RANGKUMAN
TEORI BILANGAN
Disusun oleh
Nurjanah
13030051
Septia Nurvitaloka
12030071
10030113
Rani Retnoningsih
10030114
09030139
Tri Susanti
09030086
Dwi Purwaningsih
09030235
INDUKSI MATEMATIK
DAN TEOREMA BINOMIAL
A. INDUKSI MATEMATIK
Merupakan salah satu metode pembuktian dari banyak teorema dalam teori bilangan.
Merupakan salah satu argumentasi pembuktian suatu teorema atau pernyataan matematika
yang semesta pembicaraannya. Himpunan bilangan bulat atau lebih khusus bilangan bulat
asli.
1+2+3+.+n =
1
2
n (n+1)
(1+1)
1=1
Example :
Sn =
1
2
n (a + un)
1
2
. 1 (1 + n)
1
2
n ( n+1)
1
2
k (k +
1
2
=(
=
1+2+3+..+k+(k + 1) =
1
2
1
2
k + 1) (k + 1)
(k+ 1) (k + 2)
(k+1) (k +2)
1
6
n (n+1) (2n+1)
1 +2 + 3 +k + (k+1) =
1
6
= (k+1) ((
1
6
= (k + 1) (
1
6
2k2 + k + 6k + 6))
1
6
(k+1) (2k+7k+6)
1
6
(k+1) (k+2+(2k+3))
Teorema 2
Jika k dan r bilangan asli dengan k < r
Maka :
k
k
k +1
( k1 )+( r )=
r
Bukti :
k
( k1
)+(
k
r )=
n
nr )
k!
(k ( r1 ) ! ( r1 ) !)
k!
( kr ) ! r !
( k + 1r ) ! r !
k ! (r + kr +1)
= (k+1)!
(k+1-r)!r!
Teorema 3 binomial
n
n
n
n
(1+a)n =( o ) + ( 1 )a + ( 1 )a2 + ( 3 )a3+.
n
n
ak
( k ) ..+( n )an
Untuk setiap bilangan asli n
Bukti 1 (dengan induksi matematik)
=1+a
P (1) benar
Diasumsikan bahwa pernyataan benar untuk n = k+1
k
k
k
k
k
Yaitu (1+a)k = 0 ) + 1 )a + 2 )a2 +. r )a2 +. K )a2
k
0 ) +(
k
0 )a +
k
k
k
k
1 )a2 +. 1 ) +. 2 )) a2 + .(( 21 ) +
k
k
K )ak + K )ak+1
Teorema 4
Jika n suatu asli maka
Selanjutnya
n
k )
n
0 )+
k
m ) = n!
n
1 )a +
n
n
2 ) + 3 )a2 +.
n!
(n-k)!k! (n-k)!m!
=(
-
n
nm
)
(
m
km )
Teorema 5
Jika n,m dan k bilangan asli dengan n>k>m maka (
Teorema 6
Jika n dan k bilangan asli dengan n k
n
n1
Maka k ( k ) = ( k1 )
KETERBAGIAN
n
nm
)
(
m
km )
A. Relasi Keterbagian
Merupakan bilangan bulat a membagi habis bilangan bulat b (a/b)
Jika dan hanya jika ada bilangan bulat k sedemikian sehingga b = ka
Jika a.b dan k adalah bilangan bulat dengan a0 dan b = ka maka k disebut
- Teorema 1
Jika a/b dan b/c maka a/c (sifat transitif)
Adalah bilangan bulat k sehingga b =ka, dan jika diketahui pula bahwa b/c karna b=ka
maka :
B+ c= ka + mb
C = mka
Teorema 2
Jika a/b maka a/mb, untuk setiap bilangan bulat m apabila a/b dan a/c menurut
teorema 1 maka diperoleh b=ka dan c = ma untuk bilangan-bilangan bulat k dan m
Maka :
B + c = (k +m) a aI (b+c)
B c = (k - m) a aI (b-c)
Teorema 3
Jika aIb dan aIc maka AI (b+c) AI (b-c), aI(b.c)
Teorema 4
Jika aIb dan aIc maka Ai (MB + NC)
Teorema 5
Jika a dan b bilangan bulat dengan a>o maka ada dengan hingga 1 pasangan a dan r
yang memenuhi b=qa + r dengan o r < a
Teorema 6 untuk mencari FBB
Jika b = aq + r maka (b.a = (ca, r))
Ex :
(5>6>, 4453)
5767 = 1. 4453 + 1314
4453 = 3. 1314 + 511
1314 = 2. 511 + 292 + 219
511 = 1. 292 + 219
292 = 1. 219 + 73
291 = 3. 73 + 0
Jadi FPBnya adalah 73
Teorema 7
Jika a dan b bilangan bulat tidak nol, maka a dan b saling prima jika dan hanya jika
bilangan bulat x dan y yang memenuhi ax + by = 1
Example :
Hitunglah FPB dari (247, 299) dan tentukan bilangan-bilangan m dan m yang
memenuhi 247x + 299y = (247,299)
Jawab :
299 = 1. 247 + 52
247 = 4.52 + 39
52 = 1. 39 + 13
39 = 3. 13 + 0
16
1
2
3
4
5
6
7
1
10
11
100
101
110
111
1
2
3
10
11
12
13
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1000
1001
1010
1011
1100
1101
1110
1111
10000
20
21
22
23
30
31
32
33
100
10
11
12
13
14
15
16
17
20
8
9
A
B
C
D
E
F
10
Sebagai carry of
Pengurangan
Dalam biner
Perkalian
Biner
Dasarnya :
0x0=0
0x1=0
1x0=0
1x1=1
Contoh :
111
101 x
111
000
111 +
1 00011
Carry
Pembagian
Biner
Dalam pembagian biner 0 tidak memiliki arti dasarnya
0:1=0
1:1=1
Jika
a1
a2
a2
,
,
a3
a3
,
,
an
an
= 1 maka
a1
a2
a3
..
an
Contoh 2 :
(5,8,9) = 1
(3,9,4,8) = 1
(5,8) = 1
(3,9) = 3
(5,9) = 1
(3,4) = 1
(8,9) = 1
(3,8) = 1
(9,4) = 1
(9,8) = 1
(4,8) = 2
Teorema 1
Misal a dan b bilangan bulat positif maka menurut algoritma pembagian ada bilangan
bulat q dan r sedemikian hingga b = aq + r dengan 0 r < a. Ambil sembarang bilangan
bulat c sedemikian hingga c a dan c r.Jika (a,r) = 1 yaitu prima terhadap r,maka c harus
.3.5
252 : 2
. 3
.7
Teorema 4
Jika n suatu bilangan komposit,jika n memiliki faktor k dengan 1 < k n
Teorema 5
Jika bilangan bulat positif n tidak memiliki faktor prima P dengan 1 < p n , maka n
suatu bilangan prima.
ALGORITMA EUCLID
Algoritma Euclid dirumuskan sebagai berikut: Misalkan akan dicari pembagi persekutuan
terbesar dari bilangan bulat a dan b. Karena ppt (a, b) = ppt (a,b) dan misalkan a b > 0.
Langkah pertama menerapkan algoritma pembagian terhadap a dan b diperoleh
a = q1b + r1 0 r1 < b
Jika terjadi r1= 0. maka ba dan ppt(a,b) = b. Jika r1 0, bagilah b oleh r1 dan diperoleh q2 dan
r2 yang memenuhi
b = q2r1 + r2 0 r2 < r1
Jika r2 = 0, maka berhenti, sebaliknya jika r2 0 dengan cara yang sama diperoleh
r1 = q3r2 + r3 0 r3 < r2
Proses pembagian ini dilanjutkan sampai sisa pembagian nol, katakanlah pada langkah ke
(n+1) yang mana r n-1 dibagi r n dengan b > r1 > r2 > 0.
Proses di atas menghasilkan sistem persamaan berikut:
a = q1b + r1 0 r1 < b
b = q2r1 + r2 0 r2 < r1
r1 = q3r2 + r3 0 r3 < r2
.
.
.
rn-2 = qnrn-1 + r3 0 rn < rn-1
rn-1 = qn+1rn + 0
Sisa pembagian yang terakhir yang bukan nol rn = ppt(a,b).
Lemma.
Jika a = qb + r, maka ppt(a,b) = ppt(b,r)
Bukti:
Jika d = ppt(a,b) maka da dan db mengakibatkan d(a-qb) atau dr. Jadi d pembegi persekutuan
dari b dan r. Di lain pihak jika c sebarang pembagi persekutuan dari b dan r, maka c(qb+r)
atau ca. Ini mengakibatkan c merupakan pembagi persekutuan dari a dan b dengan c d.
Berdasarkan definisi pembagi persekutuan terbesar d = ppt(a, b) = ppt(b,r).
Berdasarkan lemma ini, dari sistem persamaan di atas diperoleh
ppt(a,b) = ppt(b, r1) = ppt(r1, r2) = = ppt(rn-1, rn) = ppt(rn, 0) = rn
Pada teorema sebelumnya menyatakan bahwa ppt (a,b) dapat dinyatakan sebagai ax + by.
Untuk menentukan x dan y yang memenuhi ppt (a,b) = ax + by adalah dengan subsitusi balik
algoritma Euclid ini.
rn = rn-2 qnr n-1
rn = rn-2 qn (r n-3 qn-1rn-2)
= (1 +qnq n-1)rn-2 + (-qn)rn-3
Representasi rn sebagai kombinasi linear dari rn-2 dan rn-3. Dengan meneruskan subsitusi
balik dari sistem persamaan tersebut, kita akan berhasil mengeliminasi rn-1, rn-2, , r2, r1
sehingga rn= ppt(a,b) dinyatakan sebagai kombinasi linear dari a dan b.
Contoh
Algoritma Euclid dapat digunakan untuk menentukan ppt(12378,3054). Berdasarkan
algoritma pembagian diperoleh:
12378 = 4. 3054 + 162
3054 = 18. 162 + 138
162 =1. 138 + 24
138 = 5. 24 + 18
24 = 1. 18 + 6
18 = 3.6 + 0
Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa sisa terakhir yang bukan nol dari persamaan
tersebut yaitu 6 merupakan pembagi persekutuan terbesar dari 12378 dan 3054, jadi 6 =
ppt(12378, 3054).
Untuk menyatakan 6 sebagai kombinasi linear dari 12378 dan 3054, kita mulai dari
persamaan sebelum persamaan terakhir dan selanjutnya mengeliminasi sisa-sisa 18, 24, 138,
dan 162.
6 = 24 18
= 24 (138 5.24)
= 6. 24 138
KEKONGRUENAN
Definisi 5.1
Jika m suatu bilangan bulat positif,maka a kongruen dengan b modulo m (ditulis a b
(mod m)).bila m membagi (a b ).Jika m tidak membagi (a b ) maka dikatakan bahwa a
tidak kongruen dengan b modulo m (ditulis a b (mod m)).
Contoh 1 :
1. 25 1 ( mod 4 )
Sebab ( a - b ) terbagi oleh m.( 25-1 ) = 24 terbagi oleh 4.
2. 30 2 ( mod 7 )
Sebab ( a - b ) terbagi oleh m.( 30-2 ) = 28 terbagi oleh 7.
3. 30 4 ( mod 5 )
Sebab ( a b ) tidak terbagi oleh m.( 30 4 ) = 26 tidak terbagi oleh 5.
Teorema 5.1
a b (mod m) bila dan hanya bila ada bilangan bulat k sehingga a = mk + b.
Bukti :
a b (mod m)
Akan ditunjukkan bahwa = mk + b.Dari definisi 1 diatas didapat bahwa : a b (mod m), jika
dan hanya jika m (a b).Karena m (a b),maka m > 0 dan m (a b),maka ada bilangan
bulat k,sehingga (a b) = mk.
Contoh :
1. Jika 25 4 (mod 7) maka ada bilangan bulat k = 3.
yaitu 25 4 = 7k
21 = 7.3
Jadi a b (mod m),jika dan hanya jika a b = mk,untuk setiap bilangan bulat k.
Karena a b = mk sama artinya dengan a = mk + b.Atau dengan kata lain :
a b (mod m) bila dan hanya bila a = mk + b.
2. 20 2 (mod 9),sama artinya dengan 20 = 9.2 + 2,dimana k = 2.
Teorema 5.2
Setiap bilangan bulat kongruen modulo m dengan tepat satu diantara 0,1,2,3,.,(m 1).
Bukti :
Jika a dan m bilangan bilangan bulat,dan m > 0,menurut algoritma pembagian,maka a dapat
dinyatakan sebagai :
a = mq + r,dengan 0 r < m
Ini berarti bahwa a r = mq.yaitu a r (mod m).Karena 0 r < m,maka ada m buah pilihan
untuk r,yaitu : 0,1,2,3..(m 1).Jadi setiap bilangan bulat akan kongruen dengan m dengan
tepat satu diantara 0,1,2,3,.(m 1).
Contoh :
27 r (mod 6),tentukan r,jika 0 r < 6
Jawab :
Karena 0 r < 6,maka m pilihan untuk r tepat satu diantara 0,1,2,3,4,5, yaitu r = 3.
Definisi 5.2
Jika a r (mod m) dengan 0 r < m,maka r disebut residu terkecil dari a modulo m. Untuk
kekongruenan residu terkecil ini, { 0,1,2,3,.(m 1) } disebut himpunan residu terkecil
modulo m.
Contoh :
1. Residu terkecil dari 71 modulo 2 adalah 1,sebab sisa dari 71 : 2 adalah 1.
2. Residu terkecil dari 71 modulo 3 adalah 2,sebab sisa dari 71 : 3 adalah 2.
3. Residu terkecil dari (-53) modulo 10 adalah 7,sebab sisa dari (-53) : 10 adalah 7 (ingat
residu terkecil dari suatu bilangan adalah bilangan bulat positif).
4. Residu terkecil dari 34 modulo 5 adalah 4,sebab sisa dari 34 : 5 adalah 4. Walaupun
34 9 (mod 5),tetapi 9 bukan residu terkecil dari 34 (mod 5),sebab 9 bukan sisa dari
34 : 5.
5. Himpunan residu terkecil dari modulo 5 adalah { 0,1,2,3,4 }.
6. Himpunan residu terkecil dari modulo 9 adalah { 0,1,2,3,4,5,6,7,8 }.
7. Himpunan residu terkecil dari modulo 24 adalah { 0,1,2,3,23 }.
Teorema 5.3
a b (mod m),maka akan ditunjukkan bahwa a dan b memiliki sisa yang sama jika dibagi m.
Akan ditunjukkan dari dua sisi.
Pertama
Jika a b (mod m),maka akan ditunjukkan bahwa a dan b memiliki sisa yang sama jika dibagi
m.
Karena a b (mod m),maka a r (mod m) dan b r (mod m),dengan r adalah residu terkecil
modulo m atau 0 r < m. Selanjutnya.
( Terbukti ! )
Contoh :
Jika 21 1 (mod 4), dan 16 2 (mod 7),maka
(21.3 + 16.4) (1.3 + 2.4) (mod 7)
(63 + 63) (3 + 8) (mod 7)
126 11 (mod 7).
Teorema 5.6
Jika ac bc (mod m),dengan (c,m) = 1,maka a b (mod m).
Bukti :
Jika ac bc (mod m),dengan (c,m) = 1,akan dibuktikan bahwa a b (mod m).
Jika ac bc (mod m),berarti m (ac bc),atau m c(a b).
Karena m c(a b),dengan (c,m) = 1,maka m (a b)
Hal ini berarti bahwa a b (mod m).
( Terbukti ! ).
Contoh :
1. Jika 28.1 4.1 (mod 1),maka 28 4 (mod 1)
2. Tentukan bilangan bilangan bulat y yang memenuhi perkongruenan 3y 1 (mod 7)?
Jawab :
Karena 1 15 (mod 7),maka kita dapat mengganti 1 pada perkongruenan tersebut
dengan 15,sehingga diperoleh :
3y 15 (mod 7)
Selanjutnya karena (3,7) = 1,maka kita dapat membagi 3 pada ruas ruas
perkongruenan tersebut dengan 15,sehingga diperoleh : y 5 (mod 7) berarti :
y 5 + 7k untuk setiap bilangan bulat k.
atau dapat dikatakan bahwa himpunan penyelesaian dari perkongruenan tersebut
adalah { 5 + 7k k bilangan bulat k }.
Kita dapat menghapus (melenyapkan) suatu faktor dari suatu kekongruenan,jika faktor
tersebut dan bilangan modulonya saling prima,sebaliknya jika faktor dan bilangan
modulonya tidak saling prima,maka kita harus mengganti bilangan modulonya seperti
tampak dalam teorema berikut :
Teorema 5.7
Jika ac bc (mod m) dengan (c,m) = d ,maka a b (mod m/d).
Bukti :
ac bc (mod m) berarti m (ac bc) atau m c (a b),maka m/d c/d (a b)
Karena d FPB dari c dan m,maka m/d dan c/d adalah bilangan bilangan bulat.
Karena (c,m) = d,maka (c/d , m/d) = 1.
Karena (c/d , m/d) = 1,dan m/d c/d (a b).
Maka : m/d (a b)
Berarti a b (mod m/d)
( Terbukti ! )
Contoh :
Tentukan x yang memenuhi 2x 4 (mod 6)
Jawab :
2x 2.2 (mod 6),karena (2,6) = 2,maka :
x 2 (mod 3)
atau
x = 3k + 2,untuk setiap bilangan bulat k.
jadi nilai nilai x adalah {3k + 2},atau dapat dikatakan bahwa himpunan penyelesaian dari
perkongruenan itu adalah {3k + 2 k bilangan bulat}.
APLIKASI KEKONGRUENAN
627 6 + 2 + 7 (mod 9)
15 (mod 9)
6 (mod 9)
Jadi , 248 + 324 + 627 5 + 6 (mod 9)
11 (mod 9)
2 (mod 9)( i )
Sedangkan 1244 1 + 2 + 4 + 4 (mod 9
11 (mod 9)
2 (mod 9)( ii )
Dari kekongruenan (i) dan (ii) berarti : 248 + 324 + 627 = 1244 ( benar )
Teorema 5.10
Jika a b (mod m) dan c d (mod m) maka ac bd (mod m)
Contoh :
Untuk yang terbagi 9,
10 + 11 = 30
Kita mengetahui bahwa 10 + 11 3 (mod 9) dan 30 3 (mod 9)
Menurut cara pemeriksaan diatas 10 + 11 = 30 benar.
Tetapi kita mengetahui bahwa 10 + 11 = 30 salah.
Selain itu kekongruenan modulo 9 digunakan untuk menguji keterbagian suatu bilangan
bulat oleh 9.Suatu bilangan terbagi oleh 9 apabila dan hanya bila sisa pembagian itu nol. n a
(mod 9) jika dan hanya jika n dan a masing masing mempunyai sisa yang sama jika dibagi
9.Jadi,jika n a (mod 9) maka n terbagi oleh 9,apabila dan hanya apabila terbagi oleh
9.Padahal n kongruen modulo 9 dengan jumlah angka angkanya.
Jadi,suatu bilangan terbagi oleh 9 apabila dan hanya bila jumlah angka angkanya
terbagi oleh 9.
Contoh :
( i ) 7585 7 + 5 + 8 + 5 25 7(mod 9)
( ii ) 47623 4 + 7 + 6 + 2 + 3 22 4 (mod 9)
Karena 9 4 maka 9 47623
Suatu bilangan terbagi oleh 3 jika dan hanya jika jumlah angka angkanya terbagi oleh 3.
Contoh :
= 4 (mod 5)
Bukti :
Karena (a,m) = 1 ada bilangan bulat r dan s
Sehingga (ar + ms = 1)
(ar) b + (ms) b = b
a (rb) + m (sb) = b
a (rb) b = -m (sb)
karena m a (rb) b
maka a (rb) b (mod m)
a (rb) b = m sb
memperlihatkan a (rb) b adalah kelipatan dari m a (rb) b (mod m) merupakan residu
terkecil dari rb (mod m) adalah solusi dari perkongruenan linier tersebut.
Contoh :
Selesaikan 4x 1 (mod 15)
4x 16 (mod 15) (4,15) = 1
x 4 (mod 15)
solusinya adalah 4
Teorema 5.12
Jika (a,m) = d dan d b maka perkongruenan linier ax b (mod m) mempunyai d solusi
Bukti :
(a,m) = d berarti ada a dan m
Sehingga a = da dan m = dm
d b berarti ada b
b = db
ax b (mod m)
= (da) x db (mod dm)
= ax b (mod m)
(a,m) = d
(a,m) = d
(da , dm) = d
(a , m) = 1
y = 1 (mod 2)
y = 1 + 2t
2x + 5y = 11
2x + 5 (1 + 2t) = 11
2x + 5 + 10t = 11
2x = 6 10t
x = 3 5t
Hp = { (x,y) x = 3 5t , y = 1 + 2t , t adalah bilangan bulat }
Teorema 5.13
Persamaan linier diophantus ax + by = c yang diperoleh dari ax + by = c dengan
a = a : (a,b)
b = b : (a,b)
c = c : (a,b)
mempunyai suatu solusi x = r dan y = s maka himpunan penyelesaian dari ax + by = c
adalah { (x,y) x = r dan untuk setiap r disistem perkongruenan linier
Definisi 5
Misalkan A = (aij) dan B = (bij)
Masing masing matriks berukuran n x k
yang elemen elemennya bilangan bulat.
Matriks A matriks B (mod m)
Atau A B (mod m)
Untuk setiap pasangan (i,j)
Teorema 5.13
Jika A = (aij) dan B = (bij) adalah matriks matrikas berukuran n x k dengan a b
(mod m), C = (cij) adalah matriks berukuran k x p dan d = (dij) adalah matriks
berukuran t x n maka
AB BC (mod m)
DA DB (mod m)
Contoh :
3x + 4y 5 (mod 13)
2x + 5y 7 (mod 13)
Dapat ditulis sebagai
3
x = 5
y = 7
Definisi 5
(mod 13)
Jika A adalah matriks matriks berukuran n x n yang elemen elemennya bilangan bulat
sedemikian hingga AA-1 = A-1 A = I dengan I adalah matriks identitas berukuran n,maka A-1
disebut invers dari A modulo m.
Contoh :
1
3 4
= 6
10 = 1 0
(mod 5)
2 4
= 10 6 = 0 1
(mod 5)
3 4
3 = 11 25 = 1 0 (mod 5)
1 2
4 = 25
11 = 0 1 (mod 5)
1 2
3
4
x a1 (mod n1)
x a2 (mod n2)
x an (mod n)
syarat kongruensi mempunyai solusi
d a2 a1 , d = (n1,n2)
Bukti :
Missal
x a1 (mod n1)
x a2 (mod n2)
mempunyai solusi x0
x0 a1 (mod n1)
x0 a2 (mod n2)
d = (n1,n2)
n1 xo a1
n2 xo a2
d xo a1
d xo a2
= d xo a1 (xo a2)
= d a1 a2
d a2 a1
d xo a1 (xo a2)
sehingga
d a2 a1
d xo a1 (xo a2)
sehingga
d xo a2
d xo a1
n2 xo a2
n1 xo a1
d (n1,n2)
xo a2 (mod n2)
xo a1 (mod n1)
mempunyai solusi xo
x a2 (mod n2)
x a1 (mod n1)
contoh :
x 3 (mod 8)
x 7 (mod 10)
syarat :
d a2 a1, d (n1,n2)
d(8,10) = 2
=273
= 2 4 maka persamaan tersebut mempunyai solusi
2 . x 3 (mod 8)
x 6 (mod 10)
d (n1,n2) d (8,10) = 2
d 6 3 2 3 maka persamaan tersebut tidak mempunyai solusi.
3 . selesaikan persamaan kongruensi berikut :
x 1 (mod 3)
x 2 (mod 4)
d = (n1,n2)
d = (3,4)
d a2 a1 jadi mempunyai solusi
x 1 (mod 3) x 4
x 2 (mod 4) x 3
4x 4 (mod 12)
3x 6 (mod 12)
7x 10 (mod 12)
7x 10 (mod 12)
7x 70 (mod 12)
x 10 (mod 12)
x 1 (mod 3) 10 1(mod 3)
x 2 (mod 4) 10 2(mod 4)
Soal latihan !
1. Tentukan x yang memenuhi 4x 8 (mod 10)
Jawab :
4x 8 (mod 12),karena (4,12) = 4 , maka :
x 2 (mod 3)
atau
x = 3k + 2 ,untuk setiap bilangan bulat k.Jadi nilai nilai x adalah { 3k + 2 }.atau dapat
dikatakan bahwa himpunan penyelesaian dari perkongruenan itu adalah {3k + 2 k
bilangan bulat}.
2. Periksalah kebenaran penjumlahan berikut ini dengan koreksi 9 !
135 + 532 + 347 = 321
Jawab :
135 1 + 3 + 5 (mod 9)
9 (mod 9)
0 (mod 9)
532 5 + 3 + 2 (mod 9)
10 (mod 9 )
1 (mod 9)
347 3 + 4 + 7 (mod 9)
14 (mod 9)
5 (mod 9)
Jadi, 135 + 532 + 347 5 + 1 (mod 9)
6 (mod 9)
Sedangkan 321 3 + 2 + 1 (mod 9) 6 (mod 9)
Dari kekongruenan (i) dan (ii) berarti : 135 + 532 + 347 = 321 (benar).
PERKONGRUENAN LINEAR
A. Perkongruenan Linear
Perkongruenan Linear merupakan :
1
Bentuk Umum :
ax b mod m
Contoh :
1.
2.
x=3 maka :
3.3 4 (mod 5)
9 4( mod5) ,
x=7 maka :
3.(7) 4 (mod 5)
(21) 4(mod 5) ,
dan
anggota
ax b=k .
Misalkan
ax b(mod m) ,berarti
ar
perkongruenan
itu
sebab :
a( r+ mk) ar b (mod m) untuk k Z .
(r +mk ) dengan
dengan
Jadi jika
0 (r km)<m
maka
km r <(k +1)m
dan
s=r km
, jadi
untuk
ax b(mod m).
Contoh :
Misalkan 2 x 4(mod 2)
x
Nilai-nilai
2 x 4(mod 2)
ini adalah
2 . Yaitu residu
ax=b denga n a 0
2 x 1(mod 4)
Jika
2 x 1(mod 4) maka
ada
suatu
bilangan
bulat
4 (2 x 1)
x
yang
memenuhi
4 (2 x 1) berarti
4 (2 x 1)
2
3 x 5 (mod 11)
2 x 4(mod 6)
11 (3 x 5)
2 x 4(mod 6)
Jika
maka
6 (2 x 4)
yaitu 2 dan5
TEOREMA 5. 10
(a , m) b
Jika
ax b( mod m)
tidak mempunyai
solusi.
BUKTI : (Pembuktian dengan kontraposisi)
Ambil a , b , m Z
Akan ditunjukkan : (a , m) b
Karena ax b( mod m)
ar b (mod m)
maka
atau
ar b=mk
b=ar mk
Misalkan (a , m)=d
maka d a dan d m
untuk suatu r Z
untuk suatu k Z
d ar mk atau d b
Karena kontraposisi di atas benar maka teorema di atas juga benar.
Contoh :
6 x 7(mod 8) karena (6,8)=2 dan 2 7
mempunyai solusi .
TEOREMA 5.11
Jika ( a , m )=1 maka perkongruenan linier memiliki tepat satu solusi :
ax b(mod m)
Bukti :
Ambil a , m Z
dan
sehingga;
ar +ms=1
a( rb) b=m(sb)
karena m a(rb ) b maka dapat ditulis
a( rb) b(mod m)
Maka residu terkecil dari
rb
modulo
itu.
Akan ditunjukkan ax b(mod m) mempunyai tepat satu solusi (kontradiksi)
Misalkan solusi perkongruenan itu tidak tunggal, misalkan r
dan s
masing-
ar as (mod m)
.... *)
Tetapi karena r
dan s
dan
dan
0 s< m
atau
m<r s< m
... **)
Dari *) dan **) yaitu m r s dan -m < r s < m maka menurut teorema
r s=0
2.5 haruslah
atau r=s
(a , m)=1.
Contoh :
1)
4 x 1(mod 15)
4 x 16 (mod 15)
x 4 (mod 15)
x=4 +15 k
14 x 27(mod 31)
14 x 58(mod 31)
7 x 29(mod 31)
7 x 91(mod 31)
x 13 (mod 31)
x=13+31 k
Jika
(a , m)=1
berdasarkan
teorema
5.11
maka
perkongruenan
ax 1(mod m) juga mempunyai tepat satu solusi. Solusi itu disebut invers
1
dari a modulo m yang disebut a .
TEOREMA 5.12
Jika
(a , m)=d
tepat d
dan
d b
ax b( mod m) memiliki
solusi.
Bukti :
Ambil a , b , d ,m Z
solusi
buah solusi.
dengan m>0 dan (a , m)=d dan d b
solusi
Perhatikan bahwa :
ax b(mod m)
( da x db (mod m d)
Karena (a , m)=d
dan
(a , m )=1 maka
(da ) x db ( mod dm )
(a , m )=1
a x=b (mod m)
maka
Karena
a r b (mad m)
ax a rd +a km d (mod m)
ax b d + a km d (mod m)
ax b d (mod m)
ax b(mod m)
Jadi r +km
ax b( mod m).
Setiap
r +km
b d+ a km d (mod m)
perkongruenan
mod m
b d )
ax b(mod m)
Jadi
r +km untuk k = 0,
1,
ax b(mod m)
Setiap r + km dengan k = 0, 1, 2, 3,..., (d 1) adalah residu terkecil dari modulo
m.
Karena r adalah solusi dari ax b ( mod m) berarti r 0 sehingga
0r+
km.
Perhatikan bahwa :
r +km r +(d 1)m ; untuk setiap k =0,1, 2, ........,(d 1)
r +( d 1)m <m +( d 1)m
r +(d1)m < m+ dm m
r +(d 1)m <dm
(r +km ) untuk
k =0,1, 2, ......,( d 1)
m atau mempunyai
adalah
berbeda.
Artinya tidak ada bilangan dari
(r +km )
untuk
k =0,1, 2, ......,( d 1)
yang
kongruen modulo m sebab (r +km ) untuk k =0,1, 2,. ......,( d1) adalah
residu residu terkecil modulo m yang berbeda.
Tidak ada solusi lain kecuali d buah solusi itu.
Karena r
ax b( mod m) , misalkan
ar b (mod m) . sehingga
as ar (mod m)
Karena (a , m)=d dan as ar (mod m) maka diperoleh
s r (mod m/d )
s r (mod m)
Ini berarti
s r=tm
atau
s=r + tm
t .
s=r + tm
6 x 15(mod 33)
Jawab :
6 x 15(mod 33)
2 x 5(mod 11)
ini berarti
x=19
k =0,1, 2, ...,( d 1)
untuk k =2 maka
x=30
Jadi 6 x 15(mod 33) mempunyai 3 buah solusi yang berbeda yaitu 8, 19,
dan 30.
B. Persamaan Linear DIOPHANTUS
Bentuk umum persamaan linear Diophantus adalah
ax +by=c dengan a , b 0 dan a , b , c , x , y Z
Dari persamaan ax +by=c dapat dibentuk
ax c (mod b) atau by c (mod a)
Untuk menyelesaikan persamaan linear Diophantus kita dapat menyelesaikan salah satu
perkongruenan linear tersebut.
Contoh :
1) Tentukan himpunan penyelesaian dari 9 x+ 16 y=35
Jawab :
16 y 35(mod 9)
16 y 44 (mod 9)
4 y 11(mod 9)
4 y 20(mod 9)
y 5(mod 9)
ini berarti
y=5+ 9t
Subsitusikan
untuk setiap t Z
y=5+ 9t
ke persamaan 9 x+ 16=35
9 x+ 16(5+9 t)=35
9 x+ 80+144 t =35
x=5 16 t
untuk setiap t Z
TEOREMA 5.13
Persamaan linear diophantus a x +b y =c yang diperoleh dari ax +by=c
dengan a =a :(a , b), b =b :(a , b) , c =c :(a , b)
mempunyai suatu penyelesaian (solusi)
TEOREMA WILSON
Teorema Wilson adalah salah satu teorema yang menggambarkan sifat dari bilangan
prima. Menurut teorema wilson, adalah bilangan prima jika membagi
Begitu pula sebaliknya suatu bilngan
yang membagi
maka bilangan
tersebut adalah prima. Secara formal teorema wilson ditulis sebagai berikut
Teorema
wilson:
Bilangan
bulat
adalah
prima
jika
hanya
jika
Bukti: Karena teorema ini berbentuk bi-implikasi, kita harus membuktikannya secara
dua arah
Diberikan
bilangan
prima
bilangan
maka
dapat
dibentuk
himpunan
. Jika
sedemikian
maka
.
atau
Diperoleh nilai
atau
yang
berbentuk pasangan
dikalikan, diperoleh
pada
adalah
dengan
Dapat disimpulkan
Diketahui
andaikan
dengan
membagi
Teorema 6.1:
Jika(a,m)=1 makaresidu-residuterkecilmodulo m daribarisan: a, 2a,3a, ,(m-1)a
adalahsuatupermutasidari1, 2, 3, , (m-1).
Bukti :
Perhatikan barisan bilangan: a, 2a, 3a, , (m-1)a ..(1) bilangan-bilangan pada
barisan ini tidak ada satupun yang kongruen modulo m dengan 0. Selanjutnya kita
harus membuktikan bahwa bilangan-bilangan suku-suku pada barisan (1) masing-maing
kongruen modulo m dengan tepat satu dari 1, 2, 3, , (m-1). Andaikan ada dua suku dari
barisan (1) yang kongruen modulo m ,misalnya : rasa (mod m) dengan 1 r < s < m
.karena (a,m) = 1 maka kita dapat melenyapkan a dari kekongruenan itu, sehingga
diperoleh r s (mod m) tetapi karena r a dan s a adalah suku-suku dari barisan (1) maka r
dan s adalah residu residu terkecil modulo m, sehingga r = s.
Hal ini bertentangan (kontradiksi) dengan pengandaian bahwa 1 r<s<m,
maka
pengandaian tersebut tidak benar. Jadi tidak ada dua suku dari barisan (1) yang kongruen
modulo m. ini berarti bahwa suku-suku dalam barisan (1) masing-masing kongruen modulo m
dengan tepat satu dari 1, 2, 3, .., (m-1), terbukti. Perhatikan barisan bilangan:
4,8,12,16,20,24. Residu-residu terkecil mod 7 dari masing-masing suku dari barisan ini
adalah: 4 4 (mod7) 8 1 (mod7) 12 5 (mod7) 16 2 (mod7) 20 6 (mod7) 24 3
(mod7) Tampak pada enam kekongruenan tersebut bahwa residu-residu terkecil modulo
7 darI suku-suku pada barisan: 4,8,12,16,20,24 adalah suatu permutasi dari 1,2,3,4,5,6.
TEOREMA FERMAT
Jika p adalah bilangan prima dan a adalah bilangan bulat yang tidak habis dibagi
dengan p, yaitu PBB(a, p) = 1, maka ap1 1 (mod p)
Contoh .
Kita akan menguji apakah 17 dan 21 bilangan prima atau bukan.
Kita mengambil nilai a = 2 karena PBB(17, 2) = 1 dan PBB(21, 2) = 1. Untuk 17
2171 = 65536 1 (mod 17)
terkecil
mod
dari
bilangan-bilangan
dalam
barisan
3,6,9,12,15,18,21,24.
Berturut-turut adalah
3,6,0,3,6,0,3,6
Tampak disni bahwa residu-residu terkecilnya ternyata tidak memuat semua bilangan
asli yang kurang dari 9.
Contoh-contoh tersebut merupakan suatu ilustrasi dari teorema berikut ini :
Teorema 6.1:
Jika (a, m)= 1, maka residu-residu terkecil modulo m dari barisan a, 2a, 3a,....(m-1)a
adalah suatu permutasi dari 1,2,3,...(m-1).
Dengan perkataan lain, Teorema 6.1 dapat dikatakan bahwa jika (a, m)=1, maka setiap
bilangan bulat kongruen modulo m dengan tepat satu dari 0, a, 2a, 3a,....(m-1)a.
Ingat bahwa setiap bilangan bulat akan kongruen modulo m dengan tepat satu dari o, 1,
2, 3, 4,....(m-1).
Bukti:
Perhatikan barisan bilangan : a, 2a, 3a,....(m-1)a,....(1)
Bilangan-bilangan pada barisan ini tidak ada satupun yang kongruen modulo m dengan
0 (nol). Mengapa? Selanjutnya, kita harus membuktikan bahwa bilangan-b ilangan
(suku-suku) dalam barisan (1) masing-masing kongruen modulo m dengan tepat satu
dari 1,2,3,...,(m-1).
Andaikan ada dua suku dari barisan (1) yang kongruen modulo m,
misalnya:
Rasa(mod m)dengan 1 r < s < m
Karena (a ,m ) = 1, maka kita dapat melenyap kan a dari kengkorueanan itu , sehingga
diperoleh
r s (mod m).
Tetapi, karena ra dan sa adalah suku-suku dari barisan (1), maka r dan s adalah residuresidu terkecil modulo m, sehingga r = s. Hal ini kontradiksi dengan pengandaian bahwa
1 r < s < m, maka pengandaian tersebut tidak benar
Jika tidak ada dua suku dari barisan (1) yang kongruen modulo m,
Ini berarti bahwa suku-suku dalam barisan (1) masing-masing Kongruen modulo m
dengan tepat satu dari 1,2,3. . . (m-1).
Perhatikan barisan bilangan : 4,8,12,16,20,24.
Residu-residu terkecil mod 7 dari masing-masing suku dari barisan ini adalah :
4 4 (mod 7)
8 1 (mod 7)
12 5 (mod 7)
16 2 (mod 7)
20 6 (mod 7)
24 3 (mod 7)
Tampak pada enam kekongruenan tersebut bahwa residu-residu terkeci modulo 7 dari
suku-suku pada barisan : 1,2,3,4,5,6.
Jika semua bilangan pada ruas kiri dari 6 kekongruenan imi di kalikan, maka hasil nya
akan kongruen mod 7 dengan hasil kali semua bilangan pada ruas kanan nya,yaitu:
1 (mod p)
Bukti:
Ambil sembarang bilangan prima p dan bilangan bulat a sedemikian (a, p) =1, maka
menurut teorema 6.1. residu-residu terkecil mod p dari a,2a,3a, ......, (p-1)a adalah suatu
permulasi dari 1, 2, 3, ...... (p-1) sehingga hasil kalinya akan kongruen mod p juga
yaitu :
a, 2a, 3a, .. .(p-1)a 1.2.3.... (p-1) (mod p)
(1.2.3....(p-1) ) (p-1)! (mod p)
(p-1)! (p-1)! (mod p)
Karena p dan (p-1)! Saling prima (mengapa.?), maka kita dapat melenyapkan (P-1)!
Dari kekongruenan terakhir ini , sehingga diperoleh
1 (mod p)
Teorema tersebut dapat dinyatakan lebih umum dengan meniadakan ketentuan (a,p) =1
sebagai berikut :
Teorema 6.3:
Jika p adalah suatu bilang prima maka = a (mod p),untuk setiap bilangan bulat a.
Bukti :
Ambil sembarang bilangan prima p dan sembarang bilangan bulat a, maka (a,p) = 1,
atau
(a, p) =p, apakah ada kemungkinan lain antara FPB dari a dan p? Jika (a p) = 1, maka
menurut Teorema 6.2 diperoleh bahwa
1(mod p).
a (mod p) pula.
a (mod p).
Bukti lain dari teorema 6.3 dengan menggunakan induksi matematik pada a.
Jika a = 1, maka pernyataan
Selajutnya di asumsikan
berikut:
Menurut teorema binomial, maka :
= + + +... +...+ a+1
Ingat bahwa = , karena p suatu bilangan prima, maka
p 0 (mod p) untuk 1kp-1.
Jadi kita memperoleh bahwa :
= +0 + 0...+0+1(mod p)
= +1 (mod p)
Karena
a (mod p) untuk
setiap bilangan asli a. Selanjutnya jika a bilangan bulat negatif, bukan lagi menjadi
persoalan, sebab untuk setiap bilangan bulat negatif a berlaku bahwa a r (mod p)
dengan 0 r < p-1. Jadi
r a (mod p).
a (mod p).
Bukti :
Menurut Teorema 6.3, karena p suatu bilangan prima maka (
karena diketahui bahwa maka kekongruenan tersebut menjadi ini brarti bahwa
p ..............(1)
Menurut Teorema 6.3 lagi. Karena q suatu bilangan prima maka ( ) (mod q).
Selanjutnya, karena diketahui bahwa ap
ALGORITMA EUCLID
Sekarang akan diperiksa suatu prosedur yang menghindari pemfaktoran dua bilangan
bulat positif untuk memperoleh faktor persekutuan terbesar. Ini dinamakan Algoritma
Euclid dan digambarkan seperti berikut ini. Diambil a, b adalah bilangan-bilangan bulat tak nol. Setelah Algoritma Pembagian diaplikasikan secara berulang-ulang, diper-
r 0=a
dan
r 1=b
Dicatat bahwa:
n
r n +1
r k 2
dan
r k 1
r k , k=2 ; :::; n
dinyatakan dalam
r n1=r n2q n1 r n1 :
Digunakan pernyataan tersebut secara berulang, maka dapat dituliskan
r n=u r 0 + v r 1=ua+ vb:
Jadi
rn
rn
sisa tak nol terakhir rn yang dihasilkan oleh algoritma Euclid adalah (a; b).
Selanjutnya, FPB dari dua bilangan bulat boleh dinyatakan sebagai suatu kombinasi
linier dari dua bilangan bulat tersebut dengan menggunakan metode substitusi balik.
Contoh 6.1
Tentukan (84; 60), dan selanjutnya nyatakan sebagai suatu kombinasi linier dari kedua
bilangan bulat tersebut.
Penyelesaian:
Diambil a=84 dan b=60 , maka
84=1.60+ 24 ; 24=84+(1). 60 ;
60=2.24+ 12; 12=60+(2). 24 ;
Jadi,
(84 ; 60)=12=(2). 84+ 3. 60.
Contoh 6.2
Tentukan (190;- 72), dan selanjutnya nyatakan sebagai suatu kombinasi linier dari kedua
bilangan bulat tersebut.
Penyelesaian:
Diambil a=190 dan b=72 , maka
190=(2).(72)+ 46 ; 46=190+2 .(72);
72=(2 ) .46+20 ; 20=72+2 . 46 ;
46=2 .20+ 6 ; 6=46+(2)20 ;
20=3 . 6+2 ; 2=20+(3). 6 ;
2=20+(3).6
20+(3).(26+(1) .20)
(3). 26+ 4 . 20
4 .46+(7).(72+(1) . 46)
(7).72+11 . 46
karena
(u+tb )a+( vta)b=(ua+ vb)+(tbatab)=ua+ vb :
(6.1)
mempunyai suatu penyelesaian bilangan bulat jika dan hanya jika (a ; b)c . Algoritma
Euclid merupakan suatu cara yang e.sien untuk mencari suatu penyelesaian bagi persamaan
(6.1). Sebagai contoh, dari masalah sebelumnya, penyelesaian bilangan bulat
Contoh 6.4
Tunjukkan bahwa persamaan diophantine
penyelesaian bulat. Cari penyelesaian
(x ; y )
mempunyai penyelesaian-
sedemikian sehingga
x+ y
mengambil
x=260 dan
446
t=260223 t ;
2
y=120+
206
t=120+103 t ;
2
x+ y
bernilai
positif terkecil untuk t=1 , bernilai negatif untuk t 2 , dan x+ y> 140 untuk t 0.
Jadi, penyelesaian yang diminta yaitu
x=37
dan
y=17
Contoh 6.5
Cari semua penyelesaian bulat
x dimana 0 x <9
6 x=15(mod 9) , atau, jika tidak ada penyelesaian, berikan alasan kenapa tidak
ada penyelesaian.
Penyelesaian:
Kita harus menyelesaikan persamaan diophantine 6 x+ 9 y=15 atau ekivalen dengan
2 x +3 y=5. Karena 2 .(1)+3 .(1)=1 , maka 2 .(5)+3(5)=5 . Oleh karena itu,
suatu penyelesaiannya adalah
mempunyai bentuk
9
x=5 t=53 t
3
untuk suatu t Z . Terdapat tiga penyelesaian mod 9, yaitu
53(2)=1,53(3)=4 , dan 53(4 )=7.
Contoh 6.6
Vian ingin membeli beberapa prangko klas kedua dengan harga $ 20 per prangko, dan
beberapa prangko klas pertama dengan harga $ 26 per prangko. Uang yang saya miliki
264. Berapa banyak prangko yang dapat dibeli oleh Vian?
Penyelesaian:
Dimisalkan
adalah
x , y 0.
Sekarang dicari suatu penyelesaian bilangan bulat dari persamaan (menggunakan Algoritma Euclid)
26=1. 20+6 6=3. 2+0 :
Selanjutnya disubstitusi balik untuk memperoleh
2=203 .6=203 . ( 2620 )=4 .203 .26
Jadi, 2=4 . 203 . 6 Sekarang 264=132.2 , sehingga
264=132.( 4 . 203. 26)=528 . 20396 . 26
26
t
2
dan
y=396
x=528+13 t
dan
20
t
2
y=39610t
untuk suatu
tZ
x dan
x 0 ekivalen dengan
528+13 t .0 ,
yaitu
528
8
=(40+ )
tZ
13
3 . Untuk
396
6
t
=(39+ )
39610
t
0
t Z , harus dipunyai
dengan , yaitu
10
10 . Untuk
t 40 . Penyelesaian persekutuannya yaitu t=40 . Ini memberikan hasil:
x=528+ (40.13 ) =8 ; dan y=396(40).10=4 :
Dengan kata lain, Vian membeli 8 prangko klas kedua dan 4 prangko klas pertama.
Contoh 6.7
Tentukan suatu penyelesaian bulat untuk persamaan 91 x+126 y +294 z =21:
Penyelesaian:
Dimulai dengan mencari (126 ; 294) . Diaplikasikan Algoritma Euclid:
294=2.126+ 42 126=3.42+0
Penyelesaian:
Dicatat bahwa
2
Karena itu
dalam barisan
atau
(2002+2, 20022 +2, 20023 +2,...) dapat dibagi oleh 2. Lebih lanjut, karena
3 adalah prima relatif, setiap bilangan dalam barisan tersebut dapat dibagi 6. Oleh
karena itu x = 6.
x a1 ( mod n1 )
x a2 ( mod n2 )
x an ( mod nn )
Berikut penulis memberikan beberapa contoh dari kongruensi linier simultan satu variabel
adalah sebagai berikut:
Contoh:
a.
x 4 ( mod 11 )
x 3 ( mod17 )
b.
x 1 ( mod 2 )
x 2 ( mod 3 )
x 3 ( mod5 )
c.
x 6 ( mod 7 )
x 4 ( mod 9 )
d.
x 0 ( mod 2 )
x 0 ( mod 3 )
x 1 ( mod 5 )
x 6 ( mod 7 )
Untuk mengetahui apakah kongruensi linier simultan satu variabel mempunyai selesaian
dan tidak mempunyai selesaian maka akan diselidiki terlebih dahulu dengan
menggunakan kemungkinan sebagai berikut:
x a1 ( mod n1 )
x a2 ( mod n2 )
mempunyai selesaian jika dan hanya jika
Bukti:
Misalkan:
x a1 ( mod n1 )
x a2 ( mod n2 )
mempunyai penyelesaiaan , sebut
x 0 a1 ( mod n1 )
x 0 a2 ( mod n2 )
Diketahui
d=( n1 ,n 2)
n1x 0a1
n2x 0a2
Selanjutnya
dx 0a1
dx 0a2
Sehingga :
xa 2
dx 0a1 )
da2a1
xa 2
dx 0a1 )
Sehingga:
dx 0a2
dx 0a1
Selanjutnya:
n1x 0a2
n2x 0a1
x0
maka
Diketahui
d=( n1 ,n 2)
x 0 a1 ( mod n1 )
x 0 a2 ( mod n2 )
mempunyai penyelesaiaan , sebut
x0
maka
x a2 ( mod n2 )
x a1 ( mod n1 )
Contoh:
x 3 ( mod 8 )
1.
x 7 ( mod 10 )
Jawab:
Diketahui d=( 8,10 )=2
Karena
2( 73 ) . makadua kongruensi linier simultan tersebut mempunyai penyelesaian .
Sehingga:
x a1 ( mod n1 )
x a2 ( mod n2 )
tidak mempunyai selesaian jika dan hanya jika d a 2a1 : d=(n1 , n2)
x ar ( mod n r )
Dimana
a1 , a2, a3 ar
adalah sebarang r
bilangan bulat.
Adapun cara menyelesaikan kongruensi linier simultan satu variabel tersebut adalah
sebagai berikut:
Contoh :
1. Selesaikanlah kongruensi linier simultan berikut ini.
x 1 ( mod 3 )
x 2 ( mod 4 )
Jawab:
Dapat ditentukan bahwa ( 3,4 ) =1 sehingga kongruensi tersebut dapat diselesaikan.
Dari kongruensi (i) dan (ii)
x 1 ( mod 3 ) x 4 4 x 4 (mod 12)
x 2 ( mod 4 ) x 3
3 x 6 ( mod12 ) +
Sehingga diperoleh
( 4 +3 ) x 1.4 +2.3 ( mod 12 )
7 x 10 ( m od 12 )
x 7.10 ( mod 12 )
x 70 ( mod 12 )
x 10 ( mod 12 )
Jika dikerjakan secara keterbagian maka diperoleh sebagai berikut:
7 x 10 ( mod 12 )
12(7 x10)
12|(7 x 10 ) .7 )
12(x7.10)
x 7.10 ( mod 12 )
x 70 ( mod 12 )
x 10 ( mod 12 )
Untuk mengecek apakah jawaban tersebut benar, maka nilai
disubtitusikan pada kongruensi semula yaitu:
x 1 ( mod 3 ) 10 1 ( mod 3 )
x 2 ( mod 4 ) 10 2( mod 4)
Definisi 4.2
Misalkan n suatu bilangan bulat positif (n) menyatakan banyaknya pembagi bulat
positif dari n.
Contoh :
1. Pembagi-pembagi bulat positif dari 12 adalah 1,2,3,4,6,dan 12,maka T (12) = 6
2. Pembagi-pembagi bulat positif dari 15 adalah 1,3,5,dan 15,maka T (15) = 4
3. Pembagi-pembagi bulat positif dari 13 adalah 1 dan 13,maka T (13) = 2
4. Periksalah bahwa ( 1 )=1, ( 2 )=2, ( 3 )=2, ( 4 )=3, ( 5 ) =2, ( 6 )=4, ( 8 )=4, Apabila
p suatu bilangan prima, maka (p) = 2.
( n) yaitu banyaknya pembagi bulat positif dari n sering dinyatakandengan rumus
yang menggunakan notasi ( sigma) . Berikut ini beberapa contoh definisi notasi
.
Contoh :
1.
n=a1 +a2 +a 3+ a4 + a5
2.
2+3+4 +5+6
3.
3+3+3+3+ 3
4.
1+ 1=2
Dari uraian dan contoh-contoh di atas dapat dipahami bahwa apabila p suatu bilangan
prima,maka pembagi-pembagi bulat positifnya hanyalah 1 dan p saja,sehingga
( p)=2
Pembagi-pembagi bulat positif dari
p2 adalah 1, p dan
p2 sehingga
( p )= 1+1+1=3
2
4
5
Periksalah bahwa ( p )=4, ( p )=5, ( p )=6. Nampak bahwa jika k suatu bilangan
k
bulat positif,maka ( p )=k +1 . Ingat bahwa p disini adalah suatu bilangan prima.
Contoh :
6
64=2
1.
6
, maka (64 )= ( 2 )=6+1=7
2.
2.
q2,
pq2,
p2q2, p3q2, .., pkq2
.
q2,
pq2,
p2q2, p3q2, .., pkqt= n
Nampak pada daftar tersebut bahwa :
( n)= ( p k pt )=(k +1)(t +1)
Kita telah mengetahui teorema dasar aritmatika,yaitu bahwa setiap bilangan bulat positif
yang lebih besar dari 1 dapat difaktorkan secara tunggal atas factor-faktor prima.
3
2
2
2
Missal: 72=2 .3 , 300=2 . 3 .5
Setiap bilangan bulat positif n 1 untuk setiap i=1,2,3, k
Teorema 4.9
Apabila bentuk kanonik dari bilangan bulat n adalah
mungkin untuk
d i=d 1 . d 2 . d 3 . d 4 . d 5
2.
3.
1260=2 . 3 . 5 .7 ,maka
(1260)=t(22 .3 2 . 5 .7)=(2+1)(2+1)(1+1)(1+1)=36
33.075=3 . 5 . 7
2.
, maka
(3 3 . 52 .7 2)=(3+1)(2+ 1)(2+1)=36
3. Periksalahbahwa (2310)=10, (210)=8, (1.156)=9
Sekarang kita akan memperhatikan hasilkali pembagi-pembagi bulat positif dari
suatu bilangan bulat positif n.
Contoh :
1. Pembagi-pembagi bulat positif dari 12 adalah 1,2,4,6 dan 12. (12) = 6
Hasilkan semua pembagi bulat positif dari 12 ditulis dengan notasi K (12) maka :
K (12)=1 .2 .3 . 4 . 6 .12
(1 .12)(2 .6)(3 . 4)
12. 12.12
(12)3
2. Semua pembagi bulat positif dari 28 adalah 1,2,4,7,14 dan 28. (28) = 6
Hasil kali semua pembagi bulat positif dari 28 adalah :
K (28)=1 . 2. 4 .7 . 14 . 28
(1 .12)(2 .14 )(4 . 7)
28 .28 . 28
(28)3
3. Periksalah bahwa
K (2)=2, K (5)=5, K (9)=27, K (18)=183 , K (24)=243 , K (32)=323
Jika p suatu bilangan prima,maka
dan
1 /2 t (t +1)
K ( p )= p
Teorema 4.10
Apabila n suatu bilangan bulat positif,maka hsilkan semua pembagi bulat positif dari
n adalah
K (n)=n
Bukti :
1/ 2 (n)
d=d
n , maka ada
(yaitu pembagi
(misalnya
sedemikian hingga d d =n .,maka akan diperoleh bahwa hasil kali semua pembagi bulat
positif dari n adalah :
K (n)=n1/ 2 (n)
Notasi lain dari K (n) adalah d
B.
Fungsi (sigma)
Apabila ( n) menyatakan banyaknya pembagi bulat positif dari
n , maka
(n)
(n)
(27)=1+3+9+ 27=40
2. periksalah
bahwa
dan q
adalah
1, p , q
dan
pq=n ,
sehingga :
(n)= ( pq)=1+ p+ q+ pq=(1+ p)(1+q)
Jika m = p2q3 dengan p dan q bilangan-bilangan prima yang berlainan,maka jumlah
semua pembagi bilat positif dari m dapat disusun sebagai berikut :
(m) = (1 + p + p2 + p3) + (1 + pq + pq2 + pq3) + (p2 + p2q + p2q2+ p2q2)
= (1 + p + p2) (1 + q + q2+ q3)
Kita dapat menyimpulkan bahwa apabila n = p kqt denganp dan q keduanya bilangan
prima yang berbeda dan k,t bilangan -bilangan bulat positif.maka :
(n) (pkqt) = . = (pk) . (qt)
Analog dengan contoh diatas,buktikanlah pernyataan tersebut :
Contoh :
1.