Anda di halaman 1dari 8

A.

Pendahuluan
1. Deskripsi
Logika merupakan cabang ilmu dasar dalam matematika. Belajar logika
berarti belajar berpikir dan bernalar secara logis yang merupakan kegiatan akal
manusia dalam memanfaatkan pengetahuan yang diterima melalui panca indera,
kemudian diolah agar dicapai suatu kebenaran. Dengan belajar logika, seseorang
mampu memanifestasikan pikiran sehingga dapat mempertimbangkan, menganalisis,
menunjukkan alasan-alasan, membuktikan sesuatu, menarik kesimpulan, meneliti
suatu jalan pikiran, dan lain sebagainya. Dengan demikian tujuan mempelajari
logika matematika adalah agar pembelajar dapat berpikir lebih nalar, kritis, tepat,
konsisten, dan benar. Selanjutnya dengan mempelajari logika matematika dapat
diterapkan pemikiran-pemikiran matematis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
penerapan pemikiran modus ponens atau modus tollens.
Pada materi sebelumnya para telah belajar tentang tentang pengertian kalimat
dan pernyataan, dan aljabar proposisi. Pada bagian ini para mahasiswa akan
diarahkan untuk belajar dan mengkaji tentang aturan bukti bersyarat dan bukti tak
langsung (reductio ad absurdum). Berbekal dengan pengetahuan mengenai konsep
pernyataan, negasi dari suatu pernyataan, pernyataan majemuk (konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi), dan hukum- hukum aljabar proposisi seperti tautologi,
kontradiksi, dan kontingensi, mahasiswa diharapkan mampu membuktikan
keabsahan dari sebuah argumen, serta konsep aturan bukti bersyarat dan bukti tak
langsung
2. Capaian Pembelajaran
a. Dapat membuktikan sebuah argumen dengan menggunakan aturan bukti
bersyarat.
b. Dapat membuktikan sebuah argumen dengan menggunakan bukti tak langsung
(reductio ad absurdum)
B. Uraian Materi
1. Aturan Bukti Bersyarat
a. Penyajian Masalah
Kita akan mulai bagian ini dengan sebuah contoh pembuktian (dengan
metode langsung) kevalidan sebuah argumen dengan konklusi berupa implikasi.
Contoh 1.
Buktikan kevalidan argumen berikut: Jika kita mengadakan pesta, maka
kita harus mengundang Lina dan Beni. Jika kita mengundang Lina atau Beni,
maka kita harus mengundang Joko. Jadi, jika kita mengadakan pesta, maka kita
mesti mengundang Joko.
b. Rencana Penyelesaian
Dari contoh diatas dapat diketahui sebagai berikut:
Simbolisasi:
P: Kita mengadakan pesta.
Q: Kita mengundang Lina.
R: Kita mengundang Beni.
S: Kita mengundang Joko.
Premis-premis: P ⇒ (Q ∧ R), (Q ∨ R) ⇒ S
Konklusi: P ⇒ S
c. Pelaksanaan Penyelesaian
Pembahasanya bisa dilihat pada tabel 1 berikut
Tabel 1 Bukti Formal

1 P ⇒ (Q ∧ R) Premis 1
2 (Q ∨ R) ⇒ S Premis 2
3 ~P ∨ (Q ∧ R) 1 Implikasi Material
4 (~P ∨ Q) ∧ (~P ∨ R) 3 Distributif
5 ~P ∨ Q 4 Simplikasi
6 P⇒Q 5 Implikasi Material
7 ~(Q ∨ R) ∧ S 2 Implikasi Material
8 (~Q ∧ ~R) ∧ S 7 DeMorgan
9 (~Q ∧ S) ∧ (~R ∧ S) 8 Distributif
10 ~Q ∧ S 9 Simplikasi
11 Q⇒S 10 Implikasi Material
12 P⇒S 5,11 Silogisme Hipotesis

Menggunakan metode langsung untuk konklusi berbentuk implikasi seperti


contoh di atas tidaklah selalu mudah. Ketika mengalami kesulitan ada alat lain
yang disebut Metode Bukti Bersyarat (BB). Idenya berasal dari aturan
ekivalensi yang disebut Eksportasi/Importasi, yang diaplikasikan dalam bentuk
lebih umum berikut.
[(P1 ∧ P2 ∧ .. ∧ Pn) ⇒ (Q ⇒ R)] ≡ [(P1 ∧ P2 ∧ .. ∧ Pn ∧ Q) ⇒ R]

Keekivalenan ini meyakinkan kita bahwa argumen dengan premis-premis


P1, P2, .., Pn dan konklusi Q ⇒ R adalah ekivalen dengan argumen yang
premis- premisnya P1, P2, .., Pn, Q dan konklusinya R.
Jadi, pada Metode Bukti Bersyarat ada proses mendaftarkan Q sebagai
premis (tambahan) dan konklusi Q ⇒ R dalam bukti formal.
Sehingga pembuktian menggunaan Aturan Bukti Bersyarat menjadi seperti
pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Pembuktian menggunakan Aturan Bukti Bersyarat

1 P ⇒ (Q ∧ R) Premis 1
2 (Q ∨ R) ⇒ S Premis 2
3 P Bukti Bersyarat
4 Q∧R 1,3 Modus Ponen
5 Q 4 Silogisme
6 Q∨R 5 Penambahan
7 S 2,6 Modus Ponen
8 P⇒ S 3,7 Bukti Bersyarat

d. Forum Diskusi
Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam melakukan
pembuktian dengan Aturan Bukti Bersyarat, diskusikanlah bersama dengan
teman untuk permasalahan dari soal berikut.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Aturan Bukti Bersyarat.

e. Evaluasi
Dari permasalahan dan jawaban di atas dapat kita ketahui untuk cara
penyusunan Aturan Bukti bersyarat sebagai berikut.
1) Menulis premis-premis yang diketahui.
2) Menarik anteseden dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan) dan
konsekuennya merupakan konklusi dari argument (konklusi baru).
3) Menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian untuk
menemukan konklusi sesuai dengan konklusi baru.
Hal yang perlu diingat bahwa ABB dapat digunakan apabila konklusi
argumen tersebut merupakan implikasi.
2. Bukti Tak Langsung
a. Penyajian Masalah
Selain dengan cara Aturan Bukti Bersyarat masih ada cara lain untuk
membuktikan keabsahan argumen yaitu dengan Bukti Tak Langsung.
Perhatikan contoh permasalahan berikut.
Contoh 2
Jika Joko bermain sebagai bek, dan Sanip bermain di tim lawan, maka tim
wartawan akan menang. Tim wartawan tidak akan menang, atau tim itu akan
berada di peringkat terbawah. Tim wartawan tidak berada di peringkat
terbawah. Joko bermain sebagai bek. Jadi, Sanip tidak akan bermain di tim
lawan.
b. Rencana Penyelesaian
Dari contoh diatas dapat diketahui sebagai berikut:
J : Joko bermain sebagai bek P
S : Sanip bermain di tim lawan Q
W : Tim wartawan akan menang R
T : Tim wartawan berada di peringkat terbawah S
Premis-premis: (P ∧ Q) ⇒ R, ~R ∨ S, ~S, P
Konklusi: ~Q
c. Pelaksanaan Penyelesaian
Pembahasanya bisa dilihat pada tabel 3 berikut
Tabel 3. Pembuktian menggunakan Bukti Tak Langsung
1 (P ∧ Q) ⇒ R Premis 1
2 ~R ∨ S Premis 2
3 ~S Premis 3
4 P Premis 4
5 Q Premis Tambahan
6 P∧Q 4,5 Konjungsi
7 R 1,6 MP
8 S 2,7 SD
9 ~S ∧ S 3,8 Konjungsi
10 SALAH 9 Identitas
11 ~Q 5 Bukti Tak Langsung

d. Forum Diskusi
Untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam melakukan
pembuktian dengan Bukti Tak Langsung, diskusikanlah bersama dengan teman
untuk permasalahan dari soal berikut.
Buktikan keabsahan argumen berikut dengan Bukti Tak Langsung.

e. Evaluasi
Untuk melakukan pembuktian argumen dengan bukti tak langsung,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
1) Menulis premis-premis yang diketahui.
2) Menarik ingkaran dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan).
3) Dengan menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian
ditunjukkan adanya kontradiksi
4) Setelah ditemukan kontradiksi kita tinggal menggunakan prinsip Adisi dan
Silogisme Disjungtif .
C. Penutup
1. Rangkuman
Cara penyusunan Aturan Bukti bersyarat sebagai berikut.
1) Menulis premis-premis yang diketahui.
2) Menarik anteseden dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan) dan
konsekuennya merupakan konklusi dari argument (konklusi baru).
3) Menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian untuk menemukan
konklusi sesuai dengan konklusi baru.
Hal yang perlu diingat bahwa ABB dapat digunakan apabila konklusi
argumen tersebut merupakan implikasi.
Untuk melakukan pembuktian argumen dengan bukti tak langsung,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
1) Menulis premis-premis yang diketahui.
2) Menarik ingkaran dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan).
3) Dengan menggunakan aturan penyirnpulan dan hukum penggantian
ditunjukkan adanya kontradiksi
4) Setelah ditemukan kontradiksi kita tinggal menggunakan prinsip Adisi dan
Silogisme Disjungtif .
2. Tes Formatif
Pilihlah Jawaban yang paling tepat.
1) Pernyataan yang setara dengan “Jika harga BBM naik maka harga kebutuhan
pokok akan naik” adalah
A. Harga BBM naik dan harga kebutuhan pokok naik.
B. Harga BBM tidak naik atau harga kebutuhan pokok akan naik.
C. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok akan naik.
D. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok tidak naik.
E. Jika harga BBM tidak naik maka harga kebutuhan pokok akan turun
2) Untuk melakukan pembuktian argumen dengan bukti tak langsung, langkah-
langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut, kecuali ….
A. Menulis premis-premis yang diketahui.
B. Menarik anteseden dari konklusi menjadi premis baru.
C. Menarik ingkaran dari konklusi menjadi premis baru (premis tambahan).
D. Menggunakan aturan penyimpulan dan hukumpenggantian ditunjukkan
adanya kontradiksi.
E. Menggunakan prinsip Adisi dan Silogisme Disjungtif
3) Premis 1: Jika udara tidak tercemar, maka rumah segar.
Premis 2: Jika rumah segar, maka kupu-kupu bertelur.
Penarikan kesimpulan dari premis-premis tersebut adalah ….
A. Jika udara tercemar, maka kupu-kupu bertelur.
B. Jika udara tidak tercemar, maka kupu-kupu bertelur.
C. Jika udara tidak tercemar, maka kupu-kupu tidak bertelur.
D. Jika udara tidak tercemar, maka bukan kupu-kupu bertelur.
E. Jika bukan udara tercemar, maka kupu-kupu tidak bertelur.
4) Jika polisi tidak menerima suap atau tersangka berbohong, maka suatu
kejahatan terjadi. Ayah tersangka sedang keluar kota. Jika suatu kejahatan
terjadi, maka ayah tersangka sedang berada di kota.
Kesimpulan yang tepat pada soal diatas adalah …
A. Polisi menerima Suap
B. Tidak ada kejahatan
C. Polisi menerima Suap dan Ayah bukan tersangka
D. Tidak ada kejahatan terjadi
E. Jika Ayah tersangka keluar kota maka tersangka tidak berbohong
5) Diketahui premis berikut:
Premis 1: Jika Budi rajin belajar maka ia menjadi pandai.
Premis 2: Jika Budi menjadi pandai maka ia lulus ujian.
Premis 3: Budi tidak lulus ujian.
Kesimpulan yang sah adalah ….
A. Budi menjadi pandai.
B. Budi rajin belajar.
C. Budi lulus ujian.
D. Budi tidak pandai.
E. Budi tidak rajin belajar
Kunci jawaban
1. B

2. D
3. B
4. A

5. E

Anda mungkin juga menyukai