Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH MATEMATIKA

“ALIRAN MATEMATIKA PYTHAGORAS”

Dosen Pengampu:

NURUL AFNI SINAGA, M.Pd.

Disusun Oleh:

LAUREN CLAUDYA MUNTHE (4173311064)

MEILINDA RUSYDINA SABILA (4173311070)

SISKA TABITA SIMANJUNTAK (4173311094)

MATEMATIKA DIK F 2017

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Aliran Matematika
Pythagoras”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah
Matematika di Universitas Negeri Medan. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nurul
Afni Sinaga selaku dosen mata kuliah Sejarah Matematika yang telah memberikan kami
kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
sempurna, baik isi maupun kata-kata yang dirangkai. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik maupun saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki
kesalahan kami dalam penulisan makalah ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Oktober 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1

1.2 Manfaat .................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................2

2.1 Biography Pythagoras ...........................................................................................2

2.2 Aliran Pythagoras .................................................................................................2

2.3 Pemikiran dan Sumbangsih Pythagoras ...............................................................4

BAB III PENUTUP ....................................................................................................7

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pythagoras (582 SM- 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah 
seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.
Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap
filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak
begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan
jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di
dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema
ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan
ini secara matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini
berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan
diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan
segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan
bilangan.
Selain teorema Phytagoras masih ada beberapa aliran matematika Phytagoras yang
mempengaruhi perkembangan matematika dunia saat ini yang perlu kita ketahui. Di
makalah ini kami akan menyajikan secara rinci tentang bagaimana peran Phytagoras
terhadap perkembangan Matematika Dunia serta sejarah singkat mengenai aliran
matematika yang dibawanya.

1.2 Manfaat
Manfaat dalam pembutan makalah ini, diharapkan agar kita semua mengetahui secara
mendalam bagaimana Aliran Matematika yang dikembangkan oleh phytagoras serta
mengetahui bagaimana peran dan manfaatnya untuk perkembangan matematika hingga
saat ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biography Pythagoras
Nama Pythagoras memang cukup dikenal dalam dunia matematika dan filosofi.
Bagaimana tidak, ia merupakan ahli matematika terbesar dari yunani yang memiliki
julukan “Bapak Bilangan”. Selain itu sebagai seorang filosofi, ia dikatakan sebagai ahli
filosofi yang paling berpengaruh diantara orang-orang yunani. Ia pun merupakan pendiri
Pythagorean, sebuah perkumpulan kegiatan keagamaan. Pythagoras lahir di pulau Samos,
Yunani selatan sekitar 580-500 SM (Sebelum Masehi) atau tahun 572-490 SM.
Pythagoras meninggalkan tempat kelahirannya menuju kota Croton, sebuah kota di
bagian selatan italia. Hal ini dilakukan untuk melarikan diri dari pemerintah Polycrates
yang sangat kejam. Diperkirakan Pythagoras sudah melihat 7 keajaiban dunia (kuno),
dimana salah satunya adalah kuil Hera yang terletak di kota kelahirannya. Sekarang, kuil
Hera sudah runtuh dan hanya tersisa 1 pilar yang tidak jauh dari kota Pythagorian
(namanya dipakai untuk mengenang putra terbaiknya). Menyeberangi selat dan beberapa
mil ke utara adalah Turki, terdapat keajaiban lain yaitu: Ephesus. Pythagoras adalah anak
Mnesarchus, seorang pedagang yang berasal dari Tyre. (Andri Saleh, 2011: 9)
Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan Thales. Ternyata Thales sangat terkesan
terhadap kecerdasan dan pemikiran Pythagoras. Thales pun menasehatinya agar segera
menuju kota Memphis di Mesir dan menuntut ilmu disana. Kecerdasannya yang luar
biasa mengakibatkan para imam mesir tidak mampu menempatkan Pytahgoras sebagai
murid, kecuali salah seorang imam yang bernama Thebe dan imam-imam Caldei. Ia
belajar tentang astronomi, geometri, dan juga mengenai ritus-ritus mistik. Tidak lama
kemudian, dia membuka sekolah di Croton yang menerima murid tanpa membedakan
jenis kelamin. Sekolah itu menjadi sangat terkenal bahkan Pythagoras akhirnya menikah
dengan salah satu muridnya. Gambaran rinci tentang Pythagoras tidak terlalu jelas.
Dikatakan setelah itu, dia pergi ke Delos pada tahun 513 SM untuk merawat penolong
sekaligus gurunya, Pherekydes. Pythagoras menetap di sana sampai dia meninggal pada
tahun 475 SM. Sepeninggalnya, sekolah Croton berjalan terseok-seok dan banyak konflik
internal, tetapi dapat terus berjalan sampai 500 SM sebelum menjadi alat politik. 

2.2 Aliran Pythagoras


Aliran yang didirikan pythagoras bersifat religious, bukan politik, sebagaimana
pernah diperkirakan. Mereka menghormati dewa apollo. Pythagoras dijunjung tinggi

2
dalam kalangan mereka. Kewibawaannya tampak antara lain dalam semboyan yang lazim
pada kaum pythagorean:autos epha = ia sendiri (pythagoras) telah mengatakan begitu.
Perkataan ini sanggup menyelesaikan setiap diskusi.
Lamblikos (abad ke-3 masehi) melukiskan hidup harian dalam aliran itu. Aliran
dibuka baik untuk pria maupun wanita. Kalau orang hendak masuk, lebih dahulu ia harus
menjalankan masa percobaan. Lantas ia boleh masuk, untuk memulai masa latihan yang
berlangsung tiga tahun lamanya. Sesudah itu lima tahun lagi ia harus diam-diam dan
dalam waktu ini milik kepunyaan menjadi milik bersama. Ada peraturan-peraturan
mengenai pakaian dan mengenai pantang, hal mana tentu mempunyai hubungan dengan
ajaran pythagoras tentang perpindahan jiwa, sebagaimana akan diterangkan lagi.  Meraka
juga mempraktekkan pembacaan bersama. Lagi pula, menurut kesaksian Diogenes
Laertios (abad ke-3 masehi), diwaktu malam anggota-anggota aliran mengadakan
pemeriksaan batin tentang tingkah lakunya pada hari yang lalu. Semuanya itu merupakan
ciri-ciri yang mengizinkan kita mengerti kaum pythagorean sebagai suatu aliran
kebatinan. Sudah nyata bahwa kesaksian Lamblikohos dan Diogenes tadi tidak tua (baru
abad ke-3 M), tetapi tidak mustahil bahwa mereka berstandar pada unsur-unsur yang
memang tua.
Kita telah melihat bahwa filsuf-filsuf dari Miletos mempraktekkan filsafat
berdasarkan keingintahuan yang ilmiah. Kaum Pythagorean tidak berfilsafat karena
alasan-alasan ilmiah saja, melainkan mereka mempraktekkan filsafat sebagai “a way of
life”. Buat mereka, filsafat (dan ilmu pengetahuan) merupakan suatu cara bagaimana
manusia menjadi tahir, sehingga ia dapat input dari lingkaran perpindahan jiwa terus
menerus. Cara berfikir berfilsafat ini berpengaruh atas filsafat Yunani selanjutnya.
Diantara pengikut-pengikut Pythagoras di kemudian hari berkembanglah dua aliran.
Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar;peraturan) mereka
mengindahkan penyucian dengan mentaati semua peraturan secara seksama. Yang kedua
disebut mathematikol (mathesis = ilmu pengetahun): mereka mengutamakan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu pasti.
Setelah Pythagoras meninggal, dan sebenarnya sudah selama hidupnya, kaum
Pythagoras tersebar dalam berbagai kota di italia selatan, kira-kira pada tahun 450 mereka
diusir Kroton dan dari hampir semua kota italia lainnya dan mulai berpusat di kota Thebai
dan Pleios (dekat Korinthos) di daratan yunani.  Seorang Pythagorean yang terkenal di
Thebai adalah Philolaos. Lama-kelamaan beberapa orang Pythagorean kembaki ke Italia.

3
Disini pusat Pythagorean yang baru adalah kota Taras, yang juga disebut Tarentum. Pada
akhir abad ke-4 kita tidak mendengar lagi mengenai keaktifan mahzab Pythagorean. 

2.3 Pemikiran dan Sumbangsih Pythagoras


Pythagoras dikenal sebagai seorang yang melahirkan teori bilangan yang juga berlaku
di dunia musik. Penemuan penemuan lain yang ia temukan adalah teori tentang ruang,
diagonal, pesergi empat dan pesegi tiga. Terkait dengan hal tersebut, maka pada tahun
1977, Bronowski dalam The Ascent of Man sudah menulis tentang Pythagoras (580 BC)
dan suasana musik yang menghubungkan antara musik dan matematika dengan
menggunakan interval sebagai kendaraan untuk menganalisa kaitan dan persamaan
komponen yang menghubungkan dua domain yang berbeda. Dengan demikian ditemukan
harmoni musik yang berkorelasi dengan sistem angka desimal.
Bronowski bercerita bahwa Pythagoras adalah seorang filsof yang juga memelopori
kaitan geometri dengan angka. Dia temukan relasi dasar antara harmoni musik dan
matematika dan menemukan bahwa nada yang suaranya menyenangkan dan nyaman
untuk telinga kita terhubung dengan pembagian tali-tali senar sesuai dengan pembagian
bilangan bulat. Kerenanya Bronowski percaya bahwa manusia mampu menghitung orbit
dari benda-benda di langit dengan menghubungkan dengan interval (jarak suara) musik,
dan bahwa semua keteraturan di alam semesta adalah  musik. Gerak langit bersuasana
musik dan semua suara ini dikuasai oleh jumlah yang eksak.
Jadi, pada zaman dulupun sudah ada pengamatan bahwa ada harmoni dalam alam,
suatu keseluruhan dalam kemajemukan, yang memiliki satu bahasa, yaitu bilangan yang
adalah bahasa alam. Secara implisit ini berarti keterkaitan antar berbagai domain. Jadi
pada zaman itu pun, keterkaitan antar beberapa domain secara ilmiah sudah
dimungkinkan.  
Cendekiawan, ilmuwan, filosof Pythagoras meneliti nada-nada alam dan nada-nada
tangga nada musik. Dari hasil penelitiannya, dia mendapat ilham menciptakan sistem
angka desimal: 1-10, 11-20, dan seterusnya, yang hingga kini dipakai di seluruh dunia.
Pythagoras menyatakan harmoni dalam musik berkorelasi dan berkorespondensi
dengan dua buah bilangan bulat. Panjang kawat dengan tegangan sama dengan
perbandingan 2:1 menghasilkan nada oktaf. Seterusnya 3:2 menghasilkan nada kelima
(pentaton), 4:3 menghasilkan nada keempat. Pada waktu itu, tangga nada musi adalah
pentatonis. Sampai sekarang pun banyak musik rakyat yang pentatonis seperti musik

4
Mesir kuno, Batak, Jawa. Dengan logika biasa diperoleh pengulangan angka-angka bulat,
sebagai berikut:
1. Perbandingan sama nada 1
2. 6:5 nada ke-2
3. 5:4 nada ke-3
4. 4:3 nada ke-4
5. 3:2 nada ke-5
6. 2:1 nada oktaf dari nada dasar 1
7. 6:5 nada oktaf dari nada dasar ke-2
8. 5:4 nada oktaf dari nada dasar ke-3
9. 4:3 nada oktaf dari nada dasar ke-4
10. 3:2 nada oktaf dari nada dasar ke-5
Menurut Pythagoras, matematika adalah ilmu yang diperoleh melalui tangga musik
dan rasional. Konsep matematika yang digunakan adalah sebagai berikut: (1)
logika  tentang bukti; (2) ide-ide empiris tentang hukum ekstra dan hukum alam; (3)
konsep operasi; (4) matematika bergerak dari deskripsi yang bersifat statis menuju
kepada deskripsi yang bersifat dinamis.
Pythagoras sangat berjasa dalam matematika dan geometri. Dia adalah bapak bilangan
yang sangat berjasa dan memberi sumbangan besar terhadap filsafat dan ajaran
keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Pythagoras telah membuktikan sebuah dalin umum
bukan hanya segitiga 3:4::5 Mesir atau segitiga Babilonia tetapi juga setiap segitiga siku-
siku. Dia telah membuktikan bahwa kuadrat dari sisi yang terpanjang atau
disebut hypotenuse sama dengan jumlah kuadrat pada kedua sisi lainnya, dengan syarat
bahwa segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku. 
Rumusnya: jumlah kuadrat sisi miring (hypotenuse)  sama dengan jumlah kuadrat
dari  kedua sisi lainnya. Ambil contoh segitiga siku-siku di atas, bahwa jumlah kuadrat
sisi miring 5x5= 3x3 + 4x4 (jumlah kuadrat sisi lainnya). Atau kalau diberi pangkat
maka 52= 32  + 42.
Sampai dengan sekarang ini dalil yang dikemukakan oleh Pythagoras tersebut
merupakan dalil terpenting dari keseluruhan matematik. Penekanannya adalah bahwa
teorema Pythagoras dalam bentuk penjelasan simetris bidang ruangan; sudut siku-siku
adalah elemen yang membagi bidang dengan empat cara, yakni memutar segitiga
tersebut secara berurutan.

5
Pythagoras telah meletakkan suatu ciri yang mendasar mengenai ruang di mana kita
bergerak dan diterjemahkan untuk pertama kali ke dalam bilangan (angka). Pythagoras
mengatakan bahwa dunia ini bahkan alam semesta pada dasarnya merupakan angka-
angka (bilangan) yang menunjukkan satu, dua, tiga, dan seterusnya. Ruang merupakan
bagian yang penting dari alam materi walaupun ada yang tidak terlihat seperti udara,
itulah pengetahuan sekitar geometri. Sesuatu yang simetris bukan saja secara deskriptif
menyenangkan tetapi juga merupakan sesuatu yang menembus keselarasan alam.
Penemuan Pythagoras dalam bidang musik dan matematika tetap hidup sampai saat
ini. teorema Pythagoras tetap diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk
menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Pythagoras, belum ada pembuktian atas
asumsi-asumsi. Pythagoras adalah orang pertama yang mencetuskan bahwa aksioma-
aksioma dan postulat perlu dijabarkan terlebih  dahulu dalam mengembangkan geometri.
Manfaat ini, kelak, membuat matematika tetap dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam melakukan perhitungan dalam pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam,
setelah melalui pengembangan dan penyempurnaan oleh para matematikawan setelah
Pythagoras

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemikiran Pythagoras tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan
dasar dari 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula
segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil) lebih
sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan  finite (terbatas). Salah seorang
penganut Phytagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan
enam, badan itu bilangan empat.
Penemuan Pythagoras yang bermanfaat hingga saat ini :
1. Dalam bidang musik dan matematika tetap hidup sampai saat ini
2. Theorema Pythagoras tetap diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk
menghitung jarak suatu sisi segitiga. Sebelum Pythagoras belum ada pembuktian atas
asumsi-asumsi.
Membuat matematika tetap dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan perhitungan
terhadap pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam

7
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, Kees. 1975. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius


Rachmat, Aceng. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Saleh, Andri. 2011. Ensiklopedia Matematika. Bandung: Pt. Multazam Mulia Utama
Semiawan, Conny Dkk. 2010. Spirit Inovasi Dalam Filsafat Ilmu. Jakarta: Permata Puri
Media

Anda mungkin juga menyukai