Jawab :
4
∑3 = 3 + 3 + 3 + 3 = 12
r=1
1 1
b. ∑ ∑ (2 m+1)(n+2)
n=−2 m =−1
Jawab :
Untuk m = −1:
Untuk m = 0 :
Untuk m = 1 :
Untuk n = −2:
1
Untuk n = −1:
1
Untuk n = 0:
1
∑ ∑ (2 m+1)(n+2)=0+5+6 +9=20
n=−2 m =−1
4 3
c. ∑ ∏ (m−n)
m=2 n=1
Jawab :
Untuk m = 2:
Untuk m = 3:
Untuk m = 4:
∑ ∏ (m−n)=0+0+ 6=6
m=2 n=1
410
d. ∑ (4 r +1)
r=11
Jawab :
4(11) + 1 = 44 + 1 = 45
r = 410 adalah
n
S n = ( a1 + a2 )
2
400
S400 = ( 45+1641 )=200 ×1686=337200
2
2 1
e. ∏ ∏ ( p+1)(q−1)
q =0 p=−1
Jawab :
1
∏ ( p+1)(q−1)=((−1)+1)(( 0)−1)((1)−1)=(0)(−1)(0)=0
p=−1
∏ ( p+1)(q−1)=((1)+1)((0)−1)((1)−1)=(2)(−1)(0)=0
p=−1
Jadi, karena semua hasil perkalian adalah 0, maka hasil dari ekspresi tersebut juga adalah
0.
2 3
f. ∏ ∑ xy
x=1 y=1
Jawab :
3
∏ ∑ xy=6 ×12=72
x=1 y=1
Jawab :
Ketika n = 6:
3 × 2^(6-5) = 3 × 2^1 = 3 × 2 = 6
Ketika n = 7:
3 × 2^(7-5) = 3 × 2^2 = 3 × 4 = 12
Ketika n = 8:
3 × 2^(8-5) = 3 × 2^3 = 3 × 8 = 24
Ketika n = 9:
3 × 2^(9-5) = 3 × 2^4 = 3 × 16 = 48
Ketika n = 10:
3 × 2^(10-5) = 3 × 2^5 = 3 × 32 = 96
Ketika n = 11:
Ketika n = 12:
Ketika n = 13:
Ketika n = 14:
b. 21 + 25 + 29 + 33 + … + 417
n
Jawab : ∑ (17+ 4 i)
i=1
c. ( p1 +q 1 ) + ( p2 +q1 ) + ( p 1+ q2 ) + ( p2 +q 2 ) + ( p1 +q 3 ) + ( p2 +q 3)
3
Jawab : ∑ ( p 1+ p 2+ qi)
i=1
Jawab :
1 1
9= ×1 × ( 5 ×1+13 ) = × 18=9
2 2
1
¿ k ( 5 k +13 )+ ( 5 ( k +1 ) +4 )
2
1 1
¿ k ( 5 k +13 )+ × 2 ( 5 k +13 )
2 2
1
¿ k ( k +2 )+(5 k +13)
2
1
¿ k ( k +1 )+(5 ( k +1 ) +13)
2
Ini membuktikan langkah induksi. Oleh karena itu, pernyataan tersebut benar untuk semua n
dengan induksi matematika.
Jawab :
Untuk n = 0:
0 +2
S ( 0 )=3=2 −1=4 – 1=3
Untuk n = 1:
1 +2
S ( 0 )=7=2 −1=8 – 1=7
Dan
k+2 k+ 3
S ( k +1 ) =2 −1=2 −1
Langkah induksi :
S ( k +2 ) =3 S ( k +1 )−2 S (k )
Jadi, berdasarkan prinsip induksi matematika, pernyataan tersebut benar untuk setiap n ≥ 0
Jawab :
b. 10
Jawab :
c. 15
Jawab :
d. 100
Jawab :
Faktor-faktor dari 100 adalah 1, 2, 4, 5, 10, 20, 25, 50, dan 100. Jumlah faktor-faktornya
adalah 1 + 2 + 4 + 5 + 10 + 20 + 25 + 50 + 100 = 217. Karena jumlah faktor-faktornya tidak
sama dengan 100, maka 100 bukanlah bilangan perfek.
e. 56
Jawab :
Faktor-faktor dari 56 adalah 1, 2, 4, 7, 8, 14, 28, dan 56. Jumlah faktor-faktornya adalah 1 +
2 + 4 + 7 + 8 + 14 + 28 + 56 = 120. Karena jumlah faktor-faktornya tidak sama dengan 56,
maka 56 bukanlah bilangan perfek.
f. 210
Jawab :
Faktor-faktor dari 210 adalah 1, 2, 3, 5, 6, 7, 10, 14, 15, 21, 30, 35, 42, 70, 105, dan 210.
Jumlah faktor-faktornya adalah 1 + 2 + 3 + 5 + 6 + 7 + 10 + 14 + 15 + 21 + 30 + 35 + 42 +
70 + 105 + 210 = 456. Karena jumlah faktor-faktornya tidak sama dengan 210, maka 210
bukanlah bilangan perfek.
Kesimpulan
Jadi, dari bilangan-bilangan yang diberikan, tidak ada yang merupakan bilangan perfek.
Jawab :
96 dan 108 Faktor-faktor dari 96 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 32, 48, dan 96. Faktor-
faktor dari 108 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 27, 36, 54, dan 108.
Faktor persekutuan terbesar dari 96 dan 108 adalah 12. Karena faktor persekutuan terbesar
lebih besar dari 1, maka 96 dan 108 adalah pasangan bilangan yang bersekawan.
Jawab :
256 dan 320 Faktor-faktor dari 256 adalah 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dan 256. Faktor-faktor
dari 320 adalah 1, 2, 4, 5, 8, 10, 16, 20, 32, 40, 64, 80, 160, dan 320.
Faktor persekutuan terbesar dari 256 dan 320 adalah 64. Karena faktor persekutuan terbesar
lebih besar dari 1, maka 256 dan 320 adalah pasangan bilangan yang bersekawan.
7. Perhatikan bahwa:
1 = 12
1+3 = 4 = 22
1+3+5 = 9 = 32
1+3+5+7 = 16 = 42
Dengan menggunakan pola tersebut di atas, carilah:
a. 1+3+5+ … + 99
Jawab :
b. 1+3+5+ … +1001
Jawab :
c. 1+3+5+ … +5555
Jawab :
d. 1+3+5+ … +99999
Jawab :
Jawab :
1=12
Kita asumsikan bahwa pernyataan tersebut benar untuk n=k, artinya: 1+3+5+…+(2k−1)=k 2
Jawab :
Kita akan tunjukkan bahwa pernyataan tersebut juga benar untuk n=k+1. Tambahkan
(2(k+1)−1) ke kedua sisi persamaan:
k2+(2(k+1)−1)=k2+2k+2−1=(k+1)2
Jadi, berdasarkan prinsip induksi matematika, rumus tersebut benar untuk setiap n bilangan
bulat positif. Rumus tersebut juga sesuai dengan pola yang terlihat dalam deret tersebut.
Jawab :
Ketika n = 1, kita memiliki (13 + 2×1) = 3, yang dapat kita lihat memang dapat dibagi
dengan 3 tanpa sisa.
Kita asumsikan bahwa untuk suatu bilangan bulat k ≥ 1, (k3 + 2k) dapat dibagi dengan 3.
Kita tahu bahwa (k3 + 2k) dapat dibagi dengan 3 berdasarkan asumsi induktif. Selain itu, 3k2
+ 3k dapat dibagi dengan 3. Sehingga, (k+1)3 + 2(k+1) juga dapat dibagi dengan 3.
Dengan demikian, berdasarkan langkah induksi matematika, kita telah membuktikan bahwa
3 membagi (n3 + 2n) untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.
Jawab :
Ketika n = 1, kita memiliki 2×1 = 2, yang memang lebih besar atau sama dengan 2+1.
2(k+1) = 2k + 2
Dengan demikian, berdasarkan langkah induksi matematika, kita telah membuktikan bahwa
2n ≥ (2 + n) untuk semua bilangan bulat n ≥ 1.