Anda di halaman 1dari 16

IKHTISAR SEJARAH

AGAMA HINDU

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran


Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

oleh

Clementias S.F. (05)

Miranda Pangestu (21)

Stanley Jonathan (24)

XII IPS 1

SMA GEMBALA BAIK

PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalh yang berjudul
Agama Hindu. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah wawasan
pembaca. Adapun dalam penyusunan makalah ini penulis mendapat dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penyusun ingin menyampaikan terima
kasih pada:

1. Kedua orang tua atas doa dan dukungannya.


2. Saprianus Woda selaku guru Pendidikan Agama Katolik SMA Katolik
Gembala Baik.
3. Teman-teman dan keluarga atas dukungan dan doa.

Demikian makalah ini penyusun rampungkan, Kritik dan saran yang


membangun penyusun butuhkan sebagai evaluasi di masa depan. Akhir kata,
penyusun ingin mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Pontianak, Oktober 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

I
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agama Hindu..........................................................................
2.2 Sejarah Pendiri dan Perkembangan Hindu di Indonesia...........................
2.3 Konsep-konsep dan Inti Ajaran Agama Hindu.........................................
2.4 Hari-hari Besar dan Tempat Ibadah Agama Hindu..................................
2.5 Aliran-aliran dalam Agama Hindu............................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan.................................................................................................12
3.2 Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hinduisme (di Indonesia disebut agama hindu) merupakan
kepercayaan dominan di Asia Selatan, terutama di India dan Nepal, yang
mengandung beraneka ragam tradisi. Kepercayaan ini meliputi berbagai
aliran, di antaranya Saiwa, Waisnawa, dan Sakta, serta suatu pandangan
luas akan hukum dan aturan tentang "moralitas sehari-hari" yang berdasar
pada karma, darma, dan norma kemasyarakatan. Hinduisme cenderung
seperti himpunan berbagai pandangan filosofis atau intelektual, daripada
seperangkat keyakinan yang baku dan seragam seperti pada
agama Abrahamik.
Hindu adalah agama tertua di dunia yang hingga kini masih dianut
dan diyakini oleh umatnya. Agama Hindu diperkirakan muncul antara
tahun 3102 SM sampai 1300 SM, yang membawa pengaruh bagi
tatanan masyarakat. Tuhan dalam agama Hindu disebut dengan ribuan
nama. Brahma Sahasranama (seribu nama Brahma), Wisnu Sahasranama
(seribu nama Wisnu), Siwa Sahasranama (seribu nama Siwa), dan
sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami merumuskan
berbagai pertanyaan yang akan dibahas di bab II adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah agama Hindu di Indonesia?
2. Bagaimana konsep dan inti ajaran Agama Hindu?
3. Apa saja hari raya yang diadakan Agama Hindu
4. Dimana tempat ibadah Agama Hindu?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada makalah ini adalah :
1. Mengetahui sejarah agama Hindu di Indonesia.
2. Mengetahui pemahaman ajaran agama Hindu.
3. Mengetahui hari raya Agama Hindu.
4. Mengetahui tempat ibadah Agama Hindu.

1
2

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
a. Bagi penyusun, menambah wawasan serta pengetahuan
b. Bagi pembaca, diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca
dapat mengetahui sejarah masuknya Hindu ke Indonesia dan juga
memahami ajaran agama Hindu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama Hindu


Agama Hindu merupakan agama yang mempunyai usia tertua dan
merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh manusia. Hindu
mengajarkan banyak hal, baik ilmu yang berhubungan dengan dunia
rohani maupun dunia material. Ajaran Hindu sangat luas , mulai dari hal
yang sederhana hingga yang rumit yang sulit dijangkau oleh pikiran biasa.
Umat agama Hindu berpedoman kepada ajaran kitab Weda. Kitab Weda
adalah Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari zaman India Kuno
yang jumlahnya sangat banyak dan luas. Dalam ajaran Hindu, Weda termasuk
dalam golongan Sruti, karena umat Hindu percaya bahwa isi Weda merupakan
kumpulan wahyu dari Brahman.
2.2 Sejarah Pendiri dan Perkembangan Hindu di Indonesia
2.2.1 Sejarah Hidup Pendiri Agama Hindu
Asal-usul agama Hindu dimulai dari masuknya bangsa Arya
ke India sejak 1500 SM, yang membuat pengaruh dalam tatanan
kehidupan sosial masyarakatnya. Pengaruh itu akibat integrasi antara
bangsa Arya dengan bangsa Dravida, yang melahirkan sebuah
kebudayaan dalam agama Hindu.
2.2.2 Sejarah Masuk dan Perkembangan Hindu di Indonesia
Agama Hindu masuk ke Indonesia pada tahun 78 Masehi
ketika sebelumnya nenek moyang kita menganut kepercayaan
animisme dan dinamisme. Pada awalnya ada anggapan jika
masuknya agama Hindu ke Indonesia melalui perdagangan dengan
bangsa India. Ada anggapan bahwa masuknya agama Hindu ke
Indonesia melalui perdagangan dengan bangsa India. Para pedagang
India menjual barang-barang yang bernilai tinggi, seperti logam
mulia, perhiasan, kain, wangi-wangian, dan obat-obatan

3
4

2.3 Konsep-konsep dan Inti Ajaran Agama Hindu


2.3.1 Konsep-konsep Agama Hindu
Di dalam Agama Hindu dikenal dewa-dewa yang memiliki
kekuatan luar biasa, antara lain Dewa Agni (api), Dewa Bayu
(angin), Dewa Candra (bulan), Dewa Indera (perang), Dewa Brahma
(pencipta), Dewa Wisnu (pemelihara), dan Dewa Siwa (perusak).
Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa adalah Dewa tertinggi yang disebut
”Tri Murti”.
Lalu terdapat pula kitab suci agama Hindu yang bernama
Weda. Weda merupakan kitab yang berisi filsafat dan ajaran agama.
Keseluruhan alam pikiran dalam kitab Weda disebut "Vedisme".
Semua isi kitab Weda bersangkutan dengan upacara agama, terutama
kurban. Kitab Weda terdiri dari empat bagian yang disebut "Catur Weda",
yaitu Rig Weda, Sama Weda, Yajur Weda, dan Atharwa Weda.
2.3.2 Inti Ajaran Hinduisme
Inti ajaran Hindu dikonsepkan kedalam “Tiga Kerangka
Dasar” dan “Panca Sradha”. Tiga kerangka dasar tersebut terdiri dari
Tattwa (Filsafat) Susila (Etika) Upacara (Yadnya).
2.3.2.1 Tattwa
Ajaran Hindu kaya akan Tattwa atau dalam ilmu
modern disebut filsafat , secara khusus filsafat disebut
Darsana. Dalam perkembangan agama Hindu atau
kebudayaan veda terdapat Sembilan cabang filsafat yang
disebut Nawa Darsana. Pada masa Upanishad , akhirnya
filsafat dalam kebudayaan veda dapat dibagi menjadi 2
kelompok yaitu astika (kelompok yang mengakui veda
sebagai ajaran tertinggi) dan nastika ( kelompok yang tidak
mengakui Veda ajaran tertinggi ). Terdapat enam cabang
filsafat yang mengakui veda yang disebut Sad Darsana
(Saṁkhya, Yoga, Mimamsa, Nyaya, Vaisiseka, dan

4
5

Vedanta ) dan tiga cabang filsafat yang menentang veda


yaitu Jaina, Carvaka dan Budha (agama Budha).
2.3.2.2 Susila
Secara harfiah susila diartikan sebagai etika . hal-hal
yang terkandung yang dikelompokkan kedalam susila
memuat tata aturan kehidupan bermasyarakat yang pada
intinya membahas perihal hukum agama. Mulai dari hukum
dalam kehidupan sehari-sehari hingga hukum pidana
( Kantaka Sodhana ) dan hukum perdata ( Dharmasthiya ).
2.3.2.3 Upacara
Yang dimaksud upacara dalam agama Hindu adalah
ritual keagamaan , sarana ritual keagamaan disebut Upakara
, upakara di Bali disebut Banten. Upacara ini dapat
dikelompok kedalam beberapa bentuk korban suci ( Yajna )
yang disebut Panca Yadnya ( Panca Maha Yadnya ). Ada
banyak jenis panca Yadnya tergantung dari kitab mana
uraian dari panca yadnya tersebut, artinya meskipun Panca
Yadnya sama-sama terdiri dari lima jenis yadnya namun
bagian-bagian yang disebutkan berbeda-beda masing –
masing uraian kitab suci Smerti.

2.4 Hari-hari Besar dan Tempat Ibadah Agama Hindu


2.4.1 Hari-hari Besar Keagamaan Hindu
2.4.1.1 Hari Raya Siwaratri
Siwaratri merupakan sebuah festival dan hari raya umat
Hindu yang diselenggarakan setiap tahun untuk
memperingati Dewa Siwa. Festival ini dikenal juga dengan
sebutan padmaraja ratri. Alternatif nama atau sebutan
adalah Maha Siwaratri. Siwaratri secara harfiah berarti
malam agung Dewa Siwa. Festival ini diperingati setiap
tahun pada malam ke-13/hari ke-14 di bulan Magha dalam
penanggalan Hindu. Festival ini dirayakan dengan
6

mempersembahkan daun Bael atau Bilwa kepada Dewa


Siwa, sepanjang hari berpuasa dan sepanjang malam
begadang. Sepanjang hari seluruh pemuja Dewa Siwa akan
melafalkan mantra suci Pancaksara yang didedikasikan
kepada Dewa "Om Nama Siwaya".
2.4.1.2 Hari Raya Galungan
Hari raya Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6
bulan Bali (210 hari) yaitu pada hari Budha Kliwon
Dungulan (Rabu Kliwon wuku Dungulan) sebagai hari
kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma
(kejahatan). Perayaan Hari Raya Galungan identik dengan
penjor yang dipasang di tepi jalan, menghiasi jalan raya
yang bernuansa alami. Di zaman modern ini, apalagi
sebagai tujuan pariwisata, pulau Bali kerap disorot sebagai
pulau yang indah sekaligus religius. Penjor sendiri adalah
bambu yang dihias sedemikian rupa sesuai tradisi
masyarakat Bali setempat. Ada pula Hari Raya Galungan
adalah hari di mana umat Hindu memperingati terciptanya
alam semesta jagat raya beserta seluruh isinya. Serta
merayakan kemenangan kebaikan (dharma) melawan
kejahatan (adharma). Sebagai ucapan syukur, umat Hindu
memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang
Widhi dan Dewa Bhatara (dengan segala manifestasinya).
Penjor yang terpasang di tepi jalan (setiap rumah) sendiri
merupakan aturan ke hadapan Bhatara Mahadewa
2.4.1.3 Hari Raya Kuningan
Kuningan adalah salah satu hari raya umat Hindu yang
menjadi lanjutan dari rangkaian hari raya Galungan.
Pelaksanaannya bertepatan 10 hari setelah perayaan
Galungan. Kuningan yang bermakna warna kuning dan
wuku ke 12. Wuku merupakan penanggalan tradisional di
Bali dengan memperhitungkan 1 wuku setara dengan 7 hari.
7

Jumlah total hari pada kalender wuku adalah 420 hari


dalam satu tahun. Sementara itu, Kuningan akan dirayakan
setiap 210 hari pada hari Saniscara Kliwon, wuku
Kuningan. Saat hari raya Kuningan tiba, semua umat Hindu
akan menyampaikan hatur sembah untuk memohon
keberkahan, keselamatan, dan kesejahteraan untuk semua
umat. Umat Hindu juga melakukan tuntunan ke hadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
2.4.1.4 Hari Raya Saraswati
Hari Raya Saraswati yaitu hari Pawedalan Sang Hyang Aji
Saraswati, jatuh pada tiap-tiap hari Saniscara Umanis wuku
Watugunung. Pada hari itu kita umat Hindu merayakan hari
yang penting itu. Terutama para pamong dan siswa-siswa
khususnya, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan pada
umumnya. Hari raya Saraswati adalah hari yang penting
bagi umat hindu, khususnya bagi siswa sekolah dan
penggelut dunia pendidikan karena Umat Hindu
mempercayai hari Saraswati adalah turunnya ilmu
pengetahuan yang suci kepada umat manusia untuk
kemakmuran, kemajuan, perdamaian, dan meningkatkan
keberadaban umat manusia. Di hari Saraswati biasanya pagi
hari para siswa sekolah sudah sibuk mempersiapkan
upacara sembahyang di sekolah masing-masing. Setelah itu
biasanya para siswa melanjutkan sembahyang ke pura-pura
lainnya. Adapun, pura yang menjadi favorit adalah pura
Jagatnatha yang ada di pusat kota. Di sekolah, di pura, di
rumah maupun di perkantoran semua buku, lontar, dan alat
tulis ditaruh pada suatu tempat untuk diupacarai.
2.4.1.5 Hari Raya Banyu Pinaruh
Setelah merayakan Hari Raya Saraswati, umat Hindu
melanjutkannya dengan melaksanakan prosesi Banyu
Pinaruh. Tradisi Banyu pinaruh merupakan upacara yang
8

dilakukan sehari setelah hari raya saraswati. Tujuannya


untuk pembersihan dan kesucian diri. Banyu Pinaruh
sendiri berasal kata dari Banyu yang berarti air, dan Pinaruh
atau Pengeruwuh berarti pengetahuan. Pada hari Banyu
Pinaruh, biasanya umat membersihkan badan dan keramas
di sumber mata air atau di laut. Prosesi ini bermakna untuk
membersihkan kegelapan pikiran yang melekat pada tubuh
manusia, dengan Asuci Laksana yang dilaksanakan pada
pagi hari. Momen Banyu Pinaruh inilah jadi
kesempatannya, selain untuk membersihkan diri, juga untuk
menenangkan pikiran.
2.4.1.6 Hari Raya Pagerwesi
Hari Raya Pagerwesi jatuh setiap Rabu Kliwon wuku Sinta.
Hari ini dirayakan untuk memuliakan Ida Sanghyang Widhi
Wasa dengan manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti
Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta). Pagerwesi
merupakan hari suci umat Hindu yang jatuh setiap empat
hari setelah Hari Saraswati. Pagerwesi itu adalah pemujaan
kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang
Hyang Pramesti Guru. Hal itu karena guru memiliki fungsi
adiluhung sebagai penuntun.
2.4.1.7 Hari Raya Nyepi
Melalui Nyepi, umat Hindu, khususnya warga Bali
menggelar serangkaian upacara adat. Hari Raya Nyepi pun
menjadi syarat bagi umat Hindu dalam menyambut tahun
baru Saka. Meskipun perayaan Nyepi ditetapkan sebagai
hari libur nasional, namun, umat Hindu di Bali tidak
diperkenankan untuk melakukan aktivitas rutin. Sebab,
Nyepi merupakan waktu untuk mengevaluasi diri. Dengan
berdiam diri di rumah dan tidak beraktivitas, mereka
merenungi usaha dan hasil kerja selama setahun sekaligus
tahun-tahun sebelumnya.
9

2.4.2 Tempat Ibadah


2.4.2.1 Candi
Candi Hindu mungkin berbeda dalam ukuran dan
signifikansinya, tetapi tujuannya tetap sama. Struktur untuk
menyatukan manusia dan dewa. Simbolisme candi Hindu
yang dapat diamati di berbagai bagian Asia berakar dari
tradisi Weda dan menyebarkan banyak lingkaran dan bujur
sangkar. Setiap candi didedikasikan untuk dewa atau dewa
tertentu dan dipandang oleh orang-orang Hindu sebagai
tempat tinggal dewa di bumi. Candi Hindu yang terkenal
termasuk Kuil Brihadishvara di India dan Angkor Wat di
Kamboja. Kuil dapat dikunjungi oleh pengikut yang taat
kapan saja; tidak diperlukan layanan yang diatur.
2.4.2.2 Kuil
Alih-alih menyembah dewa atau dewa di kuil umum,
sebagian besar umat Hindu memiliki kuil di rumah mereka.
Kuil rumah bisa berupa patung atau hanya gambar dewa
atau dewi. Tempat kudus sering kali mencakup panca indera
sehingga seluruh makhluk dapat disembah.
2.5 Aliran-Aliran dalam Agama Hindu
2.5.1 Waisnawa
Aliran Waisnawa sangat mempercayai dan menghormati keberadaan
dewa Wisnu yang berperan sebagai dewa pemelihara alam semesta.
Sistem kepercayaan aliran Waisnawa terhadap dewa Wisnu
berdasarkan kepada konsep Trimurti (Tritunggal) serta sangat
mempercayai sepuluh perwujudannya Awatara.
2.5.2 Saiwa
Aliran Saiwa merupakan pemuja Dewa Siwa yang sangat segani oleh
pemeluk agama Hindu. Terkadang sosok Dewa Siwa digambarkan
dengan Bhairawa yang sangat menyeramkan. Untuk menyatukan diri
terhadap dewa Siwa aliran Saiwa melakukan ritual Yoga. Aliran
10

Saiwa berkembang berkembang dibeberapa daerah yaitu Gujarat,


Kashmir, dan Nepal.
2.5.3 Sakta
Aliran Sakta percaya kepada Sakti atau Dewi sebagai pasangan
Dewa. Sakti sendiri merupakan sebuah kekuatan yang mendasari
sebuah maskulinitas dari Dewa. Aliran Sakta memiliki ritual
penyucian pikiran dan penyucian tubuh. Ritual pemanggilan
kekuatan kosmik dilakukan oleh aliran Sakta dengan melakukan
ritual Yoga, Mantra, dan dengan Gambar-gambar yang sakral.
Beberapa perwujudan Sakti yang dikenal aliran Sakta yaitu Parwati
pasangan Siwa dan Laksmi pasangan dewa Wisnu.
2.5.4 Smarta
Aliran Smarta tergolong baru dibanding dengan aliran Waisnawa,
Saiwa dan Sakta. Ajaran Smarta sangat mempercayai banyak Dewa
diantaranya Dewa Siwa, Wisnu, Sakti, Ganesa dan Surya namun
aliran Smarta memuja sang Pencipta dalam enam lambang yaitu
Ganesa, Siwa, Sakti, Wisnu, Surya dan Skanda. Dalam ritual
keagamaan usaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta atas
kesadaran selain melakukan praktek meditasi.
2.6 Basis Pengikut Agama Hindu
2.6.1 Di Indonesia
Hindu adalah agama tertua di Indonesia, dan masih dipraktikkan di
komunitas yang tersebar di seluruh nusantara. Hampir 2% dari
populasi, lebih dari 4 juta orang, diidentifikasi sebagai Hindu.
Pemeluk terbesar di Indonesia (Sensus 2018) :
Bali : 3.682.484 (86,91% dari total populasi)
Kalimantan Tengah : 155.595 (5,84% dari total populasi)
Nusa Tenggara Barat : 128.600 (3,4% dari total populasi)
Lampung : 127.903 (1.47% dari total populasi)
Sulawesi Tengah : 109.308 (4,84% dari total populasi)
2.6.2 Di Dunia
Hindu Agama Hindu menjadi agama dengan pemeluk terbanyak
11

ketiga di dunia yang jumlahnya mencapai 1,1 miliar pengikut. Di


India, pengikut agama Hindu mencapai 1,053 miliar orang.
Selanjutnya ada Nepal dengan rasio 81,3 persen.
Pemeluk terbesar di Dunia (Sensus 2018) :
India : 1,053,000,000 (79,8% dari total populasi)
Nepal : 23.500.000 (81,3% dari total populasi)
Banglades : 12.680.000 (1,2% dari total populasi)
Indonesia : 4,646,357 (1,74% dari total populasi)
Pakistan : 3.626.000 (1,85% dari total populasi)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama Hindu berkembang sejak 1500 SM Hindu mengajarkan
banyak hal, baik ilmu yang berhubungan dengan dunia rohani maupun
dunia material. Di dalam agama Hindu terkandung nilai-nilai tentang asa
tulus ikhlas dan kesucian serta rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang
Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa, dan
kemanusiaan. Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan
masing- masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).
Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan
suci dan kebenaran yang abadi.
Selain dari tri kerangka dasar agama Hindu, ada hal lain yang harus
juga diperhatikan untuk meyakinkan bahwa konsep dasar beragama sangat
memegang peranan. Di antara konsep dasar beragama itu adalah Satyam
(Kebenaran), Dharma (Kebijakan), Seva (Pelayanan), Santih (Kedamaian),
Ahimsa (Tanpa kekerasan), dan Prema (Cinta-kasih). Misi keagamaan
dalam ajaran Hindu adalah menyampaikan nilai-nilai kebenaran yang
bersifat universal. Misalnya, etika hidup, moralitas, mewujudkan
kesejahteraan dunia (Jagadhita), pembebasan jiwa dari belenggu maya
(Duniawi), dan untuk mencapai kedamaian abadi (Moksa)

B. Saran
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran
untuk memotivasi untuk belajar lebih baik

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. Hinduisme menurut negara.


https://id.wikipedia.org/wiki/Hinduisme_menurut_negara (Diakses:
Fatuban. Andres. 2018. 5 Negara dengan Penduduk Beragama Hindu Terbesar
Dunia.
https://www.ayopurwakarta.com/internasional/pr-32876512/5-Negara-dengan-
Penduduk-Beragama-Hindu-Terbesar-Dunia (Diakses:
Kusnandar. Viva Budy. Pemeluk Agama Hindu Indonesia Terbesar ke-4 di Dunia
pada 2020.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/19/pemeluk-agama-hindu-
indonesia-terbesar-ke-4-di-dunia-pada-2020 (Diakses:
Mertamupu. I Ketut. 2012. Inti Ajaran Hindu.
https://www.kompasiana.com/mertamupu/55176548a33311b906b6603b/inti-
ajaran-hindu (Diakses:
Poerwoto. Yohanes Liestyo. 2021. Mengenal Sejarah Masuknya Agama Hindu
hingga Peninggalannya di Indonesia.
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/11/10/mengenal-sejarah-masuknya-
agama-hindu-hingga-peninggalannya-di-indonesia (Diakses:
Santika. Ni Wayan Ramini. 2017. PEMAHAMAN KONSEP TEOLOGI HINDU
(PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA HINDU).
https://ejournal.iahntp.ac.id/index.php/bawiayah/article/view/303#:~:text=Aspek
%20tattwa%20atau%20filsafat%20agama,Ida%20Sang%20Hyang%20Widhi
%20Wasa. (Diakses:

13

Anda mungkin juga menyukai