DISUSUN OLEH
DISUSUN OLEH
AZIZAH, S.Pd
NIP. 19740318 200604 2 003
DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SMK NEGERI 3 LUBUKLINGGAU
TAHUN 2017
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2. Fungsi ........................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................... 15
B. Saran ........................................................................... 15
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
papper tentang barisan dan deret aritmatika ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak
lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika sebagai ilmu sains yang dapat berbentuk ilmu terapan jika
diimplementasikan pada cabang ilmu lain. Relasi adalah salah satu bagian dari ilmu
matematika diskrit yang menarik untuk dipelajari. Dimana relasi merupakan suatu
hubungan.
Dalam kehidupan sehari-hari pasti ada suatu hubungan yang terjadi. Misal
“sekumpulan anak-anak kecil yang sedang bermain dan setiap anak memegang balon
berbagai warna”. Dari ini dapat diberikan pengertian bahwa anak-anak kecil yang
benda atau obyek yang dididefinisikan dengan jelas. Disini terdapat dua himpunan,
yang pertama adlah himpunan anak-anak kecil dan yang kedua adalah himpunan
Pengertian dasar tentang hubungan antar objek diskrit adalah relasi. Relasi
merupakan teori dasar dalam pembahasan matematika diskrit. Maka perlu untuk
membahas relasi. Baik dari definisi relasi, representasi relasi dan sifat-sifat relasi
biner.
Oleh karena relasi tersebut menjadi salah satu dasar dalam pembahasan
mengenai relasi serta dapat mengenal relasi dan fungsi secara lebih jelas lagi.
1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang didapat yaitu :
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
2
9. Mengetahui sifat-sifat fungsi
BAB II
PEMBAHASAN
1. RELASI
A. Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara dua elemen dua himpunan. Relasi juga
tertentu.
Contoh :
Ada tiga anak mengatakan makanan kesukaan nya yaitu : Anis menyukai Bakso,
Dari contoh di atas, himpunan A disebut domain (daerah asal) dan himpunan B
3
B. Metode Menyatakan Relasi
4) Dengan Tabel
Contoh :
Keterangan : Buyung suka IPS dan Kesenian, Doni suka Keterampilan dan
Olahraga, Vita suka IPA, dan Putri suka Matematika dan Bahasa Inggris.
4
d. Arah anak panah menunjukkan arah relasi
Pada diagram Cartesius diperlukan dua salip sumbu yaitu : sumbu mendatar
4) Tabel
5
C. Sifat-Sifat Relasi
Relasi disebut refleksif jika dan hanya jika untuk setiap x anggota
semesta-nya, x berelasi dengan dirinya sendiri. Jadi R refleksif jika dan hanya jika
xRx.
Contoh :
Jika diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(1,1), (2,2), (3,3), (4,4)} Pada A, maka
R x∈A adalah refleksif, karena untuk setiap x∈A terdapat (x,x) pada R.
R2= {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2,2), (2,3), (2,4), (3,3), (3,4), (4,4)}
b. Relasi Irrefleksif
Relasi R pada A disebut Irrefleksif (anti refleksif) jika dan hanya jika
setiap elemen di dalam tidak berelasi dengan dirinya sendiri. Jadi, irrefleksif jika
Contoh :
Diketahui himpunan B= {a,b,c} dan relasi R= {(a,c), (b,c), (b,a)}. Relasi R adalah
6
Diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(2,1), (3,2), (4,1), (4,2), (4,3)}. Relasi R
merupakan relasi irrefleksif, karena tidak terdapat elemen (x,x), dimana x∈A.
c. Relasi Nonrefleksif
Relasi R pada A disebut nonrefleksif jika dan hanya jika ada sekurang-
kurangnya satu elemen di dalam A yang tidak berelasi dengan dirinya sendiri.
Contoh :
Relasi tersebut merupakan relasi non refleksif, karena ada (1,2) dan (2,3).
d. Relasi Simetri
Relasi R disebut simetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota a
dan b dari S berlaku jika a berelasi R dengan b maka b juga berelasi dengan a.
Contoh:
e. Relasi Asimetri
Relasi R disebut asimetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota
a dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b maka b tidak berelasi R dengan a.
7
Contoh:
f. Relasi Nonsimetri
Relasi R disebut nonsimetri pada S jika dan hanya jika ada dua anggota
simetri.
Contoh:
g. Relasi Antisimetri
Relasi R disebut antisimetri pada S jika dan hanya jika setiap dua
anggota a dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b dan b berelasi R dengan
a maka a=b.
Contoh:
1. A = keluarga himpunan.
2. Relasi “kurang dari atau sama dengan (≤)” dalam himpunan bilangan real.
Jadi, relasi “kurang dari atau sama dengan (≤)” bersifat anti simetri, karena
contoh relasi yang tidak simetri karena jika a habis membagi b, b tidak habis
8
membagi a, kecuali jika a = b. Sementara itu, relasi “habis membagi”
merupakan relasi yang anti simetri karena jika a habis membagi b dan b habis
membagi a maka a = b.
h. Relasi Transitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi Transitif pada A jika dan hanya
jika setiap 3 anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) jika (a,b)∈R, dan (b,c)∈R maka
(a,c)∈R (setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a berelasi dengan b dan b berelasi
Contoh:
i. Relasi Nontransitif
hanya jika ada tiga anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) sedemikian hingga
(a,b)∈R , dan (b,c)∈R dan (a,c)∉R (ada tiga anggota a,b,c dari A sedemikian
hingga a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c dan a tidak berelasi dengan
c).
Contoh:
j. Relasi Intransitif
9
R adalah relasi pada himpunan A. R disebut relasi intransitif pada A
jika dan hanya jika setiap tiga anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) jika (a,b)∈R dan
(b,c)∈R maka (a,c)∉R (setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a berelasi dengan b
D. Komposisi Relasi
Misalkan :
T ο R = {(a, c) a ∈A, c ∈C, dan untuk suatu b ∈B sehingga (a, b) ∈R dan (b,
c) ∈S }
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
10
Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
2. FUNGSI
A. Pengertian Fungsi
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi. Sebuah relasi dikatakan fungsi
jika xRy, untuk setiap x anggota A memiliki tepat satu pasangan, y, anggota
dikaitkan oleh f untuk suatu a di A. Ini berarti bahwa jika f(a) = b dan f(a) = c
f :A → B
(codomain) dari f.
Misalkan f(a) = b,
dari f.
C. Penulisan Fungsi
11
Misalkan fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10}
maka fungsi itu dapat dituliskan dalam bentuk : f = {(2, 4), (3, 9)}
f(x) = x2 + 10,
f(x) = 5x
D. Jenis-jenis Fungsi
konstan apabila untuk setiap anggota domain fungsi selalu berlaku f(x) = C, di
mana C bilangan konstan. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut
ini.
3 ≤ x < 2}..
2. Fungsi linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh f(x) =
Diketahui f(x) = 2x + 3,
3. Fungsi Kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan
12
Fungsi f ditentukan oleh f(x) = x2 + 2x – 3, gambar grafiknya.
4. Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain
fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi dipetakan pada
dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang melalui titik
asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas
Penyelesaian:
f(x) = x
f(–2) = –2
f(0) = 0
f(1) = – 1
f(3) = 3
E. Sifat-sifat Fungsi
1) Fungsi Injektif/satu-satu
Fungsi satu-satu
13
Fungsi f: A → B disebut fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk
samadengan f(a2). Dengan kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan
f(a2).
2) Fungsi Surjektif/onto
Fungsi kepada
terpetakan dalam B.
Dengan kata lain, fungsi bijektif adalah fungsi injektif sekaligus fungsi
surjektif.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Relasi adalah sebuah hubungan antara dua himpunan. Perkalian kartesian dari
himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan terurut yang
mungkin terbentuk dengan komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua
dari himpunan B.
Untuk menyatakan relasi ada tiga metode, yaitu : dengan himpunan pasangan
B. Saran
15
Dari makalah ini, saran penulis untuk menyatakan relasi dapat menggunakan
metode yang paling mudah antara ketiganya atau menggunakan tiga metode tersebut .
DAFTAR PUSTAKA
Wibisono, Samuel. 2008. Matematika Diskrit Ed. 02. Jakarta : Graha Ilmu
Hariyono Rudi, Drs. 2005. Pintar Matematika SMA. Jakarta : Gitamedia Press
Februari 2016
16
SOAL RELASI
A→B
2→3
3→4
4→5
5→6
A. Lebih dari
B. Kurang dari
17
2. Jika A = {2, 3, 4, 5} dan B = {3, 4, 5, 6}, relasi dari himpunan A ke himpunan B
adalah “satu kurangnya dari”. Maka relasi tersebut jika dinyatakan dengan himpunan
a. 6 c. 55
b. 7 d. 57
4. Suatu fungsi dirumuskan f(x) = ax + b. Jika f(-2) = 14 dan f(3) = -1, maka nilai a dan
b adalah ….
a. -3 dan 8 c. 2 dan 5
b. 3 dan 8 d. 5 dan -2
5. Diketahui X = {1, 2} dab Y = {a, b, c}. Banyaknya fungsi yang mungkin dari Y ke X
adalah ….
a. 5 c. 8
b. 6 d. 9
6. Suatu fungsi didefinisikan f(x) = 7 – dengan x {-2, 0, 2, 4}. Daerah hasil fungsi
tersebut adalah ….
a. {6, 7, 8, 9} c. {8, 6, 4, 2}
b. {8, 7, 6, 4} d. {8, 7, 6, 5}
18
7. Fungsi f : x 3x – 5 dengan x {-3, -2, -1, 0, 1, 2}. Daerah hasil fungsi f adalah ….
a. -1 c. 2
b. 1 d. 0
9. Diketahui P = {a, b, c, d} dan Q = {1, 2, 3}. Banyaknya pemetaan yang mungkin dari
a. 81 c. 12
b. 64 d. 7
10. Suatu fungsi linear didefinisikan dengan f(x) = ax + b dengan x R. Jika pada fungsi
tersebut diketahui f(-2) = -8 dan f(5) = 13, maka nilai a dan b berturut-turut adalah ….
a. -3 dan 2 c. 2 dan -3
b. -2 dan 3 d. 3 dan -2
19