Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah garis lurus pada ruang hingga selesai.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Widyastuti, S.PD., M.PD selaku
dosen pengampu mata kuliah Geometri Analitik Ruang yang telah memberi arahan dan bimbingan
kepada kami untuk menyusun makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan doa, motivasi, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi
penyampaiannya. Dengan menyadari hal tersebut maka kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan selanjutnya. Namun demikian, kami berharap makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi berbagai pihak yang membutuhkan.
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2
A. Persamaan Garis Lurus pada Ruang.............................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri. Karena
merupakan objek elementer. Garis biasanya tidak didefinisikan. Garis lurus adalah garis yang
menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat. Persamaan garis lurus merupakan persamaan
dimana variabel x dan y memiliki pangkat tertinggi yaitu satu. Adapun bentuk umum persamaan
garis lurus yaitu ax+by+c=0. Dalam sebuah sistem koordinat jika terdapat dua buah garis, maka
terdapat tiga kemungkinan yaitu garis tersebut sejajar, berimpit ataupun berpotongan. Dimana
masing-masing dari ketiga hal tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam materi geometri analitik
sebelumnya telah dijelaskan tentang cara menggambar sebuah grafik yaitu dengan memisalkan
sebarang nilai x dari berbagai titik untuk mencari titik koordinat yang selanjutya akan dihubungkan
menjadi sebuah garis lurus yang mana telah kita ketaui sebelumnya bahwa garis tersebut merupakan
hasil dari kumpulan titik-titik yang tak hingga batasnya. Namun terkadang dengan metode tersebut
kita sering kesulitan untuk mencari titik potong dari grafik tersebut. Adapunn untuk memahami lebih
lanjut tentang materi garis lurus, pada makalah ini kami akan membahas materi kelanjutan dari garis
lurus yaitu mengenai perpotongan garis-garis.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebuah garis lurus pada ruang dapat dipandang sebagai garis potong dua bidang datar.
Sebagaimana halnya garis-garis yang dikenal seperti sumbu X, Y dan Z. Sumbu X merupakan
garis potong bidang XOY dan bidang XOZ ditulis dengan y = 0, z = 0 . Sumbu Y merupakan
garis potong bidang XOY dan bidang YOZ, ditulis x = 0, z = 0. Sedangkan sumbu Z
2
Garis-garis yang sejajar
k sumbu-sumbu koordinat
x a
zk
Gambar 4.2 Garis-Garis Sejajar Sumbu Koordinat
Garis sejajar sumbu Z:
x a
yp
Bilangan arah dari garis tersebut dapat dicari dengan mengubah bentuk garis tersebut ke
x mz p
bentuk
y nz q
B1C1 B1D1
B2C2 B2D2
m= A1B1 dan p= A1B1 .
A2B2 A2B2
3
C1A1 D1A1
C2A2 D2A2
Dengan mengeliminir x dari persamaan, diperoleh n = A1B1 dan q = A1B1
A2B2 A2B2
B1C1 C1A1
B2C2 C 2 A2
Jadi bilangan arah dari garis itu adalah A1B1 , A1B1 ,1
A2B2 A2B2
atau B 1 C1 C1 A1 A1 B1
B 2 C 2 , C2 A2 , A2 B2 .
☞Contoh:
2 5 5 5 2
5 ,
, 10 10 6
6 5
5
Atau 4, -5, 2.
4
B. Persamaan Vektor Suatu Garis Lurus
a.
5
Maka dapat ditulis, v t TV .
Karena TV a maka v t a , dengan t = vektor tumpu dan a = vektor arah.
Hal ini berlaku untuk tiap vektor letak dari titik-titik pada garis itu.
x x1 a1
Atau dapat ditulis dengan vektor kolom y y1 a2
z z a
1 3
x x1 a1
yya
z 1 a 2
z
1 3.
x x1 y y1 z z
a1 a a
1
2 3
Untuk persamaan vektor dari garis yang melalui 2 titik A(x1, y1, z1) dengan vektor letak a dan
B (x2, y2, z2) dengan vektor letak b, dapat dicari sebagai berikut.
Ambil a sebagai vektor tumpu dan AB sebagai vektor arah, dapat ditulis
v = a + AB
v = a + λ (b – a) atau
x x1 x2 x1
y y1 y2 y1
z z zz
1 2 1
Dalam koordinat –koordinat cartesius persamaan ini menjadi
x x1 y y1 z z
x2 x1 y y z z1
2 1 2 1
1. Tentukan persamaan garis lurus melalui titik P(2, 3, 1) dan Q(3, 2, 4).
Penyelesaian:
x2
y3 z 1 ata x2 y3 z 1
u .
32 2 4 1 1 1 3
3
2. Tentukan persamaan garislurus melalui P sejajar dengan garislurus l jikalau P(1, 2, 2) dan
l: 3x - y = 2y - z = 2z - 5.
Penyelesaian:
x 1 y2 z
g: a dengan bilangan arah a, b, c.
2
b c
3x y 2z 5 0
Karena g ∥ l maka bilangan arah dari g = bilangan arah dari
l: 2 y 3z 5 0
2 2 3
Bilangan arah dari l dapat dicari yaitu 1 , ,
31 atau 7, 9, 6.
2 3 3 0 0 2
7
Sehingga persamaan garislurus melalui P sejajar dengan garislurus l adalah
x 1 y 2
z2
7 .
6
9
x x1 z z1
y , dimana a , dan a adalah bilangan-bilangan arah
y1 a
a b c 1 2 3
garis tersebut.
Ada tiga kemungkinan letak garis lurus terhadap bidang datar. Garis itu mungkin
memotong bidang datar, sejajar dengan bidang datar atau terletak seluruhnya pada bidang
datar tersebut.
Jika suatu garis memotong bidang datar maka titik potong keduanya dapat dicari
sebagai berikut.
Mencari koordinat titik-titik potong garis dan bidang datar berarti mencari harga-harga x, y
dan z yang memenuhi persamaan itu.
8
x x1 a
z z1
Misalkan x x1 y y1 =λ atau y y1 b Cari λ
a b c
z z1 c
1. Jika Ax1 + By1 + Cz1 + D ≠ 0 dan (Aa + Bb + Cc) ≠ 0 maka diperoleh 1 harga λ.
2. Jika Ax1 + By1 + Cz1 + D = 0 dan (Aa + Bb + Cc) ≠ 0 maka λ = 0 dan titik potong
berarti garis tidak memotong bidang datar atau garis sejajar bidang datar. Hal ini
berarti garis sejajar bidang datar jika garis itu tegak lurus normal bidang datar.
4. Jika Aa + Bb + Cc = 0 dan Ax1 + By1 + Cz1 + D = 0 maka garis sejajar bidang datar
dan mempunyai titik persekutuan dengan bidang. Hal ini berarti garis terletak
☞Contoh:
Misalkan titik potong garis dan bidang adalah (x0, y0, z0 ) untuk suatu harga λ = λ0, maka
berlaku
atau 8 λ0 = 4 λ0 = ½.
Masukkan harga λ0 = ½ pada persamaan garis diperoleh titik potong garis dan bidang, yaitu
2. Carilah persamaan garis melalui titik (2,-3,4) dan tegak lurus bidang 5x+3y+4z +1= 0.
Penyelesaian:
10
x2 y3 z4
Jadi persamaan garis yang ditanyakan adalah
4 .
5 3
Penyelesaian:
dengan menunjukkan bahwa garis sejajar dengan bidang dan keduanya mempunyai titik
sekutu.
Perhatikan bahwa hasil kali bilangan arah- bilangan arah tersebut, yaitu 0.1 + 1.4 + 1 (-4) = 0.
Artinya garis tegaklurus normal bidang. Ini berarti garis sejajar bidang.
Karena garis sejajar bidang dan mempunyai titik sekutu maka dapat dikatakan bahwa x = 0,
b. Jika diketahui persamaan garisnya A1x+ B1y + C1z + D1 = 0, A2x + B2y + C2z + D2 = 0, dan
A1x B1 y C1z D1 0
AxByCzD0
2 2 2 2
AxByCzD0
3 3 3 3
11
Koordinat-koordinat titik potong tersebut
A1 B1C1
A2 B2C2
A3 B3C3
Jika ∆ = 0 maka tidak terdapat titik potong yang berarti garis sejajar bidang datar.
☞Contoh:
Penyelesaian:
persamaan berikut.
x y 1 0
2x 3y z 5
2x y 5z 7 0
1 1 0
2 3 1 atau x = 2, y = -1 dan z = -2.
2 1 5
Jadi titik potong garis dan bidang adalah (2, -1, -2).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cara mencari biangan arah dari garis :
, ,
14
15
• Jika Aa + Bb + Cc = 0 dan Ax1 + By1 + Cz1 + D ≠ 0 maka tidak terdapat harga λ. Ini
berarti garis tidak memotong bidang datar atau garis sejajar bidang datar. Hal ini
berarti garis sejajar bidang datar jika garis itu tegak lurus normal bidang datar.
3.2 Saran
Penulis mengetahui bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan baik itu
kesalahan kecil maupun besar. Jadi kami sebagai penulis mengharapkan kritik ataupun saran yang
membangun untuk kedepannya kami bisa lebih baik lagi dalam penyusuna makalah.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Howard. 1984 Calculus With Analitic Geometry. Second Edition. New
York: John Wiley & Sons.
Coxeter, H.S.M.1969. Introduction To Geometry. New York: John Wiley.
Hadiwidjojo, Moeharti.1975. Ilmu Ukur Analitik Ruang, Bagian III. Yogyakarta:
FKIP IKIP Yogyakarta.
Johnson, R.E & Kiokemeister.1965. Calculus With Analitic Geometry. Third
Edition New Delhi: Prentice-Hall Of India (Private) Ltd.
Purcell, Edwin J & varberg.1987.Kalkulus dan Geometri Analitis (Terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
Travers, K. 1987. Geometry. Homewood, IL: Laidlaw Brothers.
17