Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. High Order Thinking Skill (HOTS)


Memasuki Abad pengetahuan yaitu abad ke-21, pendidikan dihadapkan pada
tantangan yang semakin berat, salah satu tantangan tersebut adalah bahwa pendidikan
hendaknya mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan utuh
dalam menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan. Peserta didik dikatakan mampu
menyelesaikan suatu masalah apabila peserta didik tersebut mampu menelaah suatu
permasalahan dan mampu menggunakan pengetahuannya ke dalam situasi baru. Kemampuan
ilmiah yang biasanya dikenal sebagai High Order Thinking Skills.

1. Pengertian High Order Thinking Skill (HOTS)


High Order Thinking Skills merupakan kemampuan untuk menghubungkan,
memanipulasi, dan mengubah pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki secara
kritis dan kreatif dalam menentukan keputusan untuk menyelesaiakan masalah pada situasi
baru. High Order Thingking Skills merupakan suau proses berpikir peserta didik dalam level
kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan
taksonomi pembelajaran seperti problem solvig, taksonomi bloom, dan taksonomi
pembelajaran, dan penilaian (Saputra, 2016: 91). Menurut Vui (Kurniati, 2014: 62) HOTS
akan terjadi ketika seorang mengaitkan informasi baru dengan informasi yang sudah
tersimpan di dalam ingatannya dan mengaitkannya dan/atau menata ulang serta
mengembangkan informasi tersebut untuk mencapai suatu tujuan atau menemukan suatu
penyelesaian dari suatu keadaan yang sulit dipecahkan. Para peneliti pendidikan menjelaskan
bahwa belajar  berpikir kritis tidak langsung seperti belajar tentang materi, tetapi belajar
bagaimana cara mengkaitkan berpikir kritis secara efektif dalam dirinya (Beyer dalam
Costa,1985). Maksudnya masing-masing keterampilan berpikir kritis dalam penggunaanya
untuk memecahkan masalah  saling berkaitan satu sama lain. Indikator keterampilan berpikir
kritis dibagi menjadi lima kelompok  (Ennis dalam Costa, 1985) yaitu ; memberikan
penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan
lebih lanjut serta mengatur strategi dan taktik.  Keterampilan pada kelima kelompok berpikir
kritis ini dirinci lagi sebagai berikut:  Memberikan penjelasan sederhana terdiri dari
keterampilan memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab
pertanyaan.  Membangun keteranpilan dasar terdiri dari menyesuaikan dengan sumber,
mengamati dan melaporkan hasil observasi.  Menyimpulkan terdiri dari keterampilan
mempertimbangkan kesimpulan, melakukan generalisasi dan melakukan evaluasi.  Membuat
penjelasan  lanjut contohnya mengartikan istilah dan membuat definisi.  Mengatur strategi
dan taktik contohnya menentukan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain dan
berkomunikasi.

2. Tujuan High Order Thinking Skill (HOTS)


Tujuan dari HOTS adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik
pada level yang lebih tinggi, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir
secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan
suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat keputusan dalam
situasi-situasi yang kompleks (Saputra, 2016: 91-92).

B. Karakteristik Soal High Order Thinking Skill (HOTS)


Karakteristik HOTS sebagaimana diungkapkan oleh Resnick (1987, p.3) diantaranya
adalah non algoritmik, bersifat kompleks, multiple solutions (banyak solusi), melibatkan
variasi pengambilan keputusan dan interpretasi, penerapan multiple criteria (banyak kriteria),
dan bersifat effortful (membutuhkan banyak usaha). Conklin (2012, p.14) menyatakan
karakteristik HOTS sebagai berikut: “characteristics of higher-order thinking skills: higher-
order thinking skills encompass both critical thinking and creative thinking” artinya,
karakteristik keterampilan berpikir tingkat tinggi mencakup berpikir kritis dan berpikir
kreatif. Berpikir kritis dan kreatif merupakan dua kemampuan manusia yang sangat mendasar
karena keduanya dapat mendorong seseorang untuk senantiasa memandang setiap
permasalahan yang dihadapi secara kritis serta, mencoba mencari jawabannya secara kreatif
sehingga diperoleh suatu hal baru yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupannya. Soal-
soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas.
Untuk menginspirasi guru menyusun soal-soal HOTS di tingkat satuan pendidikan,
Kemendikbud (2017, p.9-13) secara rinci memaparkan karakteristik soal-soal HOTS sebagai
berikut:

1. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi


Keterampilan berpikir tingkat tinggi, termasuk kemampuan untuk memecahkan
masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif
(creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning), dan kemampuan mengambil
keputusan (decision making). Dalam taksonomi Bloom membutuhkan kemampuan untuk
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan membuat (C6). Sedangkan The Australian
Council for Educational Research (ACER, 2015) menyatakan bahwa kemampuan berpikir
tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, merefleksi, memberikan argumen (alasan),
menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, menciptakan. Kreativitas
menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas: (a) kemampuan menyelesaikan
permasalahan yang tidak familiar; (b) kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda; dan (c)
menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau
mengulang. ‘Difficulty’ is NOT same as higher order thinking. Tingkat kesukaran dalam
butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk
mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum (uncommon word) mungkin memiliki tingkat
kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab permasalahan tersebut
tidak termasuk higher order thinking skills. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu
soal-soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu agar peserta didik memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memberikan ruang
kepada peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas
dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik untuk membangun kreativitas dan
berpikir kritis.

2. Berbasis Permasalahan Kontekstual Soal-Soal

HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari,
dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas
untuk menyelesaikan masalah. Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat
dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam
pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk
menghubungkan (relate), menginterpretasikan (interprete), menerapkan (apply) dan
mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk
menyelesaikan permasalahan dalam konteks nyata. Berikut ini diuraikan lima karakteristik
asesmen kontekstual, REACT (Kemendikbud, 2017, p. 10):

 Relating, asesmen terkait langsung dengan pengalaman kehidupan nyata.


 Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian (exploration), penemuan
(discovery), dan penciptaan (creation).
 Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah
nyata.
 Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan untuk mampu
mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah.
 Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan untuk mentransformasi konsep-
konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

Ciri-ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai
berikut:

 Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang
tersedia.
 Tugas-tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata.
 Tugas-tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar.
tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar.

3. Tidak Rutin (Tidak Akrab)

Penilaian HOTS bukan penilaian regular yang diberikan di kelas. Penilaian HOTS
tidak digunakan berkali-kali pada peserta tes yang sama seperti penilaian memori (recall),
karena penilaian HOTS belum pernah dilakukan sebelumnya. HOTS adalah penilaian yang
asing yang menuntut pembelajar benar-benar berfikir kreatif, karena masalah yang ditemui
belum pernah dijumpai atau dilakukan sebelumnya (Widana, 2016, p.6).

4. Menggunakan Bentuk Soal Beragam

Bentuk-bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal-soal HOTS)
sebagaimana yang digunakan dalam PISA, bertujuan agar dapat memberikan informasi yang
lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Hal ini penting diperhatikan oleh
guru agar penilaian yang dilakukan dapat menjamin prinsip objektif. Artinya hasil penilaian
yang dilakukan oleh guru dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengan
keadaan yang sesungguhnya. Penilaian yang dilakukan secara objektif, dapat menjamin
akuntabilitas penilaian.

Terdapat beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir
soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA), sebagai berikut:

a. Pilihan ganda

Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang bersumber pada situasi
nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan
jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban ialah jawaban
yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar, namun
memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai
bahannya/materi pelajarannya dengan baik. Peserta didik diminta untuk menemukan jawaban
soal yang terkait dengan stimulus/bacaan menggunakan konsep-konsep pengetahuan yang
dimiliki serta menggunakan logika/penalaran. Jawaban yang benar diberikan skor 1, dan
jawaban yang salah diberikan skor 0.

b. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)

Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman peserta
didik terhadap suatu masalah secara komprehensif yang terkait antara pernyataan satu dengan
yang lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS yang berbentuk pilihan
ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada situasi kontekstual. Peserta
didik diberikan beberapa pernyataan yang terkait dengan stilmulus/bacaan, lalu peserta didik
diminta memilih benar/salah atau ya/tidak. Pernyataanpernyataan yang diberikan tersebut
terkait antara satu dengan yang lainnya. Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah agar
diacak secara random, tidak sistematis mengikuti pola tertentu. Susunan yang terpola
sistematis dapat memberi petunjuk kepada jawaban yang benar. Apabila peserta didik
menjawab benar pada semua pernyataan yang diberikan diberikan skor 1 atau apabila
terdapat kesalahan pada salah satu pernyataan maka diberi skor 0.
c. Isian singkat atau melengkapi Soal

Isian singkat atau melengkapi adalah soal yang menuntut peserta tes untuk mengisi
jawaban singkat dengan cara mengisi kata, frase, angka, atau simbol. Karakteristik soal isian
singkat adalah sebagai berikut:

 Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian dalam ratio butir
soal, dan paling banyak dua bagian supaya tidak membingungkan siswa.
 Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa kata, frase,
angka, simbol, tempat, atau waktu. Jawaban yang benar diberikan skor 1, yang salah
diberikan skor 0.

d. Jawaban singkat atau pendek

Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal yang jawabannya berupa
kata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pertanyaan. Karakteristik soal jawaban
singkat adalah sebagai berikut:

 Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat perintah.


 Pertanyaan atau perintah harus jelas.
 Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada semua soal diusahakan
relatif sama.
 Hindari penggunaan kata, kalimat, atau frase yang diambil langsung dari buku teks,
sebab akan mendorong siswa untuk sekadar mengingat atau menghafal apa yang
tertulis dibuku. Setiap langkah/kata kunci yang dijawab benar diberikan skor 1, dan
jawaban yang salah diberikan skor 0.

e. Uraian

Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiri
dalam bentuk tertulis. Untuk melakukan penskoran, penulis soal dapat menggunakan rubrik
atau pedoman penskoran. Setiap langkah atau kata kunci yang dijawab benar oleh peserta
didik diberi skor 1, sedangkan yang salah diberi skor 0. Dalam sebuah soal kemungkinan
banyaknya kata kunci atau langkah-langkah penyelesaian soal lebih dari satu.Sehingga skor
untuk sebuah soal bentuk uraian dapat dilakukan dengan menjumlahkan skor tiap langkah
atau kata kunci yang dijawab benar oleh peserta didik.

Berikut ini salah contoh soal High Order Thinking Skill (HOTS) IPA SD :

1. Amati gambar berikut!

Tuliskan bagian-bagian tubuh dari gambar tersebut beserta fungsinya!

C. Penyusunan Soal High Order Thinking Skill (HOTS) IPA SD


Di dalam menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang produktif, kreatif, dan
inovatif, hanya dapat diwujudkan dengan pembelajaran yang mengarah pada kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Pembelajaran yang demikian dapat diwujudkan salah satunya
dengan menerapkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau HOTS (High Order Thinking
Skill). Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi
atau High Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan sebagai
upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Pembelajaran
HOTS dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang pada tahun 2018 telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan pembelajaran
berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau High Order Thinking Skill
(HOTS). Untuk menulis butir soal HOTS, penulis soal dituntut untuk dapat menentukan
perilaku yang hendak diukur dan merumuskan materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan
(stimulus) dalam konteks tertentu sesuai dengan perilaku yang diharapkan. Selain itu uraian
materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam
buku pelajaran. Oleh karena itu dalam penulisan soal HOTS, dibutuhkan penguasaan materi
ajar, keterampilan dalam menulis soal (kontruksi soal), dan kreativitas guru dalam memilih
stimulus soal sesuai dengan situasi dan kondisi daerah di sekitar satuan pendidikan.Berikut
dipaparkan langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS. Berikut ini adalah langkah-langkah
dalam penulisan soal HOTS SD :
1. Menentukan kompetensi dasar dan materi yang akan dinilai

Pendidik harus menganalisis proses kognitif, dimensi pengetahuan, dan materi pada
kompetensi dasar dalam kurikulum yang memungkinkan dapat dibuatkan soal keterampilan
berpikir tingkat tinggi.

2. Menyusun kisi-kisi

Pendidik harus memastikan seluruh komponen yang terdapat dalam kisi-kisi


konsisten, selaras, dan dapat dibuatkan soal keterampilan berpikir tingkat tinggi.

3. Merumuskan indikator soal

Untuk menghasilkan soal yang mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi,


rumusan indikator perlu memenuhi prinsip penilaian pada keterampilan ini yaitu perlunya
stimulus, konteks baru, dan proses berpikir tingkat tinggi. Konteks stimulus disarankan
berkenaan dengan kehidupan nyata sehari-hari dan sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif peserta didik. Stimulus yang kontekstual akan memudahkan peserta didik untuk
mentransfer hal-hal yang telah dipelajari sehingga timbul sikap positif dan mengapreasiasi
hal-hal yang telah dipelajari. Stimulus dengan konteks yang tidak sesuai dengan
perkembangan peserta didik akan sulit dicerna sehingga tidak mendukung berkembangnya
keterampilan berpikir tingkat tinggi.

4. Menulis soal sesuai dengan kaidah penulisan soal

Untuk memastikan kualitas soal sehingga memberi informasi yang valid, soal perlu
memenuhi kaidah penulisan soal dari aspek konstruksi, substansi, dan bahasa. Prinsip ini
sama dengan prinsip penulisan soal secara umum. Aspek lain yang perlu dipertimbangkan
adalah isu sensitif. Soal hendaknya tidak menyinggung suku, agama, ras, antargolongan, dan
tidak mengandung unsur pornografi, politik praktis, kekerasan, dan komersialisasi produk.
D. Peran High Order Thinking Skill (HOTS) IPA SD

1. Peran High Order Thinking Skill (HOTS) Dalam pembelajaran IPA SD


Pendidikan IPA di SD memiliki pernanan penting karena implikasinya dalam
kehidupan di lingkungan sehari-hari sangat dekat dengan manusia. Objek dan fenomena alam
yang dikaji dalam pembelajaran IPA ini sulit untuk dipisahkan dari keterampilan berpikir.
Mempelajari objek dan fenomena alam dapat dipahami melalui proses berpikir kritis tingkat
tinggi (HOTS), yakni cara berpikir yang diharapkan menciptakan, melalui proses evaluasi,
dan analisis (Mulyadi dkk, 2010). Kurikulum 2013 telah mengadopsi taksonomi Bloom yang
direvisi Anderson dimulai dari level mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta, sehingga siswa dalam belajar IPA harus terus dilatih untuk
penemuan (Desstya, 2015). Pembelajaran IPA di SD yang berbasis dimensi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognisi idealnya didesain dengan pembelajaran yang
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dengan tugas-tugas pembelajaran IPA
yang berkategori HOTS. HOTS dapat dipelajari dan diajarkan pada siswa melalui tugas-tugas
pemecahan masalah yang melibatkan analisis kasus dan bereksperimen sains (Thomas &
Thorne, 2009). Tugas-tugas kegiatan belajar mengajar perlu diterapkan dalam proses
pembelajaran berorientasi HOTS dengan disesuaikan pada karakteristik perkembangan
berpikir siswa SD, kurikulum, dan disesuaikan dengan hakikat IPA sebagai produk, proses,
dan sikap ilmiah.

Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran IPA berbasis


HOTS antara lain: melakukan analisis kurikulum dan silabus SD kelas atas; analisis
kompetensi dasar IPA SD kelas atas; pengkajian materi IPA SD kelas atas; pengkajian KIT
dan media yang tersedia sebagai sumber belajar IPA berkategori HOTS; rancangan desain
pengembangan perangkat pembelajaran, dan implementasi produk tugas-tugas pembelajaran
IPA berkategori HOTS.

2. Peran Soal HOTS dalam Penilaian


Saat melakukan Penilaian, guru dapat menyisipkan beberapa butir soal HOTS.Berikut
dipaparkan beberapa peran soal-soal HOTS dalam meningkatkan mutuPenilaian (Widana,
2017:23-24) :1.

 Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad ke-21


Penilaian yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan diharapkan dapatmembekali
peserta didik untuk memiliki sejumlah kompetensi yang dibutuhkanpada abad ke-21. Secara
garis besar, terdapat 3 kelompok kompetensi yangdibutuhkan pada abad ke-21 (21st century
skills) yaitu: a) memiliki karakter yangbaik (beriman dan taqwa, rasa ingin tahu, pantang
menyerah, kepekaan sosial danberbudaya, mampu beradaptasi, serta memiliki daya saing
yang tinggi); b)memiliki sejumlah kompetensi (berpikir kritis dan
kreatif, problem solving,kolaborasi, dan komunikasi); serta c) menguasai literasi mencakup
keterampilanberpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak,
visual,digital, dan auditori.

 Memupuk rasa cinta dan peduli terhadap kemajuan daerah

Dalam Penilaian guru diharapkan dapat mengembangkan soal-soal HOTS secara


kreatif sesuai dengan situasi dan kondisi di daerahnya masing-masing.Kreativitas guru dalam
hal pemilihan stimulus yang berbasispermasalahan daerah di lingkungan satuan pendidikan
sangat penting.Berbagaipermasalahan yang terjadi di daerah tersebut dapat diangkat sebagai
stimuluskontekstual.Dengan demikian stimulus yang dipilih oleh guru dalam soal-soal HOTS
menjadi sangat menarik karena dapat dilihat dan dirasakan secaralangsung oleh peserta didik.
Di samping itu, penyajian soal-soal HOTS dalam ujian sekolah dapat meningkatkan rasa
memiliki dan cinta terhadap potensi-potensi yang ada di daerahnya.Sehingga peserta didik
merasa terpanggil untukikut ambil bagian untuk memecahkan berbagai permasalahan yang
timbul didaerahnya

 Meningkatkan motivasi belajar peserta didik

Pendidikan formal di sekolah hendaknya dapat menjawab tantangan dimasyarakat


sehari- hari.Ilmu pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas, agarterkait langsung dengan
pemecahan masalah di masyarakat. Dengan demikianpeserta didik merasakan bahwa materi
pelajaran yang diperoleh di dalam kelasberguna dan dapat dijadikan bekal untuk terjun di
masyarakat.Tantangan-tantangan yang terjadi di masyarakat dapat dijadikan stimulus
kontekstual danmenarik dalam Penilaian, sehingga munculnya soal-soal berbasis soal-
soal HOTS  yang diharapkan dapat menambah motivasi belajar peserta didik.

 Meningkatkan Mutu Penilaian


Penilaian yang berkualitas akan dapat meningkatkan mutu pendidikan.Dengan
membiasakan melatih siswa untuk menjawab soal-soal HOTS, makadiharapkan siswa dapat
berpikir secara kritis dan kreatif.

Anda mungkin juga menyukai

  • RPP Kelas I PDF
    RPP Kelas I PDF
    Dokumen15 halaman
    RPP Kelas I PDF
    Riyan Hariyanto
    Belum ada peringkat
  • YULIS
    YULIS
    Dokumen1 halaman
    YULIS
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Tugas Yulis HRP Olh1
    Tugas Yulis HRP Olh1
    Dokumen9 halaman
    Tugas Yulis HRP Olh1
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Introduce Ade Yulis Harahap
    Introduce Ade Yulis Harahap
    Dokumen1 halaman
    Introduce Ade Yulis Harahap
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Ringkasan SBM
    Ringkasan SBM
    Dokumen22 halaman
    Ringkasan SBM
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • ApKomPGSD G 2019 Ade Yulis Harahap
    ApKomPGSD G 2019 Ade Yulis Harahap
    Dokumen3 halaman
    ApKomPGSD G 2019 Ade Yulis Harahap
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • YULIS
    YULIS
    Dokumen1 halaman
    YULIS
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • YULIS
    YULIS
    Dokumen1 halaman
    YULIS
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • YULIS2
    YULIS2
    Dokumen1 halaman
    YULIS2
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Yulis 2
    Yulis 2
    Dokumen1 halaman
    Yulis 2
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • YULIS
    YULIS
    Dokumen1 halaman
    YULIS
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • YULIS
    YULIS
    Dokumen1 halaman
    YULIS
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • YULIS
    YULIS
    Dokumen1 halaman
    YULIS
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Yulis 2
    Yulis 2
    Dokumen1 halaman
    Yulis 2
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Teori Bilangan (CBR)
    Teori Bilangan (CBR)
    Dokumen21 halaman
    Teori Bilangan (CBR)
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 CBR Pbsi
    Bab 1 CBR Pbsi
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 CBR Pbsi
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • CJR Ips
    CJR Ips
    Dokumen18 halaman
    CJR Ips
    Jihan Agustina
    Belum ada peringkat
  • SILABUS Ipa
    SILABUS Ipa
    Dokumen13 halaman
    SILABUS Ipa
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Bola Baling SR
    Bola Baling SR
    Dokumen72 halaman
    Bola Baling SR
    Stacey Duke
    Belum ada peringkat
  • Hots
    Hots
    Dokumen3 halaman
    Hots
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Makalah MM
    Makalah MM
    Dokumen11 halaman
    Makalah MM
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Bab 2-3
    Bab 2-3
    Dokumen7 halaman
    Bab 2-3
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv-V
    Bab Iv-V
    Dokumen7 halaman
    Bab Iv-V
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • BAB II Projek Profesi
    BAB II Projek Profesi
    Dokumen7 halaman
    BAB II Projek Profesi
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Angket 2
    Angket 2
    Dokumen6 halaman
    Angket 2
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • TR - 3 Profesi
    TR - 3 Profesi
    Dokumen14 halaman
    TR - 3 Profesi
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Kratif
    Bab IV Kratif
    Dokumen5 halaman
    Bab IV Kratif
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • CJR B Indo
    CJR B Indo
    Dokumen10 halaman
    CJR B Indo
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat
  • Silabus
    Silabus
    Dokumen1 halaman
    Silabus
    Yulis Hrp
    Belum ada peringkat