Anda di halaman 1dari 18

MINI RISET

TEORI BILANGAN

Kelompok 3:

1. Angelika Naibaho (4213111037)


2. Deviona Caroline Pelawi (4213311059)
3. Ema Natalia Situngkir (4211111009)
4. Sarah Nurul Aini Lubis (4213111031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah tugas Mini Riset pada mata kuliah Teori Bilangan ini dapat kami selesaikan
dengan baik dan tepat. Kami berterima kasih kepada dosen pengampu yang sudah
memberikan bimbingan dan arahan kepada saya. Kami juga berterima kasih kepada seluruh
pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas Mini Riset Teori Bilangan ini.

Harapan kami semoga laporan Mini Riset ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki tugas ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik. Kami menyadari masih banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Medan, Mei 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... i
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 1
BAB II ................................................................................................................................... 2
LANDASAN TEORI ........................................................................................................... 2
BAB III ................................................................................................................................. 7
METODE PENELITIAN ................................................................................................... 7
A. Jenis Penelitian ..................................................................................................................... 7
B. Tempat Dan Waktu.............................................................................................................. 7
C. Subjek Penelitian .................................................................................................................. 7
D. Jenis Dan Sumber Data ....................................................................................................... 8
E. Teknik Pengumpulan Data & Metode Penelitian ............................................................. 8
F. Langkah-Langkah Penelitian .............................................................................................. 8
BAB IV ................................................................................................................................. 9
HASIL PENELITIAN ......................................................................................................... 9
A. Deskripsi Hasil ...................................................................................................................... 9
BAB V ................................................................................................................................. 14
PENUTUP .......................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 14
B. Saran.................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep pembagian atau keterbagian sudah sering kita temui dalam kehidupan sehari-
hari. Keterbagian atau divisibility adalah sudut pandang matematika yang mempelajari suatu
bilangan yang habis oleh bilangan lain. Keterbagian Bilangan merupakan dasar dari berbagai
sifat teori bilangan, oleh karenanya kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi harus
mempelajari dan memahami keterbagian bilangan. Keterbagian (divisibility) merupakan
dasar pengembangan teori bilangan, sehingga konsep-konsep keterbagian akan banyak
digunakan didalam sebagian besar uraian atau penjelasan matematis tentang pembuktian
teorema. Keadaan inilah yang memberikan gagasan tentang perlunya definisi keterbagian.
Keterbagian atau divisibility adalah sudut pandang matematika yang mempelajari suatu
bilangan yang habis oleh bilangan lain. Untuk menguji suatu bilangan bulat dapat dibagi
(habis dibagi) atau tidak dapat dibagi oleh bilangan bulat lain kita dapat menggunakan
kalkulator atau dengan metode pembagian cara panjang. Meskipun demikian, kita akan
menggungkap cara lain untuk menguji keterbagian beberapa bilangan bulat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari keterbagian bilangan?


2. Apa saja sifat-sifat keterbagian bilangan?
3. Bagaimanakah penggunaan metode yang digunakan dalam penyelesaian soal
keterbagian?
4. Mengindentifikasi kesalahan kesalahan dalam penyelesaian soal dalam keterbagian.

C. Tujuan Penelitian

1. Dapat mengerti dan memahami tentang konsep pembagian atau keterbagian.


2. Memperluas ilmu pengetahuan dan kemampuan berpikir.
3. Dapat mengetahui dan mengindentifikasi kesalahan kesalahan dalam penyelesaian soal
dalam keterbagian.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Definisi Keterbagian
Misalkan a dan b adalah bilangan bulat dengan 𝑎 ≠ 0 . Bilangan a dikatakan habis
membagi b jika terdapat bilangan bulat k sehingga 𝑏 = 𝑘𝑎. Untuk selanjutnya kita tulis
𝑎 | 𝑏, sedangkan dalam hal a tidak habis membagi b kita tulis dengan 𝑎 ∤ 𝑏.

Contoh:

• 3 | 12 karena terdapat bilangan bulat k yaitu 𝑘 = 4 sehingga 12 = 4 × 3


• 7 | − 21 karena terdapat bilangan bulat k yaitu 𝑘 = −3 sehingga −21 = (−3) × 7
• −6 | 24 karena terdapat bilangan bulat k yaitu 𝑘 = −4 sehingga 24 =
(−4) × (−6)
• 8 | − 27 karena tidak ada bilangan bulat k sehingga 8𝑘 = 27
• 2 | 0 karena terdapat bilangan bulat k yaitu 𝑘 = 0 sehingga 0 = 0 × 2
Jika 𝑎 = 0 dan 𝑏 ≠ 0 , maka tidak ada bilangan bulat k yang memenuhi 𝑏 = 𝑘𝑎.
tetapi jika 𝑎 = 0 dan 𝑏 = 0, maka terdapat takhingga bilangan bulat k yang memenuhi
𝑏 = 𝑘𝑎.

2. Istilah – istilah Keterbagian


• Untuk seterusnya istilah “membagi habis” dan “terbagi habis” berturut – turut
disingkat menjadi “membagi” dan “terbagi”.
• Selanjutnya, kalimat – kalimat “ a membagi b “ dan “b terbagi oleh a” keduanya
disimbolkan dengan “ 𝑎 | 𝑏 “ .
• Istilah – istilah lain yang memiliki arti yang sama dengan simbol 𝑎 | 𝑏 adalah “ a
adalah faktor dari b “ , “a dalah pembagi dari b “ atau “ b ialah kelipatan dari a”
• Apabila a, b, dan k adalah bilangan – bilangan bulat dengan 𝑎 ≠ 0 dan b = ka, maka
k hasil bagi dari b oleh a.
• Disebut pula bahwa k adalah faktor dari b yang menjadi komplemen (sekawan) dari
a atau dikatakan a dan k adalah pembagi – pembagi sekawan (komplementer) dari b.

3. Sifat – sifat Keterbagian


1. Jika 𝑎 | 𝑏 dengan 𝑏 ≠ 0 maka |𝑎| ≤ |𝑏|

2
2. Jika 𝑎 | 𝑏 dan 𝑏 | 𝑎, maka |𝑎| = |𝑏|
3. Untuk setiap bilangan bulat a berlaku 1 | 𝑎
4. Jika 𝑎 | 𝑏 dan 𝑏 | 𝑐 maka 𝑎 | 𝑐
Bukti:
Apabila 𝑎|𝑏 dan 𝑏 | 𝑐 , menurut defenisi maka 𝑏 = 𝑘𝑎 dan 𝑐 = 𝑚𝑏. Sehingga :
𝑐 = 𝑚 (𝑘𝑎)
𝑐 = (𝑚𝑘) 𝑎
karena (𝑚𝑘) adalah bilangan bulat maka c akan akan habis dibagi a atau dapat
dinyatakan 𝑎 | 𝑐.
5. Jika 𝑎 | 𝑏 maka 𝑎 | 𝑚𝑏
Bukti :
Apabila 𝑎 | 𝑏 , berdasarkan defenisi maka 𝑏 = 𝑘𝑎. Sehingga :
𝑏 = 𝑘𝑎
(𝑚)𝑏 = (𝑚)𝑘𝑎
𝑚𝑏 = (𝑚𝑘)𝑎
karena 𝑚𝑘 adalah bilangan bulat sehingga (𝑚𝑏) habis akan dibagi a atau dapat
dinyatakan 𝑎 | 𝑚𝑏.
6. Jika 𝑎 | 𝑏 dan 𝑎 | 𝑐 maka 𝑎 |(𝑏 ± 𝑐)
Bukti :
Apabila 𝑎 | 𝑏 dan 𝑎 | 𝑐 , menurut defenisi maka 𝑏 = 𝑘𝑎 dan 𝑐 = 𝑚𝑎. Sehingga :
(𝑏 ± 𝑐) = 𝑘𝑎 ± 𝑚𝑎
(𝑏 ± 𝑐) = (𝑘 ± 𝑚)𝑎
karena (𝑘 ± 𝑚) adalah bilangan bulat sehingga (𝑏 ± 𝑐) akan habis dibagi a atau
dapat dinyatakan 𝑎 |(𝑏 ± 𝑐) .
7. Jika 𝑎 | 𝑏 dan 𝑎 | 𝑐 maka 𝑎 | 𝑏𝑐
Bukti :
Apabila 𝑎 | 𝑏 dan 𝑎 | 𝑐 , menurut defenisi maka 𝑏 = 𝑘𝑎 dan 𝑐 = 𝑚𝑎. Sehingga :
𝑏𝑐 = 𝑘𝑎 × 𝑚𝑎
𝑏𝑐 = (𝑘𝑚𝑎)𝑎
karena (𝑘𝑚𝑎) adalah bilangan bulat sehingga (𝑏𝑐) akan habis dibagi a atau dapat
dinyatakan 𝑎 | 𝑏𝑐 .

3
8. Jika 𝑎 | 𝑏 dan 𝑎 | 𝑐 maka 𝑎 |(𝑝𝑏 + 𝑞𝑐)
Bukti :
Apabila 𝑎 | 𝑏 dan 𝑎 | 𝑐 , menurut defenisi maka 𝑏 = 𝑘𝑎 dan 𝑐 = 𝑚𝑎. Sehingga :
𝑝𝑏 + 𝑞𝑐 = 𝑝(𝑘𝑎) + 𝑞(𝑚𝑎)
𝑝𝑏 + 𝑞𝑐 = (𝑝𝑘 + 𝑞𝑚)𝑎
karena (𝑝𝑘 + 𝑞𝑚) adalah bilangan bulat sehingga (𝑝𝑏 + 𝑞𝑐) akan habis dibagi a
atau dapat dinyatakan 𝑎 | 𝑏𝑐.

9. Jika 𝑎 | 𝑏 maka 𝑝𝑎 | 𝑝𝑏
10. Jika 𝑎 | 𝑏 dan 𝑐 | 𝑑 maka 𝑎𝑐| 𝑏𝑑
Bukti :
Apabila 𝑎 | 𝑏 dan 𝑐 | 𝑑 , menurut defenisi maka 𝑏 = 𝑘𝑎 dan 𝑑 = 𝑚𝑐. Sehingga :
(𝑏)(𝑑) = ( 𝑘𝑎)(𝑚𝑐)
𝑏𝑑 = (𝑘𝑚)(𝑎𝑐)
karena (𝑘𝑚) adalah bilangan bulat sehingga (𝑏𝑑) akan habis dibagi (𝑎𝑐) atau dapat
dinyatakan 𝑎𝑐| 𝑏𝑑.

4. Keterbagian Oleh 2n
Suatu bilangan habis dibagi 2n jika n bilangan terakhir dari bilangan tersebut habis
dibagi 2n.
1. Untuk n = 1, berarti suatu bilangan habis dibagi 2 jika angka terakhir dari bilangan
tersebut habis dibagi 2.
Contoh :
Tentukan apakah 1672 habis dibagi oleh 2.
Perhatikan digit terakhir dari bilangan tersebut, yaitu 2. Karena 2|2, maka dapat
disimpulan bahwa 2|1672.
2. Untuk n = 2, berarti suatu bilangan habis dibagi 4 jika 2 bilangan terakhir dari
bilangan tersebut habis dibagi 4.
Contoh :
Tentukan apakah 187324 habis dibagi oleh 4.
Perhatikan 2 digit terakhir dari bilangan tersebut, yaitu 24. Karena 2|24, maka dapat
disimpulan bahwa 4|187324.

4
3. Untuk n = 3, berarti suatu bilangan habis dibagi 8 jika 3 bilangan terakhir dari
bilangan tersebut habis dibagi 8.
Contoh :
Tentukan apakah 173332 habis dibagi oleh 8.
Perhatikan 3 digit terakhir dari bilangan tersebut, yaitu 332. Karena 2 |332, maka
dapat disimpulan bahwa 2 |173332.

5. Keterbagian 3,9, dan 11


Permasalahan selanjutnya adalah, bagaimana dengan kasus keterbagian oleh 3, 9 dan
11 ? Apakah ada cara menentukan apakah suatu bilangan tersebut habis dibagi oleh 3, 9
atau 11 tanpa menghitung secara keseluruhan dan manual ? Berikut sifat-sifat yang akan
digunakan.

1. Bilangan a habis dibagi 3 jika jumlah angka-angkanya yaitu 𝑎𝑛 + 𝑎(𝑛−1) + … +


𝑎1 + 𝑎0 habis dibagi 3.
Contoh :
Tentukan apakah 1815 habis dibagi 3.
Perhatikan : 1 + 8 + 1 + 5 = 15. Karena 3 | 15, maka 3 | 1815.
2. Bilangan a habis dibagi 9 jika jumlah angka-angkanya yaitu 𝑎𝑛 + 𝑎{𝑛−1} + ⋯ +
𝑎1 + 𝑎0 habis dibagi 9.
Contoh :
Tentukan apakah 27342 habis dibagi 9.
Perhatikan : 2 + 7 + 3 + 4 + 2 = 18. Karena 9 | 18, maka 9 | 27342.
3. Bilangan a habis dibagi 11 jika jumlah silang tanda ganti angka-angkanya yaitu 𝑎𝑛 −
𝑎{𝑛−1} + 𝑎{𝑛−2} − 𝑎{𝑛−3} + ⋯ habis dibagi 11.
Contoh :
Tentukan apakah 35728 habis dibagi 11.
Perhatikan : 3 – 5 + 7 – 2 + 8 = 11. Karena 11 | 11, maka 11 | 35728

6. Contoh Soal
1. Buktikan bahwa jika 𝑎 | (𝑏 − 1) maka 𝑎 | (𝑏 4 − 1) !
Penyelesaian:
Berdasarkan defenisi 𝑎 | (𝑏 − 1) maka (𝑏 − 1) = 𝑘𝑎 . Sehingga :

5
𝑏 4 − 1 = (𝑏 2 − 1)(𝑏 2 + 1 )

𝑏 4 − 1 = (𝑏 − 1)(𝑏 + 1)(𝑏 2 + 1 )

𝑏 4 − 1 = (𝑘𝑎) (𝑏 + 1) (𝑏 2 + 1)

𝑏 4 − 1 = [𝑘 (𝑏 + 1)(𝑏 2 + 1)]𝑎

karena [𝑘 (𝑏 + 1)(𝑏 2 + 1)] adalah bilangan bulat sehingga (𝑏 4 − 1) akan habis


dibagi (𝑎) atau dapat dinyatakan 𝑎 | (𝑏 4 − 1) .

2. Jika bilangan a1989b habis dibagi 72. Tentukan nilai a dan b.


Penyelesaian:
Karena 72 = 8 x 9, maka dalam mencari nilai a dan b dipecah menjadi 2, yaitu
keterbagian oleh 8 dan 9. Berdasarkan Sifat Keterbagian no.5, karena 72 | a1989b
berakibat 8 | a1989b dan 9 | a1989b.

Keterbagian oleh 8.
Diperoleh 89b habis dibagi oleh 8. Perhatikan bahwa89b bagi 8 hasilnya 110 dengan
sisa 1b. Agar 1b habis dibagi oleh 8, maka kemungkinan nilai b-nya adalah 6.
Keterbagian oleh 9.
Perhatikan bahwa a + 1 + 9 + 8 + 9 + b = a + 27 + b habis dibagi oleh 9. Dari
keterbagian 8, diperoleh b = 6, berakibat a + 33 habis dibagi oleh 9. Agar a + 33 habis
dibagi oleh 9, maka nilai a yang mungkin adalah a = 3.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang kami gunakan adalah penelitian kualitatif karena bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menggambarakan kesalahan/permasalahan siswa dalam
mengerjakan soal yang terkait denga teknik integral meggunakan kata-kata. Sesuia
dengan pendapat Jane Richie, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia
sosial dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan
persoalan tentang manusia yang diteliti. Dan Denzin & Lincoln menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada dalam penelitian kualitatif.
B. Tempat Dan Waktu

Tempat penelitian dilakukan melalui aplikasi media sosial yaitu whatsapp dan
waktu pelaksanaannya 15-20 Mei 2022
C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber
informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Dengan pengambilan
subjek purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel berupa data dengan
pertimbangan tertentu misalnya orang tersebut paling tahu tentang apa yang diharapkan
sehingga memudahkan penelitian menjelajahi objek/situasi yang diteliti.
Penelitian yang kami lakukan adalah secara online, dimana kami memberikan
angket yang telah disiapkan kepada adik-adik sekolah menengah atas. Pengambilan
subjek dilakukan dengan memilih anak SMA yang memeilik kemampuan matematis
tinggi di kelasnya,yang kami survey berdasarkan pendapat dari teman-temanya. Dalam
penelitian ini kami hanya mendeskripsikan tentang permasalahan atau kesalahan apa saja
yang sering atau umum dihadapi oleh siswa dalam menyelesaikan soal yang
berhubungan dengan penggunaan teknik-teknik integral terlepas dari kemampuan
matematis siswa. Subjek penilitian ini sekitar 8 siswa.

7
D. Jenis Dan Sumber Data

Pengumpulan data yang kami lakukan dalam mini riset ini adalah data primer,
yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber
pertama/utama. Data yang digunakan dalam mini riset ini adalah data dari angket yang
disebar kepada adik-adik SMA yang memiliki kemampuan matematis tinggi di kelasnya.
E. Teknik Pengumpulan Data & Metode Penelitian

Pada penelitian ini kami menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode
menggunakan questioner (angket) yang kami sebar melalu room chat whatsapp atau
berbasis online.
Questioner disebut pula angket atau self administrated, questioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden
untuk diisi. Dan pada penelitian mini riset ini kami menggunakan metode
questioner/angket terbuka. Jadi, kuestioner terbuka artinya jawaban yang diberikan
adalah bebas.
F. Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah :


• Menentukan topic dan subjek penelitian
• Memebuat soal-soalyang akan diberikan dalam instrument
• Membuat dan menyebarkan instrument melalui media sosial berupa whatsapp
• Memeriksa hasil jawaban dari responden
• Mengenalisis permasalahan dan membuat pembahasan
• Menyusun laporan dari hasil riset yang dilakukan

8
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil

Soal 1

Pertanyaan “jika ayah menghabiskan 3 obat dalam 1 hari, maka berapa obat yang ayah
perlukan tepat 1 minggu” terdapat 3 dari 8 mahasiswa yang keliru dalam pengerjaannya.

Seperti diatas, responden 1 terdapat kesalahan dalam menyatakan bahasa sehari-hari


atau soal cerita kedalam bahasa matematika dan berakibat salah penafsiran.

Berikut adalah responden yang benar dalam mengerjakan soal tersebut.

Dimana responden 2 tersebut membuat diketahui dan ditanya terlebuh dahulu


kemudian menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini, dapat membuat responden paham akan
maksud dari si soal, dan tidak terjadi salah penafsiran seperti yang dilakukan responden 1.

9
Soal 2
3𝑛+25
Tentukan semua bilangan asli n sehingga juga merupakan bilangan asli”. Dari soal
2𝑛−5

diatas dari 8 responden yang menyelesaikan soal terdapat 4 siswa yang mengalami
kekeliruan atau kesalahan dalam pengerjaaannya.

Salah satu responden memberikan jawaban seperti diatas, diketahui bahwa responden sudah
paham bagaimana maksud dari soal namun yang menjadi kekeliruan disini adalah kesalahan
dalam pengoperasian perkalian dan penjumlahan.

Berikut adalah responden yang benar dalam mengerjakan soal tersebut.

10
Soal 3

Diberikan persamaan Diphantie 172x + 20y = 1000.

1. Selidikilah apakah persamaan ini mempunyai penyelesaian.

2. Bila ia mempunyai, tentukan semua penyelesaian tersebut.

3. Tentukan penyelesaian yang bernilai positif.

Penyelesaian. ( benar )

Pertama selidiki dulu gcd(172, 20), yaitu dengan algoritma Euclides berikut

172 = 8 · 20 + 12

20 = 1 · 12 + 8

12 = 1 · 8 + 4

8=2·4+0

sehingga diperoleh gcd (172, 20) = 4. Karena 4|1000 maka persamaan Diphantine ini
dipastkan mempunyai penyelesaian. Tulis 1000 = 250 · 4. Untuk menentukan penyelesaian
ini digunakan algoritma yang telah diberikan sebelumnya. Dengan cara berjalan mundur
pada algoritma Euclides di atas untuk membentuk identitas Bezout berikut.

4 = 12 − 8

= 12 − (20 − 1 · 12)

= 2 · 12 − 20

= 2(172 − 8 · 20) − 20

= 2 · 172 + (−17) · 20.

Jadi dengan mengalikan kedua ruas dengan 250 diperoleh

500 · 172 + (−4250) · 20 = 1000.

Dari sini diambil x₀ = 500 dan y₀ = −4250 sebagai penyelesaian khususnya. Selanjutnya
bentuk umum penyelesaian persamaan ini diperoleh dengan menerapkan formula pada,
diperoleh
20
x = 500 + t = 500 + 5t
4

172
y = −4250 − t = −4250 − 43t
4

11
dimana t bilangan bulat sebarang. Terakhir untuk memilih diantara penyelesaian ini yang
bernilai positif, kita perlu memberikan syarat berikut

500 + 5t > 0

−4250 − 43t > 0


500 4250
Berdasarkan syarat ini diperoleh t > − = −100 untuk syarat pertama dan t < − = −98
5 43
36
untuk syarat kedua. Jadi t yang memenuhi kedua syarat ini adalah t = −99 dan
43
penyelesaian positif yang dimaksud adalah

x = 500 + 5(−99) = 5

y = −4250 − 43(−99) = 7.

Penyelesaian ( salah )

Yang salah di miringkan

Pertama selidiki dulu gcd(172, 20), yaitu dengan algoritma Euclides berikut

172 = 8 · 20 + 12

20 = 1 · 12 + 8

12 = 1 · 8 + 4

8=2·4+0

sehingga diperoleh gcd (172, 20) = 4. Karena 4|1000 maka persamaan Diphantine ini
dipastkan mempunyai penyelesaian. Tulis 1000 = 250 · 4. Untuk menentukan penyelesaian
ini digunakan algoritma yang telah diberikan sebelumnya.

4 = 12 − 8

= 12 − (20 − 18 · 4)

= 2 · 12 − 20

= 2(172 − 168 · 3) − 20

= 2 · 172 + (−17) · 20.

Jadi dengan mengalikan kedua ruas dengan 250 diperoleh

500 · 172 + (−4250) · 20 = 1000.

Dari sini diambil x₀ = 500 dan y₀ = −4250 sebagai penyelesaian khususnya.


20
x = 500 + t = 500 + 5t
4

12
172
y = −4250 − t = −4250 − 43t
4

Terakhir untuk memilih diantara penyelesaian ini yang bernilai positif, kita perlu
memberikan syarat berikut

500 + 5t > 0

−4250 − 43t > 0


500 4250
Berdasarkan syarat ini diperoleh t > − = −100 untuk syarat pertama dan t < − = −98
5 43
36
untuk syarat kedua. Jadi t yang memenuhi kedua syarat ini adalah t = −99 dan
43
penyelesaian positif yang dimaksud adalah

x = 500 + 5(−99) = 5

y = −4250 − 43(−99) = 7.

Soal 4

Tentukan KPK dari 3054 dan 12378

Penyelesaian:
Dihitung dulu FPB dari kedua bilangan ini dengan menggunakan algo-ritma
Euclides

12378 = 4·3054 + 162


3054 = 18 · 162 + 138
162 = 1 · 138 + 24
138 = 5 · 24 + 18
24 = 1 · 18 + 6
18 = 3 · 6 + 0

sehingga diperoleh gcd(3054, 12378) = 6. Berdasarkan Teorema (1.8) maka diper-


oleh
3054 · 12378
lcm(3054, 12378) = = 6300402.
6

13
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini di temukan beberapa masalah atau kesalahan dalam menjawab
soal matematika khususnya pada soal keterbagian. Adapun jenis-jenis kesalahan responden
dan indikator kesalahannya dalam pengerjaan soal yaitu sebagai berikut:

NO Jenis-Jenis Kesalahan Indikator Kesalahan


1 Kesalahan konsep a. Peserta didik tidak menentukan rumus dan teorema
dalam menjawab soal.
b. Teorema atau rumus yang digunakan oleh peserta
didik tidak sesuai dengan ketentuan rumus dan
teorema yang berlaku pada soal
2 Kesalahan menggunaan data a. Peserta didik tidak menggunakan data yang
harusnya digunakan.
b. Peserta didik salah memasukkan atau
mensubtitusikan data ke variabel.
c. Peserta didik menambah data yang harusnya tidak
digunakan dalam menjawab soal.
3 Kesalahan interpretasi bahasa a. Peserta didik salah dalam menyatakan bahasa
sehari-hari ke dalam bahasa matematika.
b. Peserta didik salah menggunakan simbol-simbol ke
dalam bahasa matematika.
4 Kesalahan Teknis a. Peserta didik salah dalam melakukan perhitungan
atau komputasi.
5 Kesalahan penarikan a. Peserta didik salah menyimpulkan jawaban tanpa
kesimpulan alasan pendukung yang tepat
b. Peserta didik salah menyimpulkan jawaban yang
tidak sesuai dengan penalaran logis

14
B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa guru harus lebih


sering membahas dan memberikan contoh-contoh soal yang berkaitan dengan keterbagian
bilangan bulat. Guru juga diharapkan memberikan perhatian yang lebih kepada siswa yang
memiliki tingkat kemampuan matematis kurang atau rendah sehingga bisa mengimbangi
siswa yang memiliki kemampuan matematis tinggi. Diharapkan siswa memiliki kemauan
lebih untuk melatih keterampilannya dalam menyelesaikan permasalahan dengan
mengerjakan soal-soal. Selama latihan soal alangkah baiknya siswa mengkomunikasikan
jenis kesulitan yang ditemukan saat mengerjakan soal kepada guru mata pelajaran atau
teman sebaya yang memiliki kemampuan matematika lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirman. 2013 . Teori bilangan. Yogyakrta : UNY Press.

Budhi, Wono Setya. 2006. Langkah Awal Menuju Ke Olimpiade Matematika. Jakarta : CV
Ricardo.

15

Anda mungkin juga menyukai