Disusun oleh :
Bismillah hirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil alamin
Wa bihi nastaainu ala umuriddun ya waddin
Assholatu wassalamu’ala asyrofil ambiya’ wal mursalin
Sayyidina wa maulana muhammadin wa ala alihi asoh bihi ajmain
Amma ba’du…
Pertama-tama marilah kita panjatkan rasa syukur kita kehadirat Allah Subhanahu
Wata’ala .. yang telah memberikan limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya. Dan
tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda besar
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. beserta kerabat, sahabat dan seluruh
pengikut beliau hingga akhir zaman.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan semaksimal mungkin, diluar itu, penulis
sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi . Oleh
sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata bagi pembaca .
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I : Penahuluan...........................................................................................................1
BAB II : Pembahasan........................................................................................................3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari
kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah).
Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka
itulah orang-orang yang lengah .” (Q.S. Ar-A’raf/7 :179)1
1.4 Manfaat
Insyaallah dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengertian
manusia dalam agama islam, mengenai awal pnciptaan manusia,
tujuan manusia diciptakan, dan apa tugas manusia diciptakan.
Semoga bermanfaaat untuk pembaca makalah ini, Aamiin...
1
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya., h. 251-252.
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Penciptaan Manusia Dalam Islam
2
Muhammmad Munir Mursyi, Al-Tarbiyat al-Islamiyyat: Ushuluha wa Tathawwuruha
filbilad al-‘Arab, Kahirat: ‘Alam al-Kitab, 1986, hal. 16.
3
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005,
hal. 3. Siti Khasinah
Firman Allah dalam surah At-Tin/95: 4, yang berbunyi:
ُث َّم َخ َل ْق َنا ال ُّن ْط َف َة َع َل َق ًة َف َخ َل ْق َنا ْال َع َل َق َة مُضْ َغ ًة َف َخ َل ْق َنا ْالمُضْ َغ َة
هّٰللا
ُ ار َك َ عِ ٰظمًا َف َك َس ْو َنا ْالع ِٰظ َم َلحْ مًا ُث َّم اَ ْن َشأْ ٰن ُه َخ ْل ًقا ٰا َخ ۗ َر َف َت َب
١٤ - اَحْ َسنُ ْال َخالِ ِقي ۗ َْن
4
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya., h. 1076.
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian, air
mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik.”
(Q.S Al-Mu’minun/23:12-14) 5
Setelah Allah SWT menciptakan nabi Adam dari tanah. Allah ciptakan pula
Hawa dari Adam, sebagaimana firman-Nya :
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri, kemudian Dia jadikan daripadanya
istrinya … .” (Az Zumar : 6)
“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia
menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya … .” (Al A’raf : 189)
Dari Adam dan Hawa ‘Alaihimas Salam inilah terlahir anak-anak manusia di
muka bumi dan berketurunan dari air mani yang keluar dari tulang sulbi laki-laki
dan tulang dada perempuan hingga hari kiamat nanti.6
5
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya., h. 527.
6
Tafsir Ibnu Katsir juz 3 halaman 457
Allah SWT menempatkan nuthfah (yakni air mani yang terpancar dari laki-
laki dan perempuan dan bertemu ketika terjadi jima’) dalam rahim seorang ibu
sampai waktu tertentu. Dia Yang Maha Kuasa menjadikan rahim itu sebagai
tempat yang aman dan kokoh untuk menyimpan calon manusia. Dia nyatakan
dalam firman-Nya :
Dari nuthfah, Allah jadikan ‘alaqah yakni segumpal darah beku yang bergantung
di dinding rahim. Dari ‘alaqah menjadi mudhghah yakni sepotong daging kecil
yang belum memiliki bentuk. Setelah itu dari sepotong daging bakal anak
manusia tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian membentuknya memiliki
kepala, dua tangan, dua kaki dengan tulang-tulang dan urat-uratnya. Lalu Dia
menciptakan daging untuk menyelubungi tulang-tulang tersebut agar menjadi
kokoh dan kuat. Ditiupkanlah ruh, lalu bergeraklah makhluk tersebut menjadi
makhluk baru yang dapat melihat, mendengar, dan meraba.7
7
Misi penciptaan manusia adalah untuk penyembahan kepada sang pencipta,
Allah SWT. Pengertian penghambaan kepada Allah tidak boleh diartikan secara
sempit dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam sholat
saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia kepada hukum-hukum Allah
dalam menjalankan kehidupan di muka bumi ini, baik yang menyangkut
hubungan vertical maupun horizontal.
8
Maka jelaslah kesatuan manusia dan alam semesta ini dapat
terjaga dengan baik jika manusia dapat menjalankan fungsi
kekhalifahannya dimuka bumi ini. Manusia dibekali akal selain naluri
yang membedakan dengan hewan. Dan akal pula yang sering kali
membuat manusia memiliki agenda sendiri ketika melakukan
penciptaan, bahkan tak jarang bertentangan dengan misi penciptaan
dirinya. Islam merupakan sistem hidup yang tidak memisahkan antara
kehidupan dunia dan akhirat. Apa yang kita lakukan di dunia menjadi
rujukan dimana kelak Allah SWT akan menempatkan kita, surga atau
neraka.
Firman Allah swt.. dalam surah Al-Baqarah/2: 30, yang berbunyi :
ٰۤ ْ
ض َخلِ ْي َف ًة ۗ َقالُ ْٓوا اَ َتجْ َع ُل ِ ْرَ اْل ا ِى
ف ٌ
ل ِاع ج
َ ْي ِّ
ن ِا ة
ِ َ
ك ٕى
&
ِ َ َوا ِْذ َقا َل َرب
ِٕ ُّك لِل َم
ل
ُِك َو ُن َق ِّدسَ ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َو َنحْ نُ ُن َس ِّب ُح ِب َحمْ د
ُ ِف ْي َها َمنْ ُّي ْفسِ ُد ِف ْي َها َو َيسْ ِف
٣٠ - َل َك ۗ َقا َل ِا ِّن ْٓي اَعْ َل ُم َما اَل َتعْ َلم ُْو َن
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka
berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” (Q.S. Al-Baqaraah/2: 30)
Manusia diciptakan akan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.
Manusia bertugas menyuburkan bumi dengan menjalankan syariat. Untuk
menjalankan tugasnya, manusia dilengkapi dengan perangakat yang sempurna.
Perngakat itu dianugerahkan Allah secara bertahap, agar menusia dapat memiliki
waktu untuk mengembangaka potensi itu.
9
Pada saat lahir manusia, belum bisa melihat dan juga berbahasa seperti
sekarang. Mereka baru bisa mendengar. Setelah itu diberikanlah penglihatan,
kemudian ia mengembangkan organ-oragan geraknya agar dapat berdiri dan
berjalan, ia mendapatkan informasi berupa suara, warna, rasa, bau dan tekstur,
mulailah memiliki kemampuan berbahasa. Dia mulai dapat mempelajari hidup.
Aqalnya semakin berkembang. Saat akalnya berkembang inilah seharusnya
manusia diajarkan tentang Allah dan syariat yang dibebankan padanya. Sebab
pada masa ini, nafsu dan emosi manusia belum sempurna, sehingga akal masih
mendominasi fikiranya. Akal adalah elemen hati yang patuh kepada Allah. Emosi
dan keinginannya belum sempurna. Dia baru memiliki keinginan makan, minum,
perasaan sayang yang tulus, perasaan marah, sedih, senang,dsb. Jika pada masa ini
manusia diberi informasi dan pelatihan yang cukup tentang Allah, syariat, akhlak
mulia, tugas manusia, insya Allah manusia tersebut akan mudah menjalankan
tugas-tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini. Maka sangat penting nuntuk
mengembangkan akal secara maksimal pada tahap-tahap awal.
10
Allah mengajarkan manusia untuk menyembahNya agar manusia tidak
menyembah selain-Nya. Sebab nenyembah dan mencintai yang selain Dia akan
menyebabkan manusia menjadi resah gelisah dan gundah gulana.
Seharusnya kita sadar bahwa kita hanyalah makhluk suatu ciptaan. Allah
menciptakan kita bukan sekedar iseng. Allah menciptakan kita untuk suatu yang
besar,untuk menjadi khalifah di bumi. Tetapi kita sering melupakan Allah
disebabkan kita terlalu asyik dengan pekerjaan kita.
Firman Allah swt. :
“Dan tidaklah kita ciptakan langit dan bumi dan segalanya yang ada
diantara keduanya dengan bermain-main.” (QS. Al-Anbia’/21: 16).
- َف َذرْ ُه ْم َي ُخ ْوض ُْوا َو َي ْل َعب ُْوا َح ٰ ّتى ي ُٰلقُ ْوا َي ْو َم ُه ُم الَّ ِذيْ ي ُْو َع ُد ْو َن
٨٣
“Maka biarlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main
sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka.” (Q.S.Az-
Zukhruf/43: 83).
ِ ض َو ْال ِج َب
ال َفا َ َبي َْن ِ ْت َوااْل َر ِ ِا َّنا َع َرضْ َنا ااْل َ َما َن َة َع َلى الس َّٰم ٰو
ۙ ان َظلُ ْومًا َجه ُْواًل ۗ اَنْ يَّحْ م ِْل َن َها َواَ ْش َف ْق َن ِم ْن َها َو َح َم َل َها ااْل ِ ْن َس
َ انُ ِا َّن ٗه َك
٧٢ –
11
لِّيُع ِّذ هّٰللا
ِ ت َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َو ْال ُم ْش ِر ٰك
ت ِ ب ُ ْالم ُٰن ِف ِقي َْن َو ْالم ُٰن ِف َق َ َ
ࣖ ان هّٰللا ُ َغفُ ْورً ا رَّ ِح ْيمًا
َ ت َو َك ِ ۗ ب ُ َع َلى ْالم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤم ِٰن
وي ُت ْو هّٰللا
َ ََ
٧٣ -
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan
melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat
bodoh, sehingga Allah akan mengazab orang-orang munafik
laki-laki dan perempuan, orang-orang musyrik, laki-laki dan
perempuan; dan Allah akan menerima tobat orang-orang
mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Ahzab/33: 72-73)
2. Tugas Manusia
Manusia diciptakan akan Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini.
Manusia bertugas menyuburkan bumi dengan menjalankan syariat. Untuk
menjalankan tugasnya, manusia dilengkapi dengan perangakat yang sempurna.
Perngakat itu dianugerahkan Allah secara bertahap, agar menusia dapat memiliki
waktu untuk mengembangaka potensi itu.
12
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang
kekuasaan. Manusia menjadi khalifah berarti manusia memperoleh
mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi.
Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif yang
memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang
ada di muka bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Allah.
13
D. Pandangan Islam Terhadap Manusia
َو َمٓا ا ُ ِمر ُْٓوا ِااَّل لِ َيعْ ُب ُدوا هّٰللا َ م ُْخلِصِ ي َْن َل ُه ال ِّدي َْن ەۙ ُح َن َف ۤا َء َو ُي ِق ْيمُوا الص َّٰلو َة
٥ - الز ٰكو َة َو ٰذل َِك ِديْنُ ْال َق ِّي َم ۗ ِة
َّ َوي ُْؤ ُتوا
“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan
ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan)
agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”
(QS:98:5).
14
8
Desmita, Psikologi Perkembangan..., hal. 18-31.
9
Yusuf Qardhawi, Pendidikan dan Madrasah Hasan al-Banna, Jakarta: Bulan Bintang, 1994,
hal. 135.
2. Manusia Sebagai al- Nas
Manusia, di dalam al- Qur’an juga disebut dengan al- nas.
Konsep al- nas ini cenderung mengacu pada status manusia dalam
kaitannya dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan
fitrahnya manusia memang makhluk sosial. Dalam hidupnya
manusia membutuhkan pasangan, dan memang diciptakan
berpasang-pasangan seperti dijelaskan dalam surah an- Nisa’
15
3. Manusia Sebagai khalifah Allah
Hakikat manusia sebagai khalifah Allah di bumi dijelaskan dalam surah
al- Baqarah ayat 30:
ٰۤ ْ
َ َ ٓ ُ َ ً
ض خلِ ْيفة ۗ قال ْوا اتجْ َع ُلَ َ َ اْل ِّ َ
ِ ُّْك لِل َمل ِِٕ&ٕىك ِة ِانيْ َجاعِ ٌل فِى ا ر َ َوا ِْذ َقا َل َرب
ُِك َو ُن َق ِّدس َ ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َو َنحْ نُ ُن َس ِّب ُح ِب َحمْ د
ُ ِف ْي َها َمنْ ُّي ْفسِ ُد ِف ْي َها َو َيسْ ِف
٣٠ - َل َك ۗ َقا َل ِا ِّن ْٓي اَعْ َل ُم َما اَل َتعْ َلم ُْو َن
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka
berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami
bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui.” (Q.S. Al-Baqaraah/2: 30)
16
10
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 1994, hal. 162.
َفا َِذا قُ يت الص َّٰلوةُ َفا ْن َت ر ُْوا فِى ااْل َرْ ض وا ْب َت ُغ ْوا منْ َفضْ ل هّٰللا
ِ ِ ِ َ ِ ِش ِ َ ِض
١٠ - َو ْاذ ُكرُوا هّٰللا َ َك ِثيْرً ا لَّ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح ُْو َن
“Maka apabila telah selesai shalat, hendaklah kamu bertebaran di muka
bumi ini dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak
agar kamu beruntung.” (Q.S. Al-Jumu’ah/62: 10)
۞ ك ْال َح َج ۗ َر َ َواِ ِذ ا ْستَس ْٰقى ُم ْو ٰسى لِقَ ْو ِم ٖه فَقُ ْلنَا اضْ ِربْ بِّ َع
َ صا
ٍ ت ِم ْنهُ ْاثنَتَا َع ْش َرةَ َع ْينًا ۗ قَ ْد َعلِ َم ُكلُّ اُنَا
س َّم ْش َربَهُ ْم ۗ ُكلُ ْوا ْ فَا ْنفَ َج َر
٦٠ - ض ُم ْف ِس ِدي َْن ْرَ اْل ا ىف اوْ َ ثعْ َ ت اَلو وا ْشرب ُْوا م ْن رِّ ْزق هّٰللا
ِ ِ َ ِ ِ ِ َ َ
“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya,
lalu Kami berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!”
Maka memancarlah daripadanya dua belas mata air. Setiap
suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).
Makan dan minumlah dari rezeki (yang diberikan) Allah, dan
janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat
kerusakan.” (Q.S. Al-Baqarah/ 2 : 60).
17
ٰي َبن ِْٓي ٰادَ َم اَل َي ْف ِت َن َّن ُك ُم ال َّشي ْٰطنُ َك َمٓا اَ ْخ َر َج اَ َب َو ْي ُك ْم م َِّن ْال َج َّن ِة َي ْن ِز ُع َع ْن ُه َما
ُ اس ُه َما لِي ُِر َي ُه َما َس ْو ٰات ِِه َما ۗ ِا َّن ٗه َي ٰرى ُك ْم ه َُو َو َق ِب ْيلُ ٗه ِمنْ َحي
ْث اَل َت َر ْو َن ُه ۗ ْم َ لِ َب
٢٧ - ِا َّنا َج َع ْل َنا ال َّش ٰيطِ ي َْن اَ ْولِ َي ۤا َء لِلَّ ِذي َْن اَل ي ُْؤ ِم ُن ْو َن
“Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh
setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu
bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya
untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan
pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu
tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah
menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang
tidak beriman.” (Q.S. Al-A’raf /7: 27).
٤ - ت َرب ِِّه ْم ِااَّل َكا ُن ْوا َع ْن َها مُعْ ِرضِ ي َْن ِ َو َما َتأْ ِتي ِْه ْم مِّنْ ٰا َي ٍة مِّنْ ٰا ٰي
ٖف َيأْ ِتي ِْه ْم اَ ۢ ْنب ٰۤـؤُ ا َما َكا ُن ْوا ِبه
َ َف َق ْد َك َّذب ُْوا ِب ْال َح ِّق َلمَّا َج ۤا َء ُه ۗ ْم َف َس ْو
٥ - َيسْ َته ِْزء ُْو َن
“Dan setiap ayat dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada
mereka (orang kafir), semuanya selalu diingkarinya, Sungguh,
mereka telah mendustakan kebenaran (Al-Qur'an) ketika
sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada
mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka
perolok-olokkan.”(Q.S. Al-An’am/6: 4-5)
18
Namun selain memiliki potensi positif ini, manusia sebagai al- insan
juga mempunyai kecenderungan berprilaku negatif (lupa). Misalnya dijelaskan
dalam surah Hud:
٩ - ان ِم َّنا َرحْ َم ًة ُث َّم َن َزعْ ٰن َها ِم ْن ۚ ُه ِا َّن ٗه َل َئـ ُُٔ& ْوسٌ َكفُ ْو ٌر
َ َو َل ِِٕ&ٕىنْ اَ َذ ْق َنا ااْل ِ ْن َس
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat,
kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia
menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (Q.S. Hud/11:
9).
19
BAB III
PENETUP
A. Kesimpulan
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT yang
memiliki kelebihan dari makhluk lain, salah satu buktinya adalah kepatuhan
manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan
godaan syetan sedangkan kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena sudah
tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu . Oleh karena itu sebagai
manusia (makhluk ciptaan Allah) seharusnyalah kita senantiasa bersyukur atas
karunia dan kasih sayang-Nya, karna salah satu kunci kesuksesan adalah
bersyukur.
۞ َو َل َق ْد َكرَّ مْ َنا َبن ْ&ِْٓٓي ٰادَ َم َو َح َم ْل ٰن ُه ْم فِى ْال َبرِّ َو ْال َبحْ ِر َو َر َز ْق ٰن ُه ْم
٧٠ - ࣖ ت َو َفض َّْل ٰن ُه ْم َع ٰلى َك ِثي ٍْر ِّممَّنْ َخ َل ْق َنا َت ْفضِ ْياًل َّ م َِّن
ِ الطي ِّٰب
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan Kami
angkut mereka didarat dan dilaut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-
makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol.” ( QS. Al Isra
70).
Fungsi utama manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi
ini dan perannya sebgai khalifah sebagaimana yang ditetapkan Allah
SWT mencakup tiga poin yaitu belajar, mengajarkan ilmu, dan
membudayakan ilmu. Tenggung jawab manusia sebagai khalifah
yang berarti wakil Allah adalah mewujudkan kemakmuran di muka
bumi, mengelola dan memelihara bumi.
20
Sebenarnya Al Quran sudah membahas semua hal mengenai
fungsi, peran dan tanggung jawab manusia. Oleh karena itu manusia
wajib membaca dan memahami Al Quran agar dapat memahami apa
fungsi, peran dan tanggung jawabnya sebagai manusia, sehingga
dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna .
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: Toha Putra, 1989).
Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, Vol. 20, No. 2,
November 2017
Muthahhari, Murtadha, 1992. Perspetif Tentang Manusia dan Agama, Mizan, Bandung
22