Anda di halaman 1dari 31

CRITICAL BOOK REPORT

Sejarah Matematika
PRODI S1 PM-FMIPA

SKOR NILAI :

Perkembangan Matematika Hindu, Arab, Eropa

Disusun oleh :
kelompok 10:

1. Mayana Angelita Tambunan (4193311018)


2. Sarah Maulida Siahaan (4193311067)
3. Yusril R Sihotang (4193311049)
4. Fathiyah Nabila (4193111051)

Dosen Pengampu: Drs. Wingston Leonard Sihombing, M.Pd

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang MahaEsa yang telah senantiasa  memberkati
dalam menyelesaikan Critical Book Report (CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk
memenuhi tugas utama dalam mata kuliah Sejarah Matematika. Saya telah menyusun
CBR ini dengan sebaik-baiknya tetapi masih mungkin ada kekurangan-kekurangan. Saya
selaku penulis menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar CBR ini menjadi
lebih baik lagi.

Selanjutnya, saya berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-
kata yang kurang berkenan.

Medan, Oktober 2021

Kelompok 11
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB. I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II REVIEW BUKU....................................................................................................
BAB. IV PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA………………...………………………….…………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika sebagai sebuah pokok bahasa sering disajikan dengan serangkaian


prosedur teknis tanpa makna dalam berbagai silabus dan buku- buku ajar. Penyajian
semcam itu sama dengan menganggap nama, kedudukan, dan fungsi setiap tulang
kerangka manusia sebagai perwujudan kehidupan, pemikiran dan emosi makhluk yang
disebut manusia. Jika dipisahkan dari konteks filosofi dan budaya intelektual,
matematika cenderung kehilangan makna dan menjadi sangat menyimpang.

Matematika India atau juga bisa disebut Matematika Hindu muncul pada abad
ke-26 SM dan berakhir pada abad ke-14 M. matematika India ini berkembang setelah
Matematika China dan berakhir tepat sebelum munculnya matematika Eropa abad
pertengahan. Matematika India dimulai sejak munculnya sebuah peradaban yang
terletak di daerah aliran sungai Indus. Peradaban ini biasa disebut peradaban lembah
Indus. Pemusatan terbesar dari lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang
dulunya merupakan sungai Sarasyati kuno. Sekitar abad ke-15 SM bangsa india diusir
oleh bangsa Arya yang datang dari Asia Tengah.

Saat ini ilmu pengetahuan , khususnya Matematika, berkiblat ke negeri barat


(Eropa dan Amerika). Kita hampir tidak pernah mendengar ahli matematika yang
berasal dari negeri timur (Arab Muslim, India, China). Yang paling popular kita dengar
sebagai matematikawan Arab Muslim yang mempunyai kontribusi terhadap
perkembangan matematika adalah Al- Khawarizmi. Beliau dikenal sebagai bapak
aljabar dengan memperkenalkan bilangan nol (0) dan penerjemah karya-karya yunani
kuno.

Pengetahuan mengenai sejarah matematika mungkin membantu dalam


menetukan tujuan pengajaran pengetahuan dari pokok bahasa tersebut. Dengan
pendekatan sejarah, pokok bahasa tersebut dapat diisajikan sebagai usaha manusia untuk
berkembang, yang terbentuk secara perlahan-lahan selama ribuan tahun oleh berbagai
individu. Jika digunakan dengan tepat, bahan-bahan sejarah dapat menjelaskan arti,
memberikan wawasan, dan meningkatkan pemahaman akan matematika kitu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah-masalah yang dapat dirumuskan yaitu :

1. Bagaimana Sejarah Matematika Hindu,Arab dan Eropa ?


2. Siapakah Tokoh-tokoh Matematika Hindu,Arab dan Eropa ?
3. Bagaimana Sistem Bilangan Hindu,Arab dan Eropa ?
4. Jelaskan Apa Saja Penemuan Yang Berhubungan Dengan
Matematika Hindu,Arab dan Eropa ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari rumusan masalah yang telah dibuat adalah :


1. Mengetahui Sejarah Matematika Hindu,Arab dan Eropa ?
2. Mengetahui Tokoh-tokoh Matematika Hindu,Arab dan Eropa ?
3. Mengetahui Sistem Bilangan Hindu,Arab dan Eropa ?
4. Mengetahui Penemuan Yang Berhubungan Dengan Matematika
Hindu,Arab dan Eropa ?
BAB II
REVIEW BUKU

A. Sejarah Matematika Hindu,Arab dan Eropa


1. Sejarah Matematika Hindu
Matematika Hindu (India) dimulai sejak munculnya sebuah peradaban
yang terletak di daerah aliran Sungai Indus pada abad ke-26 SM dan
berakhir pada abad ke-14 M. Matematika India berkembang setelah
matematika China dan sebelum munculnya matematika Eropa abad
pertengahan. Matematika India peradaban ini biasa disebut Peradaban
Lembah Indus. Kota-kota yang mereka tempati kala itu diatur secara
geometris.
Peradaban Lembah Sungai Indus (2800 SM–1800 SM) merupakan
sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai
Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini
sering juga disebut sebagai Peradaban Harappa Lembah Indus, karena kota
penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus
Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900
SM.
Sekitar abad ke-15 SM bangsa India diusir oleh bangsa Arya yang datang
dari Asia Tengah. Selama kira-kira 1000 tahun bangsa Arya
menyempurnakan tulisan Hindu dan bahasa Sansekerta. Kemudian lahirlah
matematika Vedanta yang berkembang di India sejak Zaman besi. Sekitar
abad ke-9 SM, seorang matematikawan bernama Shatapatha Brahmana
mulai menemukan pendekatan nilai π, dan kemudian antara abad ke-8 dan
ke-5 SM, Sulba Sutras memberikan tulisan-tulisan geometri yang
menggunakan bilangan rasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik,
menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan,
memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri
persegi yang diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat,
mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan
pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan
sistem letak untuk bilangan. Para ahli matematika India telah lama
menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Aryabrata
menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Aryabrata telah memasukkan nol
dalam sistem perhitungan bukan sekedar tempat kosong. Ensiklopedi
Britanica mengatakan “Literatur Hindu membuktikan bahwa bilangan nol
mungkin telah dikenal di depan kelahiran Kristus, tetapi tidak ada catatan
yang ditemukan dengan simbol seperti itu di depan abad ke-9”. Ide-ide
brilian dari matematikawan India selanjutnya dipelajari oleh matematikawan
Muslim dan Arab. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali
memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis
sepuluh. Sistem ini disebut sebagai Sistem Bilangan Desimal.
2. Sejarah Matematika Arab
Sejarah mencatat bahwa setelah Yunani runtuh, muncul era baru, yaitu
era kejayaan Islam di tanah Arab. Hal ini berakibat bahwa perkembangan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan berpusat dan didominasi oleh umat
Islam-Arab. Pada masa kekhalifahan Harun Al-Rashid, khalifah kelima
pada masa dinasti Abassiyah, yang dimulai pada sekitar tahun 786, terjadi
proses penerjemahan besar-besaran naskah-naskah matematika (juga ilmu
pengetahuan lainnya) bangsa Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Pada
masa kekhalifahan berikutnya, yaitu khalifah Al-Ma’mun, beliau
menerjemahkan naskah Elements (berisi kumpulan pengetahuan
matematika) yang ditulis Euclid.
Kontribusi Muslim bagi perkembangan matematika adalah terbatas pada
aktivitas penerjemahan naskah Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Banyak
ahli sejarah matematika yang tidak menampilkan tentang sumbangan besar
Muslim terhadap perkembangan matematika, baik karena sengaja atau
ketidaktahuannya. Namun tidak sedikit pula ahli sejarah matematika dari
Barat yang lebih objektif dalam mengemukakan fakta-fakta yang
sebenarnya terjadi. Dalam satu sumber yang ditulis oleh J. J. O’Connor dan
E. F. Robertson dikatakan bahwa dunia barat sebenarnya telah banyak
berutang pada para ilmuwan/matematikawan Muslim. Lebih lanjut bahwa
perkembangan yang sangat pesat dalam matematika pada abad ke-16 hingga
abad ke-18 di dunia barat, sebenarnya telah dimulai oleh para
matematikawan Muslim berabad-abad sebelumnya.

3. Sejarah Matematika Eropa

Pada abad V hingga XI Eropa Barat mengalami masa kegelapan


dalam hal ilmu pengetahuan, termasuk matematika. Kegelapan yang terjadi
dikarenakan banyaknya negara-negara di Eropa Timur yang dikuasai oleh
Islam sejak diutusnya Muhammad menjadi nabi dan rasul di muka bumi.
Masa kegelapan ilmu pengetahuan menjadikan Eropa Barat tertimpa
kebodohan. Tidak ada lagi ilmuwan penyelamat ilmu pengetahuan, kecuali
hanya pendeta-pendeta umat kristiani.

Pada abad XI umat Kristiani yang berasal dari Eropa mencoba


keluar dari kemelut kegelapannya dengan merebut kembali wilayah-
wilayah bagian Eropa yang telah dikuasi oleh umat Islam. Setelah wilayah-
wilayah tersebut dapat ditaklukkan, bangsa Eropa mulai melakukan
penerjemahan buku-buku matematika berbahasa Arab yang ditulis oleh
cendekiawan muslim dalam bahasa Latin. Penerjemahan dilakukan di
bawah pimpinan Gerard Cremona dengan mempekerjakan guru, sarjana,
dan penduduk asli Arab. Seiring dengan adanya penerjemahan buku-buku
matematika Islam, warga negara Eropa banyak berdatangan ke sekolah-
sekolah di Baghdad untuk mempelajari matematika yang telah
dikembangkan oleh ilmuwan muslim di sana.

Meski bangsa Eropa sadar bahwa mereka telah menerjemahkan


buku-buku matematika hasil pemikiran cendekiawan muslim, namun
mereka berpendapat bahwa cendekiawan muslim tidak memberikan
kontribusi secara nyata terhadap perkembangan matematika. Menurut
bangsa Eropa, cendekiawan muslim hanya mengambil apa yang telah
ditulis oleh umat Hindu pada abad-abad sebelumnya. Masyarakat Eropa
menyebutkan bahwa umat Hindu telah mengembangkan beberapa obyek
kajian yang juga dikembangkan oleh umat Islam seperti sistem bilangan
dan aritmatika.

Pada Abad XII, terjemahan buku-buku matematika dari Arab sampai


di Eropa. Sampainya buku-buku matematika di tanah Eropa mengiringi
jatuhnya perkembangan matematika cendekiawan muslim. Eropa benar-
benar berada dalam puncak kejayaannya pada masa renaissance, yakni
pada abad XIV. Renaissance Eropa pertama kali terjadi di Italia.
Renaissance Eropa berarti lahirnya kembali ilmuwan-ilmuwan dalam
bidang ilmu pengetahuan, kesusasteraan dan seni, serta penghormatannya
pada budaya klasik, atau disebut juga dengan masa transisi dari
kebudayaan feudalis dan gerejawi menuju budaya sekular dan nasionalis.

Sejak Renaissance Eropa terjadi, riset ilmu pengetahuan menjadi


suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh warga negarnya agar dapat
dijadikan aset bagi generasi selanjutnya dalam menempuh kehidupan di
masa mendatang. Setiap warga negara Eropa mendapatkan kesempatan
yang sama untuk melakukan suatu penelitian dalam upaya
mengembangkan ilmu pengetahuan termasuk matematika.

Salah satu ilmuwan matematika asal Eropa yang termasyhur


namanya adalah Leonardo Pisano (1180) atau yang lebih dikenal dengan
Fibonacci. Leonardo Pisano merupakan ilmuwan yang memproklamirkan
dirinya sebagai orang yang pertama kali mengembangkan aljabar di Eropa
setelah sekian lama matematika berkembang pesat di Timur Tengah.
Dalam bukunya, Fibonacci menuliskan bilangan Hindu-Arab, penyelesaian
persamaan aljabar, kegunaan bilangan negatif, dan memperkenalkan
simbol pecahan dalam bentuk bar Selebihnya, Fibonacci begitu dikenal
sebagai orang yang memperkenalkan pola bilangan Fibonacci melalui
kasus perkembangbiakan kelinci milik ayahnya.
Pada tahun 1323, Nicole Oresme (ahli matematika asal Perancis)
yang pada saat itu mengajar di Universitas Paris, juga memiliki andil besar
dalam perkembangan aljabar, utamanya dalam memperkenalkan fungsi
eksponen dan aturan dalam menyelesaikannya.85 Selain berperan dalam
perkembangan aljabar, Oresme juga menunjukkan keterkaitan antara
kecepatan dan waktu dalam suatu grafik, dimana keterkaitan tersebut
menunjukkan gambaran geometris suatu fungsi aljabar.

Pada tahun 1460, ahli matematika Italia mulai mengembangkan


simbol operasi aljabar seperti p dan m untuk menyatakan plus dan minus
yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan Jerman (Johann Widman)
menjadi (+) untuk plus dan (-) untuk minus. Adapun persamaan aljabar
yang pada umumnya diselesaikan oleh ilmuwan matematika di Italia
adalah persamaan berderajat tiga dan empat. Teknik penyelesaian yang
mereka gunakan hampir sama dengan teknik penyelesaian persamaan yang
ditemukan oleh al-Khawarizmi pada abad IX.

Pada abad XVIII, Lagrange mencoba untuk menemukan kekurangan


teknik penyelesaian persamaan pangkat tiga dan pangkat empat yang
pernah dikemukakan oleh Fibonacci. Menurut Lagrange, penyelesaian dari
Fibonacci tidak dapat digunakan pada persamaan berderajat lima dan
seterusnya. Untuk menutup kekurangan dari Fibonacci, Lagrange
memperkenalkan gagasan permutasi untuk menemukan solusinya.88 Ide
Lagrange kemudian pada abad ke- 19 dilanjutkan oleh Abel. Abel
menyimpulkan bahwa suatu persamaan berderajat lima tidak memiliki
solusi aljabar secara umum.

Sesudah Abel, muncullah Galois yang mengembangkan suatu


metode untuk menemukan syarat kondisi suatu persamaan polinomial agar
dapat diselesaikan. Metode Galois disebut dengan metode grup. Dengan
temukannya metode grup oleh Galois, maka aljabar mulai keluar dari
jalurnya yang berusaha menemukan penyelesaian suatu persamaan, dan
lebih berkonsentrasi dalam mencari struktur umum dalam berbagai objek
matematika, dimana objek itu dinamakan dengan tetapan aksioma.

B. Tokoh-tokoh Matematika Hindu,Arab dan Eropa


1. Tokoh-tokoh Matematika Hindu
a. Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM)
Pāṇini yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta.
Notasi yang dia gunakan sama dengan notasi matematika modern, dan
menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi.
b. Surya Siddhanta (kira-kira abad ke-400 SM)
Surya Siddhanta memperkenalkan fungsi trigonometri sinus,ko
sinus, dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-aturan yang menentukan
gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian dengan posisi mereka
sebenarnya di langit. Daur waktu kosmologi dijelaskan di dalam tulisan
itu, yang merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan
rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih
panjang daripada nilai modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab danbahasa Latin pada Zaman
Pertengahan. ‘Surya Siddhanta’ adalah salah satu buku astronomi terawal
India.
c. Aryabhata (abad ke-499)
Aryabhata adalah Matematikawan dan Astronom India yang lahir
pada tahun 475 M dan meninggal pada tahun 550 M. Pada tahun 499 M,
saat usianya baru 23 tahun ia sudah berhasil membuat sebuah karya besar
yaitu sebuah Kitab yang ia beri judul ‘Aryabhatiya’. Saking populernya,
kitab ini diterjemahkan kedalam bahasa Arab pada abad ke-8 M, dan
kemudian dalam bahasa Latin pada abad ke-13 M. Aryabhata juga
menyatakan hubungan kelliling sebuah lingkaran pada diameternya.
d. Brahma Gupta
Brahma Gupta adalah matematikawan besar India yang hidup dari
tahun 598 sampai 660 M. Karyanya yang terkenal adalah Brahma
Siddhanta yang terdiri dari dalil dan peraturan. Disamping itu terdapat
pula teorema-teorema Brahma Gupta yang eksak yaitu dengan
memanfaatkan rumus-rumus Archimedes Heron untuk menentukan jari-
jari lingkaran luar suatu segitiga. Salah satu contohnya adalah saat
Brahma Gupta membuat rumus yang ekivalen dengan rumus
trigonometri yang kita pakai sekarang yakni: 2R= a/sin A= b/sin B
=c/sinC yang merupakan formulasi kembali dari hasil karya ptolami
barangkali hasil yang paling menarik dari Brahma Gupta adalah
menggeneraisasikan dari rumus beron untuk menentukan luas segi empat
yakni :K=√(s-a)(s-b)(s-c)(s-d)
e. Mādhava
Mādhava adalah matematikawan dan astronom India dari kota
Irinjalakkuda. Ia merupakan pendiri sekolah astronomi dan matematika
Kerala. Mādhava dianggap sebagai salah satu matematikawan-astronom
terbesar pada abad pertengahan, dan telah menyumbangkan kontribusi
dalam deret tak hingga, kalkulus, trigonometri, geometri dan aljabar.
Karya Madhava yang memberikan suatu urutan untuk π diterjemahkan
kedalam bahasa matematika modern, dibaca:
Πr =4r –(4r)/3+(4r)/s
Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus
Leibniz untuk pi, dan menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π
sebagai berikut 3,14159265359.

2. Tokoh-tokoh Matematika Arab

a. Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi (Khawarizm,Uzbekistan, 194 H/780 M-Baghdad,
266 H/850 M). Ilmuwan muslim, ahli di bidang ilmu matematika,
astronomi, dan geografi. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi dan di barat ia lebih dikenal
dengan nama Algoarisme atau Algorisme. Dalam bukunya al-
Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0
(nol) yang dalam bahasa arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi
memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus,
semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan
seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari
tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan
seperti ini tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika
itu dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji
(daftar angka arab, termasuk angka nol), hasil penemuan al-khawarizmi.
Dengan demikian angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat
sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi.
b. Al-kindi
Al-Kindi hidup pada masa penerjemahan besar-besaan karya-karya
Yunani ke dalam bahasa Arab. Di samping menerjemah, Al-Kindi juga
memperbaiki terjemahan-terjemahan sebelumnya. Ia adalah filosof
berbangsa Arab dan dipandang sebagai filosof Muslim pertama. Al-Kindi
telah menulis hampir seluruh ilmu pengetahuan yang berkembang pada
saat itu. Tetapi, di antara sekian banyak ilmu, ia sangat menghargai
matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah
mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat.
Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang
untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai
matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni,
geometri dan astronomi.
c. Al-Karaji
Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan
pandang sebagai orang pertama yang membebaskan aljabar dari operasi
geometris yang merupakan produk aritmatika Yunani dan menggantinya
dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar pada saat ini.
Karyanya pada aljabar dan polynomial memberikan aturan pada
operasi aritmatika untuk memanipulasi polynomial. Dalam karya
pertamanya di Prancis, sejarawan matematika Franz Woepcke memuji
Al-Karaji sebagai ahli matematika pertama di dunia yang
memperkenalkan teori aljabar kalkulus. Al-Karaji juga yang pertama
menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika untuk
membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus
jumlah integral kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral
kalkulus.
d. Al-Battani
adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al
Battani bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan
ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi al-Battani), lahir di Harran dekat Urfa. Salah
satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun
matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Al Battani juga
menemukan sejumlah persamaan trigonometri. Beliau juga memecahkan
persamaan sin x = a cos x dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang
tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung
tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.Battani bekerja
di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan
tempat wafatnya.
e. Al-Biruni
Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia
seorang filsuf, ahli geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika.
Al-Biruni juga memperkenalkan pengukuran-pengujuran geodesi dan
menentukan keliling bumi dengan cara yang lebih akurat. Dengan
bantuan matematika, dia dapat menentukan arah kiblat dari berbagai
macam tempat di dunia.
f. Umar Khayam
Umar Khayyam dikenal sebagai seorang penyair, namun Umar
Khayyam memiliki kontribusi besar dalam bidang matematika, terutama
dalam bidang aljabar dan trigonometri. Ia merupakan matematikawan
pertama yang menemukan metode umum penguraian akar-akar bilangan
tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi persamaan
kubus.
g. Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah seorang tokoh cendekiawan muslim yang besar di
bidang kedokteran. Selain itu, dia juga seorang ahli geologi, ahli
matematika (termasuk aljabar yang merupakan kesatuan dari eksponen),
ahli fisika, penyair, psikolog, ilmuwan, tentara, negarawan, dan seorang
guru. Bagi banyak orang, beliau adalah Bapak Pengobatan Modern. Dia
juga pendiri Avicennian logika dan filosofis dari sekolah Avicennism,
yang berpengaruh pada kaum Muslim dan sekolah pemikir.

3. Tokoh-tokoh Matematika Eropa


a. Jhon Philoponus
Pada abad ke VI muncul sarjana terkenal bernama Jhon
piloponus dari Alexandria. Dia adalah seorang ahli fisika terkenal di
dunia pada zamannya yang tidak sependapat dengan hokum aristoteles
mengenai gerakan benda-benda serta kemustahilan ruang hampa udara.
Philoponus juga menghasilkan karya dalam bidang matematika
diantaranya komentarnya atas karya Nicomachus,”introduction to
aritmatic”.

b. Alcuin
Alcuin dari York dilahirkan bertepatan dengan meninggalnya
BeDe (673-735), dia adalah mathematician Inggris yang banyak sekali
menulis tentang matematika, diantaranya yang paling terkenal adalah
mengenai kalender dan finger reckoning (menghitung dengan jari).
Alcuin mempunyai koleksi tentang problem “puzzele” dan”rekreasi”
berjudul “problems for the quickening of mind”.
Selain itu Alcuin juga menulis tentang astronomi, tetapi karyanya
ini tidak sebaik karya-karya penulis Yunani.
c. Gerbert

Gerbert dilahirkan di Averge, perancis tetapi mendapatkan


pendidikan di Spanyol dan Italia. Dia pernah bekerja sebagai guru di
Jerman dan diangkat menjadi penasehat Kaisar Roma. Otto III, setelah
menjadi Uskup Agung. Kemudian pada tahun 999 Gerbert diangkat
menjadi Paus dengan gelar Paus Sylfester II. Dia adalah orang Kristen
pertama yang belajar di sekolah Islam. Dia membawa system numerasi
Hindu tanpa nol ke Eropa. Gerbert juga menulis tentang aritmatika dan
geometri.

Masa ini juga disebut sebagai zaman kejayaan pengetahuan Islam


tetapi sarjana-sarjana latin tidak sedikitpun menghargai karya-karya
Islam ini.

d. Adelard
Adelard adalah seorang sarjana Kristen yang belajar di sekolah
Islam di Spanyol. Mathematician yang berasal dari Inggris ini juga
melakukan perjalanan secara intensif ke Mesir, Yunani dan Syria.
Adelard menerjemahkan Elementsnya Euclid dari bahasa Arab ke
bahasa Latin, serta tabel-tabel astronomi dari Alkhawarizmi. Aderland
juga menerjemahkan Almagest karya Ptolemi kedalam bahasa Latin dari
bahasa Yunani tahun 1155.
e. Gherardo dari Cremona
Gherardo adalah penerjemah kelompok Spanyol yang terbesar
pada zamannya. Diantara kaya terjemahannya adalah versi baru dari
Elements Euclid karya Thabit ibn qurra dari bahasa Arab ke bahasa
Latin. Dia juga menerjemahkan karya Ptolemi yang berjudul Almagest,
juga menerjemahkan lebih dari 90 karya bahasa Arab termasuk Hisab
aljabar wal muqubalah karya alkhawarizmi.
f. Robert dari Chester
Robert adalah seorang yang pertama kali menerjemahkan karya
Alkhawaritzmi, Hisab aljabar wal muqubalah pada tahun 1145. Dia juga
orang yang pertama kali menerjemahkan Al-Qur’an kedalam bahasa latin
beberapa tahun sebelum dia menerjemahkan karya Alkhawarizmi.
Karya-karya Alkhawarizmi merupakan karya yang paling terkenal
pada masa itu di Eropa, terutama karya Aljabarnya. Orang Eropa lebih
menyenangi matematika bangsa Arab dibandingkan dengan geometrinya
Yunani.
Pada abad ke XII sarjana-sarjana latin bermunculan dan dengan
serius mempelajari trigonometri bangsa Arab yang muncul dalam karya-
karya astronomi Arab.perkataan SINUS pertamakali muncul dalam
trigonometri berasal dari Robert yang diambilnya dari bahasa arab “jiva”
yang artinya teluk.
g. Jhon Halfak

Pada abad ke XII muncul beberapa mathematician Eropa, salah


satunya adalah Jhon halifak yang berasal dari Inggris. Dia adalah seorang
guru yang mengajar di Inggris dan disamping itu dia juga menulis
kumpulan dari dalil-dalil aritmatika.

h. Leonardo Fibonacci
Leonardo fibonaci atau yang lebih dikenal sebagai Leonardo de
pisa adalah mathematician yang paling berbakat pada abad pertengahan.
Dia adalah anak seorang pedagang yang mengikuti ayahnya berdagan ke
Mesir, Sicilia,Yunani dan Syria. Karyanya yang terbesar adalah subuah
buku yang berjudul “Liber Abaci” (buku Abacus). Buku ini berisi tentang
problem-problem dengan menggunakan lambing Hindu-Arab yang
memperlihatkan bahwa dia dipengeruhi oleh aljabarnya Alkhawarizmi
dan Abu Kamil. Liber abaci ini lebih memfokuskan pada aritmatika
dibandingkan geometri, buku ini dimulai dengan penjelasan ‘sembilan
lambing bilangan India’ dengan menambahkan bilangan nol. Fibonacci
pun secara tetap menggunakan garis datar ( – ) sebagai lambang untuk
menyatakan pembagian, dalam buku ini Fibonacci menggunakan 3 jenis
pecahan yaitu; pecahan biasa, pecahan sexagesimal, dan pecahan unit.
kemudian buku terakhirnya berjudul “Patricia Geometrica” buku
ini berisi kumpulan dari karya-karya geometri dan trigonometri.
i. Jordanus Nemorarius
Jordanus adalah penulis dari karya-karya matematika seperti
aritmatika, geometri, astronomi, aljabar dan kemungkinan juga ststistika
disampimg mekanika.dia adalah mathematician yang pertamakali
menggunakan huruf sebagai lambang dari sebuah bilangan.Bukunya
“Aritmatica” adalah buku yang merupakan basis bagi komentator-
komentator pada universitas Paris dalam abad ke XVI, buku ini hampir
menyerupai filsafah. Karya Jhordanus yang lainnya adalah “De numeris
datis”, buku ini berisikan kumpulan dair hokum-hukum aljabar. Sebagai
contohnya: Apabila suatu bilanganyang diketahui dibagi menjadi dua
bagian sedemikian sehingga perkalian bahagian yang satu dengan
bahagian yang lain diketahui, maka masing-masing dari kedua bahagian
ini dapat di tentukan” hukum ini dinyatakan oleh Jhordanus sebagai
berikut “Misalnya diketahui bilangan abc dan misalkan bilangan yang
dibagi menjadi 2 adalah ab dan c dan misalkan lagi d adalah hasil
perkalian ab dan c, diketahui pula. Misalkan kuadrat dari abc adalah e
dan misalkan lagi 4 kali d adalah f dan misalkan g adalah hasil dari
pengambilan f dari e. maka g adalah kuadrat dari selisih antara ab dan c.
misalkan h akar pangkat tiga dari g, maka h adalah selisih antara ab dan
ac. Karena h diketahui maka c dan ab akan dapat ditentukan.
“algorismus demonstratus” adalah sebuah karya Jhon nemorarius
yang berisikan tentang penjelasan tentang hukum-hukum aritmatika.
j. Campanus dari Novara
Campanus mulai dikenal di Eropa mulai dikenal pada yahun 1260.
Dia adalah pendeta pada Paus Urban IV yang menerjemahkan karya
Elements dari Euclid. Pada akhir bab IV Elements dengan karya
Jhordanus “de Triangulis” yakni mengenai trisectin suatu sudut.
Misalkan <AOB adalah sudut yang akan dibagi menjadi tiga bagian yang
sama besar, cara Campanus membagi <AOB ini adalah dengan
melukiskan <AOB pada lingkaran yang berpusat di O. sedemikian
sehingga panjang OA=OB, kemudian dari titik O do tarik garis OC yang
tegak lurus dengan garis OB dan melalui A dibuat garis AED sedemikian
sehingga panjang DE=OA. Apabila ditarik garis OF yang sejajar dengan
garis AED maka besar <FOB adalah 1/3 dari <AOB.
k. William dari Moerbeke

Tahun 1269 William Moerbeke mempublikasikansuatu terjemahan


karya terjemahan dari karya Archimedes tentang matematika dan limu
pengetahuan alan, semenjak itu orang lebih mengenal Archimedes.
Karena Moerbeke ini adalah seorang Uskup Agung jadi dia
menerjemahkan karya Arcimedes ini secara harfiah oleh sebab itu
hasilnya kurang memuaskan. Karya Archimedes yang diterjemahkan
oleh Moerbeke diantaranya adalah; ‘on spiral’, ‘the quardature of the
parabola’, dan ‘on conoid and spheroid’ dan banyak lagi karya
Archimedes yang diterjemahkan oleh William ini.
l. Thomas Bradwardine
Thomas bradwardine adalah seorang filosof, ahli theology, juga
mathematician yang meninggal ketika menjadi uskup agung Centerbury.
Dia menulis pengembangan dari teori Bacthius tentang ‘n-tuple
proportion’ dalam bukunya yang berjudul “Tachtatus the proportonibus”
pada th 1328. Disamping itu Bradwardine jug menulis buku tentang
“aritmatic”,“geometri”, “geometrica speculative” dan “tactatus de
continuo”.
m. Jhon Von Neumann
John von Neumann termasuk salah satu matematikawan abad 20.
Seperti kebanyakan matematikawan yang lain ia pun berkontribusi
penting baik dalam matematika maupun dalam sains. Von Neumann
khususnya tertarik pada permainan strategi dan peluang. Jadi tidak
mengejutkan apabila ia adalah salah seorang yang membuka bidang
matematika baru yang disebut game theory (teori permainan). Dengan
menggunakan peluang yang terlibat dalam peluang strategi dan ia
membuat strategi yang menghasilkan “pemenang” dalam permainan
pembuatan keputusan, teori permainan von Neumann dapat
menyelesaikan masalah-masalah dalam ekonomi, sains, dan strategi
militer.
Von Neumann dilahirkan di Budapest, Hongaria. Ketika berusia 6
tahun, ia mampu melakukan operasi pembagian seperti 78.463.215:
49.673.235 di luar kepala. Pada usia 8 tahun ia telah memperoleh master
dalam kalkulus dan mempunyai trik tertentu mengingat dalam sekali
pandang terhadap nama, alamat, dan nomor telepon dalam satu kolom
buku telepon. Ketika berusia 23 tahun ia menulis sebuah buku berjudul
Mathematical Foundations of Quantum Mechanics, yang digunakan
dalam pengembangan energi atom.
Pada tahun 1930, von Neumann hijrah ke Amerika Serikat untuk
memangku jabatan guru besar dalam fisika-matematika pada Universitas
Princeton. Ia menjadi berminat dalam penggunaan komputer berskala
besar dan ia salah satu pembangun otak elektronik modern, yang disebut
MANIAC (Mathematical Analyzer, Numerical Integrator and Computer).
Sebagai penasihat selama Perang Dunia II, ia memberi kontribusi dalam
mendisain senjata dan peluru nuklir.

C. Sistem Bilangan Hindu,Arab dan Eropa

1. Sistem Bilangan Hindu

Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa macam


angka di India yaitu angka Brahmi, angka Gupta dan angka Nagari.

a. Angka Brahmi
Kebanyakan sistem angka kedudukan yang menggunakan 10
sebagai asas yang digunakan di seluruh dunia adalah berasal dari India.
Sistem angka India lazimnya dikenali di Barat sebagai sistem angka
Hindu-Arab atau angka Arab, karena ia diperkenalkan di Eropa melalui
orang Arab.
Digit 1 hingga 9 dalam sistem angka Hindu-Arab berevolusi dari
angka Brahmi. Angka Brahmi ditemukan pada prasasti di gua dan kuil di
daerah dekat Poona, Bombay dan Uttar Pradesh, prasasti yang berbeda,
berbeda pula bentuk simbolnya. Angka Brahmi sudah digunakan lebih
lama sampai abad 4M. Berikut adalah salah satu gaya angka Brahmi.

b. Angka Gupta

Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke


Magadha di Timur laut India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M.
Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi dan tersebar luas oleh
kerajaan Gupta. Angka Gupta lalu berkembang menjadi angka Nagari
kadang-kadang juga disebut angka Devahagari.Berikut bentuk angka
Gupta.

c. Angka Nagari

Angka Nagari sering disebut-sebut oleh Al-Biruni sebangai


“kebanyakan bilangan” karena banyak dikirim ke dalam dunia Arab.
Angka Nagari sering disebut angka Devanagari. Angka India menyebar
kenagian dunia antara abad 7 sampai abad 16 M dan sudah menyebar di
Eropa di akhir abad 5 M. Berikut bentuk angka Nagari.Berdasarkan
angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui
perkembangan sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka
Gupta kemudian kedalam angka Nagari dan selanjutnya angka-angka
India tersebut dikembangkan di bangsa Arab dan beerkembang menjadi
angka modern yang kita gunakan sekarang ini.

2. Sistem Bilangan Arab

a. Sistem Bilangan Matematika Muslim (Arab)

Sistem bilangan Arab atau Angka Arab (Arabic


Numerals) merupakan sebuah sistem bilangan populer yg terdiri dari
angka 0-9 (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9). Sistem angka ini paling banyak
digunakan di zaman modern ini. Angka Arab dipopulerkan oleh
matematikawan Muslim di abad pertengahan, kemudian menyebar ke
Eropa beberapa abad kemudian, dan menjadi angka standar dunia sejak
zaman kolonial.

Bentuk evolusi dari angka Arab, yaitu angka Arab Latin (yang
banyak digunakan sekarang) muncul pertama kali di Maroko dan
Spanyol (Andalusia) di akhir abad ke-10, dan dikenal sebagai angka
"Ghubar". Layaknya huruf Latin, angka Ghubar bisa digunakan dari kiri-
kanan.

Angka Arab Latin ini kemudian menjadi populer dan


menggantikan angka Romawi di Italia dan kemudian seluruh Eropa.
Ditambah lagi sejak ditemukannya Mesin Cetak di abad ke-15, angka
Arab Latin menjadi sangat populer dan digunakan di hampir semua
kerajaan di Eropa.

Sesuai dengan sejarah mereka, angka-angka (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9)


juga dikenal sebagai Angka Hindu atau Angka Hindu-Arab. Alasan
mereka lebih dikenal sebagai “Angka Arab” di Eropa dan Amerika
adalah karena mereka diperkenalkan ke Eropa pada abad ke-10 melalui
bangsa Arab di Afrika Utara. Dahulu (dan sampai sekarang) digit-digit
tersebut masih dipergunakan oleh orang Arab barat semenjak dari Libya
hingga ke Maroko. Di sisi lain, orang-orang Arab menyebut sistem
tersebut dengan nama “Angka Hindu”, yang mengacu pada asal mereka
di India. Namun demikian, angka ini tidak boleh dirancukan dengan
“Angka Hindu” yang dipergunakan orang-orang Arab di Timur Tengah (٠
.١.٢.٣.٤.٥.٦.٧.٨.٩), yang disebut dengan nama lain Angka Arab Timur;
atau dengan angka-angka lain yang saat ini dipergunakan di India

(misalnya angka Dewanagari: ०.१.२.३.४.५.६.७.८.९).

Sekarang, angka Arab Latin telah menjadi angka Internasional dan


digunakan di hampir seluruh dunia. Bahkan di negara yg tidak
menggunakan huruf Latin sekalipun, seperti Cina, Korea, Jepang, India,
Thailand, dll. Angka Arab Latin sesekali digunakan menggantikan angka
tradisionalnya. Sedangkan angka Romawi terkadang masih digunakan
untuk tujuan formalitas atau seni. Berikut bentuk angka Arab:

3. Sistem Bilangan Eropa

Kira-kira tahun 825, seorang ahli Matematika Persia bernama Al-


Khawarizmi menulis buku tentang Aljabar yang antara lain berisi tentang
sistem bilangan Hindu secara lengkap. Kemudian buku ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin pada abad 12 dan buku-bukunya berpengaruh di Eropa.
Terjemahan inilah yang memperkenalkan sistem bilangan Hindu-Arab ke
Eropa.
Perkembangan bilangan dari India - Eropa.

Pada simbol Brahmi belum mengenal angka nol. Angka nol mulai
ada setelah tahun 500 yaitu pada simbol Hindu hingga sekarang.
Selanjutnya sistem ini disempurnakan di Eropa dan hasil penyempurnaan
itulah yang kita kenal sekarang dalam sistem bilangan atau sistem Arab-
Hindu.
Pada awal masuknya angka arab ke eropa, angka yang sering
digunakan orang-orang eropa untuk memcahkan masalah adalah
menggunakan angka romawi dimana dalam kode numerik angka romawi itu
tidak ada istilah untuk menyatakan angka nol, sehingga angka awalnya
adalah satu dan seterusnya.
Silvister II yang dikenal dengan gerbert, setelah menyelesaikan
studinya di andalus dimana masa itu adalah masa pesatnya perkembangan
islam, ia mencoba memberi solusi masyarakat eropa yang tersendak
pemikiran mereka dalam perhitungan dikarenakan tidak adanya angka nol.
Dengan kata lain silvister ingin menunjukkan bahwa angka arab lebih
lengkap ketimbang angka romawi.
Dalam perjalanannya selanjutnya, ia mendapatkan kendala karena
masyarkat eropa secara dominan lebih menjunjung tinggi budaya gereja
mereka dan budaya yunani, sehingga ia takut dikatakan bagian dari
“barbarian civilization”. Suatu istilah yang tunjukkan untuk sekelompok
orang yang mempunyai pemikiran berbeda dari yang lain. Ia pun menempuh
jalan lain untuk memasukkan angka arab ini ke eropa hingga pada ahirnya ia
menemukan suatu cara baru untuk mengelabuhi masyarakat eropa yaitu
dengan menciptakan alat yang disebut dengan abakus Gerbert.
Gambar Abakus Gerbert
Dalam abakus gerbert ini, kebanyakan pengoprasiannya dengan
menggunakan angka arab dan masyarakat eropa pun tak menyadari hal itu
sehingga silvister II ini oleh orang eropa dikenal dengan bapak angka.

D. Penemuan Yang Berhubungan Dengan Matematika Hindu,Arab dan


Eropa
1. Penemuan yang berhubungan dengan Matematika Hindu

a. The Sulba Sutra

Catatan tertua matematikawan India yang berisi lampiran teks-teks


agama yang memberikan aturan sederhana untuk membangun altar
berbagai bentuk, seperti kotak, persegi panjang, dan lain-lain. lampiran
ini juga memberi metode untuk membuat lingkaran dengan memberikan
persegi yang luasnya sama. Serta berisi penjelasan verbal awal mengenai
teorema Pythagoras.

b. The Siddhanta Surya

Catatan yang memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus,


dan sinus invers, dan meletakkan aturan untuk menentukan gerakan yang
sebenarnya posisi benda-benda langit.

c. Naskah Bakhshali
Naskah Bakhshali merupakan naskah awal yang ditemukan ratusan
tahun yang lalu. Gupta menulis: “Naskah Bakhshali adalah naskah yang
diberikan pada pekerjaan matematika yang ditulis pada pelapah pohon
ditemukan pada musim panas tahun 1881 di dekat kampong Bakhshali
Yusufzai Peshawar (sekarang Pakistan). Kampong tersebut berada di
Mardhan Tsanil 50 mil dari kota Peshawar”.

Naskah Bakhsahali sebuah buku petunjuk tentang aturan-aturan


dan contoh ilustrasi dan pemecahannya. Terutama tentang Aritmatika dan
Aljabar serta beberapa Geometri dan pengukuran. Naskah tersebut
diperkirakan disusun sekitar 400M.

d. Nilai π

Aryabhata bekerja pada pendekatan untuk π dan memungkinkan


telah sampai pada kesimpulan bahwa π adalah tidak rasional.

e. Trigonometri

Penenlitian Trigonometri oleh Aryabhata dalam kitabb


Ganitapada 6, Aryabatha mengemukakan luas segitiga, yang
artinya :”untuk segitiga, hasil yang tegak lurus dengan sisi setengah
merupakan daerah”.

f. Aljabar

Penelitian Aljabar oleh Aryabhata.

g. Geometri

Basis dan inspirasi dari keseluruhan matematika India adalah


geometri. Ilmu geometri yang berasal dari India dapat diketahui melalui
sebuah catatan konstruksi geometri para pendeta Weda yang disebut
Sulbasutra. Sulbasutra adalah panduan untuk pembangunan altar-altar
tersebut untuk pemujaan dan menjelaskan sejarah geometri bangsa India.
Geometri Hindu terutama untuk keperluan praktek. Geometri yang
pertama mengenai pendirian altar agama Hindu. Pendirian altar itu terkait
dengan teorema Pythagoras.

2. Penemuan yang berhubungan dengan Matematika Arab

a. Al-Khawarizmi
Perintis matematika muslim dan orang yang sangat pantas disebut
sebagai bapak aljabar modern. Nama aslinya adalah Muhammad ibn
Musa al Khwarizmi. Ia berasal dari Khwarizm (Khiva). Kadang orang
keliru dalam menafsirkan suatu hasil hasil karya peradaban modern,
yang selalu dianggap berasal dari barat.

Jika kita menelusuri kata Aljabar itu berasal dari karya (buku
tulisan karya) Al Khwarizmi yang bernama Hisab al jabir wal
mukabalah (yang berarti pengutuhan kembali dan perbandingan atau
yang kerennya dalam istilah sekarang Kalkulasi integral & persamaan).

Bahkan istilah Alghorisme yang berarti sistem persepuluhan ,


merupakan ucapan orang barat terhadap nama Alkhwarizmi, karena
alkwarizmi dianggap sebagai penemu dan pengembang sistem
persepuluhan, dan dia dianggap sebagai penemu angka nol. Salah
satu karya alkhwarizmi yang terpenting adalah dialah yang menciptakan
sistem aljabar. Penemuannya terhadap simbol-simbol bilangan 1 sampai
dengan 9, dan angka nol (yang kemudian disebut sistem alghorisme)
mampu memecahkan kesulitan-kesulitan simbolisasi yang masih
menggunakan angka romawi. Suatu misal, jika hanya untuk bilangan
angka 8, dalam angka romawi sama dengan VIII, jika angka 38 maka
angka romawinya XXXVIII, maka orang akan kesulitan menggunakan
angka romawi jika sudah jutaan.

Matematika yang dikembangkan dibarat sebelumnya adalah


matematika Yunani yang kemudian dikembangkan oleh Romawi.
Matematika Yunani adalah matematika murni, matematika untuk
matematika, yang steril terhadap keperluan. Dalam penulisan bilangan
mereka menggunakan huruf, dan tiap huruf melambangkan bilangan
dan masih belum mengenal bilangan nol. Jadi matematika Yunani
bersifat deduktif, penekanannya dilakukan dengan pembuktian yang
bertingkat-tingkat, dimulai dari aksioma, postulat dan teorema.
b. Abu Wafa al-Bawzajani
Salah seorang ahli matematika muslim terbesar. Ia dikenal sebagai
ahli astronomi dan pengembang trigonometri (ilmu ukur sudut), dan
orang yang pertama yang mengajukan beberapa rumus penting dalam
trigonometri. Salah satu rumus yang didedikasikan kepadanya adalah
Cos C= Cos a.cos b.
c. Al-Khuyandi
Seorang ahli astronomi dan matematika, terutama geometri. Ia
dikenal sebagai ahli kontruksi asturlab. Ia juga termasuk penemu handal
sinus yang diistilahkan kaidah astronomis. Dalam bidang geometri
perhatiannya mengarah pada resolusi atau penggunaan persamaan
berpangkat tiga.
d. Al-Battani
Seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani
lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal
adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46
menit dan 24 detik. Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan
trigonometri.

3. Penemuan yang berhubungan dengan Matematika Eropa

a. Aljabar Menggunakan Huruf

FrancoisViete (1540-1630) lahir di Fontenay, ia seorang ahli


hukum dan anggota parlemen, tetapi dengan bakat luar biasa
menggunakan waktu terluangnya mempelajari matematika. Bahkan
kemudian ia dipandang sebagai ahli matematika terbesar adad-16. Ia
menulis buku trigonometri pada tahun 1579 dengan judul “CANON
MATHEMATICUS SEU AD TRIANGULA” .buku itulah yang pertama di
Eropa yang menyelesaikan soal-soal trigonometri bidang dan bola secara
sistematis. Ia menyatakan cos n Q, n=1, 2,3,……..,9 dengan cos Q.

Pada tahun 1591 ia menulis aljabar dengan judul “ In


ArtemAnaliticamIsagoge” . Ia mulai menyusun aljabar dengan huruf- huruf.
Huruf hidup menyatakan yang tak diketahui dan huruf mati untuk yang
ditentukan. Untuk A2 ditulis A quad , A3 ditulis A cube.

b. Persamaan Derajat Tinggi

Pada tahun 1600, Decartes menulis aljabar dengan judul“DeNumerosa


Potestantum Resolutione”. Dalam buku itu ia menjelaskan pendekatan akar
persamaan derajat tinggi secara berturut. Metode Viete itulah yang dipakai di
Eropahhinngga tahun 1680. Sejarah mencatat usaha-usaha menyelesaikan
persamaan derajat tinggi itu secara umum. Pada tahun 1637 Descartes juga
memberi penyelesaian persamaan pengkat empat itu. Pada tahun 1750, Euler
mencoba menyelesaikan persamaan pangkat lima. P. Ruffini (1765-1823)
seorang ahli fisika Italia mencoba menyelesaikan persamaan pangkat lima itu
pada tahun 1805, dan pada tahun 1813 membuktikan bahwa penyelesaian
persamaanya adalah tak mungkin.Niels Hendrik Abel (1802-1829) seorang ahli
matematika Norwegia membuktikan tak mungkin menentukan akar persamaan
pangkat lima atau lebih dinyatakan dengan koefisien persamaan itu.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sejarah Matematika Arab Sejarah mencatat bahwa setelah Yunani runtuh,


muncul era baru, yaitu era kejayaan Islam di tanah Arab. Hal ini berakibat bahwa
perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan berpusat dan didominasi oleh
umat Islam-Arab.

Tokoh-tokoh matematika hindu diantaranya yaitu Panini, Pingala, Surya


Siddhanta, Aryabhata, Brahma,Gupta, Madhavan. Tokoh-tokoh Matematika Arab
Al-Khawarizmi ,Al-kindi ,Al-Karaji, Al-Battani ,Al-Biruni, Umar Khayam, Ibnu
Sina.Tokoh-tokoh Matematika Eropa Jhon Philoponus, Alcuin
,Gerbert ,Adelard ,Gherardo,Robert ,Jhon Halfak, Leonardo Fibonacci, Jordanus
Nemorarius ,Campanus, William ,Thomas Bradwardine ,Jhon Von Neumann.

B. SARAN
Sebagai tenaga pendidik dalam bidang matematika, kita harus mengetahui Sejarah
Perkembangan matematika baik di Hindu, Arab maupun Eropa. Karena para tokoh-
tokoh dari Hindu, Arab dan Eropa sudah banyak menyumbangka pemikirannya dan
mengembangkan matematika hingga karya-karyanya masih kita gunakan dalam
matematika hingga saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

Muqowim. 2012. Genealogi Intelektual Saintis Muslim. (Kementrian Agama RI:


Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai