MATRIKS KESETARAAN BARIS

DAN MATRIKS ESELON

BARIS
Oleh:
Nurul Hudapoti (4151111068)
Nurul Sukma Syafina Dalimunthe
(4151111069) Nuzirma Chania Siregar
(4151111070)
Peggy Puspitasari
(4151111071)
Pirnauli Pandiangan
(4151111072)

Dosen Pengampu:

Erlinawaty S.Pd,
MATRIKS KESETARAAN BARIS

Dua matriks A dan B dikatakan

setara
baris (lambang : A B ) ,jika B
Definisi
~
R

diperoleh
dapat dari A melalui
: serangkaian pengolahan
dasar baris.

1. Memantul (Reflexive); AR ~

setiap matriks
A untuk
2. A Setangkup(Symmetric); JikaA R B
Sifat mak B R A~
~

: 3. Menghantar(Transitive);
a A B~
R

Jika dan B C maka A

R~ ~
R

C
 1. Kedua ruas dari suatu persamaan dapat dikalikan
dengan bilangan real bukan nol yang sama.

Ri (1/k)Ri membalik Ri (k)Ri

2. Urutan penulisan dua persamaan dapat

dipertukarkan.
Ri membalik dirinya sendiri
Rj
Pengolahan
3. Kelipatan dari suatu persamaan dapat dijumlahkan
dasar dari persamaan yang lain.
baris:

Rj (-k)R i + Rj
membalik

Rj (k)R i + Rj
 x1 + 2x2 = 4x1 + x2 = 6
4 3x1 - x2 3x1 - x2 =
= 2 2 x1 + 2x2 =
4x1 + x2 = 4
6 setara
1 2 4 1
denga
Contoh  24 n  26
 6  4
: A  4 3  B  13 
A
R B ~


Simbolik:
1 1
x1 + x2 + 1 x3 = 3 2x1 + 2x2 + 2x3 = 6
-2x1 - x2 + 4x3 = -2x1 - x2 + 24x3 = 1
1 setara

A  1 1 1 denga B  2 2 2
 1 4 
n
 1 4 
23 26
1
Simbolik A

B ~
1
R
:
MATRIKS ESELON BARIS
BENTUK ESELON
BARIS i. Jika suatu baris matriks R mempunyai
setidaknya satu unsur tidak nol, maka unsur
bukan nol pertama itu adalah 1.

ii. Di dalam dua baris tidak nol yang berurutan,

Definisi unsur 1 yang menjadi kepala baris dibaris
: yang lebih bawah berada lebih ke kanan
dibandingkan dengan kepla baris dibaris yang
lebih atas.

iii. Baris nol, jika ada, ditempatkan terakhir.

Definisi:
Proses menggunakan operasi-operasi
baris i, ii, dan iii untuk mengubah suatu
sistem linear menjadi sistem yang matriks
diperbesarnya dalam bentuk eselon baris
disebut ELIMINASI GAUSS
BENTUK ESELON BARIS
TERSEDERHANAKAN
i. Jika suatu baris matriks R mempunyai
setidaknya satu unsur tidak nol, maka unsur
bukan nol pertama (kepala baris) itu adalah 1.

ii. Di dalam dua baris tidak nol yang berurutan,

unsur 1 yang menjadi kepala baris dibaris
yang lebih bawah berada lebih ke kanan
Definisi dibandingkan dengan kepla baris dibaris yang
lebih atas.
:
iii. Baris nol, jika ada, ditempatkan terakhir.

iv. Unsur bukan nol pertama dalam setiap baris

adalah satu-satunya unsur bukan nol dalam
kolom yang bersangkutan

Definisi:
Proses menggunakan operasi-operasi baris i, ii, iii dan iv
untuk mengubah suatu matriks menjadi bentuk eselon
baris tersederhanakan disebut ELIMINASI GAUSS-
Algoritma Eliminasi Gauss-
Jordan
1. Tentukan kolom paling kiri yang tidak seluruh unsunya nol.

2. Dengan menukarkan baris bila perlu, pindahkan sebuah unsur tidak nol
ke posisi paling atas di dalam kolom pada langkah 1.

3. Ubahlah unsur paling atas didalam kolom pada langkah 2 menjadi 1

dengan cara mengalikan baris pertama dengan suatu konstanta tidak
nol.
4. Tambahkan kelipatan tertentu baris pertama ke baris-baris dibawahnya.
Sehingga semua unsur dibawah kepala baris pada baris pertama
menjadi nol.

5. Abaikan baris paling atas dan kolom yang baru diserdehanakan, dan
ulangi langkah 1 dan 4 hingga matriks itu menjadi bentuk eselon
baris.

6. Mulailah dengan baris terakhir dan bekerjalah ke arah atas., tambahkan

kelipatan tertentu suatu baris ke baris diatasnya untuk me-nol-kan
unsur- unsur diatas kepala baris.
SISTEM KELEBIHAN PERSAMAAN
Jumlah persamaan linear (m)
lebih banyak daripada
peubah (n).

Dapat ditulis: m>n

x1 + x2 = 1
x1 – x2 = 3 persamaan linear ada 3 ; peubahnya ada 2 (yaitu x1 dan x 2 )
-x1 – 2x2 = -2

x1 + 2 x 2 + x 3 = 1
2x1 – x2 + x3 = 2 persamaan linear ada 4 ; peubahnya ada 3 (yaitu x1 ,
4x1 + 3x2 + 3x3 = 4 x2 dan x 3 )
3x1 + x2 + 2x3 = 3
SISTEM KEKURANGAN PERSAMAAN
Jumlah persamaan linear
(m) lebih sedikit daripada
peubah (n).

Dapat ditulis: m<n

x1 + 2 x2 + x 3 = 1 persamaan linear ada 2 ; peubahnya ada 3 (yaitu x1 , x2

2x1 + 4x2 + 2x3 = 1 dan x 3 )

x1 + x 2 + x 3 + x4 + x 5 = 2
persamaan linear ada 3 ; peubahnya ada 5 (yaitu x1,
x1 + x2 + x3 + 2x4 + 2x5 = 3
x4 dan x 5 )
x2, x3,
x1 + x2 + x3 + 2x4 + 3x5 =
2
Mari
Memahami
Termasuk ke bentuk manakah matriks di bawah ini?
bentuk eselon baris, bentuk eselon baris tersederhanakan, atau
bukan bentuk eselon baris?

1 4 Bentuk
3 eselon 0 1 Bukan Bentuk eselon baris
E  
2 baris 1 0
A  0 1
  0 Bentuk eselon baris
0 1
Bentuk F   tersederhanakan
0 1 0 1 
eselon
1
baris
1 1 Bentuk eselon baris
2  tersederhanakan
1 Bukan 01
C 2
0 Bentuk
G 00 0 0
3 eselon baris 
B  0 1 0 0  Bentuk eselon baris
0 0 0 Bukan 0 3
tersederhanakan
D  0 1  Bentuk
 0
00 eselon baris
Contoh -
Contoh
1 Tentukan semua solusi bagi sistem yang matriks gandengannya telah
disederhanakan menjadi: 1 
 2 0 4 0 0 2
7 

0 0 1 2 0 0 

0 0 0 1 0
0 4
0
 0 0 0 0 1 
 0 0 0 0 0 0 k 

jika k 0 , sistem tidak konsisten sehingga tidak memiliki

solusi jika k =≠0 , maka sistem konsisten, dan setara dengan:
x1 + 2x 2 + 4x 4 = 7
x3 + 2x4 = -2
x3 = 4
x6 = 3
Jika diambil x2 = c1 dan x4 = c2 , maka
solusi umum bagi sistem adalah:
x1 = 7 – 2c 1
– 4c 2
x2 = c 1
x3 = -2 – 2c 2
x = c
 3 1 2 1 
2
1
Tentukan semua solusi bagi sistem yang matriks gandengannya: 2
 1 1 
Penyelesaia
n: 1 3 0

1 3 0 2  2 
1 3 0 2
2 1 R1 R3 2 
1 1 1 1 1 R2 -2R1 + R2
   
3 1 2 1
 3 1 2
11 3 0 2 1 3 R2 -R3 + R2
0  R3 -3R1 + R3 00 2

7 1 1 7  R2 -R2
  3
3
 R1 6R1
3 1 2 1 R1 3R2 + 1 0 8
0 R 0 
 R3 -8R2 + 22  6R2
3 0 0 6 11
R  R
R32 -R3

1 3 0 2 5 9 
0 0  1 0 0 
6 0 18 6
0
9 

6 
  1 1 R2 -R3 + R2 9 Setiap
24 16 0  baris
0 9 
2
0 1 
 0 6 11  0 1 0

6 6  6
0 8 2211 R 1 -3R3 + 1 3 dikali
4  
 R 0  0 1  11 
5  1/6  0
0  0 6 1 6 
1 0 0 9 
 6 
0 1 0 9 
 6 

0 1 11
0
6


Matriks terakhir tersebut sudah dalam
bentuk eselon baris tersederhanakan.

Diperoleh solusi untuk sistem tersebut, yaitu

x1 = 9 / 6
x2 = 9 / 6
x3 = -11/6