Anda di halaman 1dari 38

BOLA

Modul 9
Proudly Present
by :
Hasmiwati 18709251023

Luthfannisa Afif Nabila 18709251031

Muh. Fachrullah Amal 18709251037


PENDAHULUAN
Definisi Bola
Bola merupakan salah
satu benda putar, yaitu
suatu benda yang terjadi
bila suatu daerah
setengah lingkaran
diputar dengan garis
tengahnya sebagai
sumbu putar.
KEGIATAN BELAJAR 1
Bidang Bola
Bidang Bola
Merupakan suatu bidang putar yang terjadi
bila setengah lingkaran diputar dengan garis
tengahnya sebagai sumbu putar
Bidang bola
Definisi 9.1
adalah tempat
kedudukan
titik-titik yang
berjarak sama
terhadap
sebuah titik
tetap
Bidang Datar dan
Bidang Bola
 • Andaikan ada sebuah bidang datar
V dan sebuah bidang bola (M,R),
yaitu sebuah bidang bola dengan
titik pusat M dan jari-jari = R.
Misalkan jarak antara titik pusat M
dan bidang V sama dengan d
maka ada 3 kemungkinan
Teorema 9.1

Jika jarak antara bidang V dan


bidang bola (M, R) kurang dari
jari-jari bola maka bidang V
memotong bidang bola
menurut suatu lingkaran.
Teorema 9.2

 
Jika jarak antara bidang V dan
bidang bola (M,R) sama
dengan jari-jari bola , maka
bidang V menyinggung bidang
bola tersebut
Suatu bidang
V yang hanya
Definisi 9.2
bersekutu satu
titik dengan
bidang bola
disebut bidang
singgung. Titik
persekutuan
ini disebut titik
singgung
Teorema 9.3

 
Jika jarak antara bidang V dan
bidang bola (M,R) lebih dari
jari-jari bola , maka bidang V
tidak memotong bidang bola
tersebut.
Teorema 9.4

Sebuah bidang singgung pada


sebuah bola, berdiri tegak
lurus jari-jari bola yang melalui
titik singgung
Letak sebuah garis
terhadap sebuah bola
• Andaikan ditentukan sebuah garis g dan sebuah bola (M,R).
• Untuk menentukan letak garis g terhadap bola (M,R) kita buat
bidang W melalui M dan g. Bidang W memotong bidang bola
(M,R) menurut suatu lingkaran besar. Dengan demikian, garis g
dan lingkaran besar tersbut sebidang
Ada 3 kemungkinan yang
dapat terjadi
  Garis memotong lingkaran besar di dua titik, yang berarti
01 garis menembus bola di 2 titik

  Garis menyinggung lingkaran besar, yang berarti garis g dan


02 bidang bola mempunyai satu titik persekutuan atau keduanya
saling bersinggungan. Garis disebut garis singgung

  Garis tidak memotong lingkaran besar, berarti garis tidak


03 menembus bidang bola
Teorema 9.5

Garis singgung pada sebuah


bidang bola berdiri tegak lurus
pada jari-jari bola yang melalui
titik singgung
Teorema 9.6
Jika melalui suatu titik pada
bidang bola dibuat sebuah
garis tegak lurus pada jari-jari
bola yang melalui titik itu,
maka garis tersebut
merupakan garis singgung
bola
Teorema 9.7

Jika sebuah garis


menyinggung sebuah bola,
maka garis itu menyinggung
tiap-tiap irisan lingkaran yang
terletak pada satu bidang
dengan garis itu
Letak suatu bola
terhadap bola lain
• Jika ada dua buah bola, misalkan bola
(M,R) dan bola (N,r) maka ada 6
kemungkinan
• Kedua bola tidak berpotongan dan bola
yang satu di luar bola yang lain
• Kedua bola saling bersinggungan di luar
• Kedua bola saling berpotongan
• Kedua bola saling bersinggungan di dalam
• Kedua bola tidak berpotongan dan bola
yang satu di dalam bola yang lain.
• Kedua bola sepusat
Letak suatu bola
terhadap bola lain
• Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut.
Teorema 9.8
Jika jarak antara dua buah bola lebih
kecil dari jumlah jari-jari kedua bola
tersebut (d < r1+r2), tetapi lebih besar
dari selisih jari-jari kedua bola tersbut
(d > r2 – r1), maka ke dua bola itu
saling berpotongan menurut suatu
lingkaran.

Bidang lingkaran itu tegak lurus garis


penghubung kedua titik pusat sedang
titik pusat lingkaran terletak garis
penghubung tersebut.
Definisi 9.3
Jarak dua
buah bola
sama dengan
jarak kedua P
pusat bola
tersebut
T
M N

Q
KEGIATAN BELAJAR 2
Luas dan Volume Bola serta
Bagian-bagiannya
1. Bola-Luar Bidang Banyak

 Jika titik-titik sudut bidang banyak terletak pada suatu bidang


bola maka bola tersebut disebut bola-luar bidang banyak.
 Ada sebuah titik, yaitu titik pusat bola luar, yang jaraknya sama
terhadap semua titik sudut bidang banyak itu.
Bola-Luar Bidang Banyak
D g  Perhatikan bidang empat ABCD.
 Karena suatu segitiga tentu mempunyai lingkaran luar maka
titik-titik yang sama jauh terhadap titik-titik A, B dan C
terletak pada garis g yang melalui titik pusat lingkaran luar
M segitiga ABC (titik T) dan tegak lurus bidang ABC.
A C  Sedangkan titik-titik yang sama jauh terhadap A dan D
terletak pada bidang sumbu AD.
 Titik M yang sama jauh terhadap A, B,C dan D adalah titik
tembus g terhadap bidang sumbu AD.
B  Jadi bidang empat ABCD mempunyai bola luar.
2. Bola-Dalam Bidang Banyak

 Suatu bidang banyak mempunyai bola dalam apabila ada


suatu bola yang menyinggung semua bidang sisi bidang
banyak itu.
 Jika P adalah titik pusat bola dalam tersebut maka titik P
berjarak sama terhadap semua bidang sisi.
 Suatu bidang banyak tidak selalu mempunyai bola dalam.
Bola-Dalam Bidang Banyak
D
 Perhatikan bidang empat ABCD pada Gambar 9.15.
 Titik-titik yang berjarak sama terhadap bidang ABC dan ABD
g U terletak pada bidang U yang merupakan bidang bagi sudut
V D(AB)C.
M  Titik-titik yang berjarak sama terhadap bidang ABC dan BCD
A C
terletak pada bidang V yang merupakan bidang bagi sudut
W A(BC)D.
 Titik-titik yang berjarak sama terhadap bidang ACD dan ABD
terletak pada bidang W yang merupakan bidang sudut
B
B(AD)C.
 Jadi titik M yang berjarak sama terhadap keempat bidang
sisi dari bidang empat ABCD adalah titik persekutuan bidang
U, V dan W.
3. Luas Bidang Bola
 Jika sebuah ruas garis AB diputar mengelilingi B N
sebuah garis g yang sebidang dengan AB
maka AB akan membentuk sebuah bidang
selimut kerucut terpancung dengan jari-jari T D
lingkaran atas = jarak (B,g) = BN dan jari-jari
lingkaran atas = jarak (A,g) = AM. C
 Jika CT adalah panjang sumbu AB, diukur dari A E M
tengah-tengah AB sampai titik potongan g
dengan g, akan dibuktikan bahwa luas selimut
kerucut terpancung yang terjadi = 2πCT.MN.
4. Luas Tembereng Bola
 Jika suatu bola dipotong oleh sebuah bidang maka bola tersebut terbagi atas 2 bagian yang
masing-masing disebut tembereng bola.
 Tembereng bola dapat diperoleh pula dengan memutar busur lingkaran AC mengelilingi
suatu garis tengah yang melalul A.
 Jadi suatu tembereng bola adalah benda yang dibatasi oleh bidang bola dan bidang datar.
A

M
4. Luas Tembereng Bola
Untuk menentukan luas tembereng bola, perhatikan
Gambar di samping. Bagilah busur AE dalam beberapa
B P A bagian yang sama, misalnya busur-busur AB, BC, CD, dan
Q B’ DE yang masing-masing panjangnya a. Andaikan P, Q, S,
C C’ dan T masing-masing adalah titik tengah AB, BC, CD, dan
S DE maka
D D’
T
E E’
Misalkan B’, C’, D’, dan E’ masing-masing proyeksi B, C, D,
M dan E pada MA. Jika garis patah pada ABCDE diputar
mengeliling AM maka terjadilah kerucut-kerucut terpancung
masing-masing dengan tinggi B’C’, C’D’, dan D’E’.
4. Luas Tembereng Bola
Menurut sifat tersebut:
Teorema 9
Luas tembereng bola  2  R t, di mana R adalah jari-jari
bola dan t adalah tinggi tembereng.

Akibat: setelah bola dapat dipandang sebagai


tembereng bola yang tingginya = R. Sehingga luas
setengah bola  2  R .
2

Teorema 9.10
Luas bola dengan jari-jari R sama dengan 4 R 2
Luas Keratan Bola

Jika sebuah bola dipotong oleh 2 bidang datar yang sejajar maka bagian yang terletak di
antara kedua bidang tersebut disebut keratan bola. Perhatikan Gambar 9.21.

P
B
N Bidang keratan bola dapat diperoleh dengan
A cara memutar busur AB dengan PQ sebagai
M
sumbu putar. Andaikan N dan M masaing-
masing titik. Pusat lingkaran atas dan lingkaran
bawah maka luas keratan bola dapat dicari
sebagai berikut.
Q
Luas Keratan Bola = luas tembereng bola dengan alas lingkaran
(M, MA) – luas tembereng bola dengan alas lingkaran (N, NB).
 2 R M P  2 R N P
 2 R ( M P  N P )
 2 R M N
Atau :  2 R t  MN

Luas Keratan Bola , di mana t


Teorema 9.11

Luas keratan bola 2  R t , di mana R adalah jari-jari


bola dan t adalah tinggi keratan bola.
Volume Juring Bola dan Volume Bola
Juring bola adalah benda yang terdiri atas suatu tembereng
bola dan suatu selubung kerucut yang lingkaran alasnya
bersekutu, sedang titik puncak kerucut berimpit dengan titik
pusat bola. Juring bola juga dapat diperoleh dengan memutar
suatu juring lingkaran dengan salah satu jari-jarinya sebagai
sumbu putar. Untuk menentukan volume juring bola
perhatikan gambar 9.22.
Irislah bidang tembereng bola dengan bidang-bidang
yang sejajar yang tegak lurus PM. Namakan bagian-
bagian tembereng bola itu P1, P2, … Pn dan luasnya
L1, L2, … Ln. kemudian limas-limas dengan alas P1,
P2, … Pn dengan puncaknya M.
Jika n   maka, P1, P2, …, Pn dapat dipandang
sebagai bidang datar dan tinggi tiap limas = R.
Sehingga jumlah volume limas-limas
tersebut
1 1 1
 R L 1  R L 2  ...  R L n
3 3 3
1
 R  L 1  L 2  ...  L n 
3
1
 lim R  L 1  L 2  ...  L n 
n  3

1
 R L ,  L  lu a s te m b e r e n g b o la 
3
1
 R  2 R t 
3
1 2
 R t
3
Teorema 9.12
2
Volume juring bola  3  R t , di mana R adalah jari-jari
2

bola dan t adalah tinggi tembereng bola.


Jika tinggi tembereng bola = R maka juring bola itu
2
adalah setengah bola dan volume 3  R.
 3

Anda mungkin juga menyukai