Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

TEORI BILANGAN RINDA AZMI SAPUTRI, S.Pd M.Pd

MAKALAH

DEFINISI DAN TEOREMA KETERBAGIAN, FAKTOR

PERSEKUTUAN DAN KELIPATAN PERSEKUTUAN BILANGAN

BULAT

Disusun oleh: Kelompok 2

Wanda Hamidah 210101040519

Siti Nur Azizah 210101040814

Rayyan Maqsadah 210101040843

Agus Syaukani 210101040852

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

BANJARMASIN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang menciptakan, mengatur dan menguasai seluruh

makhluk di dunia dan di akhirat. Semoga kita senatiasa mendapatkan limpahan rahmat dan

ridha-Nya. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW. beserta keluarganya

yang telah membimbing manusia ke jalan yang lurus menuju kejayaan dan kemuliaan. Kami

panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat membuat makalah definisi dan teorema keterbagian, definisi factor

keterbagian dan kelipatan keterbagian.

Makalah ini kami susun dengan sebaik mungkin dan mendapat dukungan dari beberapa

orang dalam membuat makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada

orang yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan baik segi bahasa, susunan

kalimat maupun tata letaknya. Untuk itu kami sangat membutuhkan masukan dan saran dari

pembaca untuk memperbaiki bentuk maupun menanmbah isi makalah agar menjadi lebih baik

lagi. Saya berharap makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat.

Banjarbaru, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar belakang........................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................... 2
A. Relasi Keterbagian ................................................................................................................. 2
B. Faktor Persekutuan................................................................................................................. 5
C. Kelipatan Persekutuan............................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ 8
B. Saran ..................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu yang berkembang, baik secara teori, materi, dan
kegunaannya. Dalam menyelesaikan soal dalam matematika penting untuk diketahui tentang teori
yang berlaku dalam penyelesaian memperhatikan prosedur soal, seperti dalam penyelesaian soal
keterbagian.
Teori bilangan adalah salah satu cabang pelajaran matematika. Dalam teori bilangan ada bab
yang berjudul keterbagian bilangan, factor persekutuan dan kelipatan persekutuan. Keterbagian
bilangan merupakan bagian dasar dari berbagai sifat teori bilangan, oleh karenanya kita sebagai
mahasiswa Pendidikan matematika harus mempelajari dan memahami keterbagian bilangan.
Menyikapi hal tersebut, makalah ini berusaha menyajikannya dalam bentuk catatan yang akan
menambah pengetahuan kita semua sebagai mahasiswa Pendidikan matematika.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi keterbagian?
2. Apa saja teorema keterbagian?
3. Apa definisi factor keterbagian dan kelipatan keterbagian?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keterbagian.
2. Untuk mengetahui teorema-teorema keterbagian.
3. Untuk mengetahui definisi factor keterbagian dan kelipatan keterbagian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Relasi Keterbagian
Jika bilangan bulat dibagi oleh suatu bilangan bulat yang lain, maka hasil baginya adalah suatu
bilangan bulat atau suatu bilangan yang tidak bulat. Contoh, 30 dibagi 6 maka hasil baginya adalah
bilangan bulat 5. Tetapi jika 30 dibagi 4 maka hasil baginya adalah 7,5. Keadaan yang seperti ini
yang membutuhkan definisinyang jeals tentang pembagian.

Definisi 2.1
Suatu bilangan bulat 𝑞 habis dibagi oleh suatu bilangan bulat 𝑝 ≠ 0 jika ada suatu bilangan
bulat 𝑥 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥. Jika 𝑞 tidak membagi (habis) p, maka ditulis 𝑝 ∤ 𝑞.

Notasi dari keterbagian bilangan bulat berikut.


𝑝|𝑞 dibaca 𝑝 membagi 𝑞, 𝑝 factor dari 𝑞, 𝑞 habis dibagi 𝑝, atau 𝑞 kelipatan dari 𝑝
𝑝 ∤ 𝑞 dibaca q tidak habis dibagi p atau p tidak membagi q atau p bukan factor dari q atau q
bukan kelipatan dari p.
Contoh 2.1:
1. 5|30, karena ada suatu bilangan bulat, yaitu 6, sedemikian hingga 5.6 = 30
2. 7|-21, sebab ada suatu bilangan bulat, yaitu -3, sedemikian hingga 7. (-3) = -21
3. -6|24, sebab ada suatu bilangan bulat, yaitu -4, sedemikian hingga (-6).(-4) = 24
4. 8 ∤ 27, sebab tidak ada suatu bilangan bulat x, sedemikian hingga 8x = 27
Beberapa sifat sederhana keterbagian adalah
1. 1|p untuk setiap 𝑝 𝜖 𝑍
2. p|0 untuk setiap 𝑝 𝜖 𝑍 dan 𝑝 ≠ 0
3. p|p untuk setiap 𝑝 𝜖 𝑍 dan 𝑝 ≠ 0
4. Jika p|q maka kemungkinan hubungan antara p dan q adalah 𝑝 < 𝑞, 𝑝 = 𝑞, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 > 𝑞
Ada beberapa teorema keterbagian antara lain:

Teorema 1.
Jika 𝑝, 𝑞 𝜖 𝑍 dan 𝑝|𝑞, maka 𝑝|𝑞𝑚, untuk semua 𝑚 𝜖 𝑍
Bukti:
Diketahui bahwa p|q berarti ada suatu 𝑥 𝜖 𝑍 sehingga
𝑞 = 𝑝𝑥, Ambil 𝑚 𝜖 𝑍
𝑞𝑚 = 𝑝𝑥𝑚
𝑞𝑚 = 𝑝(𝑥. 𝑚)
Karena 𝑥 𝜖 𝑍 𝑑𝑎𝑛 𝑚 𝜖 𝑍, maka 𝑥𝑚 𝜖 𝑍

2
Karena 𝑞𝑚 = 𝑝(𝑥. 𝑚), maka 𝑝|𝑞𝑚

Teorema 2.
Jika 𝑝, 𝑞 𝜖 𝑍, 𝑝|𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑞 |𝑟 maka 𝑝|𝑟
Bukti:
𝑝|𝑞 berarti ada 𝑥 𝜖 𝑍 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥
𝑞|𝑟 berarti ada 𝑦 𝜖 𝑍 sehingga 𝑟 = 𝑞𝑦
karena 𝑟 = 𝑞𝑦 dan 𝑞 = 𝑝𝑥 maka
𝑟 = (𝑝𝑥)𝑦
𝑟 = 𝑝(𝑥𝑦) dengan 𝑥, 𝑦 𝜖 𝑍
Karena 𝑟 = 𝑝(𝑥𝑦) maka 𝑝|𝑟

Teorema 3.
Jika 𝑝, 𝑞 𝜖 𝑧, 𝑝|𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑞 |𝑝 maka 𝑝 = ±𝑞
Bukti:
𝑝|𝑞 berarti terdapat 𝑥 𝜖 𝑍 sehingga 𝑝 = 𝑞𝑥
𝑞|𝑝 berarti terdapat 𝑦 𝜖 𝑍 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑦
Perhatikan:
𝑝 = 𝑞𝑥
𝑝 = (𝑝𝑦)𝑥
𝑝 = 𝑝(𝑦𝑥)
𝑝 = (𝑥𝑦)𝑝
1. 𝑝 = (𝑥𝑦)𝑝 sehingga
𝑥𝑦 = 1 sifat kanselasi
Karena 𝑥𝑦 𝜖 𝑍 dan xy = 1 kemungkinan yang diperoleh yaitu
Untuk 𝑥 = −1 = 𝑦 maka 𝑝 = −𝑞
Untuk 𝑥 = 1 = 𝑦 maka 𝑝 = 𝑞
Dengan demikian diperoleh 𝑝 = ±𝑞

Teorema 4.
Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 𝜖 𝑍, 𝑝|𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑝|𝑟 maka, 𝑝|𝑞 + 𝑟, 𝑝|𝑞 − 𝑟, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝|𝑞𝑟
Bukti:
𝑝|𝑞 berarti ada 𝑥 𝜖 𝑍 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥
𝑝|𝑟 berarti ada 𝑦 𝜖 𝑍 sehingga 𝑟 = 𝑝𝑦
perhatikan:
• 𝑞 + 𝑟 = 𝑝𝑥 + 𝑝𝑦 = 𝑝(𝑥 + 𝑦)

3
Karena 𝑥, 𝑦 𝜖 𝑍 maka 𝑥 + 𝑦 𝜖 𝑍
Karena 𝑞 + 𝑟 = 𝑝(𝑥 + 𝑦) maka 𝑝|𝑞 + 𝑟
• 𝑞 − 𝑟 = 𝑝𝑥 − 𝑝𝑦 = 𝑝(𝑥 − 𝑦)
Karena 𝑥, 𝑦 𝜖 𝑍 maka 𝑥 − 𝑦 𝜖 𝑍
Karena 𝑞 − 𝑟 = 𝑝(𝑥 − 𝑦) maka 𝑝|𝑞 − 𝑟
• 𝑞𝑟 = (𝑝𝑥). (𝑝𝑦) = (𝑥𝑦𝑝)𝑝
Karena 𝑥, 𝑦 𝜖 𝑍 maka 𝑥. 𝑦 𝜖 𝑍
Karena 𝑞𝑟 = (𝑥𝑦𝑝)𝑝 maka 𝑝|𝑞𝑟

Teorema 5.
Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 𝜖 𝑍, 𝑝|𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑝|𝑟 maka 𝑝|𝑞𝑥 + 𝑟𝑦 untuk semua 𝑥, 𝑦 𝜖 𝑍
Bukti:
𝑝|𝑞 berarti ada 𝑎 𝜖 𝑍 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑎
𝑝|𝑟 berarti ada 𝑏 𝜖 𝑍 sehingga 𝑟 = 𝑝𝑏
Perhatikan:
𝑞𝑥 + 𝑟𝑦 = 𝑝𝑎𝑥 + 𝑝𝑏𝑦 = (𝑎𝑥 + 𝑏𝑦)𝑝
Karena 𝑎, 𝑏 𝜖 𝑍 maka 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 𝜖 𝑍
Dengan demikian 𝑝|𝑞𝑥 + 𝑟𝑦

Teorema 6.
Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 𝜖 𝑍, 𝑝 > 0, 𝑞 > 0, dan 𝑝|𝑞, maka 𝑝 ≤ 𝑞
Bukti:
Karena 𝑝|𝑞, maka menurut definisi 2.1, ada 𝑥 𝜖 𝑍 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥
Karena 𝑝 > 0, 𝑞 > 0, 𝑑𝑎𝑛 𝑝 = 𝑝𝑥, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑥 > 0
Karena 𝑥 𝜖 𝑍 dan 𝑥 > 0, maka kemungkinan nilai-nilai x adalah 1, 2, 3,...., yaitu 𝑥 =
1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 1
Jika 𝑥 = 1, maka 𝑞 = 𝑝𝑥 = 𝑝(1) = 𝑝
Jika 𝑥 > 1, maka 𝑞 = 𝑝𝑥, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝 < 𝑞
Jadi 𝑝 ≤ 𝑞

Teorema 7.
𝑝|𝑝 untuk setiap bilangan bulat 𝑝
Bukti:
Untuk setiap 𝑝 𝜖 𝑍 terdapat 1 𝜖 𝑍, sedemikian sehingga berlaku 𝑝 = 1(𝑥). Artinya 𝑝|𝑝

Teorema 8.

4
Jika 𝑝|𝑞 maka 𝑝𝑚|𝑞𝑚 untuk setiap bilangan bulat 𝑚
Bukti:
Karena 𝑝|𝑞, berarti ada 𝑥 𝜖 𝑍 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥
Perhatikan:
𝑞𝑥 = (𝑝𝑚)𝑥 = 𝑝(𝑚𝑥)
Karena 𝑞𝑥 = 𝑝(𝑚𝑥), maka dapat disimpulkan 𝑝𝑚|𝑞𝑚

Teorema 9.
Jika 𝑝𝑚|𝑞𝑚 dengan 𝑚 ≠ 𝑜, maka 𝑝|𝑞
Bukti:
Karena 𝑝𝑚|𝑞𝑚, berarti ada 𝑥 𝜖 𝑍 sehingga 𝑞𝑚 = 𝑥(𝑝𝑚)
Karena 𝑚 ≠ 0, maka
𝑞𝑚 = 𝑥(𝑝𝑚)
𝑞𝑚 = (𝑥𝑝)𝑚
𝑞 = 𝑥𝑝 sifat kanselasi
Karena 𝑞 = 𝑥𝑝 maka dapat disimpulkan 𝑝|𝑞

B. Faktor Persekutuan
Secara umum, pengertian tentang factor persekutuan dari dua buah bilangan bulat dituliskan
sebagai definisi berikut ini.

Definisi 2.2:
Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka suatu bilangan bulat d disebut factor
persekutuan dari a dan b, apabila 𝑑|𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑑 |𝑏.

Karena 1 adalah pembagi (faktor) dari setiap bilangan bulat, maka 1 adalah factor persekutuan
dari dua bilangan bulat sembarang a dan b. Jadi himpunan factor persekutuan dari a dan b tidak
pernah kosong.
Setiap bilangan bulat, kecuali 0, selalu membagi nol (0), sehingga jika 𝑎 = 𝑏 = 0, maka setiap
bilangan bulat merupakan factor persekutuan dari a dan b. Dalam hal ini, himpunan semua factor
persekutuan bulat positif dari a dan b merupakan himpunan tak hingga.
Apabila sekurang-kurangnya satu dari a dan b tidak sama dengan 0, maka himpunan semua
factor persekutuan bulat positif dari a dan b merupakan himpunan berhingga. Sehingga mesti ada
anggota dari himpunan tersebut terbesar dan disebut factor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan
b. secara formal, hal tersebut sebagi definisi berikut ini.

5
Definisi 2.3:
Jika a dan b bilangan-bilangan bulatyang sekurang-kurangnya satu di antaranya tidak sama
dengan nol, maka factor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b diberi symbol "(𝑎, 𝑏)" adalah
suatu bilangan bulat positif, misalnya d, yang memenuhi:
1. 𝑑|𝑎 dan 𝑑|𝑏, serta
2. Jika 𝑒|𝑎 dan 𝑒|𝑏, maka 𝑒 ≤ 𝑑.

Dari definisi tersebut dapat dimengerti, bahwa jika (𝑎, 𝑏) = 𝑑, yaitu d adalah factor
persekutuan terbesar dari a dan b, maka 𝑑 ≤ 1. Dan apabila ada factor persekutuan lain, misalnya
e, maka 𝑒 ≤ 𝑑.
Contoh:
Faktor-faktor bulat positif dari -12 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12.
Factor-faktor bulat positif dari 30 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 10, 15, 30.
Maka factor-faktor persekutuan bulat positif dari -12 dan 30 adalah 1, 2, 3, 6.
Jadi factor persekutuan terbesar dari -12 dan 30 adalah 6, atau dapat ditulis secara singkat sebagai
(−12, 30) = 6.
C. Kelipatan Persekutuan
Secara umum pengertian kelipatan persekutuan dari dua bilangan bulat dinyatakan dalam
definisi berikut ini.

Definisi 2.3
Misalkan 𝑎 dan 𝑏 adalah bilangan-bilangan bulat. Bilangan bulat 𝑚 adalah kelipatan
persekutuan dari a dan b jika dan hanya jika 𝑎|𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑏|𝑚.

Nol (0) adalah suatu kelipatan persekutuan dari sebarang bilangan-bilangan bulat a dan b.
bilangan-bilangan bulat 𝑎𝑏 dan −𝑎𝑏 masing-masing juga merupakan suatu kelipatan persekutuan
dari a dan b. jadi himpunan semua kelipatan persekutuan bulat positif dari a dan b tidak pernah
sama dengan himpunan kosong.

Himpunan semua kelipatan dari 6 adalah {6, 12, 18, 24, …}


Himpunan semua kelipatan dari -9 asalah {9, 18, 27, 36, …}

Jadi himpunan semua kelipatan persekutuan dari 6 dan -9 adalah {18, 36, 54, 72, …}. Sehingga
kelipatan persekutuan terkecil dari 6 dan -9 adalah 18.
Dalam himpunan bagian dari himpunan bilangan-bilangan bulat positif selalu mempunyai
anggota terkecil. Sehingga KPK dari setiap dua bilangan selalu ada.

6
Latihan:
1. Buktikan bahwa jika 𝑎|𝑏, maka 𝑎|𝑚𝑏 untuk setiap bilangan bulat.
2. Buktikanlah bahwa apabila 𝑎|𝑏 dan 𝑐|𝑑, maka 𝑎𝑐|𝑏𝑑.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi keterbagian: Suatu bilangan bulat 𝑞 habis dibagi oleh suatu bilangan bulat 𝑝 ≠ 0 jika
ada suatu bilangan bulat 𝑥 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥.
Beberapa teorema keterbagian antara lain:
1. Jika 𝑝, 𝑞 𝜖 𝑍 dan 𝑝|𝑞, maka 𝑝|𝑞𝑚, untuk semua 𝑚 𝜖 𝑍
2. Jika 𝑝, 𝑞 𝜖 𝑍, 𝑝|𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑞 |𝑟 maka 𝑝|𝑟
3. Jika 𝑝, 𝑞 𝜖 𝑧, 𝑝|𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑞 |𝑝 maka 𝑝 = ±𝑞
4. Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 𝜖 𝑍, 𝑝|𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑝|𝑟 maka, 𝑝|𝑞 + 𝑟, 𝑝|𝑞 − 𝑟, 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝|𝑞𝑟
5. Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 𝜖 𝑍, 𝑝|𝑞, 𝑑𝑎𝑛 𝑝|𝑟 maka 𝑝|𝑞𝑥 + 𝑟𝑦 untuk semua 𝑥, 𝑦 𝜖 𝑍
6. Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 𝜖 𝑍, 𝑝 > 0, 𝑞 > 0, dan 𝑝|𝑞, maka 𝑝 ≤ 𝑞
7. 𝑝|𝑝 untuk setiap bilangan bulat 𝑝
8. Jika 𝑝|𝑞 maka 𝑝𝑚|𝑞𝑚 untuk setiap bilangan bulat 𝑚
9. Jika 𝑝𝑚|𝑞𝑚 dengan 𝑚 ≠ 𝑜, maka 𝑝|𝑞
Definisi factor persukutuan: Jika a dan b adalah bilangan-bilangan bulat, maka suatu bilangan
bulat d disebut factor persekutuan dari a dan b, apabila 𝑑 |𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑑 |𝑏.
Definisi FPB: Jika a dan b bilangan-bilangan bulatyang sekurang-kurangnya satu di antaranya
tidak sama dengan nol, maka factor persekutuan terbesar (FPB) dari a dan b diberi symbol "(𝑎, 𝑏)"
adalah suatu bilangan bulat positif, misalnya d, yang memenuhi:
1. 𝑑|𝑎 dan 𝑑|𝑏, serta
2. Jika 𝑒|𝑎 dan 𝑒|𝑏, maka 𝑒 ≤ 𝑑.
Definisi kelipatan persekutuan: Misalkan 𝑎 dan 𝑏 adalah bilangan-bilangan bulat. Bilangan
bulat 𝑚 adalah kelipatan persekutuan dari a dan b jika dan hanya jika 𝑎|𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑏|𝑚.
B. Saran
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan., agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk kalangan umum.
Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Atas kritik, saran, dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Rina. 2015. Bahan Ajar Teori Bilangan. Universitas Muhamadiyah Metro. Jakarta
Fayeldi, Trija. Modul teori bilangan.

Ratih dan Yulina, Handayani. 2020. Teori Bilangan Dilengkapi dengan Soal-soal Non Rutin.

Lampung utara: Universitas Muhammadiyah Kotabumi.

Sari, Kartika. (2016). MATERI TEORI BILANGAN.

Sukirman. (2013). Teori Bilangan. Yogyakarta: UNY Press.

Anda mungkin juga menyukai