Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REPORT

MK. TEORI BILANGAN


PRODI S1 PM – FMIPA

SKOR NILAI :

TEORI BILANGAN

DISUSU OLEH :

ANNISA BIL QISTHI (4193311038)

NURUL BAHRI (4193311045)

SHEREN OKTAVIA SITOHANG (4193311062)

HENGKY PRAMUDIA UJUNG (4193311066)

SURYANI NABABAN (4193311069)

MEILINA SARI BR RITONGA (4193311071)

ESKANA LAURENSIA HASUGIAN (4193311075)

Jurusan/prodi : PENDIDIKAN MATEMATIKA KLS F

DOSEN PENGAMPU : ANDREA ARIFSYAH NASUTION,S.Pd.,M.SCc.

MATA KULIAH : TEORI BILANGAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MATER 2020
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah memberikan
rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan
tugas “CRITICAL BOOK REPORT”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata
kuliah penulis yaitu “TEORI BILANGAN”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Book Report ini dapat terselesaikan,
berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Maka dari itu saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada bapak” ANDREA
ARIFSYAH NASUTION,S.Pd.,M.SCc.“selaku Dosen Pengampu yang telah membimbing
kami yang senantiasa sudah membantu.

Tugas Critical Book Report ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua. Penulis menyadari bahwa tugas Critical Book Report ini masih jauh
dari kata kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kesalahan, penulis mohon
maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas.

Karena ini penulis berharap semoga tugas Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi penulis khususnya.

Medan, Maret 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………….1
B. Tujuan …………………………..................………………………………...……1
C. Manfaat ………………...............…………………………………………...……..1
D. Identitas buku ……………………………………………………………………...2

BAB II ISI BUKU ...........…………………………………………………………………3

BAB III PEMBAHASAN ..............………………………………………………………8

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………….16

A. Kesimpulan …………………………………………………………………...….16
B. Saran ………………………………………………………………………...…...16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…..17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang
Teori bilangan adalah salah satu cabang matematika.Dalam teori bilangan terdapat
suatu materi tentang keterbagian bilangan.Ketergabian bilangan merupakan dasar dari
berbagai sifat teori bilangan, oleh karenanya kita sebagai mahasiswa harus mempelajari
dan memahami keterbagian bilangan.
Matematika sebagai salah satu ilmu pengetahuan merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kemampuan berpikir setiap orang. Oleh karena itu, kesadaran untuk
mampu mengetahui dan memahami matematika bagi siswa sangat diharapkan sudah
tumbuh sejak usia dini.Membentuk pemahaman yang utuh pada anak dalam pelajaran
matematika diperlukan kecintaan terlebih dahulu terhadap matematika, oleh karena itu
sebagai seorang calon pendidik hendaknya kita mampu menciptakan “Fun learning” di
dalam kelas. Fun learning pada matematika dapat diciptakan apabila seorang guru
mampu mengajar konsep matematika menggunakan metode dan tehnik-tehnik yang
bervariatif sehingga tidak menoton dan membosankan bagi anak.
b. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana keterbagian itu
2. Mengetahui bagaimana FPB dan KPK tersebut
3. Mengetahui pembuktian dari teorema keterbagian tersebut.
4. Memahami materi dengan lebih baik.
c. Manfaat
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari materi yang
dijelaskan dalaam buku
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang direfesensi.
3. Mengetahui cara penyelesaian soal dalam materi yang lebih mudah.
4. Mengetahui perbandingan buku yang lebih mudah dipahami

1
d. Identitas buku
1. Judul buku : Elementary Number Theory
2. No ISBN : 978-0-321-50031-1
3. Nama pengarang : KENNENTH H. ROSEN
4. Nama penerbit : Person Iqra
5. Kota terbit : New York
6. Tahun terbit : 2000
7. Tebal buku : 766

1. Judul buku : Teori Bilangan


2. No ISBN : 979-689-650-8
3. Nama pengarang : Sukirman
4. Nama penerbit :Universitas Terbuka
5. Kota terbit : tangerang selatan
6. Tahun terbit : 2004
7. Tebal buku : 290

2
BAB II

ISI BUKU

Definisi keterbagian Jika a dan b adalah bilangan bulat dengan a ≠0, kita mengatakan
bahwa a membagi b jika ada bilangan bulat c sedemikian rupa sehingga b = ac. Jika a
membagi b, kita juga mengatakan bahwa a adalah pembagi atau faktor b dan b yang kelipatan
dari a.

Jika a membagi b kita menulis a│ b, dan Juga ada yang disebut a tidak membagi b
kita menulis a b. (Hati-hati) untuk tidak membingungkan notasia I b, yang menunjukkan
bahwa a membagi b, dan a / b, yang merupakan hasil bagi yang diperoleh ketika a dibagi
dengan b.)

Contoh:

Pernyataan berikut menggambarkan konsep pembagian bilangan bulat: 13│182, -5│30, 17│
289, 6 tidak habis membagi 44, 7 tidak habis membagi 50, -3│33, dan 17│0.

Contoh:

Pembagi 6 adalah ± 1, ± 2, ± 3, ± 6.Pembagi 17 adalah ± 1, ± 17. Pembagi 100 adalah ± 1, ±


2, ± 4, ± 5, ± 10, ± 20, ± 25, ± 50, ± 100.

Teorema1.8.

Maka, jikaa,b,dan c adalah bilangan bulat dengan a│b dan b│ cdan a│ c

Bukti. Karena a│b dan b│ c, ada bilangan bulat e dan f sehingga ae = b dan bf = c.
Karenanya, c = bf = (ae) f = a (ef), dan kami menyimpulkan bahwa a│ c

Contoh

Karena 11│66 dan 66│198, Teorema 1.8 memberitahu kita bahwa 11│198.

Teorema 1.9.

Jika a, b, m, dan n adalah bilangan bulat, dan jika c│a dan c│b, maka c│(ma + nb).

Bukti.Karena c│a dan c│b, ada bilangan bulat e dan f sehingga a = ce dan b = cf. Karenanya,
ma + nb = mce + ncf = c (me + nf). Akibatnya, kita melihat bahwa c (ma + nb).

3
Contoh:

Seperti 3│21 dan 3│ 33, Teorema 1.9 memberitahu kita bahwa 3 membagi 5. 21 - 3. 33 =
105 - 99 = 6.

Teorema berikut menyatakan fakta penting tentang pembagian.

Teorema 1.10.

Algoritma Divisi. Jika a dan b adalah bilangan bulat sehingga b>a ada bilangan bulat unik q
dan r sedemikian sehingga a = bq + r dengan0 ≤ r ˂ b.

Dalam persamaan yang diberikan dalam algoritma pembagian, kita memanggil q hasil
bagi dan r sisa. Kami juga memanggil dividen dan b pembagi. (Catatan: Kami menggunakan
nama tradisional untuk teorema ini meskipun algoritma pembagian sebenarnya bukan
algoritma. Kami perhatikan bahwa a dapat dibagi dengan b jika dan hanya jika sisa dalam
algoritma pembagian adalah 0. Sebelum kami membuktikan algoritma pembagian,
perhatikan contoh:

Jika a = 133 dan b = 21, maka q = 6 dan r = 7, karena 133 = 21 · 6 + 7 dan 0 ≤ 7 ˂ 21.

Demikian juga, jika a = -50 dan b = 8, maka q = -7 dan r = 6, karena-50 = 8 (-7) + 6 dan0 ≤ 6
˂8.Kami sekarang membuktikan algoritma pembagian menggunakan properti pemesanan
dengan baik.

Bukti Pertimbangkan himpunan S dari semua bilangan bulat dari bentuk a - bk di


mana k adalah bilangan bulat, yaitu, S = {a - bk│k € Z}. Misalkan T adalah himpunan semua
bilangan bulat tidak negatif dalam S. T adalah kosong, karena a – bk positif setiap kali k
adalah bilangan bulat dengan k <a / b.

Dengan properti pemesanan dengan baik, T memiliki elemen paling sedikit r = a - bq.
(Ini adalah nilai untuk q dan r yang ditentukan dalam teorema.) Kita tahu bahwa r ≥ 0 dengan
konstruksi, dan mudah untuk melihat bahwa r <b.Jika r≥ b, jika r˃ r- b = a - bq - b = a - b (q
+ 1) ≥0, yang bertentangan dengan pilihan r = a – bq sebagai bilangan bulat paling negatif
dari bentuk a - bk. Karenanya, 0 ≤ r <b.

Untuk menunjukkan bahwa nilai-nilai ini untuk q dan r adalah unik, asumsikan kita memiliki
dua persamaan a = bq1 + r1 dan a = bq2 + r2, dengan 0 ≤ r1 <b dan 0 ≤ r2 <b. Dengan
mengurangi yang kedua dari persamaan ini dari yang pertama, kami menemukan itu
4
0 = b (q1 - Q2) + (r1 - r2).

Karenanya, kita melihat bahwa

r2 - r1 = b (q1 - Q2).

Ini memberitahu kita bahwa b membagi r2 - r1.Karena 0 ≤ r1 < b dan 0 ≤ r2 <b, kita
memiliki -b <r2 - r1 <b.Karenanya, b dapat membagi r2 - r1 hanyajika r2 - r1 = 0 atau,
dengan kata lain, jika r1 = r2. Karena bq1 + r1 = bq2 + r2 dan r1 = r2, kita juga melihat
bahwa q1 = q2. Ini menunjukkan bahwa hasil bagi q dansisanya r adalah unik.

Kami sekarang menggunakan fungsi integer terbesar untuk memberikan secara


eksplisit rumus untuk hasil bagi dan sisanya dalam algoritma pembagian.Karen a hasil bagi q
adalah bilangan bulat terbesar sehingga bq ≤ a, dan r = a - bq, maka berikut

q = [a / b], r = a - b [a / b].

Contoh

Biarkan a = 1028 dan b = 34.Kemudian a = bq + r dengan 0 ≤ r <b, di mana q = [1028/34] =


30 dan r = 1028 - [1028/34] · 34 = 1028 - 30 · · 34 = 8.

Contoh

Biarkan a = -380 dan b = 75. Kemudian a = bq + r dengan 0 ≤ r <b, di mana q = [-380/75] =


-6 dan r = -380 - [-380/75]. 75 = -380 – (-6) 75 = 70

Diberikan bilangan bulat positif d, kita dapat mengklasifikasikan bilangan bulat


berdasarkan sisanya ketika dibagi dengan d. Misalnya, dengan d = 2, kita lihat dari algoritma
pembagian itu setiap bilangan bulat ketika dibagi 2 meninggalkan sisa 0 atau 1. Ini mengarah
kedefinisi berikut dari beberapa terminologi umum.

Definisi.

Jika sisanya ketika n dibagi 2 adalah 0, maka n =2k untuk beberapa integer k, dan
kita katakan bahwa n ganjil. Begitu pula ketika n adalah genap, sedangkan jika sisanya
ketika n dibagi 2 adalah 1, maka n = 2k + 1 melihat dari algoritma pembagian bahwa ketika
bilangan bulat n.

5
Kita melihat dari algoritma pembagian bahwa ketika bilangan bulat n dibagi dengan
4, sisanya adalah 0,1,2atau 3. Oleh karena itu, setiap bilangan bulat adalah dari bentuk 4k, 4k
+ 1, 4k + 2, atau 4k + 3, di mana k adalah bilangan bulat positif.

Pembagi umum terbesar Jika a dan b adalah bilangan bulat, bukan keduanya 0, maka
himpunan pembagi umum a dan b adalah himpunan bilangan bulat terbatas, selalu berisi
bilangan bulat + 1 dan -1. Kami tertarik pada bilangan bulat terbesar di antara pembagi umum
dari dua bilangan bulat.

Definisi

Pembagiumumterbesardariduabilanganbulat a dan b, yang bukankeduanya 0,


adalahbilanganbulatterbesar yang membagi a dan b.

Pembagi umum terbesar dari a dan b ditulis sebagai (a, b). (Perhatikan bahwa
notasinya gcd (a, b) juga digunakan, terutama di luar teori bilangan. Kami akan
menggunakan notasi tradisional (a, b) di sini, meskipun notasi yang sama digunakan untuk
pasangan yang dipesan.) Perhatikan bahwa (0, n) = (n, 0) = n,setiap kali n adalah bilangan
bulat positif. Meskipun setiap bilangan bulat positif 0. Ini dilakukan untuk memastikan
bahwa hasil yang kami buktikan, kami mendefinisikan (0, 0) = 0 pembagi umum terbesar
berlaku dalam semua kasus.

Contoh

Pembagi umum dari 24 dan 84 adalah ± 1, ± 2, ± 3, ± 4, ± 6, dan ± 12.Oleh karena itu, (24,
84) = 12. Demikian pula, melihat set pembagi umum, kita menemukan(15,81) = 3, (100,5) =
5 (17, 25) = 1, (0,44) = 44, (-6, -15) = 3 dan (-17, 289) = 17.

Kami secara khusus tertarik pada pasangan bilangan bulat yang tidak memiliki
pembagi umum yang lebih besar dari 1. Pasangan bilangan bulat semacam itu disebut relatif
prima.

Definisi

Bilanganbulat a dan b, dengan a ≠ 0 dan b ≠ 0, relatif prima jika a dan b


memilikipembagiumumterbesar (a, b) =

6
Contoh

Karena (25, 42) = 1, 25 dan 42 relatif prima

Akan memberikan algoritma untuk menghitung pembagi umum terbesar. Kami juga
akan membuktikan banyak hasil penting tentang mereka yang mengarah pada teorema kunci
dalam teori bilangan.

BAB III

7
PEMBAHASAN

A.KELEBIHAN BUKU

NO BUKU UTAMA BUKU PEMBANDING

1 Pada setiap sub-bab, ada definisi, Didalam buku pembanding, dijelaskan materi
teorema, dan contoh soal yang berupa bilangan real yang dimulai dengan
disajikan.Adanya definisi dimaksudkan pengenalan sifat sifat aljabar pada system
untuk membantu pembaca pada saat bilangan real.
menganalisa pembuktian teorema yang
ada
2 Didalam buku utama memberikan Beberapa contoh soal dibuat untuk
contoh yang mudah dipahami dalam mendukung pembaca untuk lebih memahami
setiap materinya. materi-materi yang telah dibahas sebelumnya
3 Meskipun menggunakan bahasa inggris Pembuktian pada buku ini dilakukan dengan
tetapi materi yang disampaikan mudah memberikan arahan terlebih dahulu kepada
dipahami, karena menggunakan bahasa pembaca tentang hal-hal yang akan
yang bersifat ilmiah. dilakukan
4 Bahasa yang digunakan tidak bertele- Didalam buku utama, materi yang disajikan
tele dan menggunakan bahasa yang dapat memenuhi tugas pembelajaran
mudah dimrngerti.
5 Memiliki tampilan yang menarik

B. KELEMAHAN BUKU

NO BUKU UTAMA BUKU PEMBANDING

1 Susunan pada kata kata pada Kata-kata masih banyak menggunakan kata yang
buku kedua sedikit kurang rapi sulit dipahami
2 Gambar yang disajikan tidak Tampilan kurang menarik
mempunyai warna
3 Tanda baca yang berada dibuku Penjelasannya membuat para pembaca kurang
tersebut kurang beraturan paham kanapa yang dijelaskan pada buku tersebut .

C. IMPLIKASI

a). Teori dan konsep

8
Keterbagian (divisibility) merupakan bahan dasar dalam uraian lebih lanjut
tentang pembahasan teori bilangan. Setelah pembahasan tentang FPB dan KPK, sifat-
sifat dasar keterbagian dapat diperluas menjadi lebih lengkap dan mendalam.

Demikian pula pembahasan tentang FPB dan KPK beserta sifat-sifatnya dapat lebih
dikembangkan dan dikaitkan dengan keterbagian. Penerapan algoritma Euclides dalam
pembahasan FPB dan KPK merupakan bahan yang memberikan peluang kemudahan untuk
mencari FPB dan KPK dari bilangan-bilangan yang relative besar, dan untuk menyatakan
suatu FPB sebagai kombinasi linier dari bilangan-bilangan komponennya.

Jika suatu bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat yang lain, maka hasil
baginya adalah suatu bilangan bulat atau suatu bilangan yang tidak bulat, misalnya, jika 40
dibagi 8, maka hasil baginya adalah bilangan bulat 8; tetapi jika 40 dibagi 16, maka hasil
baginya adalah 2,5. Keadaan inilah yang memberikan gagasan tentang perlunya definisi
keterbagian.

Definisi 2.1
Suatu bilangan bulat q habis dibagi oleh suatu bilangan bulat p ≠ 0 jika ada suatu bilangan
bulat x sehingga q = px
Notasi
p | q     dibaca p membagi q, p faktor dari q, q habis dibagi p, atau q kelipatan dari p
p Q q   dibaca p tidak membagi q, p bukan faktor dari q, q tidak habis dibagi p, atau q bukan
kelipatan dari p
Contoh 2.1
a.       6 | 18 sebab ada bilangan bulat 3 sehingga 18 = 6.3
b.       12 Q  15 sebab tidak ada bilangan bulat x sehingga 15 = 12.x
c.       5 | -30 sebab ada bilangan bulat -6 sehingga -30 = 5.(-6)
d.      -4 | 20 sebab ada bilangan bulat 5 sehingga 20 = (-4).5
Berdasarkan definisi 2.1 diatas jelas bahwa faktor-faktor suatu bilangan bisa merupakan
bilangan bulat positif atau merupakan bilangan bulat negatif. Dengan demikian, faktor-faktor
dari: 6, adalah 1, -1, 2, -2, 3, -3, 6, dan -6
15, adalah 1, -1, 3, -3, 5, -5, 15,  dan -15

Beberapa sifat sederhana keterbagian adalah :


1.      1 | p  untuk setiap p Î Z
2.      p | 0  untuk setiap p Î Z dan p ≠ 0
3.      p | p  untuk setiap p Î Z dan p ≠ 0

4.      Jika p | q, maka kemungkinan hubungan antara p dan q adalah p < q, p = q,


atau       p > q (misalnya 3 | 6, 3 | 3, atau 3 | -3)

Teorema 2.1

Jika p, q Î Z dan  p | q, maka p | qr untuk semua  r Î Z

Bukti:

9
Diketahui bahwa p | q, maka menurut definisi 2.1, ada suatu x Î Z sehingga   q  =  px

q = px berarti qr = pxr, atau qr = p(x.r) dengan xr Î Z (sebab x Î Z dan r Î Z)

Sesuai dengan definisi 2.1, karena qr = p(xr) maka p | qr

Teorema 2.2

Jikap , q, r Î Z, p | q, dan q | r , maka p | r

Bukti:

Diketahui p | q dan q | r, maka menurut definisi 2.1, tentu ada x, y Î Z sehingga q = px dan
r  =  qy,

r = qy dan q  =  px, maka r  =  (px)y atau r  =  p (xy) dengan x, yÎZ

Sesuai dengan definisi 2.1, karena r = p(xy), maka  p | r

Teorema 2.3

Jika p, q Î Z, p | q dan q | p, maka p =  q

Bukti:

Diketahui p | q dan q | p maka menurut definisi 2.1, terdapat x,y Î Z sehingga

p = qx dan q  =  py.

Jadi: p = (py)x = p(yx) = (xy) = (xy)p, atau 1.p = (xy) p, sehingga xy = 1

Dengan demikian, karena x,y Î Z dan xy = 1, maka diperoleh x = -1 = y atau

x=1=y

Jika x = -1 = y, maka p = -q

Jika x = 1 = y, maka p = q

Teorema 2.4

Jika p, q, r Î Z, p | q dan p | r, maka p | q + r

Bukti:

Karena p | q dan p | r, maka menurut definisi 2.1, adax,y Î Z sehingga q =  px dan r = py.

Dengan demikian q + r = px + py = p(x + y)

Kerenax,yÎZ, maka sesuai dengan sifat tertutup penjumlahan bilangan bulat,    x + y Î Z

Jadi : p | q + r

10
Teorema 2.4 dapat diperluas tidak hanya berlaku untuk q, r tetapi untuk q, r, s, t,.., artinya
jika p | q, p | r, p | s, p | t, dan…, maka p | q  +  r  +  s  +  t  +…

Selanjutnya, teorema 2.4 tetap berlaku jika operasi penjumlahan (+) diganti dengan operasi
pengurangn (–), buktikan !

Teorema 2.5

Jika p, q, r Î Z, p | q dan p | r, maka  p | qx + ry untuk semua x, y Î Z  (qx + ry disebut


kombinasi linear dari q dan r)

Buktikan!

Teorema 2.6.

Jika p, q, r Î Z, p  > 0, q  >  0, dan p | q, maka p  £  q

Bukti:

Karena p | q, maka menurut definisi 2.1, ada x Î Z sehingga q = px

Karena p > 0, q > 0, dan q = px, maka x > 0

Karena x Î Z dan x > 0, maka kemungkinan nilai-nilai x adalah 1, 2, 3, …,yaitu x = 1 atau x >
1

Jika x = 1, maka q = px = p(1) = p.

Jika x > 1, dan q = px, maka p < q

Jadi  p  ≤  q

Teorema 2.7

Jika p, q, r Î Z, p > 0, q > 0, p | q dan q | p, maka p = q.

Buktikan!

Teorema 2.8

p | q jika dan hanya jika kp | kq untuk semua k Î Z dan k ≠ 0

Buktikan!

Teorema 2.9

Jika p, q, r Î Z, p ≠ 0, p | q + r, dan p | q, maka p | r

b). Program Pembangunan di Indinesia

11
Matematika merupakan ilmu yang sentral dalam kehidupan seharihari dan matematika
sudah dikenalkan sejak dini. Begitu banyak kegiatan kita yang telah menggunakan
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Matematika memiliki pengaruh yang besar dalam
kehidupan manusia. Disadari maupun tidak, sebenarnya seseorang tidak dapat terlepas dari
matematika .

Defenisi keterbagian menurut Sukirman (2004) Adalah bilangan bulat a membagi


habis bilangan b ditulis a|b jika dan hanya jika ada bilangan bulat k sedemikian sehingga b =
ka .jika a tidak membagi (habis) b maka ditulis ałb

Keterbagian merupakan hal pokok yang harus dipelajari dikarenakan akan baerakibar
buruk untuk kedepannya jika tidak dipelajari mengingat keterbagian merupakan kemampuan
matematika dasar yang diterapkan sehari hari dalam kehidupan .

Contoh:

Jika diketahui hari ini adalah hari Selasa, bertepatan dengan hari apakah setelah 100
hari kemudian?

Jawab: Berdasarkan teorema keterbagian b = aq + r. Maka, diketahui: Jumlah hari ada


7 sehingga a = 7 dan b = 100. Adapun yang ditanyakan adalah sisa hasil a|b. Maka, 100 = 7q
+ r, nilai terdekat perkalian 7 dari 100 adalah 98, sehingga q = 14. Diperoleh 100 = 7 14 + 2.
Sehingga diketahui, hasil bagi = 14 dan sisa = 2. Jadi, 100 hari setelah hari Selasa adalah hari
Kamis. Sebab, hari Selasa disamakan dengan sisa 0.

Semakin berkembangnya zaman semakin banyak hal baru yang harus dipelajari oelh
manusia dan untuk mempelajari hal baru diperlukan dasar yang kuat agar tidak menjadi
beban di masa depan .sejarah menunjukkan bahwa matematika memang dibutuhkan manusia.
Terutama dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dipisahkan dengan matematika.
Tanpa ilmu matematika, manusia tidak dapat memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti
telepon, televisi, dan komputer, tidak bisa memahami ruang dan waktu, dan tidak bisa
memahami harga barang.

Selain al-Khawarizmi, ada matematikawan muslim lainnya yang berperan dalam


matematika yaitu Sayyidina Ali bin Abi Thalib, dikisahkan bahwa suatu waktu ada tiga orang
menemui Ali bin Abi Thalib, mereka membawa persoalan waris yang rumit. Ketiga orang ini,
mempunyai 17 ekor unta sebagai harta warisan. Mereka hendak membaginya dengan
pembagian yang berbeda yakni ½, 1/3, dan 1/9. Jika menggunakan perhitungan langsung
masingmasing mendapat 8½, 5 2/3, dan 1 8/9., tentunya tidak mungkin dalam perhitungan
unta yang dalam keadaan hidup. Ketika itu, Ali bin Abi Thalib menyarankan agar mereka
menambahkan 1 ekor unta dengan cara meminjam kepadanya, sehingga jumlah unta sekarang
menjadi 18 ekor. Walhasil mereka mendapatkan angka bulat yakni 18 ekor sehingga mudah
dalam pembagian. Sehingga masing-masing mereka mendapatkan 9 ekor (½ bagian), 6 ekor
(1/3 bagian), dan 2 ekor (1/9 bagian). Sehingga total yang dibagikan tetap 17 sehingga satu
ekor unta milik Ali bin Abi Thalib pun diambilnya kembali. Peristiwa ini menunjukkan
bahwa kemampuan matematika Ali bin Abi Thalib ra sungguh luar biasa di masanya

12
sehingga cepat tanggap menyelesaikan persoalan-persoalan sehari-hari dengan metode yang
kreatif dan non konvensional.

Bahkan pada zaman dulu keterbagian memainkan peran yang besar dalam membantu
menyelesaikan masalah , karena itu pada masa sekarang yang penuh dengan teknologi dan
serba canggih tidak perlu dipertanyakan lagi penerapan matematika dalam kehidupan sehari
hari

c) Analisis mahasiswa

Implikasi keterbagian dapat diterapkan dalam menganalisis latihan/soal matematika


dengan terlebih dahulu memahami arti keterbagian dimana Keterbagian (divisibility)
merupakan dasar pengembangan teori bilangan, sehingga konsep-konsep keterbagian akan
banyak digunakan di dalam uraian atau penjelasan matematis tentang pembuktian
teorema.Jika suatu bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat yang lain, maka hasil
baginya adalah suatu bilangan bulat atau suatu bilangan yang tidak bulat, misalnya, jika 40
dibagi 8, maka hasil baginya adalah bilangan bulat 5; tetapi jika 40 dibagi 16, maka hasil
baginya adalah 2,5. Keadaan ini lah yang memberikan gagasan tentang perlunya definisi
keterbagian. Keterbagian dapat diterapkan dengan pembuktian induksi matematika.

Penerapan Implikasi keterbagian dapat ditunjukkan dengan analisa mahsiswa dalam :

a) Menjabarkan sifat keterbagian oleh 3, 7, 11, dan 13, dan dapat diperluas menjadi
keterbagian oleh 2, 4, 5, 6, 8, dan 9
b) Mengganti lambang-lambang bilangan dalam basis 10 menjadi lambang-lambang
bilangan dalam basis bukan 10.Pernyataan “a habis dibagi b” yang bersinonim
dengan:

a kelipatan b

b factor dari a

b membagi a

Apabila p habis dibagi a serta q habis dibagi a, sehingga (p + q) juga akan habis
dibagi a.

Misalnya, 4 habis dibagi 2 dan 6 habis dibagi 2, maka (4 + 6) juga akan habis dibagi 2

Contoh:

Buktikan 6n + 4 habis dibagi 5, untuk masing-masing n bilangan asli.

Jawab:

P(n) : 6n + 4 habis dibagi 5

Akan dibuktikan denganP(n) benar pada masing-masing n ∈ N.

Langkah awal:
13
Akan menunjukan P(1) benar

61 + 4 = 10 habis dibagi 5

Sehingga, P(1) benar

Langkah induksi:

Ibaratkan bahwa P(k) benar, yakni:

6k + 4 habis dibagi 5, k∈N

Akan menunjukan P(k + 1) juga benar, yakni:

6k+1 + 4 habis dibagi 5.

6k+1 + 4 = 6(6k)+ 4

6k+1 + 4 = 5(6k) + 6k + 4

Sebab 5(6k) habis dibagi 5 dan 6k + 4 habis dibagi 5, maka 5(6k) + 6k + 4 juga akan habis
dibagi 5.Sehingga, P(k + 1) benar.Berdasarkan dari prinsip induksi matematika tersebut,
terbukti bahwa 6n + 4 habisdibagi 5, untuk masing-masing n bilangan asli.

Bilangan bulat a akan habis dibagi bilangan bulat b apabila dijumpai bilangan bulat m
sehingga akan berlaku a = bm. Misalnya, “10 habis dibagi 5” benar sebab adanya bilangan
bulat m = 2 sehingga 10 = 5.2.Maka dari itu, pernyataan “10 habis dibagi 5” bias kita
tuliskan menjadi “10 = 5m, untuk m bilangan bulat”Berdasarkan dari konsep di atas,
pembuktian keterbagian biasa juga diselesaikan dengan menggunakan cara seperti berikut ini.

Contoh :

Buktikan n3 + 2n akan habis dibagi 3, untuk masing-masing n bilangan asli

Jawab: P(n) : n3 + 2n = 3m, dengan m ∈ ZZ Akan dibuktikan dengan P(n) benar untuk
masing-masing n ∈NN

Langkah awal:

Akan ditunjukkanP(1) benar

13 + 2.1 = 3 = 3.1

Sehingga, P(1) benar

Langkah induksi:

Ibaratkan bahwa P(k) benar, yakni:

k3 + 2k = 3m, k ∈ NN

14
Akan menunjukanP(k + 1) juga benar, yakni:

(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3p, p ∈ ZZ

(k + 1)3 + 2(k + 1) = (k3 + 3k2 + 3k + 1) + (2k + 2)

(k + 1)3 + 2(k + 1) = (k3 + 2k) + (3k2 + 3k + 3)

(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3m + 3(k2 + k + 1)

(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3(m + k2 + k + 1)

Sebab m bilangan bulat serta k adalah bilangan asli, maka (m + k2 + k + 1) merupakan


bilangan bulat.

Contohnya p = (m + k2 + k + 1), sehingga:

(k + 1)3 + 2(k + 1) = 3p, dengan p ∈ ZZ

Jadi, P(k + 1) adalah benar

Berdasarkan konsep induksi matematika di atas, terbukti bahwa n3 + 2n akan habis dibagi 3,
untuk masing-masing n bilangan asli.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

15
Keterbagian (divisibility) merupakan bahan dasar dalam uraian lebih lanjut
tentang pembahasan teori bilangan. Setelah pembahasan tentang FPB dan KPK,
sifat-sifat dasar keterbagian dapat diperluas menjadi lebih lengkap dan mendalam.
Demikian pula pembahasan tentang FPB dan KPK beserta sifat-sifatnya dapat lebih
dikembangkan dan dikaitkan dengan keterbagian. Penerapan algoritma Euclides
dalam pembahasan FPB dan KPK merupakan bahan yang memberikan peluang
kemudahan untuk mencari FPB dan KPK dari bilangan-bilangan yang relative besar,
dan untuk menyatakan suatu FPB sebagai kombinasi linier dari bilangan-bilangan
komponennya.

Suatu bilangan bulat q habis dibagi oleh suatu bilangan bulat p ≠ 0 jika ada
suatu bilangan bulat x sehingga q = px
Keterbagian merupakan hal pokok yang harus dipelajari dikarenakan akan
baerakibar buruk untuk kedepannya jika tidak dipelajari mengingat keterbagian
merupakan kemampuan matematika dasar yang diterapkan sehari hari dalam
kehidupan .

Implikasi keterbagian dapat diterapkan dalam menganalisis latihan/soal


matematika dengan terlebih dahulu memahami arti keterbagian dimana Keterbagian
(divisibility) merupakan dasar pengembangan teori bilangan, sehingga konsep-konsep
keterbagian akan banyak digunakan di dalam uraian atau penjelasan matematis
tentang pembuktian teorema.Jika suatu bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat
yang lain, maka hasil baginya adalah suatu bilangan bulat atau suatu bilangan yang
tidak bulat, misalnya, jika 40 dibagi 8, maka hasil baginya adalah bilangan bulat 5;
tetapi jika 40 dibagi 16, maka hasil baginya adalah 2,5. Keadaan inilah yang
memberikan gagasan tentang perlunya definisi keterbagian.Keterbagian dapat
diterapkan dengan pembuktian induksi matematika.

B. SARAN

Buku tersebut memiliki bahasa yg cukup mudah untuk dimengerti,akan tetapi


terdapat beberapa perkataan khusus yang dimana si pembaca harus mengerti kata
yang dibahas agar dapat menghubungkannya pada kalimat selanjutnya.penulisan
tanda baca pada buku tersebut sudah baik dan tidak menggunakan bahasa yang
berlebihan atau tidak efektif,dan secara keseluruhan buku ini sangat menarik untuk
dibaca dan mudah untuk memahami apa isi yang disampaikan oleh penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Rosen,Kennet H (2OOO), Elementary Number Theory, Person Iqra,New York.

16
Sukirman (2004),Teori Bilangan ,Universitas Terbuka,Tanggerang Selatan.

17

Anda mungkin juga menyukai