Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SEJARAH MATEMATIKA DI INDIA

OLEH :

Kelompok 6

1. Kintan Dwi Putri Azura (15029011)


2. Nadia El Khair (15029057)
3. Prilly Aliffani (15029075)

DOSEN PEMBIMBING :

Dra. Jazwinarti, M.Pd

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah sejarah Matematika tentang sejarah masuk dan
berkembangnya matematika di India.

Adapun makalah Sejarah Matematika ini telah kami usahakan semaksima


lmungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapa
tmemperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh
karena itu denganlapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami
dapat memperbaiki makalah Sejarah Matematika tentang Sejarah masuk dan
berkembangnya matematika di India.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang sejarah


masuk dan berkembangnya matematika di India ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Padang, Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I ..................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A.Latar Belakang................................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 6

C.Tujuan Penulisan ............................................................................................. 6

BAB II ..................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7

A.Sejarah Matematika India ............................................................................... 7

B.Sistem Angka India .......................................................................................... 9

C.Sejarah Angka Nol ........................................................................................ 13

D.Tokoh Matematika India ............................................................................... 15

E. Penemuan Yang Berhubungan Dengan Matematika Di India ...................... 21

BAB III ................................................................................................................. 24

PENUTUP ............................................................................................................. 24

A.Kesimpulan .................................................................................................... 24

B.Saran .............................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

India telah memiliki pengetahuan besar mengenai matematika. Angka nol


diciptakan oleh bangsa India kuno. Demikian juga system desimal. Matematika
Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra atau “talidarisloka”
(cord of verses). Ini berkaitan dengan pembangunan altar tempat pemujaan dan
upacara korban. Formula dari Sulwa Sutra sifatnya empirik. Sesungguhnya,
dikatakan bahwa Sulwa Sutra mungkin merupakan pengaruh di belakang
perkembangan kemudian dari geometri Yunani. Semua hal yang datang dari
matematika India, angka adalah yang paling menonjol.
Peradaban terdiri anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang
mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus.
Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi dokumen matematika yang
masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah
peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra
yang sekarang Pakistan dan India Barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai
Peradaban Harappa Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut
Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang
mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus
berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati
kuno yang pernah mengalir.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak ZamanBesi. Shatapatha
Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-
kira 800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan
bilangan irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar
kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode
konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan,

4
menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat, mengembangkan tripel Pythagoras
secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk teorema
Pythagoras.
Rumus itu sekarang ada di Pakistan tetapi ini masih termasuk dalam
bahasan kita “Indian Matematic” yang pada makalah ini menunjukan pada
perkembangan matematika di bagian India. Peradaban India berdasarkan pada dua
kota tersebut dan juga pada lebih dari 100 kota kecil dan desa-desa. Peradaban ini
dimulai sekitar 2500 tahun sebelum masehi dan berjalan sampai 1700 sebelum
masehi atau berikutnya. Orang-orang telah menulis dan menggunakan tulisan
beraksara berkisar 5090 karakter yang beberapa telah diakui dapatditafsirkan,
tetapi jauh dari kejelasan, ini adalah masalahnya.
Ada 2 era dalam perkembangan matematika di India:

1. Era Sulvasutra
Sulvasutra menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Sulvasutras” (buku
tentang hukum-hukum pengukuran yang didalamnya terdapat pengetahuan
geometri kuno). Sulvasutras ini menemukan dalil-dalil untuk melukis suatu
segitiga yang sisi-sisinya membentuk triple Pythagoras. Berdasarkan hal ini,
bukan tidak mungkin bahwa Sulvasutras dipengaruhi oleh matematika
Messopotamia.
Setelah India ditaklukkan sedikit oleh Iskandar Agung, kemudian
muncullah kekaisaran Mourya, yang mempunyai daerah kekuasaan seluruh India
ditambah lagi dengan sebagian Asia Tengah. Kaisar Mourya yang paling terkenal
adalah Asoka (272-232 SM), dimana pada zaman kekuasaan kaisar ini dibangun
pilar-pilar pada setiap kota-kota penting di India, yang sampai sekarang masih
bisa dilihat sisa-sisanya. Pilar-pilar sangat penting artinya dalam sejarah
matematika India karena mengandung lambang-lambang bilangan.
Setelah Asoka, India mengalami sederetan inovasi yang akhirnya diikuti
oleh dinasti Gupto, yang merupakan pemerintahan asli penduduk India. Periode
dinasti Gupto ini (290-450) merupakan zaman keemasan dari bangkitnya kembali
kebudayaan sangskerta. India pada zaman itu merupakan pusat ilmu pengetahuan,
kesenian, dan kedokteran. Pada waktu itu dibangunlah beberapa kota besar di
India, serta bermunculan beberapa universitas.

5
2. Era Siddanta
Era Siddanta ini merupakan hasil dari kebangkitan kembali kebudayaan
sangskerta. Terdapat lima versi Siddanta, yakni Paulisa Siddanta, Surya Siddanta,
Vasisishta Siddanta, Paitamaha Siddanta, dan Romanka Siddanta, yang ditulis
sekitar tahun 400. Satu-satumya Siddanta yang dapat ditemukan secara lengkap
adalah Surya Siddanta (pengetahuan dari matahari) tidak diketahui siapa
penulisnya. Sedangkan buku Paulisha Siddanta, yang ditulis kira-kira tahun 330
diringkas oleh matemati kawan Hindu yaitu Varhamihira pada tahun 505.
Dari tahun 450 sampai dengan akhir tahun 1400, India kembali menjadi
subjek inovasi asing. Yang pertama kali datang adalah bangsa Hunt, kemudian
diikuti oleh bangsa Arab pada abad kedelapan, selanjutnya disusul oleh bangsa
Porsi pada abad kesebelas. Pada periode ini muncul matematikawan yang
terkenal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah masuknya matematika ke India?

2. Bagaimana sejarah perkembangan matematika di India?

3. Siapa saja matematikawan dari India ?

4. Apa saja sumbangsih perkembangan matematika di India terhadap ilmu


matematika?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah masuknya matematika ke India


2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan matematika di India
3. Untuk mengetahui siapa saja matematikawan dari India
4. Untuk mengetahui sumbangsih perkembangan matematika di India terhadap
ilmu matematika

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Matematika India


Matematika India atau juga bisa disebut Matematika Hindu muncul pada
abad ke-26 SM dan berakhir pada abad ke-14 M. Matematika India ini
berkembang setelah matematika China dan berakhir tepat sebelum munculnya
matematika Eropa abad pertengahan. Matematika India dimulai sejak munculnya
sebuah peradaban yang terletak di daerah aliran Sungai Indus. Peradaban ini biasa
disebut Peradaban Lembah Indus. Kota-kota yang mereka tempati kala itu diatur
secara geometris.
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah
peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra
yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai
Peradaban Harappa Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut
Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang
mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus
berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati
kuno yang pernah mengalir.
India telah memiliki pengetahuan besar mengenai matematika. Angka nol
diciptakan oleh bangsa India kuno. Demikian juga sistem desimal. Matematika
Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra atau “tali dari sloka”
(cord of verses). Ini berkaitan dengan pembangunan altar tempat pemujaan dan
upacara korban. Formula dari Sulwa Sutra sifatnya empirik. Sesungguhnya,
dikatakan bahwa Sulwa Sutra mungkin merupakan pengaruh di belakanag
perkembangan kemudian dari geometri Yunani. Semua hal yang datang dari
matematika India, angka nol adalah yang paling menonjol
Sekitar abad ke-15 SM bangsa India diusir oleh bangsa Arya yang datang
dari Asia Tengah. Selama kira-kira 1000 tahun bangsa Arya menyempurnakan
tulisan Hindu dan bahasa Sansekerta. Beberapa penulis agama juga menulis
sejarah matematika karena dalam pembangunan altar Budha direntangkan tali
yang menunjukkan pengenalan tigaan Pythagoras.

7
Kemudian lahirlah matematika Vedanta yang berkembang di India sejak
Zaman Besi. Sekitar abad ke-9 SM, seorang matematikawan bernama Shatapatha
Brahmana mulai menemukan pendekatan nilai π, dan kemudian antara abad ke-8
dan ke-5 SM, Sulba Sutras memberikan tulisan-tulisan geometri yang
menggunakan bilangan rasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik yaitu
dengan menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan,
memberikan metode konstruksi lingkaran dan perhitungan luasnya menggunakan
susunan persegi, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat serta
menggembangkan Tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan
dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan
sistem letak untuk bilangan. Angka India atau Argam Hindiyyah dimulai satu
tempat kosong untuk angka nol, ini terbukti telah dituliskan posisi itu pada Kitab
Injil orang India. Para ahli matematika India telah lama menemukan bilangan nol,
tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Aryabrata menyebut bilangan nol dengan
kata “kha”. Aryabrata telah memasukkan nol dalam sistem perhitungan bukan
sekedar tempat kosong. Konsep bilangan nol menggunakan satu tempat kosong di
dalam pengaturan bentuk tabel telah dikenal dan digunakan di India dari abad ke-
6. Naskah tertua yang diketahui menggunakan nol adalah karya Jain dari India
yang berjudul Lokavibhaaga, berangka tahun 458.
Penggunaan simbol nol oleh orang India yang pasti adalah di Gwalior
Tablet Stone pada tahun 876. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan
tembaga dengan simbol “o” kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica
mengatakan “Literatur Hindu membuktikan bahwa bilangan nol mungkin telah
dikenal di depan kelahiran Kristus, tetapi tidak ada catatan yang ditemukan
dengan simbol seperti itu di depan abad ke-9”. Ide-ide brilian dari matematikawan
India selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini terjadi
pada tahap-tahap awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi meneliti sistem
perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan
yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi adalah
yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat
dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai Sistem Bilangan Desimal.

8
B. Sistem Angka India

Setelah diteliti penomoran India hanya berbasis 10 (simbol uang berbeda 1


sampai 9) berlawanan pada sistem berbasis 60 Babilonia. Dan simbol mengambil
pada bentuk tertutup (rumus) yang sekarang digunakan di Eropa abad 15. Sistem
angka India sering disebut di Barat sebagai Sistem Hindu-Arab atau hanya Angka
Arab karena mencapai Eropa melalui orang Arab. Sementara itu, angka modern
saat ini, berasal dari simbol yang digunakan oleh para ahli matematika Hindu
India sekitar tahun 200 SM, yang kemudian dikembangkan oleh orang Arab.
Dibandingkan dari seluruh angka yang ada (1 sampai 9), angka 0 (nol) merupakan
angka yang paling terakhir kemunculannya.
Terdapat beberapa angka yang ditemukan di India, yaitu:

1. Angka Brahmani (Angka Brahmi)

Angka Brahmi ada sejak abad 1 SM dan masih digunakan sampai


sekarang. Ada beberapa teori yang dikedepankan oleh para ahli sejarah, mengenai
asal – usul angka ini, yaitu:
Angka Brahmi berasal dari kebudayaan sungai indus sekitar 2000 SM
Angka Brahmi berasal dari angka Aramen
Angka Brahmi berasal dari abjad Karoshthi
Angka Brahmi berasal dari abjad Brahmi
Brahmi berasal dari sistem angka dari abjad yang pertama, seperti halnya
Panini.
Berikut adalah contoh Brahmi satu, dua, tiga.

Ada Brahmi simbol terpisah untuk 4, 5, 6, 7, 8, 9 tapi ada juga simbol


untuk 10, 100, 1000, … serta 20, 30, 40, … , 90 dan 200, 300, 400, …, 900.
Berikut adalah contoh salah satu gaya dari angka Brahmi.

9
Tidak ada masalah dalam memahami simbol untuk 1, 2, dan 3. Namun
simbol untuk 4, … , 9 tampaknya kita tidak ada kaitan yang jelas dengan nomor
yang mereka wakili. Ada cukup banyak teori dikemukakan oleh sejarawan selama
bertahun-tahun untuk asal-usul angka-angka.
Dalam Ifrah daftar sejumlah hipotesis yang telah diajukan. Pada dasarnya
hipotesis tersebut terdiri dari dua jenis. Salah satunya adalah bahwa angka-angka
berasal dari alfabet dengan cara yang mirip dengan angka Yunani yang
merupakan huruf awal dari nama-nama angka. Tipe kedua hipotesis adalah bahwa
mereka berasal dari sistem nomor sebelumnya dari jenis yang sama dengan angka
Romawi. Misalnya, angka Aram dari hipotesis 2 didasarkan pada I (satu) dan X
(empat) :

I, II, III, X, IX, IIX, IIIX, XX.

Ifrah memeriksa setiap enam hipotesis pada gilirannya dan menolak


mereka, meskipun orang harus mengatakan bahwa dalam beberapa kasus lebih
disebabkan karena kurangnya bukti positif daripada bukti negatif.

Ifrah mengusulkan teori sendiri, yaitu bahwa:

Sembilan pertama angka Brahmi merupakan sisa-sisa dari notasi numerik adat
lama, di mana sembilan angka diwakili oleh angka yang sesuai garis vertikal …
Untuk mengaktifkan angka akan ditulis dengan cepat, untuk menghemat waktu,
kelompok-kelompok garis berkembang dalam banyak cara yang sama dengan
orang-orang tua angka Pharonic Mesir. Dengan mempertimbangkan jenis bahan
yang ditulis di India selama berabad-abad (pohon atau daun kelapa kulit) dan
keterbatasan peralatan yang digunakan untuk menulis (Calamus atau sikat),

10
bentuk angka menjadi lebih dan lebih rumit dengan ligatures banyak, sampai
angka tidak lagi menanggung setiap kemiripan dengan prototipe asli.

Ini adalah teori yang bagus, dan memang mungkin benar, tetapi
tampaknya benar-benar tidak ada bukti positif untuk mendukungnya. Idenya
adalah bahwa mereka berevolusi dari:

Orang mungkin berharap untuk menemukan bukti seperti angka pada saat
evolusi. Namun, akan muncul bahwa kita tidak akan pernah menemukan bukti
meyakinkan untuk asal dari angka Brahmi.

2. Angka Gupta

Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke


Magadha di timur laut India yang dimulai sejak awal abad 4 M sampai abad 6 M.
Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi yang tersebar luas oleh kerajaan Gupta.

11
3. Angka Nagari

Angka Nagari sering disebut-sebut oleh Al-Biruni sebagai “kebanyakan


bilangan” karena banyak dikirim ke dalam dunia Arab. Angka Nagari yang sering
juga disebut angka Devanagari. Angka India menyebar ke bagian dunia antara
abad 7 sampai 16 M dan sudah menyebar sampai di Eropa diakhir abad 5 M.
Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui
perkembangan sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka Gupta
kemudian kedalam angka Nagari dan selanjutnya angka-angka India tersebut
dikembangkan di bangsa Arab dan berkembang menjadi angka modern yang kita
gunakan sekarang ini.

Sistem bilangan India:


Perkataan Sanskrit
Angka Hindu- Ciri penting dalam
untuk
Devanagari Arab sistem ini adalah kita boleh
angka ordinal
menlis angka untuk sembarang
० 0 śūnya (०००००) angka, baik besar maupun kecil,
dan hanya menggunakan 10
० 1 éka (००) simbol yang disebut digit,
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Kata ‘digit’
० 2 dvi (००००)
berarti ‘jari tangan’, atau ‘jari
० 3 trí (००००) kaki’. Karena hanya 10 simbol
yang digunakan, maka sistem
० 4 chatúr (०००००) numerasi Hindu-Arab disebut
juga sistem numerasi
० 5 pañch (००००)
perpuluhan.
० 6 ṣáṣ (०००) Satu lagi prinsip dalam
sistem numerasi ini yaitu
० 7 saptá (००००)

० 8 aṣṭá (००००) 12

० 9 náva (००)
‘pengumpulan sepuluh-sepuluh’. Dimana sepuluh satu diganti dengan satu
sepuluh, dan sepuluh-sepuluh diganti dengan satu-ratus, seratus-sepuluh diganti
dengan satu ribu dan seterusnya. Bilangan objek yang dikumpulkan sedemikian
disebut basis bagi sistem itu. Oleh karena itu, sistem Hindu-Arab boleh ditulis
dalam bentuk uraian, dimana nilai bagi setiap digit dalam setiap kedudukan itu
jelas. Sebagai contoh kita menulis 663 dalam bentuk uraian yaitu:
663 = 6 × 100 + 6 × 10 + (3 × 1)

C. Sejarah Angka Nol


Nol mempunyai dua fungsi yang sama sama penting tapi berbeda dalam
beberapa hal. Fungsi yang pertama ialah tempat yang kosong mengidentifikasikan
pada sistem angka nilai posisi kita.

Sekitar 650M penggunaan nol sebagai angka sudah masuk pada


matematika India. Bangsa India juga menggunakan sistem tempat nilai dan nol
untuk menandakan tempat yang kosong. Bahkan ada buktinya penyangga tempat
yang kosong pada posisi angka dari awal 200M di India tetapi beberapa sejarawan
menyangkal hal tersebut karena dianggap tidak asli.

Sekitar tahun 500M Arybhata merancang sistem angka yang belum


terdapat angka nol. Ia menggunakan kata “kha” untuk posisi dan selanjutnya
digunakan untuk menandakan tempat yang kosong pada sistem penulisan. Cukup
menarik ketika dokumen yang sama kadang-kadang menggunakan titik untuk
menandakan hal yang tidak diketahui yang biasanya kita menggunakan x.
Belakangan matematika India mensahkan nol pada posisi angka namun belum ada
simbol yang mewakilinya.

Brahmagupta mencoba memberikan aturan pada aritmatika dengan


melibatkan angka nol dan negative pada abad ke-7. Ia menjelaskan bahwa
menentukan angka dan jika kamu mensubtrasikannya sendiri maka kamu
mendapat NOL.

Ia memberikan peraturan tambahan yang berhubungan dengan nol sebagai


berikut :

13
The sum of zero and a negative enumber is negative, the sum of a positif
number and zero is positive, the sum of zero and zero is zero.

Artinya : Jumlah angka nol dan negatif adalah negatif, jumlah angka nol dan
positif adalah positif, jumlah nol dan nol adalah nol.

Subtraksi terlihat lebih keras:

A negative number subtracted from zero is positive, a positive number


subtracted from zero is negative, zero subtracted from a negative number is
negative, zero subtracted from positive number is positive, zero subtracted from
zero is zero.

Artinya: Angka negatif disubtraksikan dari nol adalah positif, angka positif
disubtraksikan dari nol adalah negatif, nol disubtraksikan dari angka negatif
adalah negatif, nol disubtraksikan dari nol adalah nol.

Sebenarnya Brahmagupta berkata sangat sedikit ketika ia mengemukakan


𝑛
bahwa n dibagi nol adalah 0. Ia salah ketika ia mengklaim bahwa nol dibagi nol

adalah nol. Akan tetapi, suatu percobaan yang jenius dari orang pertama yang kita
tau mencoba untuk mengembangkan aritmatika pada angka negatif dan nol.

Pada 830 Mahavira menulis Ganita Sara Samgraha yang dibuat untuk
memperbaharui buku Brahmagupta. Ia menyatakan bahwa :

.... a number multiplied by zero is zero, and a number remain the same
when zero is substracted from it.

Artinya: Angka yang dikalikan nol hasilnya nol, dan angka akan tetap sama
apabila nol disubtraksikan dengan angka tersebut.

Bagaimanapun juga ia mencoba untuk memperbaiki pernyataan


Brahmagupta tentang pembagian nol yang terlihat banyak membuat kesalahan. Ia
menulis:

A number remains unchanged when divided by zero.

Artinya: Angka akan tetap sama jika dibagi dengan nol.

14
Bhaskara menulis lebih dari 500 tahun setelah Brahmagupta. Ia menulis;

A quantity devided by zero becomes a fraction the denominator of which is


zero. This fuction is termed an infinite quantity. In this quantity consisting of that
which has zero for its divisor, there is no alteration, though many may be inserted
or extracted; as no change take place in the infinite and immutable God when
worlds are created or destroyed, though numrous orders of beings are absorbed
or put fourth.

Artinya: Banyaknya pembagian nol menjadi penyebut bilangan pecahan adalah


nol. Bilangan pecahan ini mempunyai batas yang tidak terbatas. Dalam jumlah ini
terdiri dari nol sebagai penyebut tidak ada perubahan, walaupun banyak yang
dimasukkan atau dikeluarkan tidak ada perubahan Tuhan yang tidak terbatas dan
tidak dapat digantikan ketika dunia diciptakan atau dihancurkan, walau banyak
sekali pesanan yang diserap maupun dikeluarkan.

𝑛
Maka Bhaskara mencoba untuk memecahkan masalah dengan menulis =
0

∞ dilihat pertama kali mungkin kita terbujuk untuk percaya Bhaskara benar, tetapi
tentu saja dia tidak benar. Apabila benar bahwa waktu nol adalah harus sejajar
dengan semua angka n, maka semua angka adalah sejajar. Matematika India tidak
menyimpulkan pada hal pembenaran bahwa sesuatu tidak dapat dibagi dengan
nol. Akan tetapi, Bhaskara juga mempunyai pernyataan yang benar seperti 02 =
0 dan 0 = 0.

Bangsa Maya yang hidup di Amerika Tengah, yang sekarang dikenal


Meksiko Selatan, Guetemala, dan Utara Belize. Pada tahun 665 mereka
menggunakan sistem angka nilai-tempat dengan nilai dasar 20 dengan
menggunakan simbol 0.

D. Tokoh Matematika India

1. Panini

15
(kira-kira abad ke-5 SM) yang
merumuskan aturan-aturan tata bahasa
Sanskerta. Notasi yang dia gunakan sama
dengan notasi matematika modern, dan
menggunakan aturan-aturan meta,
transformasi, dan rekursi.

2. Pingala
Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di dalam risalahnya
prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner.
Pembahasannya tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari
teorema binomial. Karya Pingala
juga berisi gagasan dasar tentang
bilangan Fibonacci (yang disebut
mātrāmeru).

3. Surya Siddhanta
Surya Siddhanta (kira-kira 400) memperkenalkan fungsi trigonometri
sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-aturan yang menentukan
gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian dengan posisi mereka
sebenarnya di langit. Daur waktu kosmologi
dijelaskan di dalam tulisan itu, yang merupakan
salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan
rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang
hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai
modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa
Latin pada Zaman Pertengahan.

16
4. Aryabhata
Pada tahun 476 – 520 A.D,
adalah ahli matematika Hindu
pertama yang dikenal dunia.
Risalah atau tulisannya mengenai
subyek ini adalah karya Hindu
yang pertama mengenai
matematika murni, dan terdiri dari tiga-puluh-tiga sloka. Ia menjelaskan mengenai
sebab-sebab gerhana matahari dan bulan.
Dia memberikan peraturan (rule) untuk pemecahan sederhana dari persamaan
sederhana lanjutan (simple intermediate equations) dan penetapan yang tepat
mengenai nilai (accurate determination of value). Percaya tau tidak, Aryabhata
menyatakan hubungan keliling sebuah lingkaran pada diameternya (relation of the
circumperence of a circle to its diameter). Pada tahun 499, memperkenalkan
fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri India pertama tentang sinus,
mengembangkan teknik-teknik dan algoritma aljabar, infinitesimal, dan
persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan
linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode modern, bersama-sama
dengan perhitungan (astronomi) yang akurat berdasarkan sistem heliosentris
gravitasi. Sebuah terjemahan bahasa Arab dari karyanya Aryabhatiya tersedia
sejak abad ke-8, diikuti oleh terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga
62832
memberikan nilai π yang bersesuaian dengan = 3,1416 . Ia juga membuat
20000

rumus untuk menemukan luas segitiga, lingkaran, dan lain-lain. Dalam rumus
lingkaran, ia membuat peraturan yang menyatakan komponen utama pemecahan
keliling sebuah lingkaran ada pada diameternya.
Pada tahun 499 M, saat usianya baru 23 tahun ia sudah berhasil membuat
sebuah karya besar. Karyanya itu adalah sebuah Kitab yang ia beri judul mirip
dengan namanya yakni Aryabhatiya. Kitab ini begitu populer karena didalamnya
ia memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri India
pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik algoritma aljabar,
infinitesimal, dan persamaan diferensial, serta memperoleh M.

17
Tak hanya matematika, di dalam kitab ini ia juga menuliskan perhitungan
astronomi yang akurat berdasarkan sistem heliosentris gravitasi. Saking
populernya, kitab ini diterjemahkan kedalam bahasa Arab pada abad ke-8 M, dan
kemudian dalam bahasa Latin pada abad ke-13 Aryabhata adalah matematikawan
dan astronom India yang lahir pada tahun 475 M dan meninggal pada tahun 550
M. Dia hidup di zaman yang sulit untuk mengembangkan matematika. Bahkan,
pada masa itu dia merupakan satu-satunya orang yang menemukan rumus-rumus
matematika sebelum lahirnya ahli-ahli matematika pada masa modern kini.

5. Brahma Gupta
Brahma Gupta adalah matematikawan besar India berikutnya, ia hidup dari
tahun 598 sampai 660 M. Karyanya yang terkenal adalah Brahma Siddhanta yang
terdiri dari dalil dan peraturan. Pada tahun 628
M Brahma Gupta menulis sebuah buku berjudul
Brahma Gupta Siddhanta sebagai perbaikan
dari buku sebelumnya. Dalam buku barunya ini
ia menulis 2 bab tentang matematika, yaitu bab
12 dan 18 yang didalamnya terdapat teorema-
teorema yang sudah diakui sebagai teorema
yang benar. Namun ada pendapat beberapa ahli
yang mengatakan bahwa teorema Brahma
Gupta tidak benar. Disamping itu terdapat pula teorema-teorema Brahma Gupta
yang eksak yaitu dengan memanfaatkan rumus-rumus Archimedes Heron untuk
menentukan jari-jari lingkaran luar suatu segitiga. Salah satu contohnya adalah
saat Brahma Gupta membuat rumus yang ekivalen dengan rumus trigonometri
yang kita pakai sekarang yakni:
𝑎 𝑏 𝑐
2𝑅 = = =
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐶
Yang merupakan formulasi kembali dari hasil karya ptolami. Barangkali
hasil yang paling menarik dari Brahma Gupta adalah menggeneralisasikan dari
rumus beron untuk menentukan luas segi empat yakni :
𝐾 = √(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)(𝑠 − 𝑑)

18
6. Mādhavan
Mādhavan dari Sangamagrama lahir
dengan nama Irinjaatappilly Madhavan
Namboodiri (1350 – 1425) adalah
matematikawan dan astronom India dari
kota Irinjalakkuda (dekat Cochin, Kerala,
India). Ia merupakan pendiri sekolah
astronomi dan matematika Kerala. Mādhava
dianggap sebagai salah satu matematikawan-astronom terbesar pada abad
pertengahan, dan telah menyumbangkan kontribusi dalam deret takhingga,
kalkulus, trigonometri, geometri dan aljabar.
Karya Madhava diduga dikirim ke Eropa melalui misionaris-misionaris
Yesuit dan pedagang yang aktif disekitar pelabuhan Kochi, sehingga memberikan
pengaruh terhadap perkembangan kalkulus di Eropa.
Karya Madhava yang memberikan suatu urutan untuk π diterjemahkan ke
dalam bahasa matematika modern, dibaca
4𝑟 4𝑟
Π𝑟 = 4𝑟 − +
3 𝑠
Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus
Leibniz untuk pi, dan menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai
berikut 3,14159265359.

7. Mahavira
Mahavira mulai dikenal sekitar tahun 850M, berasal dari selatan India. dia
menulis tentang matematika dasar, seperti
operasi-operasi menambah, mengurang,
memangkatkan, menarik akar, dan
sebagainya. Mahavira juga sudah mengenal
bilangan positif dan negatif serta operasi
dalam bilangan nol. Dia mengatakan bahwa
“apabila sebuah bilangan dikalikan dengan nol
akan menghasilkan nol, dan bilangan itu tidak

19
akan berubah nilainya apabila ditambah, dikurangi, atau dibagi dengan nol”.
Kesalahan terhadap tulisan Mahavira ini adalah bahwa membagi dengan nol
dikatakannya tidak merubah bilangan itu sendiri. Tetapi yang menarik dari karya
Mahavira ini adalah pembagian dengan pecahan, yaitu dengan mengalikan
dengan kebalikan dari pecahan tersebut.

8. Bhaskara (1114-1185)
Bhaskara adalah ahli matematika India yang terkenal pada abad kedua
belas. Karya-karyanya yaitu memberikan penyelesaian umum terhadap persamaan
pell (john pell, 1611-1685).
Karya bhaskara yang paling terkenal adalah “lilavati” (si cantik). Yang
merupakan kumpulan dari problem-problem matematika dari Brahmagupta, dll,
dan kemudian ditambah dengan
problem-problem hasil
obsevasinya sendiri.

9. Srinivoso ramanujan (1887-1920)


Srinivoso ramanujan juga merupakan salah seorang genius Hindu pada
abad kedua puluh, terutama dalam aljabar dan aritmatika. Yang mengesankan dari
ramujan ini adalah tentang kecepatan
daya pikirannya, ia mengatakan bahwa
“angka 1729 merupakan angka yang
paling kecil yang menyatakan jumlah
dua pangkat tiga”.

20
Ada dua konstribusi Hindu yang paling menonjol dalam sejarah
matematika adalah:

a. Penemuan sistem numerasi Hindu


b. Diperkenalkannya table-table fungsi sinus dalam trigonometri
menggantikan table tali busur Yunani.

E. Penemuan Yang Berhubungan Dengan Matematika Di India

 The Sulba Sutra


Catatan tertua matematikawan India yang berisi lampiran teks-teks agama
yang memberikan aturan sederhana untuk membangun altar berbagai bentuk,
seperti kotak, persegi panjang, dan lain-lain. Lampiran ini juga memberi metode
untuk membuat lingkaran dengan memberikan persegi yang luasnya sama. Serta
berisi penjelasan verbal awal mengenai teorema Pythagoras.

 The Siddhanta Surya


Catatan yang memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan
sinus invers, dan meletakkan aturan untuk menentukan gerakan yang sebenarnya
posisi benda-benda langit.

 Naskah Bakhshali

Naskah Bakhshali merupakan naskah awal yang ditemukan ratusan tahun


yang lalu. Gupta menulis :
“Naskah Bakhshali adalah naskah yang diberikan pada pekerjaan matematika
yang ditulis pada pelapah pohon ditemukan pada musim panas tahun 1881 di
dekat kampong Bakhshali Yusufzai Peshawar (sekarang Pakistan). Kampong
tersebut berada di Mardhan Tsanil 50 mil dari kota Peshawar”.
Naskah Bakhsahali sebuah buku petunjuk tentang aturan-aturan dan
contoh ilustrasi dan pemecahannya. Terutama tentang Aritmatika dan Aljabar
serta beberapa Geometri dan pengukuran. Naskah tersebut memberikan banyak
pernyataan aturan kemudian diikuti contoh dan tanda matematika serta
pembuktiannya. Hanya sebagian besar disimpan, maka kita tidak dapat

21
memastikan ukuran atau keseimbangan antara topik yang berbeda. Sebagian besar
naskah telah rusak dan hanya sekitar 70 daun pelepah pohon yang tersisa yang
masih bertahan hingga naskah ini ditemukan. Naskah tersebut diperkirakan
disusun sekitar 400M.

 Nilai π
Pemahaman π oleh Aryabhata, Aryabhata bekerja pada pendekatan untuk
π dan memungkinkan telah sampai pada kesimpulan bahwa π adalah tidak
rasional. Pada bagian kedua dari Aryabhata (ganita pada 10), ia menulis dalam
bahasa sansekerta, yang artinya :
“tambahkan 4 dan 100, kalikan dengan 8, dan kemudian menambahkan 62.000.
dengan aturan ini keliling lingkaran dengan diameter 20.000 dapat ditemui
menjadi ∏ = = 3.1416

 Geometri
Basis dan inspirasi dari keseluruhan matematika India adalah geometri.
Bekas-bekas peninggalan awal pengetahuan geometri dari peradaban Lembah
Indus dapat ditemukan pada penggalian kota Harappa dan Mohenjo-daro, dimana
terdapat bukti berupa alat penggambar lingkaran yang berasal dari 2500 SM. Ilmu
geometri yang berasal dari India dapat diketahui melalui sebuah catatan
konstruksi geometri para pendeta Weda yang disebut Sulbasutra. Sulbasutra
adalah panduan untuk pembangunan altar-altar tersebut untuk pemujaan dan
menjelaskan sejarah geometri bangsa India. Altar-altar ini memiliki bentuk
berbeda-beda tetapi berdiri di wilayah yang sama. Sulbasutra berisi penjelasan
verbal awal mengenai teorema Pythagoras meskipun juga telah diketahui oleh
bangsa Babilonia. Dalil-dalil Sutrasulba berhubungan dengan pembagian gambar-
gambar seperti garis lurus, persegi panjang, lingkaran dan segitiga. Geometri
Hindu terutama untuk keperluan praktek. Geometri yang pertama mengenai
pendirian altar agama Hindu. Pendirian altar itu terkait dengan teorema
Pythagoras.

22
 Trigonometri
Penelitian trigonometri oleh Aryabhata. Dalam kitab Ganitapada 6,
Aryabhata mengemukakan luas segitiga, yang artinya
“untuk segitiga, hasil yang tegak lurus dengan sisi setengah merupakan daerah”.

 Aljabar
Penelitian Aljabar oleh Aryabhata. Didalam kitab Aryabhata, Aryabhata
memberikan hasil elegan untuk penjumlahan dari serangkaian bilangan kuadrat
dan bilangan pangkat 3 :

13 + 23 + ⋯ + 𝑛3 = (1 + 2 + ⋯ + 𝑛)2
Jika x, y, dan r merupakan sisi segitiga dan memenuhi persamaan x 2 +
y 2 = r 2 maka segitiga tersebut pastilah siku-siku, dan dikatakan x, y, dan r
adalah tripel pythagoras.
Untuk mencari tripel pythagoras kita bisa menggunakan rumus-rumus
berikut :
𝑥 = 𝑎2 − 𝑏 2
𝑦 = 2𝑎𝑏
𝑟 = 𝑥2 + 𝑦2
dengan ketentuan a > b

Kita bisa memakai rumus tersebut sebagai berikut:


a b a2-b2 2ab a2+b2
2 1 3 4 5
3 1 8 6 10
3 2 5 12 13
4 1 15 8 17

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Matematika Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra
atau “tali dari sloka” (cord of verses). Semua hal yang datang dari matematika
India, Angka India atau Argam Hindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk
angka nol. Para ahli matematika India telah lama menemukan bilangan nol, tetapi
belum ada simbolnya. Kemudian Arybrata menyebut bilangan nol dengan kata
“kha”. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan tenbaga dengan simbol “o”
kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica.
Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang
menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali
memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis
sepuluh. Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa macam angka di
India yaitu : Angka Brahmi ditemukan di gua dan kuil di daerah dekat Poona,
Bombay dan Uttar Pradesh. Data waktunya menunjukkan bahwa sudah dipakai
lebih lama sampai abad 4M. Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta
memerintah sampai ke Magadha di Timur laut India pada awal abad 4M sampai
akhir abad 6M. Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi dan tersebar luas oleh
kerajaan Gupta. Angka Gupta kemudian berkembang menjadi angka Nagari atau
angka Devahagari. Bentuk ini berkembang dimulai sekitar abad 7M dan berlanjut
berkembang dari abad 11M.
Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui
perkembangan sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka Gupta
kemudian kedalam angka Nagari dan selanjutnya angka-angka India tersebut
dikembangkan di bangsa Arab dan berkembang menjadi angka modern yang kita
gunakan sekarang ini.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha
Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-

24
kira 800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan
bilangan irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik, menghitung akar
kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan, memberikan metode
konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan, dan lain-
lain.

B. Saran
Diharapkan materi ini bermanfaat untuk masyarakat terutama mahasiswa
untuk menambah pengetahuan tentang sejarah perkembangan matematika dan
tokoh-tokoh matematika India.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://emmasalim.blogspot.co.id/2013/09/makalah-matematika-india-sejarah-
math.html

http://blognya-rinakhairina.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-matematika-india.html
http://sejarahmatematika1.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-matematika-india-
kuno.html

http://sejarahmatematika1.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-matematika-india-
kuno.html

http://fitrirahmiku.blogspot.co.id/2013/04/makalah-sejarah-matematika-
sejarah.html

https://nugrohodimasadi.wordpress.com/2014/04/11/indian-numeral/

26

Anda mungkin juga menyukai