Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR KETERBAGIAN BILANGAN BULAT


Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Bilangan
Dosen pengampu : Novian Riskiana Dewi, M.Si

Oleh kelompok 3 :
Arda Prabowo 2011050266
Maya Fadhillah 2011050269
Nadya Saputri 2011050261

KELAS 6C
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1444 H/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan karunia-Nyalah sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya yang berjudul
“Konsep Dasar Keterbagian Bilangan Bulat“.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Teori Bilangan. Kami pun sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dalam
penyusunan kata-kata maupun penguasaan materi atau permasalahan yang diperlukan dalam
makalah ini.
Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima dan mengharapkan saran dan kritikan
demi kesempurnaan makalah yang selanjutnya. Besar harapan kami agar makalah ini dapat
bermanfaat, memberi edukasi serta pengetahuan bagi penyusun maupun bagi pembaca pada
umumnya.

Bandar Lampung,18 Maret 2023

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Pengertian Keterbagian Bilangan Bulat............................................................................3
B. Sifat-Sifat Keterbagian Bilangan Bulat.............................................................................3
C. Teorema-Teorema Keterbagian Bilangan Bulat...............................................................3
D. Aplikasi Keterbagian Bilangan Bulat................................................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan........................................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Konsep dasar keterbagian bilangan bulat merupakan salah satu konsep dasar dalam
matematika yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Konsep ini sangat berguna
dalam berbagai bidang, seperti matematika, ilmu komputer, ilmu pengetahuan alam, dan
banyak lagi.
Pada dasarnya, keterbagian bilangan bulat digunakan untuk membagi sebuah objek
menjadi beberapa bagian yang sama besar. Misalnya, jika kita memiliki 12 apel dan ingin
membaginya menjadi 3 bagian yang sama besar, maka setiap bagian akan terdiri dari 4
apel. Keterbagian bilangan bulat juga digunakan untuk menentukan sisa pembagian
antara dua bilangan bulat.
Selain itu, keterbagian bilangan bulat juga digunakan dalam berbagai aplikasi dalam
kehidupan sehari-hari, seperti dalam pembuatan jadwal kereta api, jadwal penerbangan,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang konsep dasar
keterbagian bilangan bulat sangat penting dalam memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan matematika dan ilmu pengetahuan lainnya.
Dalam hal ini, pengembangan konsep dasar keterbagian bilangan bulat menjadi hal
yang sangat penting untuk diketahui. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang semakin maju, maka penting bagi kita untuk memahami konsep dasar
keterbagian bilangan bulat dengan baik agar dapat diterapkan dalam berbagai aspek
kehidupan kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keterbagian bilangan bulat?
2. Apa saja sifat-sifat keterbagian bilangan bulat?
3. Apa saja teorema-teorema dalam keterbagian bilangan bulat?
4. Bagaimana aplikasi keterbagian bilangan bulat ?
5. Apa saja contoh-contoh keterbagian bilangan bulat?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian keterbagian bilangan bulat

1
2

2. Untuk mengetahui sifat-sifat keterbagian bilangan bulat


3. Untuk mengetahui teorema-teorema dalam keterbagian bilangan bulat
4. Untuk mengetahui aplikasi keterbagian bilangan bulat
5. Untuk mengetahui contoh-contoh keterbagian bilangan bulat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Keterbagian Bilangan Bulat
Keterbagian yaitu suatu bilangan bulat q habis dibagi oleh suatu bilangan bulat p ≠ 0
jika ada suatu bilangan bulat x sehingga q = px. 1 Keterbagian adalah operasi matematika
yang menghasilkan sisa pembagian antara dua bilangan bulat. Operasi ini sering
dilambangkan dengan simbol % atau mod. Dalam operasi keterbagian, bilangan yang
dibagi disebut sebagai dividen, bilangan yang membagi disebut sebagai divisor, dan sisa
pembagian disebut sebagai remainder.
Jadi, Keterbagian bilangan bulat adalah konsep matematika yang mengacu pada
pembagian bilangan bulat dengan bilangan lainnya, sehingga menghasilkan bilangan
bulat sebagai hasil pembagian atau biasa disebut juga bilangan pembagi.
Notasi keterbagian yaitu 𝑝 ǀ 𝑞 dibaca p membagi q, p faktor dari q, q habis dibagi p,
atau q kelipatan dari p. Sedangkan untuk 𝑝 ∤ 𝑞 dibaca p tidak membagi q, p bukan faktor
dari q, q tidak habis dibagi p, atau q bukan kelipatan dari p.2 Contoh penggunaan
keterbagian adalah sebagai berikut:
 6 ǀ 18 sebab ada bilangan bulat 3 sehingga 18 = 6.3
 12 ∤ 15 sebab tidak ada bilangan bulat x sehingga 15 = 12.x
2. Sifat-Sifat Keterbagian Bilangan Bulat
Berikut adalah beberapa sifat-sifat keterbagian bilangan bulat yaitu :
a. 1 ǀ 𝑝 untuk setiap 𝑝 ∈ 𝑍
b. 𝑝 ǀ 0 untuk setiap 𝑝 ∈ 𝑍 dan p ≠ 0
c. 𝑝 ǀ 𝑝 untuk setiap 𝑝 ∈ 𝑍 dan p ≠ 0
d. Jika 𝑝 ǀ 𝑞 maka kemungkinan hubungan antara p dan q adalah p < q, p = q, atau p >
q (misalnya 3 ǀ 6, 3 ǀ 3, atau 3 ǀ -3 ) untuk setiap 𝑝 ∈ 𝑍.3
3. Teorema-Teorema Keterbagian Bilangan Bulat
Berikut adalah teorema-teorema keterbagian bilangan bulat yaitu :
Teorema A

1
Handayani, Ratih, and Yulina Yulina. "Teori Bilangan." (2020).
2
Baker, A. (2003). Algebra & Number Theory. Naskah. University of Glasgow.
3
Tung, Khoe Yao. Memahami Sifat-Sifat Keterbagian Bil Bulat Dg Mudah & Menarik. Grasindo, 2008.

3
4

Jika 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑍 dan 𝑝 ∣ 𝑞, maka 𝑝 ∣ 𝑞𝑟 untuk semua 𝑟 ∈ 𝑍


Bukti :
Diketahui bahwa 𝑝 ∣ 𝑞 berarti ada suatu 𝑥 ∈ 𝑍 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥
Perhatikan : Ambil 𝑟 ∈ 𝑍
𝑞 = 𝑝𝑥
𝑞𝑟 = 𝑝(𝑥. 𝑟)
karena 𝑥 ∈ 𝑍 dan 𝑟 ∈ 𝑍 maka 𝑥𝑟 ∈
𝑍 karena 𝑞𝑟 = 𝑝(𝑥𝑟)maka 𝑝 ∣ 𝑞𝑟
Terbukti
Teorema B
Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟 ∈ 𝑍, 𝑝 | 𝑞 𝑑𝑎𝑛 𝑞 | 𝑟, maka p | r
Bukti:
p | q berarti ada 𝑥 ∈ 𝑍 sehingga 𝑞 = 𝑝𝑥
𝑞 | 𝑟 berarti ada 𝑦 ∈ 𝑍 sehingga 𝑟 = 𝑞𝑦
Perhatikan
Karena 𝑟 = 𝑞𝑦 dan 𝑞 = 𝑝𝑥 maka 𝑟 = (𝑝𝑥)𝑦 = 𝑝(𝑥𝑦) dengan 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑍 karena 𝑟 = 𝑝(𝑥𝑦)
maka 𝑝 | 𝑟
Terbukti
Teorema C
Jika 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑍, 𝑝 | 𝑞 dan q | p, maka 𝑝 = ± 𝑞
Bukti:
p | q berarti terdapat 𝑥 ∈ 𝑍, sehingga p = qx
q | p berarti terdapat 𝑦 ∈ 𝑍, sehingga q = py
Perhatikan:
p = (py)x = p(yx) = p(xy) = (xy)p
diperoleh 1.p = (xy)p sehingga xy = 1
karena 𝑥, 𝑦 ∈ 𝑍, dan xy = 1 kemungkinan yang diperoleh
yaitu x = -1 = y atau x = 1 = y
untuk x = -1 = y, maka p = -q
untuk x = 1 = y, maka p = q
dengan demikian diperoleh 𝑝 = ± 𝑞
5

Terbukti
Teorema D
Jika p, q, r ∈ Z, p ∣ q dan p ∣ r, maka p ∣ q + r
Bukti :
p ∣ q berarti ada x ∈ Z sehingga q = px
p ∣ r berarti ada y ∈ Z sehingga r = py
perhatikan :
q + r = px + py = p(x+y)
karena x,y ∈ Z maka x + y ∈ Z
karena q + r = p(x + y) maka p ∣ q + r
Terbukti4
3. Aplikasi Keterbagian Bilangan Bulat
1. Penyelesaian persamaan linear
Penyelesaian persamaan linear adalah proses mencari nilai atau solusi dari sebuah
persamaan linear, yaitu persamaan yang mengandung variabel dengan pangkat terkecil
bernilai 1.5Persamaan linear umumnya dapat ditulis sebagai berikut:
𝑎1𝑥1 + 𝑎2𝑥2 + ⋯ + 𝑎𝑛𝑥𝑛 = 𝑏
Di mana 𝑎1, 𝑎2 … 𝑎𝑛 dan b adalah bilangan riil atau kompleks, dan 𝑥1, 𝑥2 … 𝑥𝑛
adalah variabel-variabel yang ingin dicari nilainya. Penyelesaian persamaan linear
dapat dilakukan dengan berbagai metode, di antaranya adalah:
a. Metode eliminasi Gauss-Jordan : Metode ini dilakukan dengan cara
memanipulasi matriks augmentasi persamaan linear sehingga menjadi matriks
eselon baris tereduksi, yang kemudian dapat digunakan untuk mencari solusi
persamaan.
b. Metode matriks balikan : Metode ini menggunakan invers matriks untuk mencari
solusi persamaan. Dalam metode ini, terlebih dahulu harus dipastikan bahwa
matriks koefisien dalam persamaan linear memiliki invers.

4
Sukyati. (1997). Keterbagian Suatu Bilangan Oleh Bilangan Yang Kurang dari 10 (Paket Pembinaan
Penataran). Yogyakarta : PPPG Matematika.
5
Azis, Z., Panggabean, S., Prasetyo, A., Asma, N., Asyari, S., Yanuarto, W. N., ... & Mustika, H. (2023). Aljabar
Elementer. Global Eksekutif Teknologi.
6

c. Metode eliminasi Gauss : Metode ini hampir sama dengan metode eliminasi
Gauss-Jordan, namun tidak sampai menghasilkan matriks eselon baris tereduksi.
Metode ini lebih sering digunakan dalam penyelesaian sistem persamaan linear.
d. Metode dekomposisi LU : Metode ini menguraikan matriks koefisien dalam
persamaan linear menjadi dua matriks segitiga atas dan bawah, sehingga
persamaan linear dapat dipecah menjadi dua persamaan segitiga yang lebih
sederhana.
Penyelesaian persamaan linear memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang,
seperti dalam ilmu fisika, teknik, ekonomi, dan lain sebagainya. Metode-metode di
atas juga digunakan dalam pemrograman komputer untuk menyelesaikan masalah
numerik yang melibatkan persamaan linear.
2. Pemangkatan bilangan bulat
Pemangkatan bilangan bulat adalah proses menghitung hasil dari suatu bilangan
yang dipangkatkan dengan bilangan bulat. Dalam matematika, pemangkatan bilangan
bulat dilambangkan dengan notasi eksponen atau pangkat, yaitu sebuah angka yang
diletakkan di atas angka lain yang diapit oleh tanda kurung.6
Contoh :
23 artinya 2 dipangkatkan dengan 3, yang berarti 2 x 2 x 2 = 8
52 artinya 5 dipangkatkan dengan 2, yang berarti 5 x 5 = 25
(−2)4 artinya -2 dipangkatkan dengan 4, yang berarti (-2) x (-2) x (-2) x (-2) = 16
Dalam pemangkatan bilangan bulat, terdapat beberapa sifat yang dapat digunakan
untuk mempermudah proses penghitungan. Sifat-sifat tersebut antara lain:
1. Sifat komutatif : 𝑎𝑏 = 𝑏𝑎
Artinya, hasil pemangkatan antara a dan b sama, baik a dipangkatkan dengan
b maupun b dipangkatkan dengan a.
2. Sifat asosiatif : (𝑎𝑏)𝑐 = 𝑎(𝑏×𝑐)
Artinya, hasil pemangkatan antara a dipangkatkan dengan b, kemudian
hasilnya dipangkatkan dengan c, sama dengan hasil pemangkatan antara a
dipangkatkan dengan b x c.

6
Suganda, Adang. Pentingnya Bilangan Bulat:: Suplemen Belajar Mandiri Siswa SMP? MTS Kurikulum 2013.
Deepublish, 2019.
7

3. Sifat distributif : 𝑎(𝑏+𝑐) = 𝑎𝑏 × 𝑎𝑐


Artinya, hasil pemangkatan antara a dipangkatkan dengan jumlah b dan c,
sama dengan hasil perkalian antara a dipangkatkan dengan b dan a dipangkatkan
dengan c.
4. Sifat pangkat nol : 𝑎0 = 1
Artinya, apapun bilangan bulat positif a, bila dipangkatkan dengan nol akan
menghasilkan satu.
1
5. Sifat pangkat negatif: 𝑎(−𝑏) =
𝑎𝑏

Artinya, hasil pemangkatan antara a dipangkatkan dengan bilangan bulat


negatif b sama dengan kebalikan dari hasil pemangkatan antara a dipangkatkan
dengan bilangan bulat positif b.
3. Matriks dalam teori bilangan
Dalam teori bilangan, matriks digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bilangan. 7
Terdapat beberapa aplikasi matriks dalam teori bilangan, di antaranya:
a. Matriks Fibonacci
Matriks Fibonacci adalah sebuah matriks yang digunakan untuk menghitung
deret Fibonacci. Matriks ini terdiri dari 4 angka, yaitu 1, 1, 1, dan 0. Matriks ini
digunakan untuk menghitung deret Fibonacci dalam waktu yang relatif singkat.
b. Matriks Mobius
Matriks Mobius adalah sebuah matriks yang digunakan dalam teori bilangan
untuk mempelajari fungsi aritmatika. Matriks ini terdiri dari bilangan bulat dan
memiliki sifat-sifat yang berguna dalam teori bilangan.
c. Matriks Hadamard
Matriks Hadamard adalah sebuah matriks yang digunakan untuk menghitung
transformasi Fourier cepat (FFT) dalam teori bilangan. Matriks ini memiliki sifat-
sifat yang berguna dalam menghitung bilangan prima dan faktorisasi prima.
d. Matriks Vandermonde

7
Harizahayu, Harizahayu, Muhammad Fathoni, and Sujarwo Sujarwo. "Matematika Diskrit Dan Aplikasinya Dalam
Bidang Komputer." (2022).
8

Matriks Vandermonde adalah sebuah matriks yang digunakan dalam teori


bilangan untuk mempelajari interpolasi polinomial. Matriks ini juga digunakan
dalam teori bilangan untuk menghitung determinan dan inversi matriks.
e. Matriks Cartan
Matriks Cartan adalah sebuah matriks yang digunakan dalam teori bilangan
untuk mempelajari grup Lie. Matriks ini terdiri dari bilangan bulat dan memiliki
sifat-sifat yang berguna dalam mempelajari struktur aljabar dalam teori bilangan.
4. Contoh Soal Keterbagian Bilangan Bulat
1. Buktikan : jika a,b,c ∈ Z, a ∣ b dan a ∣ c, maka a ∣ b + c
Penyelesaian :
a ∣ b berarti b = xa untuk suatu x ∈ Z
a ∣ c berarti c = ya untuk suatu y ∈ Z
Perhatikan :
b = xa dan c = ya maka b + c = xa + ya = (x + y)a karena x ∈ Z dan y maka
x + y ∈ Z karena b + c = (x + y)a maka a ∣ b + c
Terbukti
2. Buktikan teorema berikut ini :
Jika p, q, r ∈ Z, p ≠ 0, p ∣ q + r, dan p ∣ q maka p ∣ r
Penyelesaian :
p ∣ q + r berarti q + r = xp untuk suatu x ∈ Z
p ∣ q berarti q = yp untuk suatu x ∈ Z
Perhatikan : =
q + r = xp
yp + r = xp
r = xp – yp
r = (x-y)p
karena x ∈ Z dan y ∈ Z maka x - y ∈ Z
karena r = (x – y)p maka p ∣ q
Terbukti
3. Diketahui : t = (a5 a4 a3 a2 a1 a0) dan 7 ∣ t
Tunjukkan bahwa 7 ∣ (a0 + 3a1 + 2a2) - (a3 + 3a4 +2a5)
9

Penyelesaian :
t = (a5 a4 a3 a2 a1 a0) = a5. 105 + a4. 104 + a3. 103 + a2. 102 + a1.10 + a0
t dapat dinyatakan sebagai :
𝑡 = 𝑎0 + 𝑎1. 10 + 𝑎2. 102 + 𝑎3. 103 + 𝑎4. 104 + 𝑎5. 105
= a0 + a1(7+3) + a2(98+2) + a3(1001-1) + a4(10003-3) + a5(100002-2)
Karena 7 ∣ t dan 7 ∣ 7(a1 + 14a2 + 143a3 + 1429a4 + 14286a5)
Maka t ∣ (a0 + 3a1 + 2a2) – (a3 + 3a4 +2a5)
Terbukti
Latihan Soal
1. Buktikan bahwa jika 𝑎∣𝑏 − 1 maka 𝑎∣𝑏4 − 1
2. Diketahui t = (a4 a3 a2 a1 a0) = a4. 104 + a3. 103+ a2. 102+ a1.10+ a0 dan 11∣ t
Tunjukkan bahwa t ∣ a0 − a1 + a2 – a3 +a4
3. Tentukan semua bilangan asli n sehingga 3𝑛+27 merupakan bilangan bulat ?
𝑛+1

4. Tentukan bulat positif n sehingga 𝑛 + 2 merupakan faktor dari 𝑛2 − 12 ?


5. Jika a dan b adalah bilangan bulat ganjil, buktikan bahwa 8 | 𝑎2 − 𝑏2?
Penyelesaian :
1. 𝑎∣𝑏 − 1 → 𝑏 − 1 = 𝑘𝑎
𝑏4 − 1 = 𝑘𝑎(𝑏 + 1)(𝑏 + 1)
𝑏4 − 1 = [𝑘(𝑏 + 1)(𝑏2 + 1)]𝑎
𝑏4 − 1 = (𝑏2 − 1)(𝑏2 + 1)
= (𝑏 − 1)(𝑏 + 1)(𝑏2 + 1)
Maka 𝑎∣𝑏4 − 1
2. t = a4. 104 + a3. 103+ a2. 102+ a1.10+ a0

= a0 + a1 (11 − 1)+ a2 (99 + 1)+ a3 (1001 − 1) + a4 (9999 + 1)

= (11a1 + 99a2 + 1001a3 + 9999a4)+ a0 − a1 + a2 – a3 + a4

= 11(a1 + 9a2 + 91a3 + 909a4) + a0 − a1 + a2 – a3 + a4

Karena 11∣ t yaitu 11∣ 11(a1 + 9a2 + 91a3 + 909a4) + (a0 − a1 + a2 – a3 + a4)

Dan 11∣ 11(a1 + 9a2 + 91a3 + 909a4)


10

Maka 11∣(a0 − a1 + a2 – a3 + a4)


Terbukti
𝟑𝒏+𝟐𝟕
3. Agar merupakan bilangan bulat, maka haruslah 𝑛 + 1 | 3𝑛 + 27 𝑛 +
𝒏+𝟏

1 | 3𝑛 + 27
𝑛+1|𝑛+1
𝑛 + 1 | 3𝑛 + 27 − 3(𝑛 + 1)
𝑛 + 1 | 3𝑛 + 27 − 3𝑛 − 3
𝑛 + 1 | 24
Karena n merupakan bilangan asli, maka 𝑛 + 1 ≥ 2, sehingga diperoleh
𝑛 + 1 = 2, 3, 4, 6, 8, 12, 24. Dengan kata lain, nilai bilangan asli n yang memenuhi
adalah 𝑛 + 1 = 1, 2, 3, 5, 7, 11, 23.
4. Diketahui bahwa 𝑛 + 2 | 𝑛2 − 12
𝑛 + 2 | 𝑛2 − 12
𝑛 + 2 | 𝑛2 − 4
𝑛 + 2 | 𝑛2 − 12 − 𝑛2 + 4
𝑛+2|−8
𝑛+2|8
Karena n merupakan bilangan asli, maka 𝑛 + 2 ≥ 3 sehingga diperoleh 𝑛 + 2 =
4, 8. Dengan kata lain, nilai bilangan asli n yang memenuhi adalah n = 2, dan n =
6.
5. Misalkan a = 2k + 1 dan b = 2m + 1untuk setiap 𝑘, 𝑚 ∈ 𝑍.
Oleh karena itu, dapat kita tuliskan 𝑎2 − 𝑏2 sebagai berikut :
𝑎2 − 𝑏2 = (𝑎 + 𝑏)(𝑎 − 𝑏)
= ((2𝑘 + 1) + (2𝑚 + 1))((2𝑘 + 1) − (2𝑚 + 1))
= (2𝑘 + 2𝑚 + 2)(2𝑘 − 2𝑚)
= 4(𝑘 + 𝑚 + 1)(𝑘 − 𝑚)
Ekspresi terakhir menunjukan bahwa, 𝑎2 − 𝑏2 habis dibagi 4.
Perhatikan bahwa 𝑘 + 𝑚 + 1 dan 𝑘 − 𝑚 memiliki paritas yang berbeda. Ini
membuktikan bahwa diantara bentuk tersebut adalah bilangan genap, sisanya
bilangan ganjil. Jadi, ada bentuk yang habis dibagi 2 karena salah satunya genap.
11

Dengan demikian 𝑎2 − 𝑏2 pasti habis dibagi oleh 4 x 2 = 8 sehingga dapat ditulis


dengan 8 | 𝑎2 − 𝑏2.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Keterbagian yaitu suatu bilangan bulat q habis dibagi oleh suatu bilangan bulat p ≠ 0
jika ada suatu bilangan bulat x sehingga q = px. Ada beberapa sifat keterbagian bilangan
bulat antara lain :
a. 1 ǀ 𝑝 untuk setiap 𝑝 ∈ 𝑍
b. 𝑝 ǀ 0 untuk setiap 𝑝 ∈ 𝑍 dan p ≠ 0
c. 𝑝 ǀ 𝑝 untuk setiap 𝑝 ∈ 𝑍 dan p ≠ 0
d. Jika 𝑝 ǀ 𝑞 maka kemungkinan hubungan antara p dan q adalah p < q, p = q, atau p >
q (misalnya 3 ǀ 6, 3 ǀ 3, atau 3 ǀ -3 ) untuk setiap 𝑝 ∈ 𝑍
Selain itu, terdapat juga teorema-teorema keterbagian bilangan bulat yaitu :
1. Jika 𝑝, 𝑞 ∈ 𝑍 dan 𝑝 ∣ 𝑞, maka 𝑝 ∣ 𝑞𝑟 untuk semua 𝑟 ∈ 𝑍
2. Jika p,q,r ∈ Z,p | q dan q | r, maka p | r
3. Jika p,q ∈ Z,p | q dan q | p, maka p= ± q
4. Jika p, q, r ∈ Z, p ∣ q dan p ∣ r, maka p ∣ q + r
Aplikasi keterbagian bilangan bulat
1. Penyelesaian persamaan linear
Penyelesaian persamaan linear adalah proses mencari nilai atau solusi dari sebuah
persamaan linear, yaitu persamaan yang mengandung variabel dengan pangkat terkecil
bernilai.
2. Pemangkatan bilangan bulat
Pemangkatan bilangan bulat adalah proses menghitung hasil dari suatu bilangan
yang dipangkatkan dengan bilangan bulat.
3. Matriks dalam teori bilangan
Dalam teori bilangan matriks digunakan untuk mempelajari sifat-sifat bilangan.
B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui keterbagian bilangan
bulat pada makalah, namun juga memperbanyak latihan mengerjakan soal.

12
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Ratih, and Yulina Yulina. "Teori Bilangan." (2020).
Baker, A. (2003). Algebra & Number Theory. Naskah. University of Glasgow.
Tung, Khoe Yao. Memahami Sifat-Sifat Keterbagian Bil Bulat Dg Mudah & Menarik. Grasindo,
2008.
Purwanto, & Triwahyuni. (2014). Matematika Diskrit: Kombinatorial dan Aljabar. Penerbit
Universitas Brawijaya.
Sukyati. (1997). Keterbagian Suatu Bilangan Oleh Bilangan Yang Kurang dari 10 (Paket
Pembinaan Penataran). Yogyakarta : PPPG Matematika.
Suganda, Adang. Pentingnya Bilangan Bulat:: Suplemen Belajar Mandiri Siswa SMP? MTS
Kurikulum 2013. Deepublish, 2019.
Harizahayu, Harizahayu, Muhammad Fathoni, and Sujarwo Sujarwo. "Matematika Diskrit Dan
Aplikasinya Dalam Bidang Komputer." (2022).
Azis, Z., Panggabean, S., Prasetyo, A., Asma, N., Asyari, S., Yanuarto, W. N., ... & Mustika,
H. (2023). Aljabar Elementer. Global Eksekutif Teknologi.
Munir, R. (2013). Matematika Diskrit untuk Ilmu Komputer. Informatika Bandung.
Santoso, S. (2011). Matematika Diskrit: Teori dan Aplikasi. Graha Ilmu.
Harizahayu, Harizahayu, Muhammad Fathoni, and Sujarwo Sujarwo. "Matematika Diskrit Dan
Aplikasinya Dalam Bidang Komputer." (2022).
Rahman, T. (2015). Teori Bilangan dan Kriptografi. Penerbit Graha Ilmu.

13

Anda mungkin juga menyukai