Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI KEKONGRUENAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. Terisman zega
2. Bakhatiar alfin angandrowanhulu
3. Samonaha hia
4. Yenilia telaumbanua
5. Nur ayu zebua
6. Ika kartika hia

Semester : IV (empat)
Mata kuliah : Teori bilangan
Dosen pengampu
Netti kariani mendrofa, S.Pd.,M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN (IKIP) GUNUNG SITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN MATEMATIKA

TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa, yang telah memberikan
kekuatan dan karunianya kepada kami kelompok empat sehingga makalah kami dapat
terselesaikan tepat pada waktunya yang berjudul “ Aplikasi kekongruenan ”.

Makalah ini dapat disusun dengan berbagai rintangan dan keterbatasan, dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan tuhan akhirnya makah ini dapat terselesaiakan. Harapan
saya semoga makalah ini membantu penambahan pengetahuan kita semua, Saya menyadari
bahwa banyak kekurangan dan kelemahan oleh karena itu saya mengharapakan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Saya berterimaksih kepada dosen pengampu mata kuliah “ teori pembelajaran” yang
telah membimbing dan memgarahkan kami dan juga buat orangtua dan teman-teman yang
telah mendukung kami dalam pembuatan makalah ini semoga makah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Gunungsitoli, 22 APRIL 2020

TERISMAN ZEGA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2

A. Aplikasi kekongruenan ............................................................................................ 2

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 6

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah.

Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua aspek, yaitu bentuk
dan ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang sama tapi dengan ukuran berbeda
banyak dijumpai atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, miniatur
bangunan dan bangunan itu sendiri, peta suatu daerah dengan daerah sesungguhnya dan
lain-lain.

Dua benda yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda disebut
sebangun. Adanya kesebangunan antara dua benda akan berguna untuk mengungkapkan
informasi berkaitan dengan benda kedua dengan memanfaatkan informasi pada benda
pertama atau sebaliknya.

Aplikasi kekongruenan merupakan bagian dari meteri matematika yang dinilai relatif
sulit bagi siswa terutama pada sub pokok bahasan kesebangunan segitiga. Siswa masih
kesulitan untuk mentukan kesebangunan segitiga. Salah satu kompetensi dasar yang harus
dimiliki siswa adalah mengidentifikasi sifat – sifat dua segitiga sebangun dan kongruen.

2. Rumusan masalah
Bagaimana mengaplikasikan kekongruenan

3. Tujuan
Mengetahui Bagaimana mengaplikasikan kekongruenan

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Aplikasi Kekongruenan

Pada kegiatan belajar yang lalu telah kita pelajari pengertian kekongruenan dan beserta
dengan sifat-sifatnya. Pada kegiatan belajar ini kita akn mempelajari penggunaan pengertian
dan sifat-sifat kekongruenan itu.
Kekongruenan bilangan modulo 9 dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran
perkalian dan penjumlahan bilangan-bilangan bulat. kita ketahui bahwa:
10000 - 1 = 9999 = 9K1 Sehingga 10000 = 1 (mod 9)
1000 - 1 = 999 = 9K2 Sehingga 1000 = 1 (mod 9)
100 - 1 = 99 = 9K3 Sehingga 100 = 1 (mod 9)
10 - 1 = 9 = 9K4 Sehingga 10 = 1 (mod 9)

Selanjutnya, akan ditunjukkkan bahwa setiap bilangan bulat kongruen dengan jumlah
angka-angkanya.
Contoh 5.9
8.234 = 8000 + 200 + 30 + 4 (mod 9)
= 8 (1000) + 2 (100) + 3 (10) + 4 (mod 9)
= 8 (1) + 2 (1) + 3 (1) + 4 (mod 9)
8234 = 17 (mod 9)
Selanjutnya dengan cara yang sama :
17 = 10 + 7 (mod 9)
= 1 + 7 (mod 9)
= 8 (mod 9)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa 8234 = 8 (mod 9)

Uraian contoh soal diatas secara umum dinyatakan sebagai teorema-teorema berikut :

Teorema 5.8
10n = 1 (mod 9) untuk n = 0,1,2,3 …
Bukti : 10n – 1 = 999...9 (n angka semuanya 9) terbagi oleh sembilan
Jadi 10n ≡ 1 (mod 9)

2
Teorema 5.9
Setiap bilangan bulat kongruen modulo 9 dengan jumlah angka-angkanya.
Bukti :
Ambil sembarang bilangan bulat n yang angka-angkanya berturut-turut adalah :
n= dk.dk-1.dk-2...d2d1d0 atau
n= dk10k + dk-110k-1 + dk-210k-2 +.... + d2102 + d110 + d0
dengan 0 ≤ di ≤ 9 untuk i= 0,1,2...... k dan dk ≠ 0
Menurut teorema 5.8 10n ≡ 1 (mod 9) untuk n = 0,1,2,3,... sehingga
n ≡ dk (1)+ dk-1(1)+ dk-2(1)+....+ d2 (1)+ d1(1)+ d0 (mod 9)
n ≡ dk + dk-1+ dk-2+....+ d2 + d1+ d0 (mod 9)
jadi bilangan bulat n kongruen modulo 9 dengan jumlah angka-angkanya

Contoh 5.10
Periksalah kebenaran penjumlahan berikut ini dengn prinsip diatas.
248 + 324 + 627 = 1244
Jawab :
248 ≡ 2 + 4 + 8 (mod 9)
≡ 14 (mod 9)
≡ 5 (mod 9)
324 ≡ 3 + 2 + 4 (mod 9)
≡ 9 (mod 9)
≡ 0 (mod 9)
627 ≡ 6 + 2 + 7 (mod 9)
≡ 15 (mod 9)
≡ 6 (mod 9)
Jadi, 248 + 324 + 627 ≡ 50 + 6 (mod 9)
≡ 11 (mod 9)
≡ 2 (mod 9) ……………….. (i)
Sedangkan 1244 ≡ 1 + 2 + 4 + 4 (mod 9)
≡ 11(mod 9)
≡ 2 (mod 9) ………………. (ii)
Dari kekongruenan (i) dan (ii) berarti : 248 + 324 + 627 = 1244 (benar)
Jika a ≡ b (mod m) dan c ≡ d (mod m) maka ac ≡ bd (mod m) prinsip ini dapat digunakan
untuk memeriksa kebenaran suatu perkalian.
Contoh 5.11

3
Benarkah 84 x 428 = 35.952
Jawab :
84 ≡ 8+4 ≡ 12 ≡ 3 (mod 9)
428 ≡ 4+2+8 ≡ 14 ≡ 5 (mod 9)
Maka 84 x 428 ≡ 3 x5 (mod 9)
≡ 15 (mod 9)
≡ 6 (mod 9).................... (i)
Sedangkan 35.952 ≡ 3+5+9+5+2 ≡ 24 ≡ 6 (mod 9).........(ii)
Dari (i) dan (ii) disimpulkan bahwa 84 x 428 = 35.952 (benar)

Contoh 5.12

10+11=30
Kita mengetahui bahwa10 + 11 ≡ 3 (mod 9) dan 30 ≡ 3 (mod 9)
Menurut cara pemeriksaan diatas 10 + 11 = 30 benar.
Tetapi kita mengetahui bahwa 10 +11 = 30 salah

Selain itu kekongruenan modulo 9 digunakan untuk menguji keterbagian suatu bilangan
bulat oleh 9. Suatu bilangan terbagi oleh 9 apabila dan hanya bila sisa pembagian itu nol.
n ≡ a (mod 9) apabila dan hanya apabila n dan a masing-masing mempunyai sisa yang
sama jika dibagi 9. Jadi, jika n ≡ a (mod 9) maka n terbagi oleh 9, apabila dan hanya apabila
terbagi oleh 9. Padahal n kongruen modulo 9 dengan jumlah angka-angkanya.
Jadi, suatu bilangan terbagi oleh 9 apabila dan hanya apabila jumlah angka-angkanya
terbagi oleh 9.

Contoh 5.13
(i) 7585 ≡ 7 + 5 + 8 + 75 ≡ 27 ≡ 9 (mod 9)
Karena 9│9 maka 9 │7587
(ii) 47623 ≡ 4 + 7 + 6 + 2 + 3 ≡ 22 ≡ 4 (mod 9)
Karena 9│4 maka 9 │47623
Suatu bilangan terbagi oleh 3 jika dan hanya jika jumlah angka-angkanya terbagi oleh 3.
Contoh 5.14
1. 12456 ≡ 1+2+4+5+6 ≡ 18≡9 (mod 9)
Karena 3│9 maka 3│12456
2. 42641≡ 4+2+6+4+1 ≡17 ≡ 8 (mod 9)

4
Karena 3 │ 8 maka 3 │ 42641
Contoh 5.15
5134216 terbagi oleh 4, sebab 16 (2 angka terakhir) terbagi oleh 4.
Dengan cara yang mirip dengan keterbagian oleh 4, turunkanlah suatu aturan keterbagian
suatu bilangan pada 8.
Suatu bilangan terbagi oleh 8 apabila dan hanya apabila bilangan yang dinyatakan oleh 3
angka terakhir dari bilangan itu terbagi oleh 8.

Contoh 5.16
17256 terbagi oleh 8, sebab 256 (3 angka terakhir) terbagi oleh 8.

Berikut ini dipelajari keterbagian suatu bilangan oleh 11.


jika n = ak, ak-1, ak-2, … a1 a0 maka n terbagi oleh 11 bila dan hanya bila
((a0 + a2 + a4 + … ) – (a1 + a3 + a5 + … )) terbagi oleh 11
Contoh 5.17
1). 180829 terbagi oleh 11 karena (9 + 8 + 8) – (2 + 0 + 1) = 22 terbagi oleh 11
2). 29183 terbagi oleh 11 karena (3 + 1 + 2) – (8 + 9) = -11 terbagi oleh 11.

Selain penggunaan diatas, kekongruenan dapat digunakan untuk masalah-masalah seperti


berikut ini.
Tentukan sisa, jika 2050 dibagi 7 ?
20 ≡ -1 (mod 7)
2050 ≡ (-1)50 (mod 7)
2050 ≡ 1 (mod 7)
Jadi, 2050 : 7 bersisa 1.

5
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kekongruenan bilangan modulo 9 dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran perkalian
dan penjumlahan bilangan-bilangan bulat.

kita ketahui bahwa:


10000 - 1 = 9999 = 9K1 Sehingga 10000 = 1 (mod 9)
1000 - 1 = 999 = 9K2 Sehingga 1000 = 1 (mod 9)
100 - 1 = 99 = 9K3 Sehingga 100 = 1 (mod 9)
10 - 1 = 9 = 9K4 Sehingga 10 = 1 (mod 9)

6
Daftar pustaka

Sukirman. 2006. Pengantar teori bilangan. Yogyakarta ; hanggar kreator

Anda mungkin juga menyukai