Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 8 :

1. REZKIWATI RACHMAN
2. NADYA SETYASTUTI IMRAN
3. IFA UMIAH
A. Bilangan Prima
Kita telah mengenal dua bilangan bulat positif saling prima ( prima relative
atau koprima), yaitu faktor persekutuan terbesar dari dua bilangan itu sama dengan
1.Apabila adalah bilangan bulat positif sedemikian sehingga =1, maka dikatakan
bahwa saling prima pula. Tetapi, jika untuk setiap I, j= 1, 2, 3,…, n dengan i , maka
dikatakan bahwa bilangan-bilangan bulat positif saling prima dua-dua atau saling
prima sepasang demi sepasang.
Contoh:
1) Karena (5,8,9) =1 , maka 5,8,9 dikatakan 3 bilangan uyang seling prima dan
sekaligus saling prima sepasang demi sepasang , karena (5,8) = (5,9) = (8,9)=1
2) Karena (3,9,4,8 )= 1 maka 3,4,8, dan 9 adalah 4 bilangan yang saling prima,
tapi bukan merupakan 4 bilangan yang saling prima sepasang demi sepasang , sebab
(3,9)=3 dan (4, 8)= 4, meskipun (3,4)=(3,8)=(9,4)=1
Misalakan a dan b bilangan bulat positif, maka menurut algolritma pembagi ada
bilangan bulat q dan r sedemikian sehingga
b= qa+r dengan 0
Apabila diketahui (a,r) = 1 , aka menurut teorema FBP yaitu jika b= aq+r, maka (b,a)
=(a,r),oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa (a,b)=1. Hal ini dapat
dikatakan bahwa apabila sisia pembagian b oleh a saling prima dengan a, maka b
saling prima dengan a pula.
Bilangan bulat positif yang lebih dari1 dan tidak mempunyai
factor bulat positif kecuali 1 dan bilangan bulat itu sendiri
sisebut bilangan prima. Bilang bulat positif yang lebih dari 1 dan
bulan bilangan prima disebut bilangan kompisit (tersususn).
Barisan bilangan prima: 2,3,5,7,11,13,17…
Barisan bilangan komposit : 4,6,8,10,12,14,15…
Perhatikan bahwa 1 bukan bilangan prima dan bukan bilangan
komposit pula. Satu (1) disebut unit. Jadi himpunan semua
bilangan positif (bilanga asli) terbagi dalam 3 himpuna bagian
yang saling lepas yaitu:
1) Himpuna semua bilanga prima
2) Himpunan semua bilangan komposit
3) Himpunan unit
Perhatikan suatu bilangan positif , misalnya 210, maka
210 dapat diuraiak atas faktor-faktor prima, yaitu:
 210 = 2.3.5.7 atau
210 =3.7.2.5 atau
210 = 7.3.5.2 atau yang lainya
Perbedaan penguraian dari 210 atas factor-faktor prima
hanya berbeda pada urutan factor-faktornya saja. Hal ini
merupaka suatu contoh bahwa suatu bilangan bulat positif yang
lebih besar dari 1 dapat dinyatakan sebagai pekalian bilangan
prima tertentu.
Bentuk perkalian bilangan prima itu adalah tunggal,
kecuali urutan dari bilanga prima tersebut. Hal ini sering Teorema
Faktorisasi Tunggal, teorema berikut akan digunakan untuk
membuktikan faktorisasi tunggal.
Teorema 4.1:
Setiap bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1
dapat dibagi oleh suatu bilanga prima.
Bukti :
Ambil sembarang bilanga bulat positif n 1. Apabila n
suatu bilang prima, maka ,berarti teorema telah terbukti.
Apabila n suatu bilanga komposit, maka n mempunyai
factor bulat positif selain 1 dan n sendiri, misalkan d1 , yaitu .
Segingga ada bilang positif n1 sedemikian
sehingga: n1= d1n1 dengan 1
Jika n1 suatu bilang prima ,maka , sehingga teorema
terbukti. Tetapi jika n1 suatu bilangna komposit, maka
n1 mempunyai faktor bulat positif selain 1 dan n, misalnya d2,
yaitu sehingga ada bilangan bulat positif n2 sedemikian
sehingga : n1= d2n2 dengan 1
Jika n2 suatu bilangan prima, maka . Jadi n terbagi oleh
bilangn prima n2, berarti teorema terbukti. Tetapi jika n2 suatu
bilangna komposit, maka n2 mempunyai faktor bulat positif selain
1 dan n2, misalkan d3, yaitu .Ini berarti ada bilangan bulat positif
n3 sedemikian sehingga: n2= d3n2 dengan 1
Jika n3 suatu bilangan prima, maka . Karena dan ,
maka . Jadi n terbagi oleh bilangn prima n3, berarti teorema
terbukti. Tetapi jika n3 suatu bilangna komposit, maka proses
seperti diatas dapat dilanjutkan sedemikian sehingga diperoleh
suatu barisan : n dengan 1
Penguraian atas faktor-faktor komposit ini tentu berakhir
pada suatu factor prima, karena fsktor-faktoer tersebut selalu
lebih kecil dari bilangan yang difaktorkan dan selalu lebih besar
dari 1. Misalkan pemfaktoran tersebut berakhir pada factor
prima nk, maka: , ,..., dan , sehingga .
Bukti alternatif lain :
Karena n suatu bilangan positif yang lebih besar dari 1,
maka n mempunyai sekurang-kurangnya satu factor bulat positif,
katakan n sendiri. Sehingga n mesti mempunyai faktor bulat
positif terkecil, misalnya q, maka q adalah suatu bilangan prima.
Sebab jika q bukan bilangan prima, maka q= q1q2 dengan
1 sehingga q1 adalah faktor bulat positif dari n, tetapi karena q
merupakan faktor bulat positif terkecil dari n, maka terdapat
kontradiksi.
Memperhatikan teorema diatas , suatu bilangan bulat
positif yang lebih besar dari 1 selalu terbagi oleh suatu bilangn
prima, maka hasil baginya pun akan terbagi dengan suatu
bilangan prima pula. Dan hasil bagi berikutnya
pun sedemikian pula. Sehingga suatu bilangan bulat positif yang
lebih besar dari 1 dapat dinyatakan sebagai perkalian dari
ilangan prima tertentu.
Teorema 4.2 :
Setiap bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 adalah suatu bilang prima
atau bilang itu dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan-bilangan prima.
Bukti:
Ambil sembarang bilangan bulat positi n . Menurut teorema4.1, maka
ada sutu bilngan p1 sedemikian sehingga . Sehingga ada suatu bilangan n1,
sehingga: n= p1n1 dengan 1
Jika n1=1, maka n=p1 sehingga n suatu bilang prima. Tetapi jika
n maka menurut torema pertama ada suatu bilangan prima p2 sedemikian
sehingga. Sehingga ada suatu bilangan bulat positif n2 , sehingga:
= p2n2 dengan 1
Jika n2=1 , maka n1=p2. Sehingga n=p1p2 berarti teorema terbukti.
Tetapi jika n2 , maka ada suatu bilangan prima p3 sedemikian sehingga:
= p3n3 dengan 1
Jika n3 = 1, maka n2 = p3 sehingga n=p1p2p3. Berarti teorema terbukti.
Tetapi Jika n3 , maka proses seperti diatas dapat dilanjutkan sehingga akan
berakhir pada nk=1 , maka diperoleh n= p1p2p3…pn, yaitu bilangan bulat
positif n , maka dinyatakn sebagai perkalian bilangan prima.
Suatu bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1
dapat di nyatakan sebagai perkalian bilangan bilangan
bilangan prima. mungkin saja di antara faktor-faktor prima
tersebut ada yang sama. Maka faktor-faktor yang sama dapat
di tulis sebagai bilangan berpangkat.

Contoh4.2
5544=2.2.2.3.3.7.11 dapat di tulis 5544 = hal ini secara
umung , jika n bilangan bulat positf yang lebih besar dari 1
dapat di nyatakan sebagai :
n = . . dengan adalah faktor- faktor prima dari n dan adalah
eksponen- eksponen darip,
Teorena 4.2 tersebut memudahkan untuk nentukan FPB dan
KPK dari dua bilangan bulat atau lebih yaitu dengan menyatakan
masing masing bilangan bulat itu k dalam bentuk kanoniknya . tetapi
sebelum itu,kita perlu mengenal terlebih dahulu notasi notasi berikut ini.
“min (a,b)”menyatakan nilai minimum dari a dan b .
“maks (a,b)” menyatakan nilai maksimun dari a dan b .
Misalnya : min (7,5) = 5 maks (8,3) = 8 dan Min (5,0,3) = 0
maks (7,4 ,5,0) = 7
Misalkan m,n dan t adalah bilangan bilangan bulat positif
yang lebih besar dari 1 yang bentuk- bentuk kanoniknya berturut turut
sebagai berikut:
m=
n=
t=
Maka FPB dan KPK berturut turut adalah
(m,n ,t) = dngan = min ( ) untuk i = 1,2,3,....,k.
[m,n,t ] = dengan = maks ( ) untuk i = 1,2,3,....,k.
Contoh 4.3
Tentukan FPB dan KPK dari 198, 216,dan 252
Penyesaian apabila tiga bilangan tersebut di uraikan atas faktor-
faktor prima maka diperoleh
198 =2.
216 =
252 =
Uraian atas faktor –faktor prma tersebut dapat di tulis
sebagai berikut :
198 =
216 =
252 = =
(198,216, 252) =
=.
= 18
(198,216, 252) =
=216
=16632
Apabila diberikan suatu bilangan bulat positif misalnya
2167 , apakah bilangan ini suatu bilangan prima ?untuk
menjawab pertanyaan ini kita mencoba-coba bilangan tersebut
dengan 2,3,4,5 dan seterusnya sampai suatu bilangan yang tidak
lebih dari bilangan tersebutapabila bilangan tersebut tak terbagi
oleh bilangan bilangan tersebut ,maka bilangan tersebut adalah
suatu bilangan prima cara ini jelas tidak evisien berikut ini
teorema yang memberikan batas sampai bilangan bulat positiir
mana kita berhenti membagi dan segera menyimpulkan bahwa
bilangan tersebut adalah bilangan prima
Teorema 4.3
Jika n suatu bilangan komposit ,maka n memiliki faktor k
dengan 1 k
Bukti : karna n suatu bilangan komposit maka ada bilangan-
bilangan positif k dan m sedemikian hingga km = n dengan 1 k n
dan 1 n
apabila k dan m kedua-duanya lebih besar dari yaitu k
dan m maka n =km . = n terdapat n n hal ini tidak mungkin .
oleh karena itu salah satu dari k atau m tidak lebih kecil
dari , misalnya k yaitu 1 k. Jadi n memiliki faktor k dengan
1 k.
Teorema 4.3 tersebut sama benarnya dengan kontra
posisinya yaitu apabila bilangan bulat positif n tidak memiliki
faktor k dengan 1 k maka n adalah suatu bilangan prima.
Dengan kontaposisi teorema 4.3 tersebut maka untuk
menentukan untuk menentukan apakah .2167 merupakansuatu
bilangan prima atau bukan kita harus coba membagi bilangan itu
dngan 2,3,4,5,...46, . Teteapi ingat bahwa 2167 takterbagi oleh
2 maka 2167 takterbagi oleh kelipatan 2. Demikian pula 2167
tebarbagi oleh 3, maka 2167 tebarbagi oleh kelipatan
3.demikian seterusnya sehingga kiatacukub mencoba-coba
membagi bilangan tersebut dengan dengan bilangan- bilangan
prima yang kurang dari 46.
Dari contoh tersebut kita dapat memperketat syarat perlu
dari teorema 4.3 sehinga diperoleh teorema sebagai berikut
Teorema 4.4
Jika bilangan bulat positif n tidak memiliki faktor prima p
dengan 1 p , maka n suatu bilangan prima.
Buktikan teorema tersebut dengan dengan menyatakan
terlebih dahulu kontra posisinya, yaitu Jika n suatu bilangan
kompositif, maka n memilki faktor prima p dengan 1 p
B. Faktorisasi Tunggal
Pada sub bab sebelumnya telah dibicarakan bahwa
bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 terbagi oleh suatu
bilangan prima, sehingga setiap bilangan bulat positif yang lebih
besar dari 1 adalah suatu bilangan prima atau bilangan itu
dapat dinyatakan sebagai perkalian dari bilangan-bilangan
prima tertentu. Pada sub ini kita akan mempelajari bahwa suatu
pemfaktoran suatu bilangan bulat positif atas faktor-faktor prima
adalah tunggal, sehingga kita mengenalnya sebagai faktorisasi
tunggal. Tetapi sebelum membicarakan faktorisasi tunggal , kita
akan mempelajari beberapa teorema sebagai persiapan untuk
mempelajari faktorisasi tunggal.

Teorema 4.5:
Jika p suatu bilangan prima dan p| ab. Maka p|a atau p|b
Bukti:
Karena p suatu bilangan prima,maka untuk sembarang
bilangan bulat a berlaku (a,p) = 1 atau (a,p) =p. jika (a,p)=1 dan
p|ab, kita pernah membuktikan bahwa p|b. Buktikanlah kembali. Jika
(a,p) = p maka p|a. Jadi terbukti bahwa p|a atau p|b.
Teorema 4.5 ini dapat diperluas untuk bilangan-bilangan
a1,a2,a3,…an, yaitu : Jika p suatu bilangan prima dan p|a1 a2 a3 …an,
maka p|ai untuk setiap i =1,2,3,…,n.
Bukti:
Kita akan membuktikan dengan induksi matematika pada n,
yaitu banyaknya faktor.Untuk n = 1,yaitu p|a1,jelas benar, Untuk
n=2, yaitu p|a1 a2, karena p suatu bilangan prima. Maka menurut
Teorema 4.5 p|a1 atau p|a2.
Diambil sebagai hipotesis induksi untuk t dengan 2 yaitu p
bilangan prima dan p |a1,a2,a3,…at maka p|ak untuk 2
Pandang p|a1,a2,a3,…an atau dapat ditulis sebagai p|
(a1,a2,a3,…an-1) (an), maka menurut Teorema 4.5 lagi diperoleh bahwa
p|a1a2a3…an-2 atau p|an-1.
Jika p|an-1 maka teorema terbukti.
Jika p|a1a2a3…an-2 maka proses diatas dapat diteruskan.
Berdasarkan hipotesis yang diambil, maka proses tersebut
mesti akan berhasil. Berati bilangan prima p membagi salah satu
dari a1a2a3…an.
Jika pada teorema 4.5 diambil kasus bahwa p,q,dan r masing-
masing bilangan prima dan p|qr maka p|q atau p|r ,yaitu p=q atau
p=r. karena p,q dan r masing-masing bilangan prima,kasus tersebut
dapat diperluas sebagai berikut :
Jika p, q1,q2,q3,…,qn semuanya bilangan prima dan
p|q1q2q3…qn maka P=qk untuk suatu k dengan 1
Selanjutnya kita akan membuktikan ketunggalan dari
faktorisasi prima dari suatu bilangan bulat positif. Teorema ini sering
disebut faktorisasi tunggal yang merupakan teorema dasar dalam
matematika.
Teorema 4.6
Pemfaktoran suatu bilangan bulat positif yang lebih besar
dari 1 atas faktor-faktor prima adalah tunggal,kecuali urutan
dari faktor-faktornya.
Bukti:
Pada teorema 4.2 kita telah membuktikan bahwa setiap
bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 adalah suatu
bilangan prima atau bilangan itu dapat dinyatakan sebagai
perkalian dari bilangan-bilangan prima tertentu. Sekarang kita
akan membuktikan bahwa faktor-faktor prima tersebut adalah
tunggal.
Ambil sembarang bilangan bulat positif n 1. Jika n suatu
bilang prima, maka n adalah faktornya sendiri. Jika n suatu
bilangan komposit dan diandaikan bahwa pemfaktoran n atas
faktor prima adalah tidak tunggal,misalnya n =
p1,p2,p3,…,pt dan n = q1,q2,q3,…qr dengan pi dan qj masing-
masing adalah bilangan prima untuk i = 1,2,3,…,r serta p1 dan
q1.
Karena n = p1p2 …pt maka p1|n sehingga p1|q1q2q3…qr
dan selanjutnya menurut perluasan teorema 4.5,maka p1-qk untuk suatu
k dengan 1 dan mengingat q1.
Karena n =q1q2…qr maka q1|n sehingga q1 |p1p2…pt. dan
menurut perluasan teorema 4.5,maka q1=pm.untuk suatu m denga
1 dan mengingat p1.
Karena p1 sehingga dari permisalan n di atas kita
memperoleh bahwa p2,p3…pt=q2q3…qr. Bila proses ini
diteruskan,maka kita akan memperoleh bahwa p2=q2sehingga
p3 p4…pt=q3q4…qr. P3=q3 sehingga p4 p5…pt=q4 q5 …qr dan
seterusnya.
Apabila t=r maka proses tersebut akan berakhir pada
pt=qr dan teorema terbukti. Tetapi apabil t maka akan diperoleh
bahwa :
1=q1+1 q1+2 q1+3…qr.
Hal ini mustahil,karena qt+1qt+2qt+3…qr adalah bilangan-
bilangan prima,maka haruslah t=r sehingga :
P1=q1.p2=q2.p3=q3…pt=qr
Ini berarti bahwa bilangan bulat positif n tersebut hanya
dapat dinyatakan sebagai hasilkali faktor-faktor prima secara
tunggal.
Pembuktian yang lebih singkat dari teorema faktorisasi
tunggal tersebut menggunakan induksi mstematik ini dengan
memperhatikan petunjuk berikut.
Apakah teorema benar untuk n = 2 ?
Sebagai hipotesis,misalkan teorama benar untuk suatu
bilangat bulat positif n dan harus ditunjukan bahwa teorema
benar untuk n = k+1.
Misalkan k +1 = p1 p2 …pt = q1q2q3…qr dengan pt dan
qr masing-masing adalah bilangan prima … dan seterusnya
seperti bagian pembuktian diatas sehingga diperoleh p1=q1 dan
p2 …pt =q2q3…qr. Bilangan ino lebih kecil atau sama dengan k.
mengingat hipotesis ,maka teorema benar untuk n=k+1.

Dengan demikian terbukti teorema tersebut.


Kita mengetahui bahwa banyaknya bilangan asli adalah tak
terhingga dan setiap bilangan bulat positif dapat difaktorkan atas
faktor-faktor prima. Apakah banyaknya bilangan prima itu tak
berhingga pula?
Euclides membuktikan dengan bukti tak langsung ( bukti dengan
kontraiksi) bahwa banyaknya bilangan prima adalah tak berhingga.
Misalkan , , , ,… adalah urutan bilangan-bilangan prima dan
andaikan ada bilangan prima terbesar, misalkan , sekarang dibentuk
suatu bilangan positif :
Karena , menurut teorema 4.1, maka N dapat dibagi oleh
suatu bilangan prima, sehinga N dapat dibagi oleh sekurang-
kurangnya satu bilangan prima dari :
Misalnya bilangan prima dengan yang membagi N
yaitu dengan dan maka
Hal ini tidak mungkin, karena adalah suatu bilangan prima.
Oleh karena itu pengandaian bahwa ada bilangan prima terbesar
adalah tidak benar; sehingga pengandaian itu salah dan diperoleh
bahwa tak ada bilangan prima tersebut. Atau dengan kata lain bahwa
banyaknya bilangan prima adalah tak berhingga.
Hal ini dikenal sebagai Teorema Euclides sebagai berikut :
Teorema 4.7 (Teorema Euclides)
Banyaknya bilangan prima adalah tak berhingga.
Apakah N tersebut suatu bilangan prima?
Misalkan kita memulai untuk bilangan prima pertama
yaitu 2, maka kita peroleh :
Tunjukkan bahwa tersebut masing-masing adalah bilangan
prima. Selanjutnya tentukanlah . Tunjukkan bahwa ini bukan
bilangan prima!
Suatu pertanyaan yang jawabannya belum diketahui,
apakah ada tak berhingga k sedemikian hingga suatu bilangan
prima pula. Demikian pila, apakah ada tak berhingga bilangan
komposit ?
Perhatikan barisan bilangan prima 2,3,5,7,..., . adalah
bilangan prima ke-n. Sekarang kita tentukan suatu batas atas
dari barisan bilangan prima tersebut.
Pada pembuktian Teorema Euclides di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa :
Contoh :
Jika n=3, maka ketidaksamaan itu menjadi Ketidaksamaan ini
menunjukkan bahwa bilangan prima ke-4 kurang dari 126. Pendekatan yang
lebih baik diberikan pada teorema berikut ini.
Teorema 4.8 :
Dalam suatu barisan bilangan prima, jika menyatakan bilangan
prima ke-n, maka:
Bukti :
Gunakan induksi matematik pada n.
Untuk n=1 diperoleh yaitu . Benar, karena bilangan prima pertama adalah 2.
Diasumsikan benar untuk n=k, yaitu :
Selanjutnya, harus dibuktikan bahwa teorema benar untuk n= k+1,
yaitu . Perhatikan bahwa :
Mudah ditunjukkan bahwa , yaitu deret geometri dengan rasio 2.
Sehingga diperoleh :
Karena untuk setiap bilangan asli k maka ketidaksamaan itu menjadi:
Karena teorema benar untuk n=1, benar untuk n=k, dan telah
ditunjukkan benar untuk n=k+1, maka teorema benar untuk setiap bilangan
asli n.
Berdasarkan teorema diatas, maka bilangan prima ke (n+1), yaitu . Sehingga
banyaknya bilangan prima yang lebih kecil dari tidak kurang dari (n+1) buah. Jadi untuk ,
maka ada paling sedikit n+1 buah bilangan prima yang lebih kecil dari .
Simpulan
1. Bilangan bulat positif yang lebih besar dari satu dan tidak mempunyai faktor bulat positif
kecuali 1 dan bilangan bulat itu sendiri disebutbilangan prima . bilangan bulat positif yang
lebih besar dari 1 dan bukan bilangan prima disebut bilangan komposit(tersusun).
2. Setiap ilangan bulat positif yang lebih besar dari 1dapat di bagi oeh satu bilangan
prima.
3. Setiab bilangan bulat positif yang lebih dari 1 adalah suatu bilangan prima atau
bilangan tersebut dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima.
4. Jika n suatu bilangan positif yang lebih besar dari satu maka n dapat dinyatakan
sebagai n = dengan adalah faktor faktor prima dari n dan adalh eksponen eksponen bulat
tak negatif bentuk ini representasi dari n sebagai perkalian bilangan- blanban prima atau
sering pula di sebut bentuk kenonik dari n.
5.Jika n,m dan t adalahbilangan- bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 yang
bentuk- bentuk kenoniknya berturut-turut sbb m= n = ;t = , maka FPB dan KPK dari m,n,dan
t berturut-turut adalah (m,n ,t) = dngan = min ( ) untuk i = 1,2,3,....,k. [m,n,t ] = dengan =
maks ( ) untuk i = 1,2,3,....,k.
6. Jika n suatu bilangan komposit maka n tidak memiliki faktor k dengan 1 k ,atau
dikatakan :jika bilangnan bulat positif n tidak memiliki faktor k dengan1 k , maka n suatu
bilangan prima.

Anda mungkin juga menyukai