada
umumnya berupa sebuah daerah segibanyak. Dengan demikian dalam melukis irisan bidang
dengan prisma atau limas dilakukan dengan melukis ruasgaris-ruasgaris yang merupakan sisi-sisi
dari daerah segibanyak atau irisan yang dimaksud.
Dalam menentukan perpotongan antara bangun-bangun ruang, khususnya dalam
menentukan irisan antara sebuah dan sebuah prisma atau limas, kita menggunakan beberapa
postulat (aksioma) dan teorema (dalil), terutama aksioma dan dalil-dalil berikut:
Aksioma 1: melalui dua titik yang berlainan ada tepat satu garis.
Aksioma di atas dapat juga dikatakan dengan:
i. Dua buah titik yang berlainan menentukan sebuah garis
ii. Jika dua buah garis bersekutu dua titiknya, pasti kedua garis itu berimpit.
Aksioma 2: Melalui tiga buah titik paling sedikit dapat dibuat sebuah bidang.
Aksioma 3: Jika dua titik dari sebuah garis terletak pada sebuah bidang, pasti seluruh garis itu
terletak pada bidang tersebut. (hanya berlaku untuk bidang datar).
Aksioma 4: Jika dua bidang bersekutu sebuah titik, pasti kedua bidang itu bersekutu pada
sebuah garis yang melalui titik itu.

Dari aksioma-aksioma di atas dapat diturunkan dalil-dalil berikut:


Dalil 1: Melalui tiga titik yang tidak segaris ada tepat sebuah bidang.
Dalil 2: Melalui sebuah garis dan sebuah titik diluarnya ada tepat sebuah bidang.
Dalil 3: Melalui dua garis yang berpotongan ada tepat sebuah bidang.
Dalil 4: Melalui dua garis sejajar ada tepat sebuah bidang.
Dalil 5: Empat buah titik belum tentu terletak pada sebuah bidang.
Dalil 6a: Jika tiga bidang dua-dua berpotongan sehingga menghasilkan tiga garis berpotongan,
dan jika dua diantara tiga garis itu berpotongan di titik T, maka garis perpotongan yang
ketiga juga melalui titik T. (Gambar 1)

Dalil 6b: Jika tiga bidang dua-dua berpotongan sehingga menghasilkan tiga garis perpotongan,
dan jika dua diantara tiga garis itu sejajar, maka garis perpotongan yang ketiga juga
akan sejajar dengan kedua garis perpotongan yang pertama. (Gambar 2)
Akibat dalil 6b:
Jika melalui dua garis sejajar masing-masing dibuat dua buah bidang yang saling
berpotongan, maka garis perpotongannya pasti sejajar dengan kedua garis yang
pertama.

Dengan beberapa aksioma dan dalil di atas, kita dapat menyelesaikan masalah lukisan
dalam ruang, khususnya lukisan irisan bidang dengan bangun ruang. Dalam melukis irisan (yang
pada umumnya berupa daerah segibanyak), kita berusaha melukis sisi-sisi dari segibanyak itu.
Sedang sisi-sisi segibanyak itu masing-masing ditentukan oleh titik-titik sudutnya. Adapun titik-
titik sudut itu pada hakekatnya adalah titik potong bidang itu dengan rusuk-rusuk tertentu dari
bangun ruang yang dimaksud. Hal ini berarti bahwa “melukis titik potong sebuah garis dan
sebuah bidang” merupakan langkah awal yang harus dipahami dan dikuasai dalam melukis irisan
sebuah bidang dengan sebuah bangun ruang.
Berikut ditunjukkan pedoman tentang bagaimana langkah menentukan titik potong garis
dan bidang, serta langkah menentukan garis potong dua buah bidang.
Menentukan titik potong garis dan bidang

Irisan Bangun Ruang oleh Sebuah Bidang

Mengiris berarti membagi sebuah benda menjadi beberapa bagian. Bangun ruang apabila diiris
oleh sebuah bidang akan terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh bidang irisan. Bidang
irisan tersebut setidaknya melalui tiga titik yang ditentukan. Titik tersebut mungkin terletak pada
bangun ruang (pada rusuk atau pada bidang sisi), di luar bangun ruang, atau di dalam bangun
ruang. Contoh bidang irisan pada irisan bangun ruang di kehidupan sehari-hari adalah bekas
irisan tahu. Biasanya tahu bagian luarnya berwarna kuning dan bagian dalamnya berwarna putih.
Kalau kita mengiris tahu tersebut dengan sebuah pisau dengan cara tertentu, kita akan melihat
bidang irisannya berupa bagian tahu yang berwarna putih.

Bagaimana kita menggambarkan irisan bangun ruang oleh sebuah bidang pada bidang gambar?
Mari simak pembahasan berikut.

Sebelumnya, pahami dulu istilah-istilah berikut ini agar dapat memahami pembahasan mengenai
irisan bangun ruang berikutnya.
 Bidang irisan: bidang yang memisahkan bangun ruang menjadi dua bagian.
 Sumbu afinitas: garis yang merupakan perpotongan bidang irisan dan bidang alas
(atau bidang atap).

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah irisan bangun ruang adalah sebagai
berikut.

 Memanfaatkan sumbu afinitas.


 Perpotongan bidang diagonal.
 Perluasan bidang sisi..

Contoh 1.
Diketahui kubus ABCD.EFGH. Titik P terletak pada pertengahan rusuk EH, titik Q terletak pada
pertengahan bidang ABFE, dan titik R terletak pada rusuk BF, sehingga BR:RF=1:4. Tentukan
bidang irisan yang melalui titik P, Q, dan R dengan kubus tersebut.

Pembahasan:
Berikut ini adalah gambar irisannya:

Langkah-langkah menggambarnya adalah sebagai berikut.

 Gambarkan titik P, Q, dan R terlebih dahulu sesuai dengan soalnya.


 Hubungkan titik-titik yang sebidang, dalam gambar di atas titik yang sebidang adalah
titik Q dan titik R. Diperoleh perpotongan garis QR dengan rusuk AE yaitu titik J.
 Perpanjang rusuk EF sehingga diperoleh perpotongan titik K dan titik K ini terletak pada
bidang EFGH.
 Karena titik K terletak pada bidang EFGH dan titik P juga terletak pada bidang EFGH,
hubungkan kedua titik tersebut dan diperoleh perpotongan garis PK dengan rusuk GH di
titik L. Garis PK ini disebut sebagai sumbu afinitas.
 Perpanjang rusuk FG sehingga diperoleh perpotongan rusuk FG dengan garis PK yaitu di
titik M. Titik M ini selain terdapat pada bidang EFGH, juga terletak pada bidang BCGF.
 Titik M dan titik R terletak pada bidang yang sama, yaitu bidang BCGF. Hubungkan
kedua titik ini sehingga diperoleh sebuah garis pada bidang BCGF.
 Hubungkan titik J dan titik P oleh sebuah garis, karena kedua titik ini terletak pada
bidang yang sama, yaitu pada bidang ADHE.
 Hubungkan titik L dan titik N karena kedua titik ini terletak pada bidang yang sama, yaitu
bidang DCGH.
 Kita peroleh suatu bidang tertutup JRNLP yang membagi kubus menjadi dua bagian dan
bidang ini merupakan bidang irisan kubus ABCD.EFGH oleh bidang yang melalui titik P,
titik Q, dan titik R.

Contoh 2.
Diketahui limas segiempat beraturan X.PQRS dengan PQ=6 dan tinggi limas=8. Titik K terletak
pada perpanjangan SP sehingga PK=SP, titik L terletak pada perpanjangan QP sehingga PL=QP
dan M merupakan titik tengah XP. Lukislah irisan bidang antara limas dengan bidang yang
melalui titik K, L, dan M.
Pembahasan :
Berikut ini adalah gambar irisannya:
Langkah-Langkah menggambarnya adalah sebagai berikut.

 Gambarkan titik K, titik L, dan titik M sesuai soal.


 Hubungkan titik K dan titik L karena kedua titik ini terletak pada bidang yang sama, yaitu
bidang PQRS. Garis KL ini merupakan sumbu afinitas.
 Perpanjang diagonal bidang PR seingga diperoleh perpotongan garis PR dengan garis
KL. Karena panjang QL sama dengan panjang SK maka perpotongan garis KL dengan
garis PR akan berada di tengah-tengah garis KL.
 Hubungkan titik K dan titik M karena kedua titik ini berada pada bidang yang sama, yaitu
bidang PSX. Dan diperoleh perpotongan garis KM dengan rusuk SX.
 Hubungkan titik L dan titik M karena kedua titik ini berada pada bidang yang sama, yaitu
bidang PQX. Diperoleh perpotongan garis LM dengan rusuk QX.
 Karena titik perpotongan PR dan KL berada di tengah-tengah KL maka titik perpotongan
ini akan sebidang dengan titik M, yaitu di bidang PRX. Hubungkan kedua titik ini dan
akan diperoleh perpotongan dengan rusuk RX.
 Hubungkan titik-titik perpotongan pada rusuk QX, RX, dan SX, serta titik M sehingga
membentuk sebuah bidang dan diperoleh bidang irisan yang melalui titik K, titik L, dan
titik M dengan limas X.PQRS.

Mengiris berarti membagi sebuah benda menjadi beberapa bagian. Bangun ruangapabila
diiris oleh sebuah bidang akan terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh bidang
irisan. Bidang irisan adalah bangun datar yang dibatasi oleh garis potong antara bidang
datar dengan sisi-sisi bangun ruang tersebut. Bidang irisan tersebut setidaknyamelalui tiga
titik yang ditentukan. Titik tersebut terletak pada bangun ruang (pada rusukatau pada
bidang sisi).Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah irisan bangun ruang
adalahsebagai berikut:

 Memanfaatkan sumbu afinitas


 Perpotongan bidang diagonal
 Perluasan bidang sisi

B. Memanfaatkan Sumbu Afinitas

Sumbu Afinitas adalah garis perpotongan antara bidang pengiris dengan bidangalas atau
bidang atas bangun ruang. Sumbu afinitas merupakan patokan untuk menarikgaris-garis
bidang irisan

Anda mungkin juga menyukai