Untuk n ≥ 2 maka < Zn* , . > merupakan grup abelian.
Beberapa contoh berikut ini memperlihatkan bahwa grup Z* mungkin siklik atau tak siklik. Contoh V.1
Z2* = { x dalam Z2 | x mempunyai invers perkalian
dalam Z2 } = { 1 }. Berarti Z2* mempunyai orde 1 dan elemen 1 dalam Z2* mempunyai orde 1. Grup bagian dalam Z2* hanyalah Z2*. Perkalian dapat didefinisikan pada himpunan Zn = { 0, 1, 2,… , n‐1 } dari bilangan bulat modulo n. Jika a, b dalam Zn maka perkalian dari a b ( mod n ) adalah : 1. Kalikan bilangan bulat a dan b. 2. Ambil sisa pembagian dari ab dengan n yaitu r. Berarti a b = r.
Mudah dibuktikan bahwa untuk n > 1 , Zn mengandung
identitas perkalian 1. Tetapi dalam Zn, invers terhadap perkalian tidak selalu ada sehingga Zn bukanlah grup terhadap operasi perkalian. Untuk n ≥ 2 didefinisikan Zn* = { x dalam Zn | x mempunyai invers terhadap perkalian dalam Zn }. Contoh V.2
Z3* = { x dalam Z3 | x mempunyai invers perkalian
dalam Z3 } = { 1, 2 }. Berarti Z3* mempunyai orde 2 dan elemen 1 dalam Z2* mempunyai orde 1 karena (1) = { 1 }. Elemen 2 dalam Z3* mempunyai orde 2 karena (2) = { | k Z } = { 1, 2}. Grup bagian dalam Z3* hanyalah {1} dan Z3*. Demikian juga karena ada elemen dalam yang mempunyai orde 2 maka merupakan grup siklik. Contoh V.3
Untuk menemukan elemen Z10* dapat digunakan metode
trial and error sehingga
1 . 1 = 1,
3 . 7 = 7 . 3 =1,
9 . 9 = 1,
dan oleh karena itu 1, 3, 7 dan 9 merupakan elemen Z10*.
Dapat dibuktikan juga bahwa 0, 2, 4, 6, dan 8 tidak
mempunyai invers terhadap perkalian dalam Z10* .
Oleh karena itu Z10* = { 1, 3, 7, 9 }.
Dalam pembahasan teori grup, apabila ditemui suatu grup selalu muncul pertanyaan berapakah orde dari grup tersebut ? Jelas bahwa Z10* mempunyai orde 4 dan dengan Teorema V.1 maka maka Z10* abelian.
o Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Z10* siklik ?
Dengan mengingat Teorema IV.2, dibutuhkan suatu elemen Z10* yang mempunyai orde 4 supaya Z10* siklik. Misalkan diambil elemen 3 dalam Z10* dan dicek orde dari elemen itu: = 9 , = 7 , = 1. Dari perhitungan di atas terlihat bahwa 3 mempunyai orde 4. Dapat dibuktikan juga bahwa 1 mempunyai orde 1, 7 mempunyai orde 4 dan 9 mempunyai orde 2. Karena terdapat suatu elemen Z10* yang mempunyai orde 4 maka Z10* siklik. Contoh V.4:
Dapat dibuktikan bahwa Z8* = { 1, 3, 5, 7 } dan merupakan
suatu grup abelian dengan orde 4 dan elemennya memenuhi = = = = 1. Oleh karena itu elemen‐elemennya mempunyai orde 1 atau 2 dan akibatnya Z8* tidak siklik.
Teorema V.2
Elemen Zn* adalah elemen a dalam Zn sehingga
pembagi persekutuan terbesar dari a dan n adalah 1 atau d = ( a , n ) = 1. Catatan: Dalam hal ini a dan n dinamakan prima relatif. Dengan kata lain, teorema tersebut mengatakan bahwa elemen Zn* merupakan elemen Zn sehingga a prima relatif dengan n. Bukti : Jika d=1 maka orde dari a dalam Zn sama dengan n/d = n/1 = n sehinggga semua n elemen Zn termasuk dalam 1 . a, 2 . a, …… , n . a = 0. Oleh karena itu, salah satunya akan sama dengan 1, misalkan k . a = 1 dengan 1 £ k < n. Akibatnya k dalam Zn* merupakan invers perkalian dari a. Pada sisi lain, misalkan a sebarang elemen dari Zn* dengan invers perkalian b maka untuk bilangan bulat b . a = 1. Akibatnya grup bagian (a) = {1 . a, 2 . a, …… , b . a, ……, 0} dari Zn mengandung b.a = 1 sehingga (a) mengandung (1) = Zn. Oleh karena itu a membangun Zn dan mempunyai orde n dalam Zn sehingga n/d = n dan d = 1. Contoh V.5
Jika p bilangan prima maka sebarang elemen tidak nol
dalam Zp akan prima relatif dengan p sehingga Zp* = {1, 2, 3, ….., p‐1} dan berarti orde dari Zp* adalah p‐1.
Contoh V.6
Z15* mengandung semua elemen a dalam Z15 sehingga a
prima relatif dengan 15.
Dalam hal ini Z15* = { 1, 2, 4, 7, 8, 11, 13, 14 } dan 9 Ï