Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEJARAH MATEMATIKA

Tentang
Mengenal Sejarah Perkembangan Matematika di India dan Karyanya

Disusun Oleh Kelompok 1:


Diah Framitha Sari : 1914040025

Rika Arnita Siregar : 1914040004


Titik Sandra : 1914040028
Wafda Fahmi : 1914040019
Zukni : 1914040010

Dosen Pembimbing:

Christina Khaidir, M.Pd

TADRIS MATEMATIKA-A
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1443H / 2021M
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sejarah Matematika tentang
“mengenal sejarah perkembangan matematika di India dan karyanya”.

Adapun makalah Sejarah Matematika ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah Sejarah Matematika tentang
mengenal sejarah perkembangan matematika di India dan karyanya.

Pemakalah mengharapkan semoga dari makalah tentang mengenal sejarah perkembangan


matematika di India dan karyanya ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Padang, Okober 2021

Pemakalah

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan ......................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 6

A. Sejarah Perkembangan Matematika di India ................................................................. 6


B. Sistem Bilangan India ................................................................................................... 7
C. Tokoh Matematika India ............................................................................................... 9
D. Penemuan Yang Berhubungan Dengan Matematika di India ....................................... 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 16

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 16
B. Saran .......................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
India telah memiliki pengetahuan besar mengenai matematika. Angka nol diciptakan oleh
bangsa India kuno. Demikian juga system desimal. Matematika Hindu atau matematika India
dikenal sebagai Sulwa Sutra atau “talidarisloka” (cord of verses). Ini berkaitan dengan
pembangunan altar tempat pemujaan dan upacara korban. Formula dari Sulwa Sutra sifatnya
empirik. Sesungguhnya, dikatakan bahwa Sulwa Sutra mungkin merupakan pengaruh di
belakang perkembangan kemudian dari geometri Yunani. Semua hal yang datang dari
matematika India, angka adalah yang paling menonjol.

Peradaban terdiri anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di
antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur
secara geometris, tetapi dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum
ditemukan.

Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno
yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan
India Barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappa Lembah Indus,
karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati
karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari
Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai
Sarasvati kuno yang pernah mengalir.

Matematika Vedanta dimulakan di India sejak ZamanBesi. Shatapatha Brahmana (kira-kira


abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira- kira 800–500 SM) yang
merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima,
aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus
ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang
diberikan, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat, mengembangkan tripel Pythagoras
secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.

3
Rumus itu sekarang ada di Pakistan tetapi ini masih termasuk dalam bahasan kita “Indian
Matematic” yang pada makalah ini menunjukan pada perkembangan matematika di bagian
India. Peradaban India berdasarkan pada dua kota tersebut dan juga pada lebih dari 100 kota
kecil dan desa-desa. Peradaban ini dimulai sekitar 2500 tahun sebelum masehi dan berjalan
sampai 1700 sebelum masehi atau berikutnya. Orang-orang telah menulis dan menggunakan
tulisan beraksara berkisar 5090 karakter yang beberapa telah diakui dapatditafsirkan, tetapi
jauh dari kejelasan, ini adalah masalahnya.

Ada 2 era dalam perkembangan matematika di India:

1. Era Sulvasutra
Sulvasutra menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Sulvasutras” (buku tentang hukum-
hukum pengukuran yang didalamnya terdapat pengetahuan geometri kuno). Sulvasutras ini
menemukan dalil-dalil untuk melukis suatu segitiga yang sisi-sisinya membentuk triple
Pythagoras. Berdasarkan hal ini, bukan tidak mungkin bahwa Sulvasutras dipengaruhi oleh
matematika Messopotamia.

Setelah India ditaklukkan sedikit oleh Iskandar Agung, kemudian muncullah kekaisaran
Mourya, yang mempunyai daerah kekuasaan seluruh India ditambah lagi dengan sebagian
Asia Tengah. Kaisar Mourya yang paling terkenal adalah Asoka (272-232 SM), dimana
pada zaman kekuasaan kaisar ini dibangun pilar-pilar pada setiap kota-kota penting di
India, yang sampai sekarang masih bisa dilihat sisa-sisanya. Pilar-pilar sangat penting
artinya dalam sejarah matematika India karena mengandung lambang-lambang bilangan.

Setelah Asoka, India mengalami sederetan inovasi yang akhirnya diikuti oleh dinasti
Gupto, yang merupakan pemerintahan asli penduduk India. Periode dinasti Gupto ini (290-
450) merupakan zaman keemasan dari bangkitnya kembali kebudayaan sangskerta. India
pada zaman itu merupakan pusat ilmu pengetahuan, kesenian, dan kedokteran. Pada waktu
itu dibangunlah beberapa kota besar di India, serta bermunculan beberapa universitas.

2. Era Siddanta
Era Siddanta ini merupakan hasil dari kebangkitan kembali kebudayaan sangskerta.
Terdapat lima versi Siddanta, yakni Paulisa Siddanta, Surya Siddanta, Vasisishta Siddanta,
Paitamaha Siddanta, dan Romanka Siddanta, yang ditulis sekitar tahun 400. Satu-satumya

4
Siddanta yang dapat ditemukan secara lengkap adalah Surya Siddanta (pengetahuan dari
matahari) tidak diketahui siapa penulisnya. Sedangkan buku Paulisha Siddanta, yang
ditulis kira-kira tahun 330 diringkas oleh matemati kawan Hindu yaitu Varhamihira pada
tahun 505.

Dari tahun 450 sampai dengan akhir tahun 1400, India kembali menjadi subjek inovasi
asing. Yang pertama kali datang adalah bangsa Hunt, kemudian diikuti oleh bangsa Arab
pada abad kedelapan, selanjutnya disusul oleh bangsa Porsi pada abad kesebelas. Pada
periode ini muncul matematikawan yang terkenal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan matematika di India?
2. Bagaimana sistem bilangan di India?
3. Siapa saja matematikawan dari India ?
4. Apa saja sumbangsih perkembangan matematika di India terhadap ilmu matematika?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan matematika di India
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem bilangan di India
3. Untuk mengetahui siapa saja matematikawan dari India
4. Untuk mengetahui sumbangsih perkembangan matematika di India terhadap ilmu
matematika.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Matematika di India


Matematika India atau juga bisa disebut Matematika Hindu muncul pada abad ke-26 SM
dan berakhir pada abad ke-14 M. Matematika India ini berkembang setelah matematika China
dan berakhir tepat sebelum munculnya matematika Eropa abad pertengahan. Matematika
India dimulai sejak munculnya sebuah peradaban yang terletak di daerah aliran Sungai Indus.
Peradaban ini biasa disebut Peradaban Lembah Indus. Kota-kota yang mereka tempati kala itu
diatur secara geometris.
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM-1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno
yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan
India Barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappa Lembah Indus,
karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati
karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari
Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai
Sarasvati kuno yang pernah mengalir. Sekitar abad ke-15 SM bangsa India diusir oleh bangsa
Arya yang datang dari Asia Tengah. Selama kira-kira 1000 tahun bangsa Arya
menyempurnakan tulisan Hindu dan bahasa Sansekerta. Beberapa penulis agama juga menulis
sejarah matematika karena dalam pembangunan altar Budha direntangkan tali yang
menunjukkan pengenalan tigaan Pythagoras.
Kemudian lahirlah matematika Vedanta yang berkembang di India sejak Zaman besi.
Sekitar abad ke-9 SM, seorang matematikawan bernama Shatapatha Brahmana mulai
menemukan pendekatan nilai π, dan kemudian antara abad ke-8 dan ke-5 SM, Sulba Sutras
memberikan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan rasional, bilangan prima,
aturan tiga dan akar kubik yaitu dengan menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari
seratus ribuan, memberikan metode konstruksi lingkaran dan perhitungan luasnya
menggunakan susunan persegi, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat serta

6
menggembangkan Tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan dan bukti
numerik untuk teorema Pythagoras.1
Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan sistem letak untuk
bilangan. Angka India atau Argam Hindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk angka nol,
ini terbukti telah dituliskan posisi itu pada Kitab Injil orang India. Para ahli matematika India
telah lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Aryabrata
menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Aryabrata telah memasukkan nol dalam sistem
perhitungan bukan sekedar tempat kosong. Konsep bilangan nol menggunakan satu tempat
kosong di dalam pengaturan bentuk tabel telah dikenal dan digunakan di India dari abad ke-6.
Naskah tertua yang diketahui menggunakan nol adalah karya Jain dari India yang berjudul
Lokavibhaaga, berangka tahun 458. Penggunaan simbol nol oleh orang India yang pasti
adalah di Gwalior Tablet Stone pada tahun 876. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan
tenbaga dengan simbol “o” kecil tercetak di situ.
Ensiklopedi Britanica mengatakan “Literatur Hindu membuktikan bahwa bilangan nol
mungkin telah dikenal di depan kelahiran Kristus, tetapi tidak ada catatan yang ditemukan
dengan simbol seperti itu di depan abad ke-9”. Ide-ide brilian dari matematikawan India
selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-tahap
awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang
menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan
nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai Sistem Bilangan
Desimal. 2

B. Sistem Bilangan India


Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa macam angka di India yaitu angka
Brahmi, angka Gupta dan angka Nagari.
1. Angka Brahmi

1
Nadia Elkhair. 2018. “Makalah Sejarah Matematika India”, diakses dari https://zdocs.tips/doc/makalah-sejarah-
matematika-india-lp7dedenq8p7, pada tanggal 15 Oktober 2021 pukul 20.30

2
Reskinamath. 2018. “Sejarah Matematika India (Hindu)”. Diakses dari,
https://reskinamath.wordpress.com/2018/02/14/sejarah-matematika-india-hindu/, pada tanggal 15 Oktober
2021 pukul 20.35

7
Kebanyakan sistem angka kedudukan yang menggunakan 10 sebagai asas yang
digunakan di seluruh dunia adalah berasal dari India. Sistem angka India lazimnya dikenali
di Barat sebagai sistem angka Hindu-Arab atau angka Arab, karena ia diperkenalkan di
Eropa melalui orang Arab. Digit 1 hingga 9 dalam sistem angka Hindu-Arab berevolusi
dari angka Brahmi. Angka Brahmi ditemukan pada prasasti di gua dan kuil di daerah dekat
Poona, Bombay dan Uttar Pradesh, prasasti yang berbeda, berbeda pula bentuk simbolnya.
Angka Brahmi sudah digunakan lebih lama sampai abad 4M. Berikut ini adalah angka
Brahma yang digunakan oleh bangsa India.

2. Angka Gupta
Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke Magadha di Timur
laut India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M. Angka Gupta dibangun dari angka
Brahmi dan tersebar luas oleh kerajaan Gupta. Angka Gupta lalu berkembang menjadi
angka Nagari kadang-kadang juga disebut angka Devahagari. Berikut angka Gupta di
India.

3. Angka Nagari
Angka Nagari sering disebut-sebut oleh Al-Biruni sebangai “kebanyakan bilangan”
karena banyak dikirim ke dalam dunia Arab. Angka Nagari sering disebut angka
Devanagari. Angka India menyebar ke bagian dunia antara abad 7 sampai 16 M dan sudah
menyebar sampai di Eropa diakhir abad 5 M.

Perkataan Sanskrit untuk


Angka Devanagari Hindu-Arab angka ordinal

० 0 śūnya (शून्य)

१ 1 éka (एक)

8
२ 2 dvi (द्वि)

३ 3 trí (द्वि)

४ 4 chatúr (चतु र्)

५ 5 pañch (पञ्च)

६ 6 ṣáṣ (षष्)

७ 7 saptá (सप्त)

८ 8 aṣṭá (अष्ट)

९ 9 náva (नव

Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui


perkembangan sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka Gupta kemudian
kedalam angka Nagari dan selanjutnya angka-angka India tersebut dikembangkan di
bangsa Arab dan berkembang menjadi angka modern yang kita gunakan sekarang ini. 3

C. Tokoh Matematika India


1. Panini (kira-kira merumuskan abad ke-5 aturan-aturan SM)
Tata yang bahasa Sanskerta. Notasi yang dia gunakan sama dengan notasi matematika
modern, dan menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi.

2. Pingala Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM)


Di dalam risalahnya prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem
bilangan biner. Pembahasannya tentang kombinatorika meter bersesuaian dengan versi
dasar dari teorema binomial. Karya Pingala juga berisi gagasan dasar tentang bilangan
Fibonacci (yang disebut mātrāmeru).

3. Surya Siddhanta Surya Siddhanta (kira-kira 400)

3
Nuri Larasanti. 2018. “Makalah Sejarah Matematika di India”. Diakses dari http://riversmyblog.blogspot.com/,
pada tanggal 15 Oktober 2021 pukul 20.40

9
Memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan meletakkan
aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian dengan
posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu,
yang merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik
365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar
365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada
Zaman Pertengahan.

4. Aryabhata (Pada tahun 476 – 520 A.D)


Aryabhata adalah ahli matematika Hindu pertama yang dikenal dunia. Risalah atau
tulisannya mengenai subyek ini adalah karya Hindu yang pertama mengenai matematika
murni, dan terdiri dari tiga-puluh-tiga sloka. Ia menjelaskan mengenai sebab-sebab gerhana
matahari dan bulan. Dia memberikan peraturan (rule) untuk pemecahan sederhana dari
persamaan sederhana lanjutan (simple intermediate equations) dan penetapan yang tepat
mengenai nilai (accurate determination of value). Percaya tau tidak, Aryabhata menyatakan
hubungan keliling sebuah lingkaran pada diameternya (relation of the circumperence of a
circle to its diameter).
Pada tahun 499, memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri
India pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik dan algoritma aljabar,
infinitesimal, dan persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan untuk
persamaan linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode modern, bersama-sama
dengan perhitungan (astronomi) yang akurat berdasarkan sistem heliosentris gravitasi.
Sebuah terjemahan bahasa Arab dari karyanya Aryabhatiya tersedia sejak abad ke-8,
diikuti oleh terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga memberikan nilai π yang
62832
bersesuaian dengan = 3,1416 . Ia juga membuat rumus untuk menemukan luas
20000

segitiga, lingkaran, dan lain-lain. Dalam rumus lingkaran, ia membuat peraturan yang
menyatakan komponen utama pemecahan keliling sebuah lingkaran ada pada diameternya.
Pada tahun 499 M, saat usianya baru 23 tahun ia sudah berhasil membuat sebuah karya
besar. Karyanya itu adalah sebuah Kitab yang ia beri judul mirip dengan namanya yakni
Aryabhatiya.

10
Tak hanya matematika, di dalam kitab ini ia juga menuliskan perhitungan astronomi
yang akurat berdasarkan sistem heliosentris gravitasi. Saking populernya, kitab ini
diterjemahkan kedalam bahasa Arab pada abad ke-8 M, dan kemudian dalam bahasa Latin
pada abad ke-13 Aryabhata adalah matematikawan dan astronom India yang lahir pada
tahun 475 M dan meninggal pada tahun 550 M. Dia hidup di zaman yang sulit untuk
mengembangkan matematika. Bahkan, pada masa itu dia merupakan satu-satunya orang
yang menemukan rumus-rumus matematika sebelum lahirnya ahli-ahli matematika pada
masa modern kini.

5. Brahma Gupta Brahma Gupta


Adalah matematikawan besar India berikutnya, ia hidup dari tahun 598 sampai 660 M.
Karyanya yang terkenal adalah Brahma Siddhanta yang terdiri dari dalil dan peraturan.
Pada tahun 628 M Brahma Gupta menulis sebuah buku berjudul Brahma Gupta Siddhanta
sebagai perbaikan dari buku sebelumnya. Dalam buku barunya ini ia menulis 2 bab tentang
matematika, yaitu bab 12 dan 18 yang terdapat didalamnya teoremateorema yang sudah
diakui sebagai teorema yang benar. Namun ada pendapat beberapa ahli yang mengatakan
bahwa teorema Brahma Gupta tidak benar.
Disamping itu terdapat pula teorema-teorema Brahma Gupta yang eksak yaitu dengan
memanfaatkan rumus-rumus Archimedes Heron untuk menentukan jari-jari lingkaran luar
suatu segitiga. Salah satu contohnya adalah saat Brahma Gupta membuat rumus yang
𝑎 𝑎
ekivalen dengan rumus trigonometri yang kita pakai sekarang yakni: 2R = = =
sin 𝐴 sin 𝐵
𝑎
. Yang merupakan formulasi kembali dari hasil karya ptolami. Barangkali hasil yang
sin 𝐶

paling menarik dari Brahma Gupta adalah menggeneralisasikan dari rumus beron untuk
menentukan luas segi empat yakni : K =√(s − a)(s − b)(s − c)(s − d).

6. Mādhavan Mādhavan dari Sangamagrama lahir dengan nama Irinjaatappilly


Madhavan Namboodiri (1350 – 1425) adalah matematikawan dan astronom India dari
kota Irinjalakkuda (dekat Cochin, Kerala, India). Ia merupakan pendiri sekolah astronomi
dan matematika Kerala.Mādhava dianggap sebagai salah satu matematikawan-astronom

11
terbesar pada abad pertengahan, dan telah menyumbangkan kontribusi dalam deret
takhingga, kalkulus, trigonometri, geometri dan aljabar.
Karya Madhava diduga dikirim ke Eropa melalui misionaris-misionaris Yesuit dan
pedagang yang aktif disekitar pelabuhan Kochi, sehingga memberikan pengaruh terhadap
perkembangan kalkulus di Eropa. Karya Madhava yang memberikan suatu urutan untuk π
4𝑟 4𝑟
diterjemahkan ke dalam bahasa matematika modern, dibaca πr = 4r − + . Pada abad
3 𝑠

ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi, dan
menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai berikut 3,14159265359.

7. Mahavira Mahavira mulai dikenal sekitar tahun 850M


Berasal dari selatan India. dia menulis tentang matematika dasar, seperti operasi-operasi
menambah, memangkatkan, menarik mengurang, akar, dan sebagainya. Mahavira juga
sudah mengenal bilangan positif dan negatif serta operasi dalam bilangan nol. Dia
mengatakan bahwa "apabila sebuah bilangan dikalikan dengan nol akan menghasilkan nol,
dan bilangan itu tidak 19 akan berubah nilainya apabila ditambah, dikurangi, atau dibagi
dengan nol". Kesalahan terhadap tulisan Mahavira ini adalah bahwa membagi dengan nol
dikatakannya tidak merubah bilangan itu sendiri. Tetapi yang menarik dari karya Mahavira
ini adalah pembagian dengan pecahan, yaitu dengan mengalikan dengan kebalikan dari
pecahan tersebut.

8. Bhaskara (1114-1185)
Bhaskara adalah ahli matematika India yang terkenal pada abad kedua belas. Karya-
karyanya yaitu memberikan penyelesaian umum terhadap persamaan pell (john pell, 1611-
1685). Karya bhaskara yang paling terkenal adalah "lilavati" (si cantik). Yang merupakan
kumpulan dari problem-problem matematika dari Brahmagupta, dll, dan kemudian
ditambah dengan problem-problem hasil obsevasinya sendiri.

9. Srinivoso ramanujan (1887-1920)


Srinivoso ramanujan juga merupakan salah seorang genius Hindu pada abad kedua
puluh, terutama dalam aljabar dan aritmatika. Yang mengesankan dari ramujan ini adalah

12
tentang kecepatan daya pikirannya, ia mengatakan bahwa "angka 1729 merupakan angka
yang paling kecil yang menyatakan jumlah dua pangkat tiga". 4

D. Penemuan Yang Berhubungan Dengan Matematika India


1. The Sulba Sutra
Sulba Sutra (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang
menggunakan bilangan irasional, bilangan prima, agak tiga dan akar kubik; menghitung
akar kuadrat dari 2 sampai beberapa dari seratus ribuan; memberikan cara konstruksi
lingkaran yang lapangnya menghampiri persegi yang diberikan.
Catatan tertua matematikawan India yang berisi lampiran teks-teks agama yang
memberikan aturan sederhana untuk membangun altar berbagai bentuk, seperti kotak,
persegi panjang, dan lain-lain. lampiran ini juga memberi metode untuk membuat
lingkaran dengan memberikan persegi yang luasnya sama. Serta berisi penjelasan verbal
awal mengenai teorema Pythagoras.

2. The Siddhanta Surya


Surya Siddhanta (kira-kira 400) memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus,
dan balikan sinus, dan meletak aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda
langit, yang berkaitan dengan posisi mereka sebenarnya di langit. 5 Catatan yang
memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan sinus invers, dan meletakkan
aturan untuk menentukan gerakan yang sebenarnya posisi benda-benda langit.

3. Naskah Bakhshali
Naskah Bakhshali merupakan naskah awal yang ditemukan ratusan tahun yang lalu.
Gupta menulis :
Naskah Bakhshali adalah naskah yang diberikan pada pekerjaan matematika yang
ditulis pada pelapah pohon ditemukan pada musim panas tahun 1881 di dekat kampong

4
https://zdocs.tips/doc/makalah-sejarah-matematika-india-lp7dedenq8p7

5
http://www.westgatehouse.com/cycles.html Exegesis of Hindu Cosmological Time Cycles

13
Bakhshali Yusufzai Peshawar (sekarang Pakistan). Kampong tersebut berada di Mardhan
Tsanil 50 mil dari kota Peshawar.
Naskah Bakhsahali sebuah buku petunjuk tentang aturan-aturan dan contoh ilustrasi dan
pemecahannya. Terutama tentang Aritmatika dan Aljabar serta beberapa Geometri dan
pengukuran. Naskah tersebut memberikan banyak pernyataan aturan kemudian diikuti
contoh dan tanda matematika serta pembuktiannya. Hanya sebagian besar disimpan, maka
kita tidak dapat memastikan ukuran atau keseimbangan antara topik yang berbeda.
Sebagian besar naskah telah rusak dan hanya sekitar 70 daun pelepah pohon yang tersisa
yang masih bertahan hingga naskah ini ditemukan. Naskah tersebut diperkirakan disusun
sekitar 400M.

4. Nilai π
Pemahaman π oleh Aryabhata. Aryabhata bekerja pada pendekatan untuk π dan
memungkinkan telah sampai pada kesimpulan bahwa π adalah tidak rasional. Pada bagian
kedua dari Aryabhata (ganitapada 10), ia menulis dalam bahasa sansekerta, yang artinya :
“tambahkan 4 dan 100, kalikan dengan 8, dan kemudian menambahkan 62.000. dengan
aturan ini keliling lingkaran dengan diameter 20.000 dapat ditemui menjadi π = 3.1416

5. Geometri
Basis dan inspirasi dari keseluruhan matematika India adalah geometri. Bekas-bekas
peninggalan awal pengetahuan geometri dari peradaban Lembah Indus dapat ditemukan
pada penggalian kota Harappa dan Mohenjo-daro, dimana terdapat bukti berupa alat
penggambar lingkaran yang berasal dari 2500 SM. Ilmu geometri yang berasal dari India
dapat diketahui melalui sebuah catatan konstruksi geometri para pendeta Weda yang
disebut Sulbasutra. Sulbasutra adalah panduan untuk pembangunan altar-altar tersebut
untuk pemujaan dan menjelaskan sejarah geometri bangsa India.
Altar-altar ini memiliki bentuk berbeda-beda tetapi berdiri di wilayah yang sama.
Sulbasutra berisi penjelasan verbal awal mengenai teorema Pythagoras meskipun juga
telah diketahui oleh bangsa Babilonia. Dalil-dalil Sutrasulba berhubungan dengan
pembagian gambar-gambar seperti garis lurus, persegi panjang, lingkaran dan segitiga.

14
Geometri Hindu terutama untuk keperluan praktek. Geometri yang pertama mengenai
pendirian altar agama Hindu. Pendirian altar itu terkait dengan teorema Pythagoras.

6. Trigonometri
Penelitian trigonometri oleh Aryabhata. Dalam kitab Ganitapada 6, Aryabhata
mengemukakan luas segitiga, yang artinya : “untuk segitiga, hasil yang tegak lurus dengan
sisi setengah merupakan daerah.

7. Aljabar
Penelitian Aljabar oleh Aryabhata. Aryabhata, pada tahun 499, memperkenalkan fungsi
versinus, menghasilkan tabel trigonometri India pertama tentang sinus, mengembangkan
teknik-teknik dan algoritma aljabar, infinitesimal, dan persamaan diferensial, dan
mendapat solusi seluruh bilangan untuk persamaan linear oleh suatu cara yang setara
dengan cara modern, bersama-sama dengan perhitungan astronomi yang akurat
berdasarkan sistem heliosentris gravitasi. 6 Didalam kitab Aryabhata, Aryabhata
memberikan hasil elegan untuk penjumlahan dari serangkaian bilangan kuadrat dan
bilangan pangka 3 :

12 + 22 + ... + n2 =
dan

13 + 23 + ... + n3 = (1 + 2 + ... + n)2


Jika x, y, dan r merupakan sisi segitiga dan memenuhi persamaan x2 + y2 = r2 maka
segitiga tersebut pastilah siku-siku, dan dikatakan x, y, dan r adalah tripel pythagoras.
Untuk mencari tripel pythagoras kita bisa menggunakan rumus-rumus berikut :
x = a2 - b2
y = 2ab
r = x2 + y2
dengan ketentuan a > b. 7

6
K. V. Sarma (2001), "Āryabhaṭa: His name, time and provenance", Indian Journal of History of Science 36 (4): 105–
115
7
http://nisapernada.blogspot.com/2016/05/sistem-bilangan-india.html

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Matematika Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra atau “tali dari
sloka” (cord of verses). Semua hal yang datang dari matematika India, Angka India atau
Argam Hindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk angka nol. Para ahli matematika India
telah lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Arybrata
menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan
tenbaga dengan simbol “o” kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica.

Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem


nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-
Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai
nilai tempat dalam basis sepuluh. Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa
macam angka di India yaitu : Angka Brahmi ditemukan di gua dan kuil di daerah dekat
Poona, Bombay dan Uttar Pradesh. Data waktunya menunjukkan bahwa sudah dipakai lebih
lama sampai abad 4M. Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke
Magadha di Timur laut India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M. Angka Gupta
dibangun dari angka Brahmi dan tersebar luas oleh kerajaan Gupta. Angka Gupta kemudian
berkembang menjadi angka Nagari atau angka Devahagari. Bentuk ini berkembang dimulai
sekitar abad 7M dan berlanjut berkembang dari abad 11M.

Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui perkembangan


sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka Gupta kemudian kedalam angka
Nagari dan selanjutnya angka-angka India tersebut dikembangkan di bangsa Arab dan
berkembang menjadi angka modern yang kita gunakan sekarang ini.

Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kira-
kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang
merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima,
aturan tiga dan akar kubik, menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus

16
ribuan, memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang
diberikan, dan lain- lain.

B. Saran
Diharapkan materi ini bermanfaat untuk masyarakat terutama mahasiswa untuk menambah
pengetahuan tentang sejarah perkembangan matematika dan tokoh-tokoh matematika India.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://zdocs.tips/doc/makalah-sejarah-matematika-india-lp7dedenq8p7

https://reskinamath.wordpress.com/2018/02/14/sejarah-matematika-india-hindu/

http://riversmyblog.blogspot.com/

https://zdocs.tips/doc/makalah-sejarah-matematika-india-lp7dedenq8p7

http://www.westgatehouse.com/cycles.html Exegesis of Hindu Cosmological Time Cycles

http://nisapernada.blogspot.com/2016/05/sistem-bilangan-india.html

K. V. Sarma (2001), "Āryabhaṭa: His name, time and provenance", Indian Journal of History of
Science 36 (4)

18

Anda mungkin juga menyukai