AGAMA HINDU
PROGRAM STUDI
AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya. Sehingga, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Studi Agama-Agama yang berjudul “Agama
Hindu“. Penulisan makalah ini disusun sebagai Tugas Kelompok dalam proses
pembelajaran mata kuliah Studi Agama-Agama di UIN STS JAMBI.
ii
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. Sejarah Perkembangan Agama Hindu ............................................................. 3
B. Asas, Kepercayaan, dan Pendiri Agama Hindu ............................................... 4
C. Sistem Ketuhanan ............................................................................................ 5
D. Kitab Suci Agama Hindu ................................................................................. 6
E. Peraturan-Peraturan Dalam Agama Hindu ...................................................... 9
F. Berbagai Doktrin Dalam Agama Hindu ........................................................ 12
G. Perkembangan Agama Hindu Masuk Ke Indonesia ...................................... 17
BAB III ................................................................................................................. 24
PENUTUP ............................................................................................................. 24
A. Kesimpulan .................................................................................................... 24
B. Kritik dan Saran ............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Hindu adalah salah satu agama atau aliran kepercayaan yang
hingga kini masih dikenal oleh masyarakat di dunia. Agama ini dalam
perjalanannya memiliki kisah, sistem peraturan dan kemasyarakatan yang unik
bila dibandingkan dengan agama lainnya. Agama ini juga dikenal mengandung
sinkretisme yang dibentuk dari perpaduan antara berbagai jenis kepercayaan dan
budaya di anak benua India. Bila dipikirkan, dari seluruh agama yang masih
hidup, mungkin agama Hindu yang paling tua setelah kepercayaan animisme dan
dinamisme.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah perkembangan agama Hindu?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mendeskripsikan sejarah perkembangan agama Hindu.
1
b. Untuk menyebutkan asas, kepercayaan, dan pendiri agama Hindu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Agama Hindu
Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran
Abadi"), atau dalam istilah lain Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran")
adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan
lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa
Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai
1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini.
Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan
Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa1.
1
Agama Hindu, dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
2
Hasbullah Bakry, Ilmu Perbandingan Agama (Jakarta: Widjaya, 1986), hlm. 41.
3
Ahmad Shalaby, Perbandingan Agama, Agama-Agama Besar di India (Jakarta: Bumi
Aksara, 1998), hlm. 18.
4
Hasbullah Bakry, op.cit., hlm. 41.
3
Agama Hindu adalah suatu agama yang berevolusi sekaligus merupakan
kumpulan adat-istiadat dan kedudukan yang timbul dari hasil penyusunan bangsa
Arya terhadap kehidupan mereka yang terjadi dari generasi ke generasi. Setelah
datang ke India, mereka dapat menundukkan penduduk asli (bangsa Dravida),
kemudian membentuk suatu masyarakat tersendiri di luar penduduk asli5. Oleh
karena bangsa Arya menang setelah mengalahkan bangsa Dravida, maka
kebudayaan bangsa Arya lebih unggul dan dominan terhadap kebudayaan bangsa
Dravida6.
5
Ahmad Shalaby, op.cit., hlm. 19.
6
Hasbullah Bakry, op.cit., hlm. 42.
7
Ahmad Shalaby, op.cit., hlm. 19.
8
Hasbullah Bakry, op.cit., hlm. 42.
9
Ahmad Shalaby, op.cit., hlm. 19.
4
C. Sistem Ketuhanan
Agama Hindu memiliki banyak sekali Tuhan/Dewa. Namun dari sekian
banyak Tuhan, hanya tiga yang terkenal. Ketiga Tuhan tersebut antara lain
Brahmana (Dewa pencipta), Wisnu (Dewa pemelihara), dan Syiwa (Dewa
pembinasa). Tuhan-tuhan atau Dewa-dewa tersebut lebih dikenal dengan sebutan
Trimurti10.
10
Hasbullah Bakry, op.cit., hlm. 45.
11
Agama Hindu, op.cit.
12
Hasbullah Bakry, op.cit., hlm. 45.
13
Ahmad Shalaby, op.cit., hlm. 26.
5
Dengan sebab inilah, bilangan Tuhan-tuhan bertambah banyak seiring
bertambah kekaguman mereka terhadap suatu benda-benda alam.
Kitab suci agama Hindu ini terdiri dari empat macam, yaitu15:
a. Rig Weda
b. Sana Weda
Sana Weda ini isinya hampir sama dengan Rig Weda, hanya saja
ada sedikit tambahan. Kitab ini berisi bunga rampai penjelasan dari Rig
Weda yang dilengkapi dengan nyanyian-nyanyian, yang diiringi dengan
musik pengiring pada saat sedang menjalankan ritual upacara dan
pembacaan doa.
c. Yajur Weda
14
Ibid., hlm. 20.
15
Ibid., hlm. 21-22.
6
Kitab ini mengandung ayat-ayat prosa dan mantra-mantra yang
dibaca oleh para pendeta ketika akan menyerahkan persembahan dalam
ritual upacara keagamaan yang lebih kecil.
d. Atharva Weda
a. Mantra/Samhita
b. Brahmana
c. Aranyaka
d. Upanisyad
a. Kasta Brahmana
17
Solichin Salam, Sekitar Wali Sanga (Kudus: Menara Kudus, 1960), hlm. 9.
18
Hasbullah Bakry, op.cit., hlm. 42.
9
Weda dan mengajarkannya kepada kaumnya, dan bertanggung
jawab memelihara undang-undang dan agama. Mereka juga
memegang hak mutlak dalam menerima pemberian korban yang
dilakukan oleh kaumnya.
b. Kasta Ksatria
10
Sedangkan dari kalangan panglima dan prajurit, mereka
tidak boleh terlepas dari tugas-tugas ketentaraan. Raja harus
selalu menyediakan perleng-kapan perang bagi mereka, dan harus
selalu siap berperang bila sewaktu-waktu ada serangan dari
musuh.
c. Kasta Waisya
d. Kasta Sudra
11
mereka akan dihukum, seperti dipotong tangannya apabila
mengangkat tangan melebihi tangan para Brahmana, potong kaki
jika menendang dengan kakinya, mulutnya akan dimasukkan
pisau panas apabila tidak memperlihatkan rasa hormat kepada
para Brahmana, dan mulut atau telinganya dituang minyak panas
apabila mengabaikan perintah atau pesan yang diberikan para
Brahmana kepadanya.
a. Widhi Tattwa, yakni percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
segala aspeknya
19
Solichin Salam, loc.cit.
20
Hasbullah Bakry, op.cit., hlm. 42-43.
12
d. Punarbhava Tattwa, yakni percaya dengan adanya proses kelahiran
kembali (reinkarnasi/tanasukh ruh-ruh)
a. Karma
21
Agama Hindu, op.cit.
22
IB. Candrawan, Karma Dalam Pandangan Hindu dan Budha, dikutip dari situs
http://parisada.org.
13
Doktrin agama Hindu yang kedua ialah meyakini akan
pengembalian ruh-ruh manusia (tanasukh/reinkarnasi). Tanasukh adalah
ruh yang keluar dari sebuah tubuh lalu kembali lagi ke alam dunia di
dalam sebuah tubuh yang lain. Istilah ini oleh sebagian orang lebih
dikenal dengan sebutan “Kedatangan ruh kembali” atau “Pengulangan
kelahiran”.
1) Ruh itu keluar dari tubuh seseorang dan masih mempunyai hawa
nafsu dan kemauan yang terikat dengan alam dunia yang belum
ditunaikan.
c. Pembebasan mutlak
23
Lihat Ahmad Shalaby, op.cit., hlm. 42-44.
15
mutlak. Dengan demikian, pembebasan mutlak berarti menyatunya
ruh manusia dengan Brahma sebagaimana bercampurnya setitik air
dengan lautan besar.
d. Kesatuan wujud
24
Ibid., hlm. 45.
16
besar. Dengan sebab itulah keluarnya ruh dari jasad lebih dikenal
dengan sebutan “jalan pulang”25.
25
Ibid., hlm. 46-47.
17
peninggalan yang ada menyatakan bahwa di Kalimantan Timur telah
bediri dan berkembang serta mendapat pengaruh Hindu (India).
Pembuktian sejarah ini dikuatkan dengan ditemukanya prasasti bertuliskan
huruf Palawa yang di sebut Yupa. Yupa adalah tiang batu tertulis yang
berisi tulisan Pallawa dengan bahasa Sansekerta, tiang batu tersebut
dipergunakan untuk mengikat hewan kurban yang dipakai persembahan
oleh rakyat kepada para dewa. Sejak muncul dan berkembangnya
pengaruh Hindu di Kalimantan Timur terjadi banyak perubahan dalam tata
pemerintahan, yaitu dari kepala suku menjadi kerajaan yang dipimpin oleh
raja sebagai kepala pemerintahaan.
c) Sejarah singkat evolusi Hindu di Indonesia yang ada di Jawa Barat
dan peninggalannya
Perkembangan agama Hindu di Jawa Barat diperkirakan terjadi
sekitar abad ke lima masehi, ditandai dengan kerajaan Hindu
Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman. Selain itu ditandai juga
dengan penemuan tujuh buah prasasti batu atau Saila Prasasti, diantaranya:
Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara
Cianten, Prasasti Pasirawi, Prasasti Tugu, srta Prasati Lebak yang ditulis
dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta, berbentuk syair yang
memberikan keterangan tentang kerajaan Tarumanegara.
Prasasti Ciaruteun menyebutkan bahwa “Purnawarman adalah raja
yang gagah berani bagaikan Dewa Wisnu”. Dalam Prasasti Tugu
menyebutkan bahwa “Raja Purnawarman dalam pemerintahannya yang ke
22 menggali sungai Gomati yang panjangnya 12 km dalam waktu 21 hari
dan memberikan hadiah 1000 ekor lembu kepada para Brahmana”.
d) Sejarah singkat evolusi Hindu yang ada di Jawa Timur pada abad
ke-8 dan peninggalanya
Keberadaan kerajaan Kanjuruan dapat dipergunakan sebagai salah
satu landasan untuk mengetahui perkembangan Agama Hindu di Jawa
Timur. Prasasti Dinoyo merupakan bukti peninggalan sejarah kerajaan
kanjuruan. Prasasti ini banyak membicarakan tentang perkembangan
18
Agama Hindu di Jawa Timur. Prasasti Dinoyo ditulis mempergunakan
huruf Kawi (Jawa Kuno) dengan bahasa Sansekerta menuliskan angka
tahun 760 Masehi. Dikisahkan bahwa dalam abad ke 8 kerajaan yang
berpusat di kanjuruan bernama dewa Simha. Beliau memiliki putra
bernama Limwa setelah menggantikan ayahnya sebagai raja bernama
Gajayana. Raja Gajayana mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk
memuliakan Maha Rsi Agastya. Arca Maha Rsi Agastya pada
mulanya terbuat dari kayu cendana, kemudian diganti dengan arca batu
hitam.
Peresmian arca Maha Rsi Agastya dilaksanakan tahun 760 Masehi.
Pelaksanaan upacaranya dipimpin oleh para pendeta ahli weda. Pada saat
itu pula Raja Gajayana dikisahkan menghadiahkan tanah, lembu dan
bangunan untuk para brahmana dan para tamu. Dinyatakan bahwa salah
satu bentuk bangunan itu yang berasal dari zaman kerajaan Kanjuruan
adalah “Candi Badut”. Di dalam candi inilah diketemukan sebuah lingga
sebagai perwujudan dari dewa Siwa. Di dalam prasasti Dinoyo juga
dituliskan tentang perjalanan Maha Rsi Agastya dari India menuju
Indonesia untuk menyebarkan dan mengajarkan agama Hindu.
Selanjutnya perkembangan agama Hindu di Jawa Timur dapat
diketahui dari berdirinya Dinasti Isyanawangsa yang berkuasa tahun 929-
947 Masehi. Dinasti ini diperintah oleh Mpu Sindok, yang
mempergunakan gelar “Isyana Tunggawijaya”. Isyana Tunggawijaya
berarti raja yang memuliakan pemujaan kehadapan Dewa Siwa. Setelah
kekuasaan Isyana Tunggawijaya berakhir berkuasalah raja Airlangga yang
memerintah sampai tahun 1049 Masehi. Beliau bergelar “Cri Maharaja
Rake Halu Cri Lokecwara Dharmawangca Airlangga
Anantawikramottungga Dewa” yang dinobatkan oleh pendeta Siwa dan
Budha. Raja Airlangga setelah mengundurkan diri dari tahtanya beliau
wafat tahun 1049 Masehi dan dimakamkan di candi Belahan. Airlangga
diwujudkan sebagai Dewa Wisnu dengan arca Wisnu duduk di atas
garuda.
19
Banyak karya sastra bernafaskan ajaran agama Hindu diterbitkan
pada zaman Dharmawangsa, diantaranya kitab Purwadigama yang
bersumber pada kitab Menawa Dharmasastra. Sedangkan kitab Negara
Kertagama, Arjuna Wiwaha, Sutasoma, dan yang lainnya muncul pada
zaman Majapahit. Pada zaman ini juga dibangun berbagai macam candi
seperti candi penataran di Blitar. Berdasarkan petunjuk peninggalan
sejarah seperti tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa perkembangan
Agama Hindu di Jawa Timur sangat subur dan harmonis.
e) Sejarah singkat evolusi Hindu yang ada di Bali dan peninggalanya
Keberadaan agama Hindu di Bali merupakan kelanjutan dari
Agama Hindu yang berkembang di Jawa. Agama Hindu yang datang ke
Bali disertai oleh agama Budha. Setelah di Bali kedua agama tersebut
berakulturasi dengan harmonis dan damai. Kejadian ini sering disebut
dengan sinkritisme Ciwa-Budha. Disekitar zaman prasejarah sebelum
pengaruh Hindu berkembang di Bali masyarakatnya telah mengenal
system kepercayaan dan pemujaan.
a. Kepercayaan kepada gunung sebagai tempat suci.
b. Sistem penguburan yang mempergunakan sarkopagus (peti mayat).
c. Kepercayaan adanya alam sekala dan niskala.
d. Kepercayaan adanya penjelmaan (Punarbhawa).
e. Kepercayaan bahwa roh nenek moyang orang bersangkutan dapat
setiap saat memberi perlindungan petunjuk, sinar dan tuntunan rohani
kepada generasinya.
Setelah datangnya Maha Rsi Markhandeya di Bali pola
kepercayaan yang sederhana ini kembali disempurnakan. Keterangan
tentang Maha Rsi Markhandeya menyebarkan pengaruh Hindu di Bali
dapat diketahui melalui kitab Markhandeya Purana. Kitab tersebut
menyatakan bahwa untuk pertama kalinya pengaruh Hindu di Bali
disebarkan oleh maha Rsi Markhandeya. Beliau datang ke Bali
diperkirakan sekitar abad ke 4-5 Masehi melalui gunung Semeru (Jawa
Timur) menuju daerah Gunung Agung (Tolangkir) dengan tujuan hendak
20
membangun asrama atau penataran. Kedatangan beliau untuk pertama
kalinya diikuti oleh 400 orang pengiring, namun dikisahkan kurang
berhasil. Setelah pulang ke Jawa beliau kembali datang ke Bali dengan
pengiring sebanyak 2000 orang. Kedatangan beliau yang ke dua ini
berhasil menanam panca datu di kaki gunung agung (Besakih) sekarang.
Selama menetap di Bali Maha Rsi Markhandeya secara berangsur-angsur
mulai meningkatkan kepercayaan masyarakat Bali.
a. Masyarakat Bali mulai diajarkan melakukan pemujaan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi
b. Pada saat itu pula mulai dikenal tentang daerah Bali.
c. Pura Besakih mulai dibangun dan difungsikan sebagai tempat memuja
Sang Hyang Widhi Wasa guna memohon keselamatan umatnya.
d. Warna merah dan putih mulai dipergunakan sebagai ider-ider atau
umbul-umbul di tempat suci.
e. Upacara bebali untuk keselamatan binatang dan peternakan ditetapkan
pada tumpek kandang yaitu hari Sabtu, Kliwon Uye.
Upaya dan usaha pelestarian agama Hindu di Bali setelah Maha
Rsi Markhandeya dilanjutkan oleh Mpu Sang Kulputih. Beliau disebut-
sebut sebagai pamomgmong Pura Besakih. Banyak peranan yang
dilaksanakan dan diambil oleh beliau dalam meningkatkan peran dan
kualitas agama Hindu.
a. Mengajarkan tentang bebali dalam bentuk seni yang mengandung
makna simbolis dan suci.
b. Mengajarkan orang-orang Bali Aga menjadi orang-orang suci untuk
Pura Kahyangan, seperti Pemangku, Jro Gede, Jro Prawayah, dan Jro
Kebayan. Untuk menjadikan diri orang bersangkutan suci diajarkan
pula tentang tata cara melakukan tapa, brata, yoga dan semadhi.
c. Mpu Sang Kulputih juga mengajarkan masyarakat untuk
melaksanakan hari-hari suci seperti Galungan, Kuningan, Sugian,
Pagerwesi, Tumpek dan yang lainnya. Disamping itu juga
mengajarkan tentang cara membuat arca lingga dari kayu, logam, atau
21
uang kepeng sebagai perwujudan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa
beserta manifestasinya.
Pada masa pemerintahan raja Marakatta Pangkaja
Sthanottunggadewa tahun 944-948 caka (1022-1026 Masehi) datanglah
Mpu Kuturan ke Bali. Setibanya di Bali Mpu Kuturan membangun asrama
di Padangbai (Pura Silayukti) sekarang. Oleh beliau masyarakat Bali
diajarkan tentang Silakrama, filsafat tentang makrokosmos dan
mikrokosmos, Sang Hyang Widhi, Jiwatman, Kharmaphala, Wali dan
Wewalen. Beliau juga mengajarkan tentang Kusuma Dewa, Widhi Sastra,
Sangkara Yoga, dan tata cara membangun kahyangan atau bangunan suci
lainnya. Bangunan suci yang ada sampai sekarang dibangun menurut
ajaran beliau adalah :
a. Sanggah Kemulan, Taksu dan Tugu untuk setiap rumah tangga dalam
satu pekarangan.
b. Sanggah pamrajan yang terdiri dari Surya, Meru, Gedong, Kemulan,
Taksu, Pelinggih Pengayatan Sad Kahyangan, dan Paibon serta lainnya
untuk penyungsungan lebih dari satu kepala keluarga atau pekarangan.
c. Pura Dadiya, Pemaksan, Panti dan yang lainnya, yang
penyungsungnya lebih dari satu satu paibon atau pemerajan.
d. Kahyangan tiga (Pura Puseh, Bale Agung, dan Dalem) sebagai tempat
memuja Tri Murti dibangun pada setiap Desa Pekraman atau adat.
e. Beliau juga mengajarkan pembangunan pura Kahyangan Jagat seperti
Pura Besakih, Pura Batur, Pura Uluwatu dan lainnya.
Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong yang
berkedudukan di Gelgel tahun 1470-1550 Masehi datanglah Dang Hyang
Dwijendra di Bali. Beliau juga disebut Dang Hyang Niratha. Kedatangan
beliau di Bali melalui Blambangan-Banyuwangi, mengarungi segara rupek
(selat Bali) dan sampailah di desa Pulaki. Pengetahuan yang diajarkan
Dang hyang Niratha kepada raja dan masyarakat Bali seperti :
a. Ilmu tentang pemerintahan
b. Ilmu tentang peperangan (Dharmayuddha)
22
c. Pengetahuan tentang smaragama (cumbwana karma) ajaran tentang
pertemuan smara laki dan perempuan
d. Tentang pelaksanaan mamukur, maligia, dan mahasraddha.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini
merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam.
Agama Hindu merupakan percampuran antara kepercayaan dan agama yang
dibawa bangsa Arya dengan kepercayaan bangsa Dravida atau bangsa asli India.
Asas agama Hindu adalah kepercayaan bangsa Arya yang telah mengalami
perubahan sebagai hasil dari percampuran mereka dengan bangsa lain, terutama
bangsa Persi yang sewaktu dalam perjalanan menuju India Hindu lebih
merupakan suatu cara hidup daripada kumpulan kepercayaan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Hasbullah. 1986. Ilmu Perbandingan Agama. Jakarta: Widjaya.
Hadikusuma, Hilman. 1993. Antropologi Agama Bagian 1. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Manaf, Mujtahid Abdul. 1994. Sejarah Agama-Agama. Jakarta: Rajawali
Press.
Salam, Solichin. 1960. Sekitar Wali Sanga. Kudus: Menara Kudus.
Shalaby, Ahmad. 1998. Perbandingan Agama, Agama-Agama Besar di
India, terj: Abu Ahmadi. Jakarta: Bumi Aksara.
Smith, Huston. 2008. Agama-Agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Agama Hindu. Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
Bhuwana, Mpu Sri Rastra Jaya. Ritual Hindu Dharma: Upacara Sederhana
Menurut Pustaka Suci Weda. Dikutip dari situs
http://ritualagamahindu.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012.
Galungan. Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
Gangga (Hindu). Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
Hindu dan Islam Ternyata Sama. Dikutip dari situs
http://religiku.wordpress.com. Diakses pada tanggal 10 September 2007.
Kuningan (Hari Raya). Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
Nyepi. Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
Samkhya. Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
Saraswati (Hari Raya). Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
Tempat Suci Hindu. Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
Varanasi. Dikutip dari situs http://id.wikipedia.org.
25