Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu dan salah satu mata pelajaran di sekolah yang sangat
penting. Terbukti, dari kita kecil sampai dewasa sekalipun tak terlepas dari mata pelajaran ini.
untuk itu kita perlu menanamkan konsep matematika dengan baik dari anak berusia dini
sampai mereka dewasa sekalipun. Andai saja ada konsep matematika yang diajarkan keliru
dari anak berusia dini, ini akan terbawa-bawa sampai mereka bersekolah. Dan ini sangat fatal
bagi pemahaman siswa ketika mendapat materi baru yang kita tahu bahwa setiap materi
pelajaran matematika memerlukan dasar-dasar pemahaman yang baik. Penguasaan konsepkonsep matematika harus ditanamkan sejak pendidikan dasar. Hal ini diharapkan dapat
membantu siswa dalam mempelajari matematika pada jenjang selanjutnya.
Konsep aritmetika dan konsep aljabar sudah diperoleh siswa sejak tingkat sekolah dasar
melalui materi-materi operasi hitung dan soal-soal yang memerlukan suatu permisalan.
Kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan matematika tentunya
memiliki kaitan erat terhadap pemahaman mereka tentang konsep aritmetika dan konsep
aljabar. Bagaimana siswa dapat menggunakan operasi hitung seperti penjumlahan,
pengurangan, pembagian, dan perkalian dengan baik dan melakukan permisalan-permisalan
dalam masalah matematika sehingga dapat memudahkan dalam menyelesaikan persoalan
matematika.
Aritmetika adalah ilmu tentang sifat dan hubungan bilangan-bilangan nyata serta
operasi perhitungannya (Webster New Third International Dictionary). Sedangkan aljabar
menggunakan tanda-tanda dan huruf-huruf untuk menggambarkan atau mewakili angkaangka. Perbedaan aritmetika dan aljabar hanyalah pada simbol-simbol yang digunakan dalam
pengerjaan.
1

Pemahaman konsep yang benar tentang aljabar merupakan suatu kepentingan dasar
bagi siswa sebelum menguasai bidang-bidang matematika yang lain seperti geometri dan
kalkulus. Menurut Cockroft (1982) yang telah diskusi dengan alumni siswa sekolah
menengah, aljabar merupakan penyebab kekeliruan dan berpikir negatif di kalangan siswa
terhadap matematika. Herscovics (1989) pula menyatakan aljabar merupakan hambatan
terbesar bagi kebanyakan siswa sekolah menengah. Dua pandangan menjelaskan bahwa
aljabar menimbulkan masalah kepada siswa untuk dipahami apalagi mereka yang hanya
melihat matematika dalam bentuk angka semata. Mereka tidak dapat menggambarkan satu
situasi aritmetika yang boleh digeneralisasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak tanpa
angka, seolah-olah pernyataan matematika bentuk simbol seperti abjad adalah sesuatu yang
terpisah dengan aritmetika. Masalah transisi dan terjemahan aritmetika ke aljabar ini
ditekankan oleh Kieran (1997) dengan menyatakan bahwa salah satu hambatan terbesar
dalam menggunakan aljabar untuk menyelesaikan masalah adalah dalam menerjemahkan
maksud soal ke dalam bentuk aljabar. Halangan ini termasuklah tentang bagaimana
menggunakan huruf untuk mewakili sesuatu yang tidak diketahui (variabel) dalam bentuk
suatu persamaan yang mengandung variabel dan data dari situasi masalah tersebut.
Pada materi sistem persamaan linear dua variabel, terdapat keterkaitan antara konsep
aritmetika dengan konsep aljabar. Kekeliruan dalam menerjemahkan maksud soal sistem
persamaan linear variabel yang berkaitan dengan aritmetika ke bentuk aljabar akan menjadi
fatal apabila ini berlangsung secara terus-menerus. Analogi hubungan konsep aritmetika dan
konsep aljabar dalam materi sistem persamaan linear dua variabel dapat digambarkan sebagai
berikut:

Aritmetika

Aljabar

2
Hubungan kedua konsep

Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk mengkaji hubungan antara konsep
aljabar dan konsep aritmetika dalam materi sistem persamaan linear dua variabel.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan secara umum yang akan dikaji dalam makalah ini adalah bagaimana
hubungan antara konsep aritmetika dengan konsep aljabar dalam materi sistem persamaan
linear dua variabel?
Adapun yang menjadi submasalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat kekeliruan konsep yang terjadi dalam menerjemahkan maksud
soal sistem persamaan linear dua variabel ke bentuk aljabar?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji
hubungan konsep aritmetika dan aljabar dalam materi sistem persamaan linear dua variabel
serta menjelaskan kekeliruan konsep yang ditemukan dalam persoalan sistem persamaan
linear dua variabel.
D. Manfaat
Dari penulisan makalah ini, diharapkan dapat diketahui dengan jelas hubungan konsep
aritmetika dan konsep aljabar dalam materi sistem persamaan linear dua variabel, sehingga
dapat meminimalisir kesalahan atau kekeliruan yang terjadi dalam menerjemahkan hubungan
konsep aritmetika dan konsep aljabar dalam persoalan sistem persamaan linear dua variabel.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Konsep Aritmetika dan Konsep Aljabar


Aritmetika adalah ilmu tentang sifat dan hubungan bilangan-bilangan nyata serta
operasi perhitungannya (Webster New Third International Dictionary). Sedangkan aljabar
menggunakan tanda-tanda dan huruf-huruf untuk menggambarkan atau mewakili angka-

angka. Perbedaan aritmetika dan aljabar hanyalah pada simbol-simbol yang digunakan dalam
pengerjaan.
Dalam aritmetika, bilangan-bilangan yang digunakan selalu bilangan-bilangan yang
diketahui. Contoh soalnya adalah mengubah 5 jam 35 menit menjadi dalam satuan menit. Ini
dapat dilakukan dengan cara mengalikan 5 dengan 60 dan hasilnya ditambahi dengan 35.
Jadi, 5 x 60 + 35 = 335 menit.
Dalam aljabar, beberapa bilangan yang digunakan mungkin diketahui tetapi bilanganbilangan lainnya tidak diketahui atau ditentukan. Lebih tepatnya, bilangan-bilangan tersebut
dilambangkan dengan huruf. Sebagai contoh, ubahlah h jam dam m menit menjadi dalam
satuan menit. Ini dilakukan dengan cara yang tepat sama seperti dalam alinea di atas yaitu
dengan mengalikan h dengan 60 dan hasilnya ditambah dengan m. jadi, h.60 + m = 60h + m
sebagai suatu pernyataan aljabar. Karena pernyataan aljabar melibatkan bilangan-bilangan,
maka bilangan-bilangan ini dapat dijumlahkan, dikurangi, dan sebagainya, mengikuti hukumhukum yang berlaku pada operasi-operasi ini untuk bilangan yang diketahui (Ayres dan
Schmidt, 2004 : 3).

B. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)


Sistem persamaan linear dua variabel adalah suatu himpunan yang terdiri dari dua
persamaan linear dengan dua variabel dimana variabel persamaan yang satu ada keterkaitan
dengan variabel persamaan yang lain. Bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel
adalah:
den gan a , b , c , p , q , r R serta a , b , p , q tidak sekaligus 0
{axpx+by=c
+qy=r
a, b, p, dan q disebut koefisien, x dan y variabel, c dan r disebut konstanta. Tidak semua
SPLDV mempunyai penyelesaian, misalnya:
x + y = 4 . . . (i)
2x + 2y = 6 . . . (ii)
Sebuah sistem persamaan yang tidak mempunyai pemecahan tak konsisten
(inconsistent). Jika setidaknya mempunyai satu pemecahan, maka sistem persamaan tersebut

dinamakan konsisten (consistent). Jika c = r = 0 maka SPLDV dikatakan homogen,


sedangkan jika c 0 atau r 0 maka SPLDV dikatakan non homogen, contohnya:
2 x+2 y=0
a. Homogen
:
3 x +4 y=0

b. Nonhomogen :

{32 xx +2+4 y=4


y=0
{24xx+4+ y=3
y=6
Howard Anton (dalam Sarah, 2009 : 8)

Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel merupakan pasangan bilangan


berurutan yang mengakibatkan kedua persamaan bernilai benar. Penyelesaian sistem
persamaan linear juga disebut akar-akar sistem persamaan linear. Banyak cara atau metode
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan sistem persamaan linear dua variabel,
diantaranya metode grafik, metode subtitusi, metode eliminasi, dan metode determinan
matriks. Namun dalam makalah ini tidak akan dijelaskan bagaimana penyelesaian dengan
metode-metode tersebut, tetapi bagaimana hubungan konsep aritmetika dan konsep aljabar
dalam materi sistem persamaan linear dua variabel.
C. Hubungan Konsep Aritmetika dan Konsep Aljabar dalam Materi SPLDV
Hubungan konsep aritmatika dan konsep aljabar dalam persoalan spldv sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya pada persoalan pada suatu peternakan. Apabila
ditanyakan kepada seorang anak mengenai berapa banyak jumlah sapi dan jumlah ayam jika
diketahui jumlah mata kedua hewan ternak itu sebanyak 50 mata dan jumlah kaki kedua
hewan ternak itu sebanyak 80 kaki, maka anak dapat berfikir sederhana tanpa
menerjemahkan maksud soal ke bentuk aljabar. Konsep aritmetika yang telah diperoleh dari
usia dini dapat membantu untuk memecahkan masalah tersebut. Mereka dapat mencobacoba mengirakan berapa banyak sapi dan ayam pada peternakan itu berdasarkan keteranganketerangan yang diketahui sebelumnya. Perkiraan yang mungkin saja terjadi adalah sebagai
berikut:
6

1. Satu ekor sapi memiliki 4 buah kaki dan 2 buah mata


2. Satu ekor ayam memiliki 2 buah kaki dan 2 buah mata
3. Jika terdapat 10 ekor sapi, maka jumlah kakinya = 4 x 10 = 40, maka sisanya adalah
40 jumlah kaki ayam. Berarti banyaknya ayam = 40 : 2 = 20 ekor ayam. Dengan
demikian banyaknya mata kedua hewan ternak = (2 x 10) + (2 x 20) = 20 + 40 = 60.
Ini tidak sesuai dengan keterangan soal bahwa jumlah mata kedua hewan ternak itu
sebanyak 50.
4. Jika terdapat 15 ekor sapi, maka jumlah kakinya = 4 x 15 = 60, maka sisanya adalah
20 jumlah kaki ayam. Berarti banyaknya ayam = 20 : 2 = 10 ekor ayam. Dengan
demikian banyaknya mata kedua hewan ternak = (2 x 15) + (2 x 10) = 30 + 20 = 50.
Dengan demikian perkiraan bahwa dalam peternakan itu terdapat 15 ekor sapi dan
10 ekor ayam merupakan jawaban dari permasalahn di atas, karena jika di
jumlahkan, matanya berjumlah 50 dan kakinya berjumlah 80.
Anak tentunya akan selalu mencoba memperkirakan jawaban sampai menuju kepada
jawaban sebenarnya. Waktu yang diperlukan pun bisa cepat atau lama untuk mendapatkan
jawaban itu. Dengan konsep aljabar, unsur-unsur yang tidak diketahui dan merupakan
penyelesaiannya dapat dijadikan simbol tanpa mengabaikan konsep aritmetika. Untuk lebih
jelasnya, kembali pada persoalan menentukan banyaknya sapi dan ayam dalam peternakan.
Dari keterangan pertama

: jumlah mata dari banyaknya sapi dan ayam = 50 mata

Dari keterangan kedua

: jumlah kaki dari banyaknya sapi dan ayam = 80 kaki

Dari dua keterangan tersebut ternyata hal yang pasti sama adalah banyaknya sapi dan
banyaknya ayam. Dan yang harus dicermati adalah 1 ekor sapi memiliki 2 buah mata dan 4
buah kaki dan ayam memiliki 2 buah mata dan 2 buah kaki. Kemudian dapat dibuat sebagai
berikut:
dua mata x banyaknya sapi + dua mata x banyaknya ayam = 50
empat kaki x banyaknya sapi + dua kaki x banyaknya ayam = 80
Permisalan yang dapat dilakukan adalah dengan menjadikan banyaknya sapi dan banyaknya
ayam ke dalam simbolik huruf.
Misal : banyaknya sapi = a ekor
banyaknya ayam = b ekor
7

dua mata x banyaknya sapi + dua mata x banyaknya ayam = 50

2 a+2 b=50

4 a+ 2b=80
empat kaki x banyaknya sapi + dua kaki x banyaknya ayam = 80
Di dapat dua persamaan linear dua variabel. Karena nilai a dan b untuk kedua persamaan itu
sama, oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa kedua persamaan tersebut merupakan sistem
persamaan linear dua variabel. Dituliskan sebagai berikut:
2 a+2 b=50
4 a+ 2b=80
Untuk mendapatkan nilai a dan b dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti yang

telah dijelaskan sebelumnya. Berikut penulis menyelesaikannya dengan metode eliminasisubtitusi:


2 a+2 b=50
4 a+2 b=80

2 a=30
30
a=
=15
2
a = 15 disubtitusikan ke pers: 2a + 2b = 50

2x15 + 2b = 50
30 + 2b = 50
2b = 50 30
2b = 20
20
=10
b=
2
Didapat nilai a = 15 dan b = 10 yang artinya banyaknya sapi adalah 15 ekor dan
banyaknya ayam 10 ekor.
Pemahaman yang baik akan konsep aritmetika dan konsep aljabar tentunya akan
mendapatkan penyelesaian yang diharapkan dari persoalan sistem persamaan linear dua
variabel. Tentunya ini di dukung dengan pembahasaan soal dan penyelesaian yang baik
dalam mengkaitkan hubungan konsep aritmetika dan konsep aljabar. Karena apabila terdapat
kekeliruan, maka akan tedapat miskonsepsi baik dalam memahami soal ataupun dalam
penyelesaiannya.
Berikut adalah persoalan spldv yang ditanyakan oleh penulis kepada 2 orang siswa
kelas VIII SMP Negeri 16 untuk diselesaikan.:

Anita membeli 4 buah buku dan 2 buah pensil seharga Rp 12.000 di toko buku Lestari.
Di toko yang sama, Bari membeli 2 buah buku dan 4 buah pensil seharga Rp 9.000. Tentukan
harga sebuah buku dan sebuah pensil!
Jawaban siswa A:
Misal : x = buku
y = pensil
4 x +2 y=12.000

x1

2 x + 4 y=9.000

x2

4 x +2 y=12.000
4 x +8 y =18.000

6 y =6.000
y=1.000

y=1.000 disubtitusikan ke pers :2 x+ 4 y =9.000


2 x + 4.000=9.000

2 x =5.00 0
x=2.500

Jadi, harga sebuah buku Rp 2.500 dan harga sebuah pensil Rp 1.000
Jawaban siswa B:
Misal: harga sebuah buku = Rp x
harga sebuah pensil = Rp y
4 x +2 y=12.000

x2

2 x + 4 y=9.000

x1

8 x+ 4 y =24.000
2 x + 4 y=9.000

6 x=15.000
x=2.500

x=2.500 disubtitusikan ke pers: 2 x+ 4 y=9.000


5.000+4 y=9.000

4 y=4.00 0

x=1.000

Jadi, harga sebuah buku = Rp x = Rp 2.500


harga sebuah pensil = Rp y = Rp 1.000

Hasil akhir yang diperoleh siswa A sama dengan hasil yang diperoleh oleh siswa B,
yaitu harga sebuah buku = Rp 2.500 dan harga sebuah pensil = Rp 1.000. Sekilas tidak ada
yang salah dari proses penyelesaian kedua siswa tersebut. Namun apabila dihubungkan
dengan konsep aritmetika dan konsep aljabar yang digunakan dalam menyelesaian spldv
tersebut, terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh siswa A. Berikut analisis kekeliruan siswa
A:
Pada permisalan:

x = buku
y = pensil

Tidak jelas yang disimbolkan sebagai x itu apakah


banyak buku atau harga buku begitu juga dengan y,
disimbolkan sebagai banyak buku atau harga pensil

jika x = banyak buku, y = banyak pensil, maka interpretasi pldv akan sebagai berikut:
4 x +2 y=12.000

4 x banyak buku + 2 x banyak pensil = 12.000

2 x + 4 y=9.000

2 x banyak buku + 4 x banyak pensil = 9.000


Masing-masing persamaan tersebut menjadi tidak sesuai karena satuan banyak buku dan

banyak pensil berbeda dengan satuan harga. Secara aritmetika jelas persamaan itu tidak dapat
dijumlahkan dan secara aljabar telah terjadi kesalahan dalam menerjemahkan maksud soal ke
bentuk aljabar.
jika x = harga buku, y = harga pensil, maka interpretasi pldv akan sebagai berikut:

4 x +2 y=12.000

Menyatakan
banyaknya buku

Menyatakan
banyaknya pensil

4 x harga buku + 2 x harga pensil =

Harga total

12.000

2 x + 4 y=9.000

2 x harga buku + 4 x harga pensil =


9.000
Secara aritmetika, persamaan ini dapat diselesaikan karena dapat dijumlahkan. Secara aljabar,

penerjemahan maksud soal ke dalam bentuk aljabar sudah sesuai sehingga spldv ini dapat

10

diselesaikan dengan proses dan jawaban yang diharapkan. Hal ini yang sudah dilakukan oleh
siswa B.
Kekeliruan yang seperti ini yang sering terjadi pada siswa dalam menyelesaikan soal
cerita sistem persamaan linear dua variabel apabila dikaitkan dengan hubungan konsep
aritmetika dan konsep aljabar. Solusi yang didapat memang benar, tetapi pada saat di
interpretasikan kembali pada permisalan yang dibuat, akan terjadi miskonsepsi dalam
hubungan kedua konsep tersebut.
Terdapat siswa yang tidak dapat mengaitkan dengan benar persamaan linear dua
variabel yang dibentuk dengan situasi sebenarnya. Mereka tidak menganalisa terlebih dahulu
bentuk aljabar tersebut dan terus menyelesaikan persamaan tanpa perlu memahami apa yang
dilakukan itu sesuai dengan situasi awal masalah karena yang penting bagi mereka adalah
jawaban akhir. Masalah ini perlu diberi perhatian agar siswa dapat diajarkan dengan cara
analitik terhadap persoalan spldv yang dihadapinya baik dalam bentuk soal cerita maupun
yang langsung disajikan bentuk aljbar dari spldv. Sehingga terjembatani hubungan konsep
aritmetika dan konsep aljabar dalam materi sistem persamaan linear dua variabel.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aritmetika adalah ilmu tentang sifat dan hubungan bilangan-bilangan nyata serta
operasi perhitungannya. Sedangkan aljabar menggunakan tanda-tanda dan huruf-huruf untuk
menggambarkan atau mewakili angka-angka. Perbedaan aritmetika dan aljabar hanyalah pada
simbol-simbol yang digunakan dalam pengerjaan.
Dalam materi sistem persamaan linear dua variabel, terdapat hubungan yang erat antara
konsep aritmetika dengan konsep aljabar. Pada persoalan spldv, anak bisa saja mencari
11

penyelesaiannya dengan konsep aritmetika yang memang sudah didapat dari usia dini, yaitu
bagaimana menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, serta membagi suatu bilangan. Anak
dapat mengira-ngira nilai sesuatu yang tidak diketahui itu pada persoalan spldv sampai
akhirnya mendapatkan jawaban yang diharapkan. Sesuatu yang tidak diketahui itu dan
merupakan penyelesaian dari persoalan spldv dapat disimbolkan. Sehingga dapat diselesaikan
dengan konsep aljabar tanpa mengabaikan konsep aritmetika. Hubungan inilah yang
digunakan untuk dapat menyelesaikan persoalan spldv dengan baik dan benar. Kekeliruan
dalam menafsirkan kedua konsep ini tentunya akan berpengaruh terhadap interpretasi
penyelesaian spldv.
B. Saran
Kekeliruan yang terjadi dalam hubungan antara konsep aritmetika dan konsep aljabar
dalam materi sistem persamaan linear dua variabel perlu menjadi perhatian guru dalam
mengajarkan materi tersebut kepada siswa. Guru harus dapat mengembangkan daya analitik
siswa dalam menghubungkan kedua konsep itu untuk mendapatkan penyelesaian spldv. Yang
diharapkan itu adalah bukan hanya semata-mata siswa mendapatkan hasil akhir, tetapi juga
tahu dengan permasalahan awalnya sehinnga dapat menjembatani hubungan konsep
aritmatika dan konsep aljabar dalam materi spldv.

12

DAFTAR PUSTAKA

Ayres, Frank dan Philip A. Schmidt. 2004. Matematika Universitas. Jakarta: Erlangga
Booth,L. 1984. Algebra: Childrens Strategies and Errors. Windsor: NFER-Nelson.
Khoir, Miftahul. Kemampuan Siswa Dalam Menerjemahkan Kalimat Verbal Ke SimbolSimbol Matematika Dalam Bentuk Persamaan Linear Dua Peubah. Skripsi.
Pontianak: FKIP Untan
Sarah. 2009. Dekripsi Kesulitan Siswa dalam Memahami Soal Cerita Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel. Skripsi. Pontianak: FKIP Untan
Sari, Junita. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Skripsi. Pontianak : FKIP Untan

www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/merj_17_1_warren
http://www.cimt.plymouth.ac.uk/journal/oksuz.pdf
13

ANALISIS HUBUNGAN KONSEP ARITMETIKA DAN KONSEP ALJABAR DALAM


MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Abstrak
Penulisan makalah ini mengkaji tentang hubungan konsep aritmetika
dan konsep aljabar dalam materi sistem persamaan linear dua
variabel. Aritmetika adalah ilmu tentang sifat dan hubungan
bilangan-bilangan nyata serta operasi perhitungannya. Sedangkan
aljabar menggunakan tanda-tanda dan huruf-huruf untuk
menggambarkan atau mewakili angka-angka. Perbedaan aritmetika
dan aljabar hanyalah pada simbol-simbol yang digunakan dalam
pengerjaan. Keterkaitan kedua konsep ini berpengaruh terhadap
penyelesaian spldv, sehingga miskonsepsi terhadap salah satu konsep
akan membuat interpretasi yang salah dalam penyelesaian spldv.
Kata kunci : Aritmetika, aljabar, spldv

14

Anda mungkin juga menyukai