TEORI BILANGAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Terimakasih kepada Dosen Pembmbing mata
kuliah Teori Bilangan pak Drs. Asrin Lubis, M. pd. Tidak lupa penulis juga mengucakan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
ide-ide dan waktunya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin
maih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu sangat diharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KAJIAN TEORI
Contoh 1:
Bila a = 9 dan b = 4 maka diperoleh 9 = 2 x 4 +1, jadi diperoleh q = 2 dan r = 1.
Bila a = -9 dan b = 4 maka -9 = -3 x 4 + 3, jadi diperoleh q = -3 dan r = 3.
Contoh 2:
Diberikan a = 12 dan b = 5. Dapat diperoleh beberapa representasi berikut:
12 = 5 × 2 + 2
=5×1+7
= 5 × 3 + (−3).
Ketiga representasi tersebut semuanya benar, tetapi hanya yang pertama yang
memenuhi algoritma pembagian karena pada algoritma pembagaian disyaratkan 0 ≤ 𝑟 <
𝑏. Yaitu sisa bagi harus lebih kecil dari pembagi dan harus lebih besar atau sama dengan
0.
2.2 Pembuktian Algoritma Pembagian
Pertama sekali kita akan membuktikan bahwa himpunan 𝑆 = {𝑎 − 𝑥𝑏|𝑥 adalah
bilangan bulat; 𝑎 − 𝑥𝑏 ≥ 0} tidak kosong. Untuk membuktikan ini cukup dengan
menunjukkan nilai x yang membuat 𝑎 − 𝑥𝑏 tidak negatif. Karena 𝑏 ≥ 1, kita memperoleh
|𝑎|𝑏 ≥ |𝑎|, sehingga 𝑎 − (−|𝑎|) = 𝑎 + |𝑎|𝑏 ≥ 𝑎 + |𝑎| ≥ 0
2
Dengan memilih 𝑥 = −|𝑎|, maka 𝑎 − 𝑥𝑏 berada pada himpunan S. Hal ini
mendasari aplikasi dari prinsip keterurutan (well-ordering principle) yang menyatakan
bahwa himpunan S memiliki bilangan terkecil; sebut saja r. Berdasarkan definisi dari S,
terdapat bilangan bulat q yang memenuhi 𝑟 = 𝑎 − 𝑞𝑏 0 ≤ 𝑟 Akan ditunjukkan bahwa 𝑟 <
𝑏. Andaikan 𝑟 ≥ 𝑏, maka 𝑟 > 𝑟 − 𝑏 = (𝑎 − 𝑞𝑏) − 𝑏 = 𝑎 − 𝑞𝑏 − 𝑏 = 𝑎 − (𝑞 + 1) ≥ 0
Implikasinya adalah 𝑎 − 𝑏(𝑞 + 1) memliki bentuk yang sesuai untuk menjadi anggota S.
Tetapi 𝑎 − 𝑏(𝑞 + 1) = 𝑟 − 𝑏 dan 𝑟 − 𝑏 < 𝑟.
Hal ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa r adalah bilangan terkecil S. Dengan
demikian maka pengandaian salah sehingga 𝑟 < 𝑏. Selanjutnya akan ditunjukkan
keunikan dari q dan r. Andaikan a dapat direpresentasikan kedalam 2 bentuk berikut:
𝑎 = 𝑞𝑏 + 𝑟 = 𝑞 ′𝑏 + 𝑟′ dimana 0 ≤ 𝑟 < 𝑏, 0 ≤ 𝑟′ ≤ 𝑏 Maka 𝑟 − 𝑟 ′ = (𝑞 ′ − 𝑞). Ini
berarti bahwa b habis membagi 𝑟 − 𝑟 ′ . Karena 0 ≤ 𝑟 < 𝑏, 0 ≤ 𝑟 ′ ≤ 𝑏, sehingga −𝑏 < 𝑟 − 𝑟
′ < 𝑏. Hal ini mengakibatkan b dapat membagi 𝑟 − 𝑟 ′ hanya jika 𝑟 − 𝑟 ′ = 0 atau dengan
kata lain 𝑟 = 𝑟 ′ . Akibatnya diperoleh juga bahwa 𝑞 = 𝑞′. Jadi terbukti bahwa q dan r
adalah unik (tunggal).
3
BAB III
PEMBAHASAN
(PERMAINAN MENEBAK HARI LAHIR DAN PASARAN)
4
6 = Kamis
Penomoran untuk hari pada penanggalan Jawa (Pembagi 5) 0 = Legi
1 = Pahing
2 = Pon
3 = Wage
4 = Kliwon
Adapun langkah-langkah untuk menentukan hari lahir dan pasaran adalah sebagai
berikut:
1. Langkah ke-1: Hitung nilai p yaitu hari ke-p dari tanggal dan bulan kelahiran
dihitung mulai dari tanggal 1 Januari pada tahun yang dimaksud. Misal kita akan
menentukan hari dan pasaran untuk tanggal 17 Agustus 1945, maka nilai p untuk
tanggal 17 Agustus 1945 adalah sebagai berikut
Januari : 31 hari
Pebruari : 28 hari (tahun 1945 bukan tahun kabisat)
Maret : 31 hari
April : 30 hari
Mei : 31 hari
Juni : 30 hari
Juli : 31 hari
Agustus : 17 hari (hanya sampai tanggal lahirnya 17 Agustus).
Maka p =229
2. Langkah ke-2: Hitung nilai q dengan rumus q = (t – 1)/4 dan sisa pembagian
diabaikan dengan t adalah tahun lahir. Maka nilai q untuk tahun 1945 adalah 486
dengan mengabaikan sisa.
3. Langkah ke-3: Menentukan nilai x dan y dengan ketentuan x = p + q,
maka x = 715
y = p + q + t maka y = 2660
4. Langkah ke-4: Nilai x dibagi 5 dan sisa hasil baginya menunjukkan pasaran.
Maka 715/5 = 143 sisa 0.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pasaran kelahirannya adalah legi.
Karena ketentuan pasaran adalah sisa pembagian, jika
5
sisa = 0 pasaran legi, sisa = 1 paing, sisa = 2 pon, sisa = 3 wage, dan sisa = 4 adalah
kliwon.
5. Langkah ke-5: Nilai y dibagi 7 dan sisanya menunjukkan hari lahir. Maka 2660/7
= 380 sisa 0.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari
jum’at. Karena ketentuan untuk hari lahir adalah sisa pembagian, jika sisa = 0 hari lahir
jum’at, sisa = 1 sabtu, sisa = 2 minggu, sisa = 3 senin, sisa = 4 selasa, sisa = 5 rabu, dan
sisa = 6 adalah kamis.
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Permainan Menebak Hari dan Pasaran Kelahiran merupakan permainan di mana
kita bisa menentukan hari dan pasaran (hari Jawa) kelahiran dari peristiwa - peristiwa
penting yang di tanggalkan dengan menggunakan konsep teori bilangan yaitu algoritma
pembagian.
Menghitung hasil nilai x di bagi 5, dan tentukan sisa hasil baginya untuk menentukan
pasarannya dengan hasilnya di cocokkan pada tabel (Pasaran) Hari Kelahiran Jawa.
Menghitung hasil nilai y di bagi 7, dan tentukan sisa hasil baginya untuk menentukan
Hari kelahiranya dengan hasilnya di cocokkan pada tabel (Pasaran) Hari Kelahiran
7
DAFTAR PUSTAKA
Burton, David M. 2010. Elementary Nuber Theory: Seventh Edition. New York:
McGraw-Hill
Nuryadi. 2014. Bahan Ajar Teori Bilangan. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Mercu Buana.