Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PANGKAT, AKAR DAN LOGARITMA


Di Buat Dalam Rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah
Matematika Ekonomi

Dosen pembimbing
EVA MARGARETHA SARAGIH, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok IV


Milani Rayi Arum (19051010)
Sri Tika Handayani (19051032)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KELAS V B PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS ASAHAN
TP. 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah yang berjudul ”Pangkat, Akar
dan Logaritma dalam Matematika Ekonomi”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Matematika Ekonomi.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami sebagai
penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk


pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Asahan, Oktober 2021

Hormat Kami,

KELOMPOK IV

i
DAFTAR ISI

Daftar isi ...........................................................................................................................i

Kata Pengantar ....................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1

1.3 Tujuan .................................................................................................................2

BAB II Pembahasan ...........................................................................................................3

2.1 Pangkat ...............................................................................................................3

2.1.1 Kaidah Pemangkatan Bilangan............................................................4

2.1.2 Kaidah Perkalian Bilangan Berpangkat ...............................................5

2.1.3 Kaidah Perkalian Bilangan Berpangkat ...............................................6

2.2 Akar ...................................................................................................................6

2.2.1 Kaidah Pengakaran Bilangan....................................................................8

2.2.2 Kaidah Penjumlahan (Pengurangan) Bilangan Terakar .........................9

2.2.3 Kaidah Perkalian Bilangan Terakar......................................................9

2.2.4 Kaidah Pembagian Bilangan Terakar.........................................................9

2.3 Logaritma...........................................................................................................10

2.3.1 Basis Logaritma ..............................................................................11

2.3.2 Kaidah – Kaidah Logaritma .............................................................12

ii
2.3.3 Penyelesaian Persamaan dengan Logaritma ......................................13

2.3.4 Penerapan logaritma dalam Ekonomi ..............................................15

BAB III Penutup ...........................................................................................................16

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................16


3.2 Saran .............................................................................................................16

Daftar Pustaka ...............................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan rumus-rumus


tertentu dengan buku panduan yang sangat tebal dan banyak. Itulah yang menyebabkan para
pelajar merasa bosan untuk belajar matematika.

Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan
mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan
gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat
berperan dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika,
sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di
dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas sehari-hari.

Pada pelajaran matematika , ada beberapa macam bidang pelajaran yang dapat kita
ketahui, salah satunya pangkat dan akar. Pada bab ini, menjelaskan tentang pengertian
pangkat dan akar yang mungkin bahannya ini sudah pernah anda pelajari. Materi ini disajikan
kembali untuk membantu anda mengingat kembali sehingga anda menjadi lebih paham
tentang konsep ini. Didalam makalah ini tampak bahwa konsep pangkat dan akar sering kali
digunakan.

Dengan demikian, pengalaman terhadap materi ini bukanlah merupakan pekerjaan


yang sia-sia. Dengan mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu untuk memahami
pengertian pangkat dan akar. Dari uraian diatas, maka makalah ini dibuat dengan judul
”Pangkat, Akar dan Logaritma dalam Matematika Ekonomi’’

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan tentang pengertian Pangkat


2. Menjabarkan tentang Kaidah – kaidah Pemangkatan Bilangan
3. Menjelaskan tentang pengertian Akar

1
4. Menjabarkan tentang Kaidah – kaidah Pengakaran Bilangan
5. Menjelaskan tentang pengertian Logaritma
6. Menjabarkan tentang Kaidah – kaidah Logaritma
7. Menjabarkan Penerapan Logaritma dalam Matematika Ekonomi

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang Pangkat,
Akar dan Logaritma dalam Matematika Ekonomi.

2
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 PANGKAT

Pangkat dari sebuah bilangan adalah suatu indeks yang menunjukan banyaknya
perkalian bilangan yang sama secara beruntun. Notasi xa berarti bahwa x harus dikalikan
dengan x itu sendiri secara berturut-turut sebanyak a kali.

Notasi pemangkatan sangat berfaedah untuk merumuskan penulisan bentuk perkalian


secara ringkas. Sebagai contoh: perkalian bilangan 7 sebanyak 5 kali tak perlu dituliskan
dengan lengkap 7 x7 x7 x 7x 7, melainkan cukup diringkas menjadi 75.

Sehingga:

7 x 7 x 7 x 7 x 7 = 75

5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5 = 57

0,3 x 0,3 x 0,3 x 0,3 x 0,3 x 0,3 = 0,36

Notasi pernangkatan berfaedah pula untuk rneringkas bilangan bilangan kelipatan


perkalian sepuluh yang nilainya sangat besar atau sangat kecil. Sebagai contoh: bilangan

1
100.000 dapat diringkas rnenjadi 10⁵. Bilangan atau 0,00001 dapat diringkas
100.000
menjadi 10-5.

Begitu pula,

1.000.000.000 = 10⁹

5.000.000 .000 = 5. 10⁹

7.500.000.000 = 7,5 . 10⁹

0,000000001 = 10¯⁹

3
0,000000034 = 3,4 . 10¯⁸

Pemangkatan sebuah bilangan dan pengoperasian bilangan-bilangan berpangkat


mematuhi kaidah-kaidah tertentu. Berdasarkan kaidah-kaidah yang segera akan dipaparkan
berikut ini, kita dapat pula memetik berbagai faedah lain dari notasi pemangkatan.

2.1.1 Kaidah Pemangkatan Bilangan

1) Bilangan bukan-nol berpangkat nol adalah 1.

x⁰ = 1 ( x ≠ 0 )

Contoh : 3⁰ = 1

2) Bilangan berpangkat satu adalah bilangan itu sendiri.

x¹ = x

Contoh : 3¹ = 3

3) Nol berperangkat sebuah bilangan adalah tetap nol.

0x = 0

Contoh : 0³ = 0

4) Bilangan berpangkat negatif adalah balikan pengali (multiplicative inverse) dari


bilangan itu sendiri.

1
x-a =
xa

1 1 1
Contoh : 3-2 = = ( ≡ 9-1 )
32 9 9

5) Bilangan berpangkat pecahan adalah akar dari bilangan itu sendiri dengan suku
pembagi dalam pecahan rnenjadi pangkat dari akamya sedangkan suku berbagi rnenjadi
pangkat dari bilangan yang bersangkutan .

b
x a /b =√ x a

4
Contoh : 32 /5 =√5 32 =√5 9 = 1,55

6) Bilangan pecahan berpangkat adalah hasil bagi suku-suku berpangkatnya.

x a xa
( ) = a
y y

3 32 9
Contoh : ( )2 = 2 =
5 5 25

7) Bilangan berpangkat dipangkatkan lagi adalah bilangan berpangkat hasil kali pangkat-
pangkatnya.

( x a)b = x ab

Contoh : (32)4 = 32.4 = 38 = 6.561

8) Bilangan dipangkatkan pangkat-pangkat adalah bilangan berpangkat hasil pemangkatan


pangkatnya.

b
c b
x a = x Dimana c = a

4
Contoh : 32 = 316 = 43.046.721

Kaidah ke-7 dan ke-8 di atas perlu mendapat perhatian khusus karena sering
diselesaikan secara tidak benar. Jika kita kurang teliti, contoh contoh dalam kaidah ke-7
dan ke-8 tersebut bisa salah diselesaikan menjadi 9⁴ ( = 1.296), padahal seharusnya
masing-masing adalah 3⁸ dan 3¹⁶. Prinsip penyelesaian bilangan yang pangkatnya
berpangkat ialah menyelesaikan pangkat-pangkatnya terlebih dahulu.

2.1.2 Kaidah Perkalian Bilangan Berpangkat

1) Hasil kali bilangan-bilangan berpangkat yang basisnya sama adalah bilangan basis
berpangkat jumlah pangkat-pangkatnya.

x a. x b = x a+b

5
Contoh : 32. 3 4 = 32 +4 =36 = 729

2) Hasil kali bilangan-bilangan berpangkat yang pangkatnya sama, tetapi hasilnya


berbeda, adalah perkalian basis-basisnya dalam pangkat yang bersangkutan.

a
x a. y a = ( xy )

Contoh : 32. 52 = (3.5)2 = 152 = 225

2.1.3 Kaidah Pembagian Bilangan Berpangkat

1) Hasil bagi bilangan-bilangan berpangkat yang basisnya sama adalah bilangan basis
berpangkat selisih pangkat-pangkatnya.

x a : x b = x a−b

1
Contoh : 32 : 3 4 = 32−4 = 3−2 =
9

2) Hasil bagi bilangan-bilangan berpangkat yang pangkatnya sama, tetapi basisnya


berbeda, adalah pembagian basis-basisnya dalam pangkat yang bersangkutan.

x a
xa : xa = ( )
y

3 2 9
Contoh : 32 : 52 = ( ) =
5 25

2.2 AKAR

Akar merupakan bentuk lain untuk menyatakan bilangan berpangkat. Akar dari
sebuah bilangan ialah basis yang memenuhi bilangan tersebut berkenan dengan bilangan
pangkat akamya. Berdasarkan konsep pemangkatan kita mengetahui bahwa jika bilangan-
bilangan yang sama (misalnya x) dikalikan sejumlah tertentu sebanyak (katakanlah) a kali,

6
maka kita dapat menuliskannya menjadi xa ; x disebut basis dan a disebut pangkat. Andaikata
xa = m, maka x dapat juga disebut sebagai akar pangkat a dari m, yang jika dituliskan dalam
bentuk akar menjadi x = √a m, jadi √a m = x sebab xa = m ; atau dengan perkataan lain √a m=x ,
jika x a= m.

Contoh :

√2 9 = 3 sebab 32 = 9

√3 64 = 4 sebab 4 3 = 64

Secara umum : √a m=x , jika x a= m.

Dalam notasi √a m, a disebut pangkat dari akar sedangkan m disebut radikan. Pangkat 2
dari akar biasanya tidak dicantumkan dalam penulisan, sehingga tanda akar yang tidak
mencantumkan pangkat dengan sendirinya harus dibaca dan ditafsirkan sebagai akar
berpangkat 2. Jadi, √2 9 = √ 9, √2 25 = √ 25.

Apabila pangkat akarnya berupa bilangan genap, maka radikan positif akan
menghasilkan dua macam akar : satu positif dan satu lagi negatif. Hal ini selaras dengan
kaidah perkalian dalam operasi tanda, bahwa baik bilangan positif maupun bilangan negatif
jika berpangkat genap akan menghasilkan bilangan positif.

Jadi, sesungguhnya √ 9 = ± 3 (baca : +3 dan -3), bukan hanya +3; sebab (+3)2 = 9 juga. Sama
halnya, √ 25 = ± 5 dan bukan hanya +5, √4 16 = ± 2 dan bukan hanya +2.

Apabila pangkat akarnya genap dan radikannya negatif, hasilnya adalah berupa bilangan
khayal. Sebagai contoh √−9 adalah bilangan khayal, sebab baik +3 maupun -3 jika
dipangkatkan 2 tidak ada yang menghasilkan -9.

Apabila pangkat akamya berupa bilangan ganjil, baik radikan positif maupun radikan negatif
hanya akan menghasilkan satu macam akar; radikan positif menghasilkan akar positif,
radikan negatif menghasilkan akar negatif.

√3 64 = +4 sebab hanya (+4) (+4) (+4) = 64

√3 −64 = -4 sebab hanya (-4) (-4) (-4) = -64

7
2.2.1 Kaidah Pengakaran Bilangan

1) Akar dari sebuah bilangan adalah basis yang memenuhi bilangan tersebut berkenaan
dengan pangkat akarnya.

Berdasarkan √a m=x , jika x a= m (x adalah basis)

1
Maka : √b x=x b

1 b 1
Sebab ( x b )b = x b = x 1= x dalam hal ini x b adalahbasis .

1
Contoh : √3 64=64 3 = 4

2) Akar dari sebuah bilangan berpangkat adalah bilangan itu sendiri berpangkat pecahan,
dengan pangkat dari bilangan bersangkutan menjadi suku terbagi sedangkan pangkat
dari akar menjadi suku pembagi.

a
√b x a = x b
2
Contoh : √5 32 = 3 5 = 1,55

3) Akar dari suatu perkalian bilangan adalah perkalian dari akar-akarnya.

√b XY = √b X . √ Y

Contoh : √3 8,64 = √3 8 . √3 64 = 2,4 = 8

4) Akar dari sebuah bilangan pecahan adalah pernbagian dari akar suku sukunya.

x √b x

b

y
=
√b y

8
3
8 √ 8 2
Contoh :

3
= 3
64 √ 64 4
= = 0,5

2.2.2 Kaidah Penjumlahan (Pengurangan) Bilangan Terakar

Bilangan- bilangan terakar hanya dapat ditambahkan atau dikurangkan apabila akar-
akarnya sejenis. Yang dimaksud dengan akar-akar yang sejenis ialah akar-akar yang pangkat
dan radikannya sama.

1) Jumlah (selisih) bilangan-bilangan terakar adalah jumlah (selisih) koefisien-


koefisiennya terakar.

m √b x a ± n √b x a = (m ± n) √b x a
Contoh : 5√ 3 + 2√ 3 = 7√ 3 = 7 (1,73) = 12,11

2.2.3 Kaidah Perkalian Bilangan Terakar

1) Hasil kali bilangan-bilangan terakar adalah akar dari hasil kali bilangan bilangannya.
Perkalian hanya dapat diberlakukan apabila akar-akarnya berpangkat sama.

√b x . √b y = √b x y

Contoh : √3 8 . √3 64 = √3 8.64 = √3 512 = 8

2) Akar ganda dari sebuah bilangan adalah akar pangkat baru dari bilangan
bersangkutan; pangkat baru akarnya ialah hasil kali pangkat dari akar-akar
sebelumnya.

c a bc a
√b ❑ √ x = √ x

Contoh : ❑√ ❑ √3 15.625 = 2.3√ 15.625 = 5

2.2.4 Kaidah Pembagian Bilangan Terakar

9
1) Hasil bagi bilangan-bilangan terakar adalah akar dari hasil bagi bilangan bilangannya.
Pembagian hanya dapat dilakukan apabila akar-akamya berpangkat sama.

√b x = b x
√b y √ y

3
√ 8 3 8 31
Contoh : 3
√64
=
64√ √
=
8
= 0,5

2.3 LOGARITMA

Logaritma pada hakikatnya merupakan kebalikan dari proses pemangkatan dan/atau


pengakaran. Ia dapat dipakai untuk menyederhanakan operasi-operasi perkalian, pembagian,
pencarian pangkat dan penarikan akar. Logaritma dari suatu bilangan adalah pangkat yang
harus dikenakan pada (memenuhi) bilangan pokok logaritma untuk memperoleh bilangan
tersebut.

Andaikata sebuah bilangan berpangkat ( x a ¿ sama dengan bilangan positif tertentu (m),
maka dalam bentuk pemangkatan kita dapat menuliskannya menjadi : x a= m

Dimana : x adalah basis dan a adalah pangkat

Pangkat a tersebut juga logaritma dari m terhadap basis x, yang jika dituliskan dalam
bentuk logaritma menjadi :

a = xlog m atau a = logx m

Bilangan pokok (basis) logaritma, x dalam contoh diatas dapat dituliskan dipojok-kiri-
atas dari tanda log (singkatan logaritma) atau dipojok-kanan-bawah dari tanda tersebut.
Berdasarkan kesamaan bentuk pemangkatan dan logaritma sebagaimana di tunjukan diatas,
kita dapat pula menarik analog untuk pernyataan pernyataan dibawah ini :

52 = 25; pangkat 2 adalah logaritma dari 25 terhadap basis 5, atau log 25 = 2


5

4 3 = 64; pangkat 3 adalah logaritma dari 64 terhadap basis 4, atau 4log 64 = 3

102 = 100; pangkat 2 adalah logaritma dari 100 terhadap basis 10, atau log 100 = 2
10

10
Selain dengan bentuk pemangkatan, bentuk logaritma juga erat berhubungan dengan
bentuk pengakaran, keeratan hubungan antara ketiga macam bentuk ini dapat dilihat sebagi
berikut :

Bentuk Pangkat Bentuk Akar Bentuk Logaritma

x a= m √a m=x x
log m = a

Suku – suku diruas kanan menunjukkan bilangan yang dicari atau hendak dihitung pada
masing – masing bentuk

Dalam pemangkatan, kita mengetahui basis (x) serta pangkat (a), dan ingin
mengetahui bilangan yang merupakan hasil pemangkatan basis tersebut (yaitu m). Dalam
pengakaran, kita mengetahui sebuah bilangan tertentu yang disebut Radikan (m) serta
pangkat dari akarnya (a), dan ingin mengetahui hasil pengakaran radikan tadi (yaitu x).
Sedangkan dalam logaritma, kita mengetahui basis logaritma (x) serta bilangan logaritma
(m), dan ingin mengetahui hasil logaritmanya (yaitu a).

Perhatikan kedudukan a, m dan x pada masing-masing bentuk di atas. Bilangan a


yang merupakan hasil logaritma, tak lain adalah pangkat dari basis dalam bentuk pangkat dan
pangkat dari akar dalam bentuk akar. Sedangkan m yang merupakan hasil pemangkatan, tak
lain adalah radikan dalam bentuk akar dan bilangan logaritma dalam bentuk logaritma.
Adapun x yang merupakan hasil pengakaran, tak lain adalah basis baik dalam bentuk pangkat
maupun dalam bentuk logaritma.

Berdasarkan uraian – uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa :

x
log m = a Jika x a = m atau √a m=x

Contoh :

1. 6
log 36 = 2 Sebab 62 = 36 atau √ 36 = 6
2. 5
log 625 = 4 Sebab 54 = 625 atau √4 625 = 5
3. Jika xlog 49 = 2, berarti x 2 = 49, x = √ 49 = 7
4. Jika 3log m = 10, berarti 310 = m, m = 59.049
5. Jika 10log 1.000 = a, berarti 10a = 1.000, 10a = 103 , a = 3

11
2.3.1 Basis Logaritma

Logaritma dapat dihitung untuk basis berapapun. Akan tetapi pada umumnya basis
logaritma selalu berupa bilangan positif dan tidak sama dengan satu. Basis logaritma yang
paling lazim dipakai, kama pertimbangan praktis dalam penghitungan, adalah bilangan 10.
Karena kelaziman tersebut maka basis 10 ini pada umumnya tidak dicantumkan dalam notasi
10
logaritma. Dengan demikian log m berarti ¹⁰log m, log 24 ≡ log 24, ¹⁰log 65 dapat
dituliskan menjadi log 65 saja. (untuk setiap notasi logaritma yang tidak mencantumkan basis
tertentu, berarti merupakan logaritma berbasis 10).

Logaritma berbasis 10 disebut juga logaritma biasa, (common logarithm) atau logaritma
Briggs (berdasarkan nama penemunya, henry briggs, 1561-1630). Di samping bilangan 10,
basis lain yang juga lazim yang dipakai dalam logaritma adalah bilangan e (e = 2,718287 atau
sering diringkas rnenjadi 2,72 ). Logaritma berbasis e disebut juga logaritma alam (natural
logarithm) atau logaritma Napier (John, Napier, penemunya hidup antara tahun 1550-1617).
Jika notasi logaritma Briggs dilambangkan dengan log, rnaka logaritma Napier dilambangkan

24
dengan ln. Dengan demikian ln m berarti ͤlog m, In , elog 65 dapat dituliskan menjadi
elog 24
ln 65 saja.

2.3.2 Kaidah – Kaidah Logaritma

1. x
log x = 1 Sebab x 1 = x
Contoh : 10log 10 = 1

2. x
log 1 = 0 Sebab x 0 = 1
Contoh : 10log 1 = 0

3. x
log x a = a Sebab x a = x a
Contoh : 10log 102 = 2

4. x
log m a = a x log m
Contoh : 10log 1002= 2 10log100 = 2 10
log102 = 2.2 = 4

12
5. x x log m = m

Contoh : 1010log 100 = 10 10


log 102 = 102 = 100

x
6. log m n = xlog m + xlog n
Contoh : 10log (100) (1000) = 10log 100 + 10log 1000 = 2 + 3 = 5

x m x
7. log = log m – xlog n
n
100
Contoh : 10log = 10
log 100 – 10
log 1000 = 2 – 3 = -1
1000

x
1
8. log m . mlog x = 1 Sehingga xlog m =
nlog ,m
Contoh : 10log 100 . 100log 10 = 10log 102 x 100log 1000,5 = 2 x 0,5 = 1

x
9. log m . mlog n . nlog x = 1
Contoh : 10log 100 . 100log 10000 . 10000log 10 =

10
log 102 . 100log 1002 . 10000log 100000,25 = 2 . 2 . 0,25 = 1

2.3.3 Penyelesaian Persamaan dengan Logaritma

Logaritma dapat digunakan untuk mencari bilangan yang belum diketahui (bilangan
anu) dalam sebuah persamaan, khususnya persamaan eksponensial dan persamaan logaritmik.
Persamaan eksponensial ialah persamaan yang bilangan anunya berupa pangkat, misalnya 5x
= 125 dan 3x+l = 27. Sedangkan persamaan logaritmik ialah persamaan yang bilangan anunya
berupa bilangan logaritma, sebagai contoh log(3x + 298) = 3.

Untuk menyelesaikan sebuah persamaan eksponensial dengan menggunakan


logaritma pertama-tama logaritmakan dulu kedua ruas persamaan, kemudian selesaikan
bilangan anunya berdasarkan persamaan logaritmik yang baru terbentuk.

Contoh :
1. Hitunglah x untuk 3 x+1 = 27

13
Dengan melogaritmakan kedua ruas :
Log 3 x+1 = log 27
(x + 1) log 3 = log 27
log 27 1,4314
x+1 = = =3
log 3 0,4771
x =3–1
x =2 Bukti : 32 +1= 33 = 27

Untuk contoh ini, karena soalnya relatif sederhana, kita dapat pula
memecahkannya secara langsung tanpa menggunakan logaritma.

3 x+1 = 27

3 x+1 = 33

x + 1 = 3, x=3–1=2

2. Carilah x jika (0,32 + x) 15 = 789

(0,32+ x )15 = 789

Log (0,32+ x )15 = log 789

15 log (0,32 + x) = 2,8971

2,8971
Log (0,32 + x) =
15

Log (0,32 + x) = 0,1931

(0,32 + x) = antilog 0,1931

(0,32 + x) = 1,56

x = 1,56 – 0,32 = 1,24

3. Selesaikan x untuk log (3x + 298) = 3

14
Berdasarkan definisi logaritma, kita dapat menuliskan log (3x + 298) = 3

Kedalam bentuk pangkat menjadi : (3x + 298) = 103

Sehingga, : 3x + 298 = 1000

3x = 702

x = 234

2.3.4 Penerapan logaritma dalam Ekonomi

Dalam penerapannya di bidang ekonomi, logaritma diterapkan bersama- sama dengan


bentuk-bentuk matematika yang lain seperti fungsi eksponensial dan pangkat. Adapun
kegunaannya adalah untuk mempermudah pemecahan masalah terutama untuk bilangan yang
mengandung pangkat terlalu besar. Contoh-contoh aplikasi logaritma m1 di antaranya adalah
dalam bunga-berbunga dan fungsi-fungsi pertumbuhan.

Contoh:

Bimo mempunyai uang senilai Rp. 10.000.000,00. Ia akan mendepositokannya di bank untuk
jangka waktu 2 tahun (24 bulan) dan akan diambil pada bulan ke 25. Jika tingkat suku bunga
yang berlaku adalah 1% per bulan , maka berapakah jumlah uang Bimo 2 tahun kemudian?

Penyelesaian:

Diketahui : P = Rp. 10.000.000 ;

i = 0,01

n = 24

Ditanya : F 24 = …… ?

Jawab :

Fn = P (1 + i)n

15
F24 = 10.000.000 (1 + 0,01)24

Log F24 = log 10.000.000 + log 1,0124

Log F24 = log 10.000.000 + 24 log 1,01

Log F24 = 7 + 24 (0,00432173783)

Log F24 = 7 + 0,10371297

Log F24 = 7.10371297

F24 = antilog 7.10371297

F24 = 12.697.346,46

Jadi, uang Bimo setelah 2 tahun menjadi sebesar Rp. 12.697.346,46

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

 Pangkat dari sebuah bilangan adalah suatu indeks yang menunjukan banyaknya
perkalian bilangan yang sama secara beruntun. Notasi xa berarti bahwa x harus
dikalikan dengan x itu sendiri secara berturut-turut sebanyak a kali. Notasi
pemangkatan sangat berfaedah untuk merumuskan penulisan bentuk perkalian secara
ringkas.
 Akar merupakan bentuk lain untuk menyatakan bilangan berpangkat. Akar dari
sebuah bilangan ialah basis yang memenuhi bilangan tersebut berkenan dengan
bilangan pangkat akamya. Berdasarkan konsep pemangkatan kita mengetahui bahwa
jika bilangan-bilangan yang sama (misalnya x) dikalikan sejumlah tertentu sebanyak
(katakanlah) a kali, maka kita dapat menuliskannya menjadi xa ; x disebut basis dan a
disebut pangkat.
 Logaritma pada hakikatnya merupakan kebalikan dari proses pemangkatan dan/atau
pengakaran. Ia dapat dipakai untuk menyederhanakan operasi-operasi perkalian,
pembagian, pencarian pangkat dan penarikan akar. Logaritma dari suatu bilangan

16
adalah pangkat yang harus dikenakan pada (memenuhi) bilangan pokok logaritma
untuk memperoleh bilangan tersebut.

3.2 SARAN

Melalui cara cepat matematika ini, dapat dijadikan alternatif cara untuk pengajaran
tentang materi Pangkat maupun akar sehingga kita dapat mengerjakan pengakaran tanpa
pengerjaan yang rumit namun menjadikannya menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Badrudin, R. & Algifari. 2003. Matematika Bisnis. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.


Dumairy, 2010. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta.
Danang Sunyoto, Matematika Ekonomi, Ardana, Yogyakarta, 2007.
Kalangi, JB. 2005, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Jilid 1. Cetakan kelima.
Jakarta: Salemba Empat.
Silaen, S.. 2011, Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Supranto. J, Matematika untuk Bisnis dan Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta,
2002.

17

Anda mungkin juga menyukai