Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AGAMA HINDU

PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI ASIA

OLEH :
Ni Luh Putu Gita Budiari (20)
Ni Kadek Kasi Danayanti (19)
Ni Kadek Dinda Lastari (18)
Ni Putu Cinta Septiyani (25)
Ni Putu Widya Febiswari (26)
I Komang Paul Diantara (10)

SMP NEGERI 5 KUTA SELATAN


KUTUH, KECAMATAN KUTA SELATAN,
KABUPATEN BADUNG, BALI
2023/2024
ABSTRAK
Tujuan makalah yang berjudul “Masuknya Agama Hindu di Asia” bertujuan untuk
mengetahui beberapa teori tentang pengertian Agama Hindu, asal dan awal mulanya
perkembangan Agama Hindu, masuknya Agama Hindu di Asia, peninggalan-peninggalan
kerajaan Hindu di Indonesia, dan kepercayaan Hindu di Bali, Ritual dan Filosofi Agama Hindu
Masuknya agama Hindu di Indonesia terjadi pada abad ke-4 masehi dengan ditemukannya
peninggalan tujuh buah prasasti Yupa di Kutai, Kalimantan Timur dan sekaligus mengakhiri
zaman prasejarah bangsa Indonesia. Selain itu juga dibuktikan dari beberapa prasasti yang
ditemukan yang berasal dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat yang menggunakan tulisan
Pallawa, tulisan asli India.

Kata kunci: teori, peninggalan, kerajaan, kepercayaan, sejarah

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan makalah yang berjudul “Masuknya Agama Hindu di Indonesia”
Kami menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan
saran pembaca akan naskah makalah dari kelompok kami, kami terima dengan senang hati demi
pembuatan naskah makalah yang baik dan benar.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari tidak terlepas dari hambatan dan kesulitan
dalam menyelesaikannya. Namun berkat Rahmat dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan bantuan
semua pihak usaha yang maksimal sesuai kemampuan penulis, akhirnya Makalah ini dapat
diselesalkan dengan baik dan tepat pada waktunya

Akhir kata, Semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
Kami ucapkan Terimakasih.

Kuta Selatan, 13 Maret 2023

Penyusun, Putu Gita B.

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
2.1.0 Agama Hindu ............................................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Agama Hindu ............................................................................................. 4
2.1.2 Sejarah awal Perkembangan Agama Hindu di Asia…………………………………4
2.1.3 Penduduk India ........................................................................................................... 5
2.1.4 Kepercayaan Agama Hindu Di India ........................................................................... 6
2.1.5 Kehidupan Masyarakat India………………………….………………………….…..7
2.1.6 Filosofi Agama Hindu…………………………..……………………………………7
2.1.7 Ritual Agama Hindu………………………………………………………...………..8
2.1.8 Pengaruh Agama Hindu Di Kehidupan Masyarakat Asia………………..….….……9
2.1.9 Masuknya Agama Hindu Ke Indonesia ..................................................................... 11
2.2.0 Kerajaan Hindu Di Indonesia..................................................................................... 13
2.2.1 Upaya melestarikan Peninggalan Agama Hindu……………………..…………..…18
BAB III KESIMPULAN......................................................................................................... 19
3.1 Simpulan ............................................................................................................................. 19
3.2 Saran ................................................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Agama Hindu adalah agama tertua di dunia yang memiliki pengaruh yang kuat di Asia.
Agama ini memiliki sejarah panjang dan telah berkembang selama lebih dari 5.000 tahun di
benua India dengan lebih dari 1 miliar penganut Agamanya. Pada awalnya, agama Hindu
muncul dari kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di lembah Sungai Sindhu
dan kemudian berkembang pesat seiring dengan masuknya bangsa Arya ke India. kemudian
berkembang ke wilayah yang lebih utara di antaranya Nepal Perkembangan agama Hindu di
Nepal sangatlah kuat, agama Hindu di Nepal sangatlah besar jumlahnya, hampir 90%
penduduknya beragama Hindu. Kemudian agama Hindu menyebar ke Sri Lanka, Tiongkok
Selatan, dan kerajaan-kerajaan di kawasan Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara
tersebut di antaranya adalah Funan di Delta Mekhong, Lin-yi di sekitar Vietnam Selatan, Fyu
di Myanmar, Mon Dwarawati di Semenanjung Malaya, Chen-la dan Khmer di Kamboja, Kutai,
Tarumanegara, Mataram, Singosari, Kediri, dan Majapahit di Nusantara. Agama Hindu
memiliki filosofi dan keyakinan yang kompleks, seperti konsep Brahman sebagai Tuhan yang
tidak terbatas dan tak terjangkau oleh akal manusia, serta konsep reinkarnasi dan karma yang
menghubungkan kehidupan manusia dengan kehidupan yang akan datang. Praktik keagamaan
dalam agama Hindu juga sangat beragam, dari yang sederhana hingga yang rumit, seperti
upacara pemujaan Dewa-Dewi Hindu dan Yajna (ritual pembakaran suci).
Penyebaran agama Hindu ke daerah-daerah lain banyak para ahli memberikan pendapatnya
bahwa Hindu berkembang melalui kaum brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Dahulu jalur
perdagangan Asia dapat digunakan melalui jalur darat. Pada awal Maschi, jalur perdagangan
tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutra) tetapi beralih ke jalur laut, sehingga secara tidak
langsung para pedagang pedagang Cina menuju India atau sebaliknya melewati Selat Malaka.
Para pedagang tersebut tidak jarang singgah di Malaka untuk menambah persiapan mereka,
sehingga terjadi hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Indonesia dengan Cina.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya
Cina ke Indonesia.
Perkembangan agama Hindu di Funan awalnya masuk dari Lembah Sungai Mekong di
daerah Funan, Kampuchea. Kemudian berdiri Kerajaan Funan didirikan oleh seorang
Brahmana. bernama Kaundinya pada awal tahun Masehi. Pusat pemerintahannya ada di
Vyadhapura. Agama Hindu menyebar ke wilayah Hue, di Annam, dengan berdirinya Kerajaan
Champa, pusat pemerintahannya ada di Quangnam Semakin lama agama Hindu berkembang
ke Myanmar Selatan, yaitu di Arakan dan dataran rendah Myanmar Utara bagian pedalaman.
Masuknya agama Hindu melalui jalur laut, dan jalur darat. Jalur darat itu dari India terus masuk
melalui Asam ke pedalaman Myanmar terus ke Yunani.

1
Agama Hindu terus berkembang menuju Nusantara atau Indonesia. Perkembangan agama
Hindu di Nusantara terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan yang bernapaskan Hindu seperti
Salakanagara, Kutai, Tarumanegara, Pajajaran, Mataram, Kediri, Singosari, Majapahit, dan
kerajaan-kerajaan lainnya.

Pengaruh agama Hindu tidak hanya terlihat dalam aspek keagamaan, namun juga dalam
aspek seni, budaya, dan Filosofi. Arsitektur kuil-kuil Hindu, seni tari dan musik klasik India, serta
tradisi seperti upacara pernikahan Hindu, semua memiliki pengaruh yang kuat dari agama Hindu.
Selain itu, konsep Filosofis seperti Karma, Reinkarnasi, dan Ahimsa (non-kekerasan), juga telah
mempengaruhi pandangan hidup dan Moralitas masyarakat Asia.

Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut tentang perkembangan sejarah agama Hindu
di Asia, Filosofi agama Hindu, Ritual dan praktik keagamaan dalam agama Hindu, pengaruh
agama Hindu dalam kehidupan masyarakat Asia. Hal ini akan memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang agama Hindu sebagai bagian penting dari kebudayaan dan kepercayaan di Asia
dan dunia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1) Apa itu Agama Hindu?
2) Bagaimana Sejarah awal perkembangan Agama Hindu?
3) Bagaimana Filosofi dan Ritual Agama Hindu?
4) Apa pengaruh Agama Hindu di Kehidupan Masyarakat Asia?
5) Apa saja teori-teori tentang masuknya agama Hindu di Indonesia?
6) Apa saja peninggalan-peninggalan kerajaan Hindu di Indonesia?
7) Siapa saja pemimpin kerajaan-kerajaan hindu di Indonesia?
8) Apa saja kepercayaan Agama Hindu di Bali?
9) Apa upaya-upaya Masyarakat dalam melestarikan Peninggalan Agama Hindu?

1.3 TUJUAN

1) Untuk mengetahui Agama Hindu


2) Untuk mengetahui Sejarah perkembangan & pengaruh Agama Hindu di Asia
3) Untuk mengetahui Filosofi dan Ritual Agama Hindu
4) Untuk mengetahui beberapa teori masuknya agama Hindu di Indonesia
5) Untuk mengetahui kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia
6) Untuk mengetahi nama-nama raja yang memimpin kerajaan Hindu di Indonesia
7) Untuk mengetahui kepercayaan agama Hindu di Bali
8) Untuk mengetahui upaya upaya melestarikan peninggalan Agama Hindu

2
1.4 MANFAAT
1) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Agama Hindu di Asia
2) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang apa saja teori-teori masuknya
agama Hindu di Indonesia
3) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Filosofi dan Ritual Agama
Hindu
4) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang apa saja
kepercayaan Hindu di Bali
5) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Peninggalan Peninggalan
Agama Hindu

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.0 Agama Hindu


2.1.1 Pengertian Agama Hindu
Agama hindu merupakan kepercayaan dominan di Asia Selatan, terutama di India dan Nepal,
yang mengandung beraneka ragam tradisi. Kepercayaan ini meliputi berbagai aliran, di antaranya
Saiwa, Waisnawa, dan Sakta, serta suatu pandangan luas akan hukum dan aturan tentang
"moralitas sehari-hari" yang berdasar pada Karma, Dharma, dan Norma kemasyarakatan. Agama
Hindu cenderung seperti himpunan berbagai pandangan Filosofis atau Intelektual, daripada
seperangkat keyakinan yang baku dan seragam.
Agama Hindu mengajarkan bahwa hidup di dunia ini sengsara (samsara) akibat perbuatan
yang kurang baik pada masa sebelumnya (karma). Selanjutnya manusia dilahirkan kembali
(reinkarnasi) dan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki diri, sehingga dalam kelahirannya
kembali manusia dapat dilahirkan pada kasta yang lebih rendah atau dilahirkan menjadi binatang.
Namun, seseorang yang telah sempurna hidupnya dapat mencapai moksha, yang artinya lepas
dari samsara (sengsara). Mereka yang berhasil mencapai moksha tidak dilahirkan kembali, tetapi
tinggal abadi di nirwana (surga). Ajaran Hindu bersifat pesimis, karena hidup berarti menderita,
bukan menikmati kesenangan di dunia

2.1.2 Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Asia


Agama Hindu berasal dari wilayah India dan perkembangannya menyebar ke berbagai negara
di Asia Tenggara dan Asia Timur. Sejarah perkembangan agama Hindu di Asia dapat dibagi
menjadi tiga fase, yaitu fase awal, fase penyebaran, dan fase pengaruh.

1. Fase Awal : Perkembangan agama Hindu di Asia dimulai dari wilayah India
sekitar 1500 SM. Pada masa itu, agama Hindu masih dalam bentuk agama
tradisional dan belum memiliki kitab suci yang baku. Agama Hindu pada
masa itu masih dipengaruhi oleh agama-agama lain seperti agama Veda,
Brahmana, dan Upanishad.
2. Fase Penyebaran : Pada abad ke-5 M, agama Hindu mulai menyebar ke Asia
Tenggara. Penyebaran agama Hindu ke Asia Tenggara dimulai dari wilayah
Myanmar, Thailand, dan Kamboja, dan kemudian menyebar ke Indonesia
dan Filipina.

4
Penyebaran agama Hindu di Asia Tenggara dipengaruhi oleh perdagangan
dan hubungan kebudayaan yang erat antara India dan Asia Tenggara pada
masa itu. Di Indonesia, agama Hindu mulai masuk pada abad ke-4 M.
Agama Hindu pertama kali masuk ke Indonesia melalui Kerajaan Kutai di
Kalimantan Timur. Kemudian agama Hindu menyebar ke Jawa dan Bali. Di
Jawa, agama Hindu berkembang melalui Kerajaan Medang, sementara di
Bali, agama Hindu berkembang melalui Kerajaan Majapahit.

3. Fase Pengaruh : Setelah agama Hindu menyebar ke berbagai wilayah di


Asia, agama Hindu mulai memberikan pengaruh yang besar dalam aspek
budaya, seni, dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Pengaruh agama
Hindu dalam seni dan budaya dapat dilihat dari bentuk-bentuk seni seperti
arsitektur candi, seni wayang, dan tari-tarian tradisional. Pengaruh agama
Hindu juga dapat dilihat dalam kehidupan sosial masyarakat seperti adanya
sistem kasta dan upacara pernikahan Hindu.
Secara keseluruhan, perkembangan agama Hindu di Asia memiliki sejarah yang panjang dan
kaya akan pengaruh dalam kebudayaan dan kehidupan masyarakat di wilayah-wilayah yang
terpengaruh. Perkembangan agama Hindu di Asia tidak hanya memberikan pengaruh yang besar
dalam aspek keagamaan, tetapi juga dalam aspek budaya, seni, dan kehidupan sosial masyarakat
setempat.

2.1.3 Penduduk India


Penduduk asli yang mendiami India adalah bangsa Dravida. Mereka bermukim di dataran
tinggi Dekkan dan mendiami daerah sepanjang sungai Sindhu yang subur. Kehidupannya masih
sangat sederhana. Sekitar tahun 1500 SM, bangsa Arya tiba di India. Bangsa Arya berasal dari
daerah sekitar Asia Tengah yang menyebar memasuki daerah-daerah Iran (Persia), Mesopotamia,
dan juga masuk ke daerah Eropa.
Bangsa Arya yang masuk ke India adalah mereka yang pernah masuk ke Iran. Mereka masuk
ke India dalam dua tahap dan di dua tempat yang berbeda. Pertama mereka masuk ke daerah
Punjab, yaitu daerah yang memiliki lima aliran anak sungai.

5
Kedatangan mereka disambut dengan peperangan oleh bangsa Dravida yang sudah lebih
dahulu bermukim di India. Karena bangsa Arya lebih maju dan lebih kuat, bangsa Dravida dapat
dikalahkan.
Tahap kedua, bangsa Arya masuk ke India melalui daerah dua aliran sungai yaitu lembah
Sungai Gangga dan lembah sungai Yamuna yang dkenal dengan nama daerah Doab. Kedatangan
mereka tidak disambut peperangan, bahkan kemudian terjadi percampuran melalui perkawinan.
Bangsa-bangsa inilah yang menjadi nenek moyang bangsa India sekarang ini.
Di kedua daerah tersebut, bangsa Arya mengembangkan peradabannya. Dikatakan bahwa
orang-orang Aryalah yang menerima wahyu Weda. Wahyu-wahyu dalam Weda ini tidak turun
sekaligus, melainkan dalam jangka waktu yang agak lama, dan juga tidak diwahyukan di satu
tempat saja.

2.1.4 Kepercayaan Agama Hindu Di India


Penerima wahyu disebut Maha Resi. Wahyu-wahyu itu diterima melalui pendengaran, oleh
sebab itu wahyu Weda disebut Sruti (sru artinya pendengaran). Kurun waktu turunnya wahyu-
wahyu Weda itulah yang disebut zaman Weda. Ajaran Weda ini kemudian tersebar ke berbagai
penjuru dunia.
Kitab-kitab Weda membentangkan puji-pujian terhadap para dewa. Munculnya kepercayaan
terhadap dewa (panteon) diperoleh dengan jalan semadi terhadap gejala alam. Berkenaan dengan
hal itu, muncullah kepecayaan terhadap Dewa Agni (api), Dewa Bayu (angin), Dewa Surya
(matahari), Dewa Candra (bulan), Dewa Maruta (angin kencang), Dewa Baruna (angkasa), Dewa
Parjana (hujan), Dewa Indra (perang), Dewa Usa (fajar), dan lain sebagainya.
Di antara dewa-dewa yang dipuji tersebut tidak ada yang dianggap paling tinggi. Hanya pada
waktu-waktu tertentu salah satu dewa lebih sering dipuja daripada yang lain, misalnya terhadap
Dewa Agni. Dewa Agni diberi kedudukan istimewa karena api di dalam setiap rumah selalu ada
dan sangat diperlukan.
Dalam setiap upacara-upacara pemujaan kepada para dewa, api saji sudah menjadi syarat
utama yang harus ada disamping saji-sajian yang lain. Sistem kepercayaan yang menyembah
banyak dewa (politeisme) dipimpin oleh kelompok tertentu dalam masyarakat yang memiliki
ketrampilan melaksanakan upacara-upacara keagamaan. Golongan ini adalah para pendeta atau
brahmana.

6
Mereka diyakini bangsa Arya sebagai kelompok yang dapat mencegah kemurkaan para dewa
dan mampu mendatangkan keberkahan bagi pengikutnya. Keyakinan terhadap golongan brahmana
ini dikenal dengan brahmanaisme yang merupakan awal lahirnya agama Hindu.

2.1.5 Kehidupan Masyarakat India


Untuk mempertahankan kekuasaan (otoritas) di tengah kehidupan masyarakat, bangsa Arya
berupaya menjaga kemurnian ras. Artinya mereka melarang perkawinan campur dengan bangsa
Dravida. Untuk tujuan itu, bangsa Arya menerapkan sistem kasta dalam masyarakat.
Dalam sistem kasta, masyarakat dibagi menjadi beberapa tingkatan, dari yang tertinggi sampai
yang terendah. Tinggi rendahnya suatu kasta sangat menentukan kedudukan, hak dan kewajiban
seseorang dalam masyarakat. Pada mulanya, masyarakat terbagi menjadi tiga kasta, yaitu:

1. Brahmana (Rohaniawan dan ilmuwan).


2. Ksatria (pemerintah, pejabat, dan prajurit).
3. Waisya (petani dan pedagang).
4. Kemudian dimunculkan kasta keempat, yaitu Sudra (tukang, pengrajin, dan pelayan).

Awalnya sistem kasta itu tidak bersifat kaku. Orang masih dapat berpindah kasta apabila ia beralih
profesi. Akan tetapi, perkembangan masyarakat yang semakin majemuk membuat sistem kasta
menjadi semakin kaku dan tegas. Perpindahan antarkasta menjadi tidak mungkin

Dalam keadaan seperti inilah dimunculkan kasta kelima, yakni Pariya atau Panchama yang
berarti kaum terbuang. Kasta ini mencakup kalangan yang melakukan pekerjaan kotor sehingga
dianggap hina dan sama sekali tidak memiliki hak dalam masyarakat. Jadi, kasta masyarakat Hindu
di India pada zaman itu akhirnya terbagi lima, yaitu: Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra dan Pariya
(Panchama).

2.1.6 Filosofi Agama Hindu


Agama Hindu memiliki filosofi yang unik dan kaya. Beberapa konsep filosofi agama Hindu yang
terkenal antara lain:

1. Brahman: Brahman adalah konsep filosofi agama Hindu yang mengacu


pada keberadaan yang tak terbatas, tanpa batas, dan abadi. Brahman
dipercayai sebagai sumber segala sesuatu di alam semesta.

7
2. Karma dan Reinkarnasi: Konsep Karma dan Reinkarnasi merupakan konsep
yang sangat penting dalam agama Hindu. Karma adalah konsep yang
mengacu pada hukum tindakan dan akibat, di mana setiap tindakan yang
dilakukan oleh manusia akan memiliki akibat yang sesuai. Reinkarnasi, di
sisi lain, mengacu pada proses kelahiran kembali setelah kematian, di mana
setiap manusia akan terlahir kembali dalam kehidupan berikutnya sesuai
dengan karma mereka di kehidupan sebelumnya.
3. Trimurti : Trimurti adalah konsep filosofi agama Hindu yang mengacu pada
tiga dewa utama dalam agama Hindu, yaitu Brahma, Vishnu, dan Shiva.
Masing-masing dewa memiliki peran yang berbeda dalam alam semesta.
Brahma dianggap sebagai pencipta alam semesta, Vishnu dianggap sebagai
pemelihara alam semesta, dan Shiva dianggap sebagai penghancur alam
semesta.
4. Bhagavad Gita : Bhagavad Gita adalah kitab suci yang sangat penting dalam
agama Hindu. Kitab suci ini berisi tentang ajaran dan filsafat yang
diucapkan oleh Tuhan Krishna kepada pahlawan Arjuna dalam legenda
Mahabharata. Bhagavad Gita memuat tentang konsep karma, reinkarnasi,
jalan hidup, dan tugas-tugas manusia dalam hidup.
Filosofi agama Hindu memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan orang-orang yang
mengamalkannya. Konsep karma dan reinkarnasi, misalnya, mempengaruhi cara pandang orang-
orang Hindu dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep filosofi agama Hindu juga
telah mempengaruhi seni, sastra, dan budaya masyarakat di seluruh Asia.

2.1.7 Ritual Agama Hindu


Agama Hindu memiliki beragam ritual dan upacara yang dilakukan oleh umatnya. Beberapa ritual
tersebut antara lain:

1. Puja : Puja adalah ritual yang dilakukan untuk memuja dewa atau dewi
Hindu. Biasanya, puja dilakukan di kuil atau di rumah dengan menyiapkan
persembahan seperti bunga, buah, makanan, minuman, dan dupa. Selain itu,
puja juga dilakukan dengan membaca mantra atau doa untuk memohon
berkah dari dewa atau dewi.

8
2. Yajna : Yajna adalah upacara suci yang melibatkan pembakaran
persembahan untuk dewa atau dewi Hindu. Yajna biasanya dilakukan di
luar ruangan, seperti di tepi sungai atau di atas bukit. Upacara ini melibatkan
mantra khusus dan pengorbanan hewan yang terkadang kontroversial.
3. Holi: Holi adalah perayaan yang dirayakan oleh umat Hindu di seluruh
dunia. Perayaan ini terkenal dengan penggunaan bedak dan air warna-warni
sebagai tanda kebahagiaan dan persahabatan. Selain itu, Holi juga
dirayakan dengan menyajikan makanan khas dan berbagai tarian
tradisional.
4. Diwali: Diwali adalah perayaan yang dianggap sebagai perayaan paling
penting dalam agama Hindu. Perayaan ini terdiri dari lima hari dan
dirayakan untuk memperingati kemenangan kebaikan atas kejahatan.
Selama perayaan Diwali, orang-orang menghiasi rumah mereka dengan
lampu-lampu, membuat rangoli di halaman, dan menyalakan kembang api.
5. Kumbh Mela: Kumbh Mela adalah festival yang diadakan setiap tiga tahun
sekali di India. Festival ini dihadiri oleh jutaan orang Hindu dari seluruh
dunia untuk melakukan pembersihan spiritual di sungai-sungai yang
dianggap suci. Kumbh Mela juga menjadi ajang pertemuan para guru dan
pengikut agama Hindu dari berbagai aliran.
Ritual dan upacara dalam agama Hindu memiliki tujuan yang berbeda-beda, mulai dari memuja
dewa atau dewi, memperingati peristiwa suci, hingga membersihkan diri secara spiritual.
Meskipun banyak ritual yang dilakukan, namun prinsip dasar yang dipegang teguh oleh umat
Hindu adalah untuk mencapai kesadaran spiritual dan keseimbangan dalam kehidupan.

2.1.8 Pengaruh agama Hindu di kehidupan masyarakat Asia


Agama Hindu memiliki pengaruh yang sangat besar di kehidupan masyarakat Asia, khususnya
di India, Nepal, dan Indonesia. Beberapa pengaruh tersebut antara lain:

9
1. Seni dan Budaya : Agama Hindu memiliki pengaruh yang kuat terhadap
seni dan budaya di Asia. Misalnya, seni arsitektur di India yang dipengaruhi
oleh agama Hindu, seperti kuil-kuil Hindu yang memiliki arsitektur yang
khas. Selain itu, seni tari dan musik juga dipengaruhi oleh agama Hindu,
seperti tarian Bharatanatyam dan musik klasik India.
2. Sistem Kasta : Sistem kasta yang ada di India dipengaruhi oleh agama
Hindu. Sistem kasta ini membagi masyarakat ke dalam empat kelas, yakni
Brahmana, Kshatriya, Vaishya, dan Shudra. Meskipun saat ini sistem kasta
sudah tidak seketat dahulu, namun masih terlihat adanya diskriminasi
terhadap kelompok-kelompok tertentu.
3. Filosofi dan Etika : Agama Hindu memiliki pengaruh yang besar terhadap
filosofi dan etika di Asia. Beberapa prinsip dasar dalam agama Hindu,
seperti karma, reinkarnasi, dan dharma, telah mempengaruhi pandangan
hidup dan moralitas masyarakat di Asia. Selain itu, konsep non-kekerasan
atau ahimsa juga dianggap sebagai prinsip penting dalam agama Hindu dan
telah mempengaruhi gerakan sosial dan politik di Asia, seperti gerakan
kemerdekaan India yang dipimpin oleh Mahatma Gandhi.
4. Kepercayaan dan Tradisi : Agama Hindu telah menjadi bagian penting dari
kepercayaan dan tradisi masyarakat di Asia. Misalnya, di Indonesia, agama
Hindu telah dipengaruhi oleh budaya lokal dan menghasilkan tradisi unik,
seperti upacara Ngaben di Bali. Di India, perayaan-perayaan Hindu, seperti
Diwali dan Holi, menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Dalam kesimpulannya, agama Hindu memiliki pengaruh yang sangat besar di kehidupan
masyarakat Asia. Agama ini tidak hanya memberikan nilai-nilai spiritual, namun juga telah
mempengaruhi seni dan budaya, sistem kasta, filosofi dan etika, serta kepercayaan dan tradisi
masyarakat di Asia. Meskipun agama Hindu memiliki perbedaan dalam praktik dan keyakinan,
namun prinsip dasar yang dipegang teguh oleh umat Hindu adalah untuk mencapai kesadaran
spiritual dan keseimbangan dalam kehidupan.

10
2.1.9 Masuknya Agama Hindu Ke Indonesia

1. Jaman Weda
Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu,
sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah
Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi,
mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya.
Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan
Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai
pengatur tertib alam semesta, yang disebut “Rta”. Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas
kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra.

2. Jaman Brahmana
Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan,
kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orang kepada para Dewa pada waktu
itu. Jaman Brahmana ini ditandai pula mulai tersusunnya “Tata Cara Upacara” beragama
yang teratur. Kitab Brahmana, adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya.
Penyusunan tentang Tata Cara Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang
termuat di dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda.

3. Jaman Upanisad
Pada Jaman Upanisad, yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan Saji saja,
akan tetapi lebih meningkat pada pengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka
tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan penyusunan
falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah
ajaran filsafat yang tinggitinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana,
Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.

4. Jaman Budha
Pada Jaman Budha ini, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama “Sidharta”,
menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai
jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.
Agama Hindu makin lama semakin menyebar mulai dari India Selatan hingga keluar dari
India dengan berbagai cara, terutama melalui perdagangan bebas Internasional. Dalam suatu
penggalian di Mesir ditemukan sebuah inskripsi yang diketahui berangka tahun 1200 SM. Isinya
adalah perjanjian antara Ramses II dengan Hittites. Dalam perjanjian ini “Maitra Waruna” yaitu
gelar manifestasi

11
Teori Msuknya agama Hindu ke Indonesia disebutkan beberapa teori, diantaranya sebagai berikut.
a) Teori Wesya
C.C Berg Mookerjee (tahun 1912), mengatakan bahwa pengaruh Hindu masuk
ke Indonesia pada awalnya dibawa oleh para pedagang yang gagah berani dengan
armada-armada besar yang keluar dari dataran India setelah menyeberangi lautan
kemudian menetap di pulau Jawa.
b) Teori Wesya
NJ Krom, adalah sarjana Belanda dengan teorinWesya dalam bukunya Hindu
Javance Gesehhidenis menyebutkan bahwa diterimanya pengaruh Hindu oleh
Indonesia melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh pedagang
(Waisya) India.
c) Teori Kesatria
J.L Moens, seorang sarjana Belanda menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya
sangat besar dalam proses kolonisasi. Melalui proses ini pula pengaruh agama
Hindu menyebar ke Indonesia.
d) Teori Kesatria
F.DK Bosch, adalah sarjana dari Belanda menyatakan bahwa dalam penyebaran
kebudayaan Hindu ke Indonesia peranan kaum Kesatria yang sangat besar.
Meskipun unsur India merupakan zat penyubur kebuduyaan.
e) I.B Mantra
Seorang sarjana Indonesia dengan teori gabungan menyatakan bahwa masuknya
pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana dan Wesya.

Sejarah Singkat Agama Hindu Di Indonesia


Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal Tarikh Masehi, dibawa oleh para
Musafir dari India antara lain:
Maha Resi Agastya yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana
dan juga para Musafir dari Tiongkok yakni Musafir Budha Pahyien. Ini dapat diketahui dengan
adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi denngan diketemukannya
tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu
didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa:

“Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Mulawarman”.
Keterangan yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman melakukan yadnya pada suatu tempat
suci untuk memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan “Vaprakeswara“.

12
Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya
berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama
yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang
mengatur kehidupan suatu wilayah. Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga
berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni
prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua
prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa.

2.2.0 Kerajaan Hindu Di Indonesia


Perkembangan agama Hindu di Indonesia ditandai dengan banyaknya kerajaan yang bernuansa
Hindu. Kerajaan-kerajaan tersebut sebagai berikut.

a) Kerajaan Kutai (sekitar abad ke 4)


o Nama raja : Raja Mulawarman (anak dari Aswawarman, cucu dari Kudungga
o Letak : Kalimantan Timur/abad ke 4 Masehi
o Peninggalan : 7 buah Yupa, yaitu tiang batu yang bertuliskan huruf Palawa
dana Bahasa Sansekerta, Yupa didirikan untuk memperingati dan
melaksanakan yajna oleh raja Mulawarman. Keterangan lain menyebutkan
bahwa raja Mulawarman melakukan yajna pada suatu tempat suci untuk
memuja Dewa Siva. Tempat itu disebut Vaprakeswara. Pada masa ini
pemujaan kepada Siwa lebih menonjol.
b) Kerajaan Tarum Negara (sekitar abad ke 5)
o Nama raja : Raja Punawarman
o Letak : Jawa Barat, di sekitar Bogor (Banten, Jakarta, dan Cirebon). Abad ke-
5 Masehi
o Peninggalan : 7 Buah Prasasti, yaitu: Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu,
Tugu, Pasir Awi, Muara Cianten, dan Lebak (prasasti tersebut menggunakan
huruf Pallawa dengan Bahasa Sansekerta. Sehingga bisa dipastikan bahwa
Raja Purnawarman adalah Raja yamg menganut agama Hindu)
❖ Prasasti Ciaruteun : Lukisan tapak kaki raja Punawarman yang disamakan
dengan tapak kaki Dewa Wisnu.
❖ Prasasti Kebon Kopi : Tapak kaki gaja sang raja yang disamakan dengan
tapak kaki gajah Airawatara (gajah Dewa Indra).
❖ Prasasti Tugu : Pembuatan sungai Gomati, Canrabhaga yang diakhiri
dengan persembahan 1000 ekor sapi/lembu kepada para Brahmana.
❖ Arca Perunggu di Cebuaya dengan memakai atribut Dewa Siwa.
❖ Berita Cina menyebutkan bahwa pendeta Cina (Fa Hien), terdampar di
Pulau,Jawa (414 M) ketika hendak kembali dari India ke negeri cina
menyebutkan di daerah pantai pulau Jawa bagian Barat ditemukan
masyarakat yang mendapat pengaruh Hindu (India).

13
c) Kerajaan Mataram Kuno (sekitar abad ke 8)
o Nama raa : Raja dari keluarga Sanjaya dan Syailendra Raja yang terkenal
adalah Sanjaya, sebelumnya yang memerintah adalah Sanna Sanjaya
digantikan oleh Rakai Panangkaran Rakai Pikatan adalah Putra Sanjaya yang
menikah dengan Putri Raja Samaratungga yaitu Pramowardhani, (Prasasti
Canggal/732M)
o Letak : Jawa Tengah abad ke-7 M
o Peninggalan :
❖ Hindu : Prasasti Canggal, Candi Prambanan, Candi Arjuna, Candi Bhima,
Candi Sri Kandi, Candi Sinta
❖ Budha Candi Kalasan, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudur,
Candi Sewu, Candi Plawosan

Pada masa kejayaan kerajaan Mataram Kuno berdiri 2 keyakinan, yaitu Hindu oleh Raja
Sanjaya dengan bukti dibangunnya candi besar Hindu yaitu Candi Prambanan dan keyakinan
Budha oleh Raja Saylendra dengan bukti dibangunnya candi besar Budha yaitu Candi Borobudur
Sehingga dikenal pada masa ini berkembang Dinasti Sanjaya dan Dinasti Saylendra. Prasasti
Canggal menggunakan bahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa. Dari isi prasasti ini dapat
diketahui bahwa Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Saka dengan
Candra Sangkala berbunyi Stuti Indra Rasa Keseluruhan prasasti itu berbentuk syair terdiri dari 13
bait dengan tiga di antaranya memuat pujaan terhadap Dewa Siwa, satu bait untuk Dewa Wisnu,
dan satu bait untuk Dewa Brahma. Pada kelompok candi Arjuna di dataran tinggi Dieng dekat
Wonosobo dijumpai pula Candi Srikandi yang dindingnya dihiasi pahatan arca Dewa Tri Murti
yang sering dijumpai pula di Candi Prambanan Di sini dijumpai pula arca Tri Murti dan Siwa
sebagai Mahaguru (Agastya).
d) Kerajaan Medang Kemulan (berdiri sekitar abad ke 10)
o Nama Raja : Mpu sindok (929-947), Dharmawangsa (991-1016), Airlangga
(1019-1041)
o Letak : Jawa Timur
o Peninggalan : Kitab Hukum UU Siwasasana, Mahabharata (Jawa Kuno),
Pelabuhan Ujung Galuh, Tanggul waringin Pitu, Gubahan Arjuna Wiwaha
(Mpu Kanwa), Candi Lor, Gunung Gangsir, Songgoriti dan
Candi Sumber Nanas

14
e) Kerajaan Kediri (berdiri sekitar abad ke 12)
o Nama raja : Airlangga (Putra Udayana dg Guna Priya Darmapatni raja besar
dari Bali)
o Letak : jawa Timur/1042-1222 M
o Peninggalan Candi Belahan, Calonarang, Bharata Yuddha Mpu Sedah dan
Mpu Panuluh, Hariwangsa dan Gatot Kaca sraya Mpu Panuluh, Smaradana -
Mpu Darmaja, Kekawin Lubdaka (kekawin Siwaratri Kalpa) Mpu Tanakung)
Pada masa kerajaan Kediri ini diyakini masyarakat memiliki keyakinan
memuja Wisnu, hal ini dibuktikan dengan dibangunnya Patung Airlangga
diwujudkan sebagai Dewa Wisnu mengendarai Garuda (candi Belahan).
f) Kerajaan Singosari (berdiri sekitar abad ke 13)
o Nama raja : Ken Arok 1222- 1227 (Pendiri), Anusapati 1227 - 1248 Wisnu
wardana 1248-1268, Kerta Negra 1268-1292
o Letak : Jawa Timur/1222-1292
o Peninggalan Sumber kerajaan -kitab Pararaton, Kitab Negara kertagama,
Berita cina, Prasasti Mulama Lurung. Candi Kidal, Candi Jawi, Candi Jago
dan Candi Singosari.
Di antara Raja-raja yang pernah memerintah yang mencapai kejayaan dan sangat terkenal
adalah Raja Kerta Negara (Dapat memperluas wilayah singosari sampai ke Melayu, Pahang
(Malaysia), Sunda, Bakulapura (Kalimantan) dan Gurun (Indonesia Timur).
g) Kerajaan Majapahit (berdiri sekitar abad ke 14)
o Nama raja : Raden Wijaya, Sri Jayanegara, Tribbona tunggadewi, Hayam
Wuruk dan Wikramawardana Raja yang paling terkenal adalah Raja Hayam
Wuruk (Candi peraturan Cedi Rimbi, Candi Tigawangi, Candi Surawana,
Candi Antahpura, Candi Pari, Candi Tikus, Candi Sumberjat)
o Letak : Jawa Timur/1292
o Peninggalan :
­ Prasasti Batak (1294) oleh Raden wijaya. Memuat tentang peristiwa
keruntuhan singosari dari perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan
majapahit
­ Kidung Harsa Wijaya, raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari kediri
dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit
­ Kitab Pararaton, Pemerintahan raja-raja Singosari dan Majapahit
­ Kitab negara Kertagama (Mpu Prapanca) Perjalanan Hayam Wuruk ke Jawa
Timur
­ Arjuna wiwaha dan Sutasoma (Mpu Tantular)

15
­ Kitab Hukum Kutaramanawa (Gajah Mada yang bersumber dari Kutarasastra
dan Manawa Dharma Sastra)

Majapahit merupakan kerajaan Hindu terbesar di Indonesia, karena memiliki wilayah


kekuasaan meliputi Malaysia, Brunei dan Filipina bagian Selatan.

h. Kerajaan Hindu di Bali


Tradisi Hindu di Bali Sebelum mendapat pengaruh Hindu dari India dan Jawa,
di Bali telah memiliki sistem kepercayaan sebagai berikut:
o Kepercayaan kepada gunung sebagai alam arwah yaitu tempat bersemayam
roh nenek moyang.
o Kepercayaan adanya alam nyata dan alam tidak nyata yang sebagai orang
meninggal.
o Kepercayaan setelah mati ada kehidupan di alam lain dan akan menjelma
ke alam nyata.
o Kepercayaan terhadap roh nenek moyang atau leluhur yang akan dapat
dimintai perlindungan.
Kedatangan Hindu di Bali merupakan kelanjutan dan perkembangan Hindu di Jawa Timur
sebagaimana disebutkan dalam sumber tertulis berupa Lontar Bhuwana Tattva Rsi Markandya
Markandya dengan para pengikutnya ke Bali dengan tujuan untuk membuka tanah yang
menceritakan kedatangan pertanian. Mula-mula yang dituju adalah daerah Gunung Agung
kemudian pidah ke arah Barat dan tiba di Desa Sarwada (Desa Taro), Kecamatan Tegallalang,
Kabupaten seorang Maharsi bernama Gianyar, Bali dan disebutkan pula Maharsi Markandeya
adalah penganut "Tri Paksa". Maharsi Markandya diduga mendirikan Pura Besakih yang pertama
meskipun dalam bentuk yang sederhana, berupa Tugu lengkap dengan pedagingan berupa "Panca
Datu" yaitu lima jenis logam yang terdiri dari: perak, tembaga, emas, besi, dan campuran empat
logam tersebut. Selanjutnya juga disebutkan bahwa Maha Rai Markandya juga mendirikan sebuah
pura yang bernama Pura Gunung Raung yang terletak di Desa Taro Kecamatan Tegallalang,
Kabupaten Gianyar, Bali
Walaupun agama Hindu berkembang di Indonesia pada permulaan tahun Maschi, namun
agama Hindu mulai masuk ke Bali pada abad ke-8. Hal ini didasari dengan bukti-bukti sejarah
berupa fragmen prasasti yang ditemukan di desa Pejeng Kabupaten Gianyar Bali. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh R. Goris (1954) seorang ahli Belanda mengungkapkan bahwa
fragmen prasasti yang ditemukan di Desa Pejeng, Kabupaten Gianyar-Bali tersebut memakai
bahasa Sansekerta, dan ditinjau dari bentuk hurufnya diduga sejaman dengan materai tanah liat
yang memuat mantram budha atau disebut yete mantra, yang diduga berasal dari tahun 778
Maschi. Baris pertama prasasti itu menyebut kata: "Ciwas….ddh……” dari kata ini ditafsirkan
bermakna "Ciwa Siddhanta"

16
Bukti lainnya yang mengungkapkan bahwa agama Hindu berkembang abad ke-8 di Bali yaitu
peninggalan seni arca yang bernama "Arca Siwa" yang terdapat di Pura Putra Betara Desa (Pura
Desa Pengastulan) di Desa Bedulu, Gianyar, Bali Arca tersebut serupa dengan arca Ciwa di Candi
Dieng Jawa Tengah yang berasal dan abad ke-8. Selanjutnya. perkembangan agama Hindu di Bali
juga didasarkan pada keterangan yang terdapat pada prasasti Sukawana A dari tahun 882 Maschi
menyebutkan antara lain tiga tokoh agama yakni: Bhiksu Ciwa kangsita. Sivanirmala, dan
Siwaprajna membangun pertapaan di Bukit Cintamani. Berdasarkan keterangan dari prasasti
Sukawana A ini belum jelas agama apa yang dianut oleh ketiga tokoh tersebut mengingat adanya
kata Bhiksu (Budhis) dan Siwa dapat disimpulkan bahwa kedua agama tersebut pada zaman raja
Udayana pada abad ke-10 bersinkritisme menjadi Siwa Budha dan dijadikan agama kerajaan.
Selanjutnya, berdasarkan Prasasti Blanjong yang diketemukan di Desa Sanur yang berangka
tahun 836 Saka (914 Maschi) menyebutkan bahwa daerah Bali diperintah oleh raja-raja yang
bergelar Warmadewa Sebagai raja pertama adalah Sri Kesari Warmadewa dengan ibu kota
kerajaannya bernama Singamandawa. Kerajaan ini sangat terkenal baik dalam hubungan politik,
pemerintahan, agama, kebudayaan, sastra, maupun irigasi Pada masa pemerintahan raja yang
keenam yaitu Dharma Udayana dan permaisurinya bernama Mahendradata yang berasal dari Jawa
Timur, Raja didampingi oleh seorang pendeta kerajaan bernama Mpu Kuturan, yang sekaligus
menjabat sebagai Mahapatih. Menurut uraian lontar-lontar di Bali terkenal Mpu Kuturan sebagai
pembaharu agama Hindu di Bali, beliau datang ke Bali pada abad ke-11 Kedatangan Maharsi
Kuturan membawa pembaharuan yang sangat besar, sekte-sekte yang hidup sebelumnya dapat
disatukan pada pemujaan melalui Kahyangan Tiga dan Sanggah Kemulan seperti yang termuat
dalam Lontar Usana Dewa, konsepsi pemujaan terhadap Tri Murti dimasyarakatkan pada desa
pakraman melalui Kahyangan Desa. Sebagai penghormatan atas jasa beliau dibuatlah pelinggih
Menjangan Salwang pada kebanyakan pura di Bali. Sedangkan sebagai tempat moksa beliau
didirikanlah Pura Silayukti.

17
2.2.1 Upaya Melestarikan Peninggalan Agama Hindu
Pelestarian berbagai peninggalan sejarah agama Hindu dapat dilakukan sesuai dengan bentuk
dan jenis peninggalanya, yaitu:

a. Contoh bentuk peninggalan bangunan atau dalam bentuk fisik, cara melestarikannya adalah
sebagai berikut:

• menjaga kebersihan bangunan baik di dalam maupun di luar


• menjaga dan merawat peninggalan berupa peralatan
• menjaga dan merawat agar tidak rusak dari kerusakan-kerusakan karena alam atau tangan
manusia.

b. Contoh cara melestarikan bentuk peninggalan berupa kesenian, adalah sebagai berikut:

• ikut berperan aktif dalam kegiatan kesenian.


• menjadikan acara kebanggaan masyarakat setempat.
• ikut berperan aktif untuk ikut menjadikan ikon wisata.
• mempromosikan kesenian sebagai muatan lokal di sekolah.
• ikut mengadakan atau mengikuti festival atau lomba membina kelompok kesenian.
• mendokumentasikan kegiatan kesenian dalam bentuk buku atau rekaman.

18
BAB III
KESIMPULAN
3.1.1 Kesimpulan
Kesimpulannya, agama Hindu memiliki sejarah panjang dan telah mempengaruhi
kehidupan masyarakat di Asia secara signifikan. Filosofi agama Hindu yang kompleks dan kaya
akan nilai-nilai spiritualnya, menjadi dasar dari kepercayaan dan praktik keagamaan Hindu. Ritual
dan praktik keagamaan yang dilakukan oleh umat Hindu juga telah menjadi bagian penting dari
budaya dan tradisi di Asia. Pengaruh agama Hindu di kehidupan masyarakat Asia mencakup
berbagai aspek, seperti seni dan budaya, sistem kasta, filosofi dan etika, serta kepercayaan dan
tradisi. Meskipun terdapat perbedaan dalam praktik dan keyakinan antara umat Hindu di berbagai
negara, namun prinsip dasar untuk mencapai kesadaran spiritual dan keseimbangan dalam
kehidupan tetap dipegang teguh. Sebagai salah satu agama tertua di dunia, agama Hindu terus
berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Namun, nilai-nilai spiritual dan prinsip
dasarnya tetap relevan dan berharga bagi masyarakat Asia maupun dunia secara umum. Oleh
karena itu, perlu dihargai dan dijaga keberadaannya sebagai bagian penting dari keragaman
kebudayaan dan kepercayaan di dunia.

Perkembangan agama Hindu di Asia banyak meninggalkan peninggalan yang dapat kita
warisi sampai sekarang. Peninggalan-peninggalan sejarah yang terdapat pada dunia ini perlu dijaga
dan dilestarikan sebagai sebuah hasil karya yang memiliki nilai-nilai yang dapat memberikan
informasi kepada kita tentang kehidupan masa yang lalu. Peninggalan sejarah memberikan
berbagai manfaat buat kita seperti pengetahuan tentang kekayaan dan budaya suatu bangsa,
menambah pemasukan negara melalui kegiatan wisata, sebagai bukti nyata peristiwa sejarah yang
dapat kita amati sekarang, dapat menambah wawasan dan pengetahuan, menambah hazanah ilmu
untuk membantu pendidikan, dan dapat mempertebal rasa kebangsaan.

3.1.2 Saran
Peninggalan-peninggalan sejarah agama Hindu yang disebutkan diatas diharapkan dapat
dijaga dan dilestarikan, sehingga generasi yang akan dating masih dapat merasakan dan menikmati
apa yang telah ditingggalkan oleh leluhur-leluhur mereka. Serta selalu mengingat sejarah
perkembangan Agama Hindu

19

Anda mungkin juga menyukai