Anda di halaman 1dari 22

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

SEJARAH MATEMATIKA RISKA NOVIA SARI, M.Pd

SEJARAH MATEMATIKA INDIA

DISUSUN OLEH :
MESY AMELIA (1930026)
RISKI MAHARANI (1930027)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah
Matematika tentang sejarah masuk dan berkembangnya matematika di India.
Adapun makalah Sejarah Matematika ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah Sejarah Matematika
tentang Sejarah masuk dan berkembangnya matematika di India. Akhirnya penyusun
mengharapkan semoga dari makalah tentang sejarah masuk dan berkembangnya matematika di
India ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Pasir Pengaraian, 29 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah Matematika India
2. Sistem Angka India
3. Sejarah Angka Nol
4. Tokoh Matematika India
5. Penemuan Yang Berhubungan Dengan Matematika Di India
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
India telah memiliki pengetahuan besar mengenai matematika. Angka nol
diciptakan oleh bangsa India kuno. Demikian juga system desimal. Matematika Hindu
atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra atau “talidarisloka” (cord of verses).
Ini berkaitan dengan pembangunan altar tempat pemujaan dan upacara korban. Formula
dari Sulwa Sutra sifatnya empirik. Sesungguhnya, dikatakan bahwa Sulwa Sutra
mungkin merupakan pengaruh di belakang perkembangan kemudian dari geometri
Yunani. Semua hal yang datang dari matematika India, angka adalah yang paling
menonjol.
Peradaban terdiri anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang
mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-
kota mereka teratur secara geometris, tetapi dokumen matematika yang masih terawat
dari peradaban ini belum ditemukan.
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah
peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang
sekarang Pakistan dan India Barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban
Harappa Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga
Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir
1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah
yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak ZamanBesi. Shatapatha
Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira
800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan
irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2
sampai sebagian dari seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran
yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan, menyelesaikan persamaan linear
dan kuadrat, mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan
pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Rumus itu sekarang ada di Pakistan tetapi ini masih termasuk dalam bahasan
kita “Indian Matematic” yang pada makalah ini menunjukan pada perkembangan
matematika di bagian India. Peradaban India berdasarkan pada dua kota tersebut dan
juga pada lebih dari 100 kota kecil dan desa-desa. Peradaban ini dimulai sekitar 2500
tahun sebelum masehi dan berjalan sampai 1700 sebelum masehi atau berikutnya.
Orang-orang telah menulis dan menggunakan tulisan beraksara berkisar 5090 karakter
yang beberapa telah diakui dapat ditafsirkan, tetapi jauh dari kejelasan, ini adalah
masalahnya.

Ada 2 era dalam perkembangan matematika di India:


1. Era Sulvasutra
Sulvasutra menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Sulvasutras” (buku tentang
hukum-hukum pengukuran yang didalamnya terdapat pengetahuan geometri kuno).
Sulvasutras ini menemukan dalil-dalil untuk melukis suatu segitiga yang sisi-sisinya
membentuk triple Pythagoras. Berdasarkan hal ini, bukan tidak mungkin bahwa
Sulvasutras dipengaruhi oleh matematika Messopotamia.
Setelah India ditaklukkan sedikit oleh Iskandar Agung, kemudian muncullah
kekaisaran Mourya, yang mempunyai daerah kekuasaan seluruh India ditambah lagi
dengan sebagian Asia Tengah. Kaisar Mourya yang paling terkenal adalah Asoka
(272-232 SM), dimana pada zaman kekuasaan kaisar ini dibangun pilar-pilar pada
setiap kota-kota penting di India, yang sampai sekarang masih bisa dilihat sisa-
sisanya. Pilar-pilar sangat penting artinya dalam sejarah matematika India karena
mengandung lambang-lambang bilangan.
Setelah Asoka, India mengalami sederetan inovasi yang akhirnya diikuti oleh
dinasti Gupto, yang merupakan pemerintahan asli penduduk India. Periode dinasti
Gupto ini (290-450) merupakan zaman keemasan dari bangkitnya kembali
kebudayaan sangskerta. India pada zaman itu merupakan pusat ilmu pengetahuan,
kesenian, dan kedokteran. Pada waktu itu dibangunlah beberapa kota besar di India,
serta bermunculan beberapa universitas.
2. Era Siddanta
Era Siddanta ini merupakan hasil dari kebangkitan kembali kebudayaan
sangskerta. Terdapat lima versi Siddanta, yakni Paulisa Siddanta, Surya Siddanta,
Vasisishta Siddanta, Paitamaha Siddanta, dan Romanka Siddanta, yang ditulis
sekitar tahun 400. Satu-satumya Siddanta yang dapat ditemukan secara lengkap
adalah Surya Siddanta (pengetahuan dari matahari) tidak diketahui siapa
penulisnya. Sedangkan buku Paulisha Siddanta, yang ditulis kira-kira tahun 330
diringkas oleh matemati kawan Hindu yaitu Varhamihira pada tahun 505. Dari
tahun 450 sampai dengan akhir tahun 1400, India kembali menjadi subjek inovasi
asing. Yang pertama kali datang adalah bangsa Hunt, kemudian diikuti oleh bangsa
Arab pada abad kedelapan, selanjutnya disusul oleh bangsa Porsi pada abad
kesebelas. Pada periode ini muncul matematikawan yang terkenal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan matematika India?
2. Bagaimana sistem angka Matematika India?
3. Bagaimana sejarah Angka Nol Matematika India?
4. Apa saja penemuan yang berhubungan dengan Matematika di India?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Matematika India.
2. Untuk mengetahui sistem angka Matematika India.
3. Untuk mengetahui sejarah angka Nol Matematika India.
4. Untuk mengetahui penemuan yang berhubungan dengan Matematika di India.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Matematika India
Bila dikatakan matematika Hindu atau matematika India, nama yang akan muncul
adalah nama Ramanujam (ahli matematika India abad 20 yang diakui dunia, pen), manusia
yang mengetahui ketidak-terbatasan. Tapi jauh sebelum Ramanujam, jauh sebelum orang
Arab (orang Arab mengambil matematika Hindu ketika mereka menyerbu India pada tahun
712. Dari Arab ilmu ini kemudian menyebar ke Eropa Barat), India telah memiliki
pengetahuan besar mengenai matematika. Angka nol diciptakan oleh bangsa India kuno.
Demikian juga sistem desimal. Matematika Hindu atau matematika India dikenal sebagai
Sulwa Sutra, Atau “tali dari sloka” (cord of verses). Ini berkaitan dengan pembangunan
altar tempat pemujaan dan upacara korban. Formula dari Sulwa Sutra sifatnya empirik.
Sesungguhnya, dikatakan bahwa Sulwa Sutra mungkin merupakan pengaruh di belakanag
perkembangan kemudian dari geometri Yunani. Semua hal yang datang dari matematika
India, angka nol adalah yang paling menonjol.
Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan sistem letak
untuk bilangan.Angka India atau Argam Hindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk
angka nol, ini terbukti telah dituliskan posisi itu pada Kitab Injil orang India. Para ahli
matematika India telah lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya.
Kemudian Arybrata menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Aryabrata telah
memasukkan nol dalam sistem perhitungan bukan sekedar tempat kosong.Konsep bilangan
nol menggunakan satu tempat kosong di dalam pengaturan bentuk tabel telah dikenal dan
digunakan di India dari abad ke-6. Naskah tertua yang diketahui menggunakan nol adalah
karaya Jain dari India yang berjudul Lokavibhaaga, berangka tahun 458. Penggunaan
simbol nol oleh orang India yang pasti adalah di Gwalior Tablet Stone pada tahun 876.
Dokumen tersebut tercetak pada lempengan tenbaga dengan simbol “o” kecil tercetak di
situ. Ensiklopedi Britanica mengatakan “Literatur Hindu membuktikan bahwa bilangan nol
mungkin telah dikenal di depan kelahiran Kristus, tetapi tidak ada catatan yang ditemukan
dengan simbol seperti itu di depan abad ke9. Ide-ide brilian dari matematikawan India
selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-
rahap awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu
(India) yang menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan
penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut
Sebagai Sistem Bilangan Desimal.
Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang
mengemukan di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-kota
mereka teratur secara geometris, tetapi dokumen matematika yang masih terawat dari
peradaban ini belum ditemukan.

Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah


peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang
sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban
Harappan Lembah Indus, karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga
Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900
SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang
dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana
(kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM)
yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan
prima, aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari
seratus ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri
persegi yang diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat; mengembangkan
tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk
teorema Pythagoras.

2. Sistem Angka India


Penomoran India hanya berbasis 10 (simbol uang berbeda 1 sampai 9)
berlawanan pada sistem berbasis 60 Babilonia. Dan simbol mengambil pada bentuk
tertutup (rumus) yang sekarang digunakan di Eropa abad 15. Sistem angka India sering
disebut di Barat sebagai Sistem Hindu-Arab atau hanya Angka Arab karena mencapai
Eropa melalui orang Arab. Sementara itu, angka modern saat ini, berasal dari simbol
yang digunakan oleh para ahli matematika Hindu India sekitar tahun 200 SM, yang
kemudian dikembangkan oleh orang Arab. Dibandingkan dari seluruh angka yang ada
(1 sampai 9), angka 0 (nol) merupakan angka yang paling terakhir kemunculannya.
Ada beberapa macam angka di India yaitu angka Brahmi , Angka Gupta dan
angka Nagari.

A. Angka Brahmi
Angka Brahmi ditemukan pada prasasti di gua dan kuil di daerah dekat Poona,
Bombay dan Uttar Pradesh, prasasti yang berbeda, berbeda pula bentuk simbolnya.
Angka Brahmi sudah digunakan lebih lama sampai abad 4M.
Ada beberapa teori angka yang dikedepankan oleh para ahli sejarah melalui
banyak tulisan mengenai asal-usul angka Brahmi, yaitu :
Angka Brahmi berasal dari kebudayaan sungai Indus sekitar 2000 SM.
Angka Brahmi berasal dari angka Aramaen.
Angka Brahmi berasal dari abjad Karoshthi.
Angka Brahmi berasal dari abjad Brahmi.
Angka Brahmi berasal dari sistem angka dari abjad yang pertama, seperti
halnya Panini.
Angka Brahmi berasal dari abjad Mesir

B. Angka Gupta
Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke
Magadha di timur laut India yang dimulai sejak awal abad 4 M sampai abad
6 M. Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi yang tersebar luas oleh
kerajaan Gupta.

C. Angka Nagari
Angka Nagari sering disebut-sebut oleh Al-Biruni sebagai “kebanyakan
bilangan” karena banyak dikirim ke dalam dunia Arab. Angka Nagari yang
sering juga disebut angka Devanagari. Angka India menyebar kebagian
dunia antara abad 7 sampai 16 M dan sudah menyebar sampai di Eropa
diakhir abad 5 M.
Nomor Hindi dari 0 sampai 10 juta angka, angka yang tertulis dalam
alfabet Devanagari dan transliterasi. Perhatikan bahwa unit untuk jumlah
yang sangat besar tidak ditemukan dalam bahasa Inggris: लाख (lakh) =
seratus ribu, dan करोड़ (karoṛ) = sepuluh juta. Unit-unit ini juga digunakan
dalam bahasa Inggris India.
२१ इक्कीस Ikkīs 21
२२ बाईस Bāīs 22
२३ ते ईस Tēīs 23
२४ चौबीस Chaubīs 24
२५ पच्चीस Paccīs 25
२६ छब्बीस Chabbī 26 Berdasarkan angka-
angka yang
२७ सत्ताईस Sattāīs 27
ditemukan di India
२८ अट्ठाईस aṭṭhāīs 28 kita dapat
mengetahui
२९ उनतीस Unatīs 29 perkembangan
३० तीस Tīs 30 sistem angka India
yaitu dari angka
३१ इकतीस Ikatīs 31 Brahmi menuju
३२ बत्तीस Battīs 32 angka Gupta
kemudian kedalam
३३ तैं तीस taiṃtīs 33 angka Nagari dan
selanjutnya angka-
३४ चौंतीस cauṃtīs 34
angka India tersebut
३५ पैं तीस paiṃtīs 35 dikembangkan di
bangsa Arab dan
३६ छत्तीस Chattīs 36
beerkembang
३७ सैं तीस saiṃtīs 37 menjadi angka
modern yang kita
३८ अड़तीस aṛatīs 38 gunakan sekarang
३९ उनतालीस Unatālīs 39 ini.

४० चालीस Cālīs 40 Ciri penting dalam


sistem ini adalah kita
५० पचास Pacās 50 boleh menulis angka
६० साठ sāṭh 60 untuk sembarang
angka, baik besar
७० सत्तर Sattar 70 maupun kecil, dan
८० अस्सी Assī 80 hanya menggunakan
10 simbol yang
९० नब्बे Nabbē 90 disebut digit,
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.
१०० सौ Sau 100
Kata ‘digit’ berarti
१,००० हज़ार Hazār 1,000 ‘jari tangan’, atau
‘jari kaki’. Karena
१,००,००० लाख Lākh 100,000
hanya 10 simbol
१०,००,००० दस लाख das lākh 1 million
१००,००,००० करोड़ karoṛ 10 million
yang digunakan, maka sistem numerasi Hindu-Arab disebut juga sistem numerasi
perpuluhan.
Satu lagi prinsip dalam sistem numerasi ini yaitu ‘pengumpulan sepuluh-
sepuluh’. Dimana sepuluh satu diganti dengan satu-sepuluh, dan sepuluh-sepuluh
diganti dengan satu-ratus, seratus-sepuluh diganti dengan satu ribu dan seterusnya.
Bilangan objek yang dikumpulkan sedemikian disebut basis bagi sistem itu. Oleh
karena itu, sistem Hindu-Arab boleh ditulis dalam bentuk uraian, dimana nilai bagi
setiap digit dalam setiap kedudukan itu jelas. Sebagai contoh kita menulis 663 dalam
bentuk uraian yaitu:
663 = 6 x 100 + 6 x 10 + (3 x 1)

3. Sejarah Angka Nol


Nol mempunyai dua fungsi yang sama sama penting tapi berbeda dalam
beberapa hal. Fungsi yang pertama ialah tempat yang kosong mengidentifikasikan pada
sistem angka nilai posisi kita. Sekitar 650M penggunaan nol sebagai angka sudah
masuk pada matematika India.
Bangsa India juga menggunakan sistem tempat nilai dan nol untuk menandakan
tempat yang kosong. Bahkan ada buktinya penyangga tempat yang kosong pada posisi
angka dari awal 200M di India tetapi beberapa sejarawan menyangkal hal tersebut
karena dianggap tidak asli. Sekitar tahun 500M Arybhata merancang sistem angka yang
belum terdapat angka nol. Ia menggunakan kata “kha” untuk posisi dan selanjutnya
digunakan untuk menandakan tempat yang kosong pada sistem penulisan. Cukup
menarik ketika dokumen yang sama kadang-kadang menggunakan titik untuk
menandakan hal yang tidak diketahui yang biasanya kita menggunakan x. Belakangan
matematika India mensahkan nol pada posisi angka namun belum ada simbol yang
mewakilinya.
Brahmagupta mencoba memberikan aturan pada aritmatika dengan melibatkan
angka nol dan negative pada abad ke-7. Ia menjelaskan bahwa menentukan angka dan
jika kamu mensubtrasikannya sendiri maka kamu mendapat NOL.
Ia memberikan peraturan tambahan yang berhubungan dengan nol sebagai
berikut:
The sum of zero and a negative enumber is negative, the sum of a positif
number and zero is positive, the sum of zero and zero is zero.
Artinya : Jumlah angka nol dan negatif adalah negatif, jumlah angka nol dan
positif adalah positif, jumlah nol dan nol adalah nol.
Subtraksi terlihat lebih keras:
A negative number subtracted from zero is positive, a positive number
subtracted from zero is negative, zero subtracted from a negative number is negative,
zero subtracted from positive number is positive, zero subtracted from zero is zero.
Artinya: Angka negatif disubtraksikan dari nol adalah positif, angka positif
disubtraksikan dari nol adalah negatif, nol disubtraksikan dari angka negatif adalah
negatif, nol disubtraksikan dari nol adalah nol.
Sebenarnya Brahmagupta berkata sangat sedikit ketika ia mengemukakan
bahwa n dibagi nol adalah n/0. Ia salah ketika ia mengklaim bahwa nol dibagi nol
adalah nol. Akan tetapi, suatu percobaan yang jenius dari orang pertama yang kita tau
mencoba untuk mengembangkan aritmatika pada angka negatif dan nol.
Pada 830 Mahavira menulis Ganita Sara Samgraha yang dibuat untuk
memperbaharui buku Brahmagupta. Ia menyatakan bahwa :
.... a number multiplied by zero is zero, and a number remain the same when
zero is substracted from it.
Artinya: Angka yang dikalikan nol hasilnya nol, dan angka akan tetap sama apabila nol
disubtraksikan dengan angka tersebut.
Bagaimanapun juga ia mencoba untuk memperbaiki pernyataan
Brahmagupta tentang pembagian nol yang terlihat banyak membuat kesalahan. Ia
menulis:
A number remains unchanged when divided by zero.
Artinya: Angka akan tetap sama jika dibagi dengan nol.
Bhaskara menulis lebih dari 500 tahun setelah Brahmagupta. Ia menulis;
A quantity devided by zero becomes a fraction the denominator of which is zero.
This fuction is termed an infinite quantity. In this quantity consisting of that which has
zero for its divisor, there is no alteration, though many may be inserted or extracted; as
no change take place in the infinite and immutable God when worlds are created or
destroyed, though numrous orders of beings are absorbed or put fourth.
Artinya: Banyaknya pembagian nol menjadi penyebut bilangan pecahan adalah nol.
Bilangan pecahan ini mempunyai batas yang tidak terbatas. Dalam jumlah ini terdiri
dari nol sebagai penyebut tidak ada perubahan, walaupun banyak yang dimasukkan atau
dikeluarkan tidak ada perubahan Tuhan yang tidak terbatas dan tidak dapat digantikan
ketika dunia diciptakan atau dihancurkan, walau banyak sekali pesanan yang diserap
maupun dikeluarkan.
Maka Bhaskara mencoba untuk memecahkan masalah dengan menulis n/0 = ∞
dilihat pertama kali mungkin kita terbujuk untuk percaya Bhaskara benar, tetapi tentu
saja dia tidak benar. Apabila benar bahwa waktu nol adalah harus sejajar dengan semua
angka n, maka semua angka adalah sejajar. Matematika India tidak menyimpulkan pada
hal pembenaran bahwa sesuatu tidak dapat dibagi dengan nol. Akan tetapi, Bhaskara
juga mempunyai pernyataan yang benar seperti 0 kuadrat = 0 dan 0 = 0. Bangsa Maya
yang hidup di Amerika Tengah, yang sekarang dikenal Meksiko Selatan, Guetemala,
dan Utara Belize. Pada tahun 665 mereka menggunakan sistem angka nilai-tempat
dengan nilai dasar 20 dengan menggunakan simbol 0.
4. Tokoh Matematika India
a. Brahma Gupta
Brahma Gupta adalah matematikawan
besar India berikutnya, ia hidup dari tahun
598 sampai 660 M. Karyanya yang terkenal
adalah Brahma Siddhanta yang terdiri dari
dalil dan peraturan. Pada tahun 628 M
Brahma Gupta menulis sebuah buku
berjudul Brahma Gupta Siddhanta sebagai
perbaikan dari buku sebelumnya. Dalam
buku barunya ini ia menulis 2 bab tentang
matematika, yaitu bab 12 dan 18 yang
didalamnya terdapat teorema-teorema yang sudah diakui sebagai teorema yang
benar. Namun ada pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa teorema Brahma
Gupta tidak benar. Disamping itu terdapat pula teorema-teorema Brahma Gupta
yang eksak yaitu dengan memanfaatkan rumus-rumus Archimedes Heron untuk
menentukan jari-jari lingkaran luar suatu segitiga. Salah satu contohnya adalah saat
Brahma Gupta membuat rumus yang ekivalen dengan rumus trigonometri yang kita
pakai sekarang yakni:
Yang merupakan formulasi kembali dari hasil karya ptolami barangkali hasil
yang paling menarik dari Brahma Gupta adalah menggeneraisasikan dari rumus
beron untuk menentukan luas segi empat yakni :
2R= a/sin A= b/sin B =c/sinC
K=√(s-a)(s-b)(s-c)(s-d)

b. Madhava
Madhava dari Sangamagrama (lahir
dengan nama Irinjaatappilly Madhava
Namboodiri) (1350–1425) adalah
matematikawan dan astronom India dari
kota Irinjalakkuda (dekat Cochin, Kerala,
India). Ia merupakan pendiri sekolah
astronomi dan matematika Kerala.
Mādhava dianggap sebagai salah satu
matematikawan astronom terbesar pada
abad pertengahan, dan telah
menyumbangkan kontribusi dalam deret takhingga, kalkulus, trigonometri, geometri
dan aljabar.
Karya Madhava diduga dikirim ke Eropa melalui misionaris-misionaris Yesuit
dan pedagang yang aktif disekitar pelabuhan Kochi, sehingga memberikan
pengaruh terhadap perkembangan kalkulus di Eropa.
Πr =4r –(4r)/3+(4r)/s
Karya Madhava yang memberikan suatu urutan untuk π diterjemahkan kedalam
bahasa matematika modern,dibaca. Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama
menemukan rumus Leibniz untuk pi, dan, menggunakan 21 suku, untuk menghitung
nilai π sebagai berikut 3,14159265359
c. Aryabhata (abad ke-499)
Aryabhata adalah matematikawan dan
astronom India yang lahir pada tahun 475
M dan meninggal pada tahun 550 M. Dia
hidup di zaman yang sulit untuk
mengembangkan matematika. Bahkan,
pada masa itu dia merupakan satu-satunya
orang yang menemukan rumus-rumus
matematika sebelum lahirnya ahli-ahli
matematika pada masa modern kini.
Pada tahun 499 M, saat usianya baru 23
tahun ia sudah berhasil membuat sebuah karya besar. Karyanya itu adalah sebuah
Kitab yang ia beri judul mirip dengan namanya yakni Aryabhatiya. Kitab ini begitu
populer karena didalamnya ia memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel
trigonometri India pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik algoritma
aljabar, infinitesimal, dan persamaan diferensial, serta memperoleh solusi seluruh
bilangan untuk persamaan linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode
modern. Tak hanya matematika, di dalam kitab ini ia juga menuliskan perhitungan
astronomi yang akurat berdasarkan sistem heliosentrisgravitasi. Saking populernya,
kitab ini diterjemahkan kedalam bahasa Arab pada abad ke-8 M, dan kemudian
dalam bahasa Latin pada abad ke-13 M.
Penemuannya yang lain dalam matematika adalah penemuan rumus π (phi). Ia
memberikan nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Ia juga
membuat rumus untuk menemukan luas segitiga, lingkaran, dll. Dalam rumus
lingkaran, ia membuat peraturan yang menyatakan komponen utama pemecahan
keliling sebuah lingkaran ada pada diameternya.
d. Surya Siddhanta (kira-kira abad ke-400 SM)
Surya Siddhanta memperkenalkan
fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan
balikan sinus, dan meletakkan aturan-
aturan yang menentukan gerak sejati
benda-benda langit, yang bersesuaian
dengan posisi mereka sebenarnya di
langit. Daur waktu kosmologi dijelaskan
di dalam tulisan itu, yang merupakan
salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik
365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar
365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa
Latin pada Zaman Pertengahan.
Surya Siddhanta adalah salah satu buku astronomi terawal India, meskipun
karya tersebut dalam bentuk yang kita kenal sekarang berasal dari sekitar setelah
tahun 400 M. Dalam Siddhanta terdapat peraturan-peraturan yang menjelaskan
pergerakan benda-benda angkasa yang sesuai dengan letak asli mereka di langit.
Tidak diketahui siapa penulis Siddhanta atau kapan buku ini pertama kali disusun,
namun umumnya versi-versi yang ditemukan berasal dari sekitar abad ke-4.
Matematikawan dan astronom India dari periode-periode selanjutnya, misalnya
Aryabhata merujuk kepada naskah ini, sementara terjemahan-terjemahan dalam
bahasa Arab dan Latin kelak menjadi berpengaruh di Timur Tengah dan Eropa.
e. Aryabhata (abad ke-499)
Aryabhata adalah matematikawan dan
astronom India yang lahir pada tahun 475
M dan meninggal pada tahun 550 M. Dia
hidup di zaman yang sulit untuk
mengembangkan matematika. Bahkan, pada
masa itu dia merupakan satu-satunya orang
yang menemukan rumus-rumus matematika
sebelum lahirnya ahli-ahli matematika pada
masa modern kini.
Pada tahun 499 M, saat usianya baru 23
tahun ia sudah berhasil membuat sebuah
karya besar. Karyanya itu adalah sebuah Kitab yang ia beri judul mirip dengan
namanya yakni Aryabhatiya. Kitab ini begitu populer karena didalamnya ia
memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri India pertama
tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik algoritma aljabar, infinitesimal, dan
persamaan diferensial, serta memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan
linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode modern.
Tak hanya matematika, di dalam kitab ini ia juga menuliskan perhitungan
astronomi yang akurat berdasarkan sistem heliosentrisgravitasi. Saking populernya,
kitab ini diterjemahkan kedalam bahasa Arab pada abad ke-8 M, dan kemudian
dalam bahasa Latin pada abad ke-13 M.
Penemuannya yang lain dalam matematika adalah penemuan rumus π (phi). Ia
memberikan nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Ia juga
membuat rumus untuk menemukan luas segitiga, lingkaran, dll. Dalam rumus
lingkaran, ia membuat peraturan yang menyatakan komponen utama pemecahan
keliling sebuah lingkaran ada pada diameternya.
f. Bhaskara
Bhaskara adalah ahli matematika India yang
terkenal pada abad kedua belas. Karya-
karyanya yaitu memberikan penyelesaian umum terhadap persamaan pell (john pell,
1611-1685). Karya bhaskara yang paling terkenal adalah “lilavati” (si cantik). Yang
merupakan kumpulan dari problem-problem matematika dari Brahmagupta, dll dan
kemudian ditambah dengan problem-problem hasil obsevasinya sendiri.
g. Srinivoso ramanujan (1887-1920)
Srinivoso ramanujan juga merupakan salah
seorang genius Hindu pada abad kedua
puluh, terutama dalam aljabar dan aritmatika.
Yang mengesankan dari ramujan ini adalah
tentang kecepatan daya pikirannya, ia
mengatakan bahwa “angka 1729 merupakan
angka yang paling kecil yang menyatakan
jumlah dua pangkat tiga”.
h. Pingala
Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di dalam risalahnya
prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner.
Pembahasannya tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari
teorema binomial. Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang bilangan
Fibonacci (yang disebut mātrāmeru).
i. Panini
(kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta.
Notasi yang dia gunakan sama dengan notasi matematika modern, dan
menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi.

5. Penemuan Yang Berhubungan Dengan Matematika India


 The Sulba Sutra
Catatan tertua matematikawan India yang berisi lampiran teks-teks
agama yang memberikan aturan sederhana untuk membangun altar berbagai
bentuk, seperti kotak, persegi panjang, dan lain-lain. Lampiran ini juga memberi
metode untuk membuat lingkaran dengan memberikan persegi yang luasnya
sama. Serta berisi penjelasan verbal awal mengenai teorema Pythagoras.
 The Siddhanta Surya
Catatan yang memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan
sinus invers, dan meletakkan aturan untuk menentukan gerakan yang
sebenarnya posisi benda-benda langit.
 Naskah Bakhshali
Naskah Bakhshali merupakan naskah awal yang ditemukan ratusan
tahun yang lalu. Gupta menulis: “Naskah Bakhshali adalah naskah yang
diberikan pada pekerjaan matematika yang ditulis pada pelapah pohon
ditemukan pada musim panas tahun 1881 di dekat kampong Bakhshali Yusufzai
Peshawar (sekarang Pakistan). Kampong tersebut berada di Mardhan Tsanil 50
mil dari kota Peshawar”. Naskah Bakhsahali sebuah buku petunjuk tentang
aturan-aturan dan contoh ilustrasi dan pemecahannya. Terutama tentang
Aritmatika dan Aljabar serta beberapa Geometri dan pengukuran. Naskah
tersebut memberikan banyak pernyataan aturan kemudian diikuti contoh dan
tanda matematika serta pembuktiannya. Hanya sebagian besar disimpan, maka
kita tidak dapat memastikan ukuran atau keseimbangan antara topik yang
berbeda. Sebagian besar naskah telah rusak dan hanya sekitar 70 daun pelepah
pohon yang tersisa yang masih bertahan hingga naskah ini ditemukan. Naskah
tersebut diperkirakan disusun sekitar 400M.
 Nilai π
Pemahaman π oleh Aryabhata, Aryabhata bekerja pada pendekatan
untuk π dan memungkinkan telah sampai pada kesimpulan bahwa π adalah tidak
rasional. Pada bagian kedua dari Aryabhata (ganita pada 10), ia menulis dalam
bahasa sansekerta, yang artinya:
“tambahkan 4 dan 100, kalikan dengan 8, dan kemudian menambahkan
62.000. dengan aturan ini keliling lingkaran dengan diameter 20.000 dapat
ditemui menjadi π = 3,1416
 Geometri
Basis dan inspirasi dari keseluruhan matematika India adalah geometri.
Bekas-bekas peninggalan awal pengetahuan geometri dari peradaban Lembah
Indus dapat ditemukan pada penggalian kota Harappa dan Mohenjo-daro,
dimana terdapat bukti berupa alat penggambar lingkaran yang berasal dari 2500
SM. Ilmu geometri yang berasal dari India dapat diketahui melalui sebuah
catatan konstruksi geometri para pendeta Weda yang disebut Sulbasutra.
Sulbasutra adalah panduan untuk pembangunan altar-altar tersebut untuk
pemujaan dan menjelaskan sejarah geometri bangsa India.
Altar-altar ini memiliki bentuk berbeda-beda tetapi berdiri di wilayah
yang sama. Sulbasutra berisi penjelasan verbal awal mengenai teorema
Pythagoras meskipun juga telah diketahui oleh bangsa Babilonia. Dalil-dalil
Sutrasulba berhubungan dengan pembagian gambar-gambar seperti garis lurus,
persegi panjang, lingkaran dan segitiga. Geometri Hindu terutama untuk
keperluan praktek. Geometri yang pertama mengenai pendirian altar agama
Hindu. Pendirian altar itu terkait dengan teorema Pythagoras.
 Trigonometri
Penelitian trigonometri oleh Aryabhata. Dalam kitab Ganitapada 6,
Aryabhata mengemukakan luas segitiga, yang artinya “untuk segitiga, hasil
yang tegak lurus dengan sisi setengah merupakan daerah”.
 Aljabar
Penelitian Aljabar oleh Aryabhata. Didalam kitab Aryabhata, Aryabhata
memberikan hasil elegan untuk penjumlahan dari serangkaian bilangan kuadrat
dan bilangan pangkat 3:

BAB I11
PENUTUP
A. KESIMPULAN

a. 25
Matematika Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra
atau “tali dari sloka” (cord of verses). Semua hal yang datang dari matematika
India, Angka India atau Argam Hindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk
angka nol. Para ahli matematika India telah lama menemukan bilangan nol, tetapi
belum ada simbolnya. Kemudian Arybrata menyebut bilangan nol dengan kata
“kha”. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan tenbaga dengan simbol “o”
kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica.

Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang


menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali
memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis
sepuluh. Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa macam angka di
India yaitu : Angka Brahmi ditemukan di gua dan kuil di daerah dekat Poona,
Bombay dan Uttar Pradesh. Data waktunya menunjukkan bahwa sudah dipakai
lebih lama sampai abad 4M. Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta
memerintah sampai ke Magadha di Timur laut India pada awal abad 4M sampai
akhir abad 6M. Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi dan tersebar luas oleh
kerajaan Gupta. Angka Gupta kemudian berkembang menjadi angka Nagari atau
angka Devahagari. Bentuk ini berkembang dimulai sekitar abad 7M dan berlanjut
berkembang dari abad 11M.

Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui


perkembangan sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka Gupta
kemudian kedalam angka Nagari dan selanjutnya angka-angka India tersebut
dikembangkan di bangsa Arab dan berkembang menjadi angka modern yang kita
gunakan sekarang ini.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha
Brahmana (kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-

B. SARAN
Diharapkan materi ini bermanfaat untuk masyarakat terutama mahasiswa
untuk menambah pengetahuan tentang sejarah perkembangan matematika dan
tokoh-tokoh matematika India.

DAFTAR PUSTAKA

http://emmasalim.blogspot.co.id/2013/09/makalah-matematika-india-sejarah-
math.html
http://blognya-rinakhairina.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-matematika-india.html
http://sejarahmatematika1.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-matematika-india-
kuno.html
http://sejarahmatematika1.blogspot.co.id/2015/04/sejarah-matematika-india-
kuno.html
http://fitrirahmiku.blogspot.co.id/2013/04/makalah-sejarah-matematika-
sejarah.html
https://nugrohodimasadi.wordpress.com/2014/04/11/indian-numeral/
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcookie.com/documents/makalah-sejarah-matematika-india-dvm1o1og08vy
http://devimeiyanti.blogspot.com/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://blognya-rinakhairina.blogspot.com/2013/11/sejarah-matematika-india.html
https://reskinamath.wordpress.com/2018/05/01/biografi-tokoh-matematika-india-hindu/

Anda mungkin juga menyukai