Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“SEJARAH INDIA (HINDU DAN BUDDHA) DI


INDONESIA”

Guru Pengampu :
YUSRIN UANGE

Mata Pelajaran :
SEJARAH INDONESIA

Disusun Oleh :
Anggota Kelompok :
1.SALWA DJAFAR
2.NUR NINA MUSA
3.BILAL DAUD
4.SMAIL TULIE
5.MARYAM ABDUL
MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH ISIMU
KELAS X IPA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
ucapkan syukur atas kehadiat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang selalu melimpahkan rahmat
dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas berupa makalah
mengenai “Sejarah Hindu dan Buddha di Indonesia” dengan waktu yang tepat. Shalawat dan
salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi alam semesta. Semoga
kita mendapatkan syafa’at di akhirat kelak. Aamiin. Penulisan makalah ini bermaksud untuk
menambah wawasan kita mengenai stuktur penelitian dan penulisan Ilmiah.

Penyusunan makalah ini sudah kamu lakukan dengan semaksimal mungkin, dan kami
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan mengambil sumber dari berbagai buku
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dalam pembuatan makalah. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan masukan berupa kritikan, nasehat dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Akhir kata kami berharap mudah-mudahan tujuan penulisan makalah ini dapat tercapai dan
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................. 2
C. Rumusan Penulisan............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
1. Sejarah Hindu dan Buddha................................................................................ 3
2. Penyebaran Hinddu-Buddha di Nusantara......................................................... 5
3. Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara............................................................... 8
4. Pengaruh Hindu-buddha di Indonesia................................................................ 10

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 14


A. Simpulan.............................................................................................................. 14
B. Saran.................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Agama Hindu Buddha merupakan satu rumpun agama dan berasal dari daerah yang
sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual keagamaan yang terkandung
dalam kedua agama ini memiliki beberapa persamaan, diantaranya ialah menjadi agama
tertua di Indonesia. Namun meskipun memiliki beberapa kesamaan kedua tetaplah berbeda
karena keduanya adalah dua agama yang berbeda dan berdiri masing-masing dengan
pandangan serta ajaran teologinya sendiri. Hindu dan Buddha bukanlah merupakan sekte
atau aliran dari satu agama yang sama meskipun pada dasarnya agama Buddha muncul
sebagai reaksi terhadap ajaran agama Hindu, namun agama Buddha nampaknya hanya
menyerap sebagian dan kemudian mengembangkannya menjadi ajarannya sendiri yang
berbeda dengan agama Hindu. Hal ini mungkin karena baik saat kemunculannya
maupun saat agama Buddha berkembang, ajaran agama Buddha banyak menerima
pengaruh dari luar seperti ajaran filsafat, budaya, perkembangan serta kemajuan masyarakat,
perubahan dalam pola berfikir dalam memahami berbagai fenomena dimasyarakat dan
banyak lagi faktor lainnya sehingga agama Buddha menjadi sosoknya sendiri yang
berbeda dari Hindu yang merupakan akar atau cikal bakal lahirnya agama ini. Sehingga
keduanya baik agama Hindu maupun Buddha memiliki beberapa perbedaan yang cukup
besar.
Periode Hindu-Buddha bahkan dijadikan masa tersendiri dalam kajian Sejarah
Indonesia. Hal ini karena sumbangan dari periode ini sangat lah besar terhadap perjalanan
Sejarah Indonesia. Misalnya mengenai pembentukan kebudayaan, konsep kepercayaan
monotheis, dan lain-lain. Walaupun begitu, tidak semua sejarawan yang menulis tentang
Sejarah Indonesia menceritakan masa ini secara rinci. Hal ini tak terlepas dari teori-teori
mengenai proses masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia yang masih menjadi kontroversial.
Para sejarawan juga masih memperdebatkan mengenai waktu yang tepat ‘kapan’ periode
Hindu-Budha ini muncul dan musnah, karena bukti sejarah terkait proses ini masih samar-
samar. Hal lain yang masih disangsikan adalah mengenai pembentukan kebudayaan
masyarakat Indonesia. Apakah kebudayaan tersebut lahir dari agama Hindu-Budddha,
ataukah agama Hindu-Budha-lah yang konsepnya menyesuaikan dengan kebudayaan
masyarakat yang sudah ada sejak masa prasejarah.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, ada empat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah Hindu dan Buddha?
2. Bagaimana penyebaran Hinddu-Buddha di Nusantara?
3. Bagaimana kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara?
4. Bagaimana pengaruh Hindu-buddha di Indonesia?

C. Tujuan penelitian
Berdasarkan Latar Belakang di atas, ada empat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah Hindu dan Buddha.
2. Mengetahui penyebaran Hinddu-Buddha di Nusantara.
3. Mengetahui kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara.
4. Mengetahui pengaruh Hindu-buddha di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Hindu dan Buddha


Seperti yang diketahui bersama sebenarnya agama Hindhu dan Budha adalah dua
agama besar dan muncul hampir bersamaan pada abad ke-6 SM. Dan pertama kali kedua
agama ini muncul di India. Jika dilihat dari banyak aspek, sebenarnya ada beberapa
perbedaan antara agama Hindu dan Budha. Beberapa perbedaannya bisa dilihat dari
bentuk pengakuannya, aal-usulnya, keyakinan akan dewa, kepercayaannya pada rei
karnasi, sistem kasta dan juga proses dalam pelaksanaan korbannya yang juga cukup
berbeda.
Hindu Budha
Kasta dalam ajaran agama Hindhu Tidak ada
setidaknya ada lima kasta
pembeda
Tradisi lokal bersama Masuknya Hindhu dalam Budaya lokal juga bisa
dengan lingkungan satu Negara sebenarnya menyatu dengan sangat
tidak mempengaruhinya, baik bersama dengan
justru bisa menyatu dengan ajaran yang dibawa dari
baik Budha
Istilah dan Bahasa dalam Bahasa dan istilah yang Bahasa dan istilah yang
kitab yang digunakan digunakan berdasarkan digunakan berdasarkan
Bahasa sanskerta dari Bahasa prakrit
Perbedaan kitab yang Beberapa kitab yang dikenal Untuk budha adalah kitab
menjadi panutannya sebagai panutannya adalah Tripitaka yang mana
Reg Veda, Yajur Veda, terdiri dari Sutta Pitaka,
sama Veda dan Atharva Vinaya Pitaka dan
Veda Abhidharma Pitaka

1. Sejarah Agama Hindu


Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, di India telah berkembang kebudayaan besar di
Lembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah tersebut adalah ditemukannya dua
kota kuno yakni di Mohenjodaro dan Harappa. Pengembang dua pusat kebudayaan tersebut
adalah bangsa Dravida. Pada sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia
Tengah ke Lembah Sungai Indus. Bangsa Arya datang ke India dengan membawa pengaruh
tulisan, bahasa, teknologi, dan juga kepercayaan. Kepercayaan bangsa Arya yang dibawa
adalah Veda (Weda) yang setelah sampai di India melahirkan agama Hindu. Lahirnya agama
Hindu ini merupakan bentuk percampuran kepercayaan antara bangsa Arya dengan bangsa
Dravida. Agama Hindu bersifat politeisme, yaitu percaya kepada beberapa dewa. Tiga dewa
utama yang dipuja oleh masyarakat Hindu adalah Dewa Brahmana (dewa pencipta), Dewa
Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Syiwa (dewa pembinasa). Ketiga dewa itu dikenal
dengan sebutan Trimurti. 1
Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Kitab Weda ini terdiri atas empat bagian,
yaitu:
a. Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa;
b. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci;
c. Yazur-Weda, berisi mantra-mantra; dan
d. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan.
Disamping kitab Weda, ada juga kitab Brahmana dan Upanisad. Masyarakat Hindu
terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta. Kasta-kasta tersebut adalah kasta
Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan kasta Sudra. 2Di luar itu masih ada golongan
masyarakat yang tidak termasuk dalam kasta, yaitu mereka yang masuk dalam kelompok
Paria. Kasta Brahmana merupakan kasta tertinggi. Kaum Brahmana bertugas menjalankan
upacara-upacara keagamaan. Kasta Ksatria merupakan kasta yang bertugas menjalankan
pemerintahan. Golongan raja, bangsawan dan prajurit masuk dalam kelompok kasta Kstaria
ini. Kasta Waisya merupakan kasta dari rakyat biasa, yaitu para petani dan pedagang. Adapun
kasta Sudra adalah kasta dari golongan hamba sahaya atau para budak. Sementara itu
golongan Paria merupakan golongan yang tidak diterima dalam kasta masyarakat Hindu.

2. Sejarah Agama Buddha

1
Sudrajat, Sejarah Indonesia masa Hindu Budha,Yogyakarta, 2012, hlm. 15-16.
2
Daud Aris Tanudirjo, Indonesia dalam arus sejarah, Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2012, hlm 20.
Agama Buddha muncul sekitar tahu 500 SM. Pada masa tersebut di India
berkembang kerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar, salah satunya dinasti Maurya.
Dinasti ini mempunyai raja yang sangat terkenal yakni Raja Ashoka Kemunculan agama
Buddha tidak dapat dilepaskan dari tokoh Sidharta Gautama. Sidharta adalah putra raja
Suddhodana dari Kerajaan Kapilawastu. Ajaran Buddha memang diajarkan oleh Sidhrata
Gautama, sehingga beliau lebih dikenal dengan Buddha Gautama. 3
Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka, yang artinya tiga keranjang. Kitab ini
terdiri atas;
a. Vinayapitaka yang berisi aturan-aturan hidup,
b. Suttapitaka yang berisi pokok-pokok atau dasar memberi pelajaran, dan
c. Abdidharmapitakayang berisi falsafah agama.
Setiap penganut budha diyuntut menjalankan Tridarma (tiga kebaktian):
a. Saya berlindung terhadap Budha
b. Saya belndung terhadap Dharma
c. Saya berlindung terhadap Sanggha
Terdapat empat tempat utama yang dianggap suci oleh umat Buddha. Tempat-
tempat suci tersebut memiliki hubungan dengan Sidharta. Keempat tempat tersebut adalah
Taman Lumbini, Bodh Gaya, Benares, dan Kusinegara. Taman Lumbini terletak di daerah
Kapilawastu, yaitu tempat kelahiran Sidharta. Bodh Gaya adalah tempat Shidarta menerima
penerangan agung. Benares adalah tempat Sidharta pertama kali menyampaikan ajarannya.
Kusinegara, adalah tempat wafatnya Sidharta.Hari Raya Umat Buddha adalah hari raya
Waisyak. Hari raya ini dimeriahkan untuk memperingati Peristiwa kelahiran, menerima
penerangan agung, dan kematian Sidharta yang terjadi pada tanggal yang bersamaan, yaitu
waktu bulan purnama di bulan Mei.

B. Penyebaran Agama Hindu-Buddha di Nusantara


Masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia secara pasti belum diketahui. Tetapi
pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah berkembang di Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan penemuan prasasti pada Yupa di Kalimantan Timur. Prasasti tersebut
menunjukkan bahwa telah berkembang kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dengan adanya
kerajaan pada tahun 400 M, berarti agama Hindu Budha masuk ke Indonesia sebelum tahun
tersebut.
3
Sartono Kartodirjo, Sejarah nasional Indonesia I Zaman Prasejarah di Indonesia, Balai Pustaka, ,
Jakarta, 1977, hlm. 42.
Terdapat beberapa pendapat atau teori tentang pembawa agama Hindu Budha ke
Indonesia. Teori-teori itu adalah sebagai berikut
a. Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran pengaruh Hindu ke Indonesia
dibawa kaum Brahmana.
b. Teori ksatria, menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia adalah
orang-orang India yang berkasta ksatria. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan
kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama Hindu.
c. Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebar agama Hindu ke Indonesia adalah orang-
orang india yang berkasta Waisya. Para penyebaran pengaruh Hindu itu terdiri atas
para pedagang dari India.
d. Teori Arus Balik, menyatakan bahwa para penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang Indonesia sendiri. Mereka mula-mula diundang atau datang
sendiri ke India untuk belajar Hindu. Setelah mengusai ilmu tentang agama Hindu,
mereka kemudian kembali ke Indonesia dan menyebarkan pengaruh Hindu di
Indonesia.
Keempat teori tentang penyebaran agama Hindu ke indonesia tersebut masing-masing
memiliki kebenaran dan kelemahannya. Kaum Ksatria dan Waisya, tidak memiliki
kemampuan menguasai Kitab Suci Weda. Sementara kaum Brahmana tidak dibebani untuk
menyebarkan agama Hindu walaupun mereka dapat membaca kitab suci Weda. Kaum
Brahmanapun memiliki pantangan menyeberangi laut. Yang paling mungkin adalah, orang-
orang Indonesia datang belajar ke India untuk mempelajari agama Hindu, kemudian
merekalah yang menyebarkan agama tersebut ke Indonesia. Penyebaran ini menjadi lebih
efektif, karena orang-orang Indonesia jauh lebih memahami mengenai kondisi sosial, adat
dan budaya negerinya sendiri.
1. Penyebaran Agama Buddha
Agama Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta didukung dengan
adanya misi Dharmadhuta, kitab suci agama Buddha ditulis dalam bahasa rakyat
sehari-hari, serta dalam agama Buddha tidak mengenal sistem kasta. Para pendeta
Buddha masuk ke Indonesia melalui 2 jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan,
yaitu melalui jalan daratan dan lautan. Jalan darat ditempuh lewat Tibet lalu masuk ke
Cina bagian Barat disebut Jalur Sutra, sedangkan jika menempuh jalur laut,
persebaran agama Buddha sampai ke Cina melalui Asia Tenggara. Selanjutnya sampai
ke Indonesia mereka akhirnya bertemu dengan raja dan keluarganya serta mulai
mengajarkan ajaran agama Budha, pada akhirnya terbentuk jemaat kaum Buddha.
Bagi mereka yang telah mengetahui ajaran dari pendeta India tersebut pasti ingin
melihat tanah tempat asal agama tersebut secara langsung yaitu India sehingga mereka
pergi ke India dan sekembalinya ke Indonesia mereka membawa banyak hal baru
untuk selanjutnya disampaikan pada bangsa Indonesia. Unsur India tersebut tidak
secara mentah disebarkan tetapi telah mengalami proses penggolahan dan
penyesuaian. Sehingga ajaran dan budaya Buddha yang berkembang di Indonesia
berbeda dengan di India.
2. Penyebaran Agama Hindu
Para pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama Hindu dan
melalui jalur perdagangan akhirnya sampai di Indonesia. Selanjutnya mereka akan
menemui penguasa lokal (kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut tertarik dengan
ajaran Hindu maka para pendeta bisa langsung mengajarkan dan menyebarkannya.
Dalam ajaran agama Hindu konsepnya adalah seseorang terlahir sebagai Hindu bukan
menjadi Hindu maka untuk menerima ajaran agama Hindu orang Indonesia harus di-
Hindu-kan melalui upacara Vratyastoma dengan pertimbangan kedudukan sosial/
derajat yang bersangkutan (memberi kasta). Hubungan India-Indonesia berlanjut
dengan adanya upaya para kepala suku/ raja lokal untuk menyekolahkan anaknya/
utusan khusus ke India guna belajar budaya India lebih dalam lagi. Setelah kembali ke
tanah air mereka kemudian menyebarkan kebudayaan India yang sudah tinggi.
Bahkan tak jarang mereka mendatangkan para Brahmana India untuk melakukan
upacara bagi para penguasa di Indonesia, seperti upacara Abhiseka, merupakan
upacara untuk mentahbiskan seseorang menjadi raja. Jika di suatu wilayah rajanya
beragama Hindu maka akan memperkuat proses penyebaran agama Hindu bagi rakyat
di daerah tersebut. Berikut kerajaan-kerajaan hindu yang pernah berdiri di Indonesia.

C. Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara


1. Kerajaan Kadiri
Kerajaan Kadiri atau Kerajaan Panjalu adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa
Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar
Kota Kediri sekarang. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api,
Pada akhir November 1042, Airlangga menyetujui membelah wilayah kerajaannya menjadi
dua karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta, yaitu Sri Samarawijaya dan
Mapanji Garasakan. Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bemama Panjalu yang
berpusat di kota baru, yaitu Daha, sedangkan Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan
timur benama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Sebelum dibelah
menjadi dua, nama asli kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu yang
berpusat di Daha Karena itu, Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu. Pada
mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu lebih sering digunakan dibandingkan nama Kadiri.
Kerajaan Panjalu atau Kadiri tidak diketahui lebih besar dari Prasasti Turun Hyang II (1044)
yang diterbitkan Kerajaan Janggala hanya memberitakan perang saudara antara kerajaan
sepeninggal Airlangga. Sejarah Kerajaan Panjalu mulai dikenal dengan adanya prasasti Sirah
Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri
Samarawijaya yang sudah diketahul.4
Kerajaan Panjalu di bawah permerintahan Sri Jayabhaya berhasil menaklukkan
Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dengan prasasti Ngantang (1135),
yaitu Panjalu Jayati atau Panjalu Menang Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya inilah
Kerajaan Panjalu mencoba masa kejayaannya. Wilayah korajaan memuat seluruh Jawa dan
beberapa pulau di Nusantara bahkan sampai menentang Kerajaan Sriwijaya di Sumatra
Kerajaan Panjalu-Kadini runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya Pada tahun 1222
Kertajaya sedang berselisih tentang kaum brahmana yang mulai meminta bantuan Ken Arok.
Kebetulan Ken Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang menupakan daerah
bawahan Kadiri. Perang antara Kadiri dan Tumapel terjadi di dekat desa Ganter Pasukan
Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Kerajaan Panjalu akhirmya menjadi
bawahan Tumapel atau Singhasari Raja-raja Kerajaan Panjalu (Kadiri) adalah Sri
Samarawilaya (putra Airlangga), Sn Jayawarsa, Sri Bameswara, Sri Jayabhaya (raja terbesar
Panjalu), Sri Sarweswara, Sri Aryeswara, Sri Gandra, Sri Kameswara dan Kertajaya.

2. Kerajaan Kalingga
Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah sekarang. Kalingga telah
ada pada abad ke-6 Masehi dan dibelinya diketahul dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan
ini permah diperintah oleh Ratu Shima yang diketahui memiliki peraturan, yaitu barang siapa
yang akan dipindahkan disetujui. Putri Maharani Shima, yaitu Parwati, menikah dengan
Putra mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak. Mandiminyak kemudian
menjadi raja ke-2 Kerajaan Galuh. Sementara Maharani Shima memiliki cucu yang bernama
Sanaya. Sanaya menikah dengan raja ke-3 dari Kerajaan Galuh, yaitu Bratasenawa. Sanaha

4
Wari Misati, Kerajaan-kerajaan di Nusantara, Be Champion, Jakarta, 2011. hlm 3.
dan Bratasenawa memiliki anak bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda
5
dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah Maharani Shima wafat tahun 732 M, Sanjaya melanjutkannya dan menjadi
raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bhumi Mataram. Perkembangan
selanjutnya, Sanjaya mulai Dinasti atau Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno
Kekuasaan di Jawa Barat disampaikan kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan
Bamrmawijaya alias Rakeyan Panaraban Selanjutnya Raja Sanjaya menerimali Sudiwara,
puteri Dewasinga yang disebut Raja Kalingga Selatan atau Bhumi Sambara. Raja Sanjaya
memiliki putra bemama Rakai Panangkaran.

3. Kerajaan Kutai Martadipura


Kutai Martadipura merupakan kerajaan Hindu yang menerima nusantara dan seluruh
Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Sungai Mahakam di Muara Kaman, Kalimantan
Timur. Nama Kutai diberikan para ahli karena lebih banyak informasi tentang sumber
sejarah kerajaan ini. Informasi yang diperoleh dari yupa (tugu) dalam upacara pengorbanan
yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh yupa yang menjadi sumber utama sejarah Kerajaan
Kutai. Raja Kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Mulawarman adalah anak
Aswawarman dan cucu Kudungga. Kudungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa
(Kamboja) yang datang ke Indonesia. Sementara yang diharapkan sebagai Aswawarman
mungkin raja pertama Kerajaan Kutai dan diberi gelar Wangsakerta (pembentuk keluarga).
Aswawaman memiliki tiga Putra yang salah satunya adalah Mulawarman. Saat Mulawarman
berkuasa.
Kerajaan Kutai diperbaiki masa keemasan. Wilayah yang paling luas di Kalimantan
Timur. Kerajaan Kutai berakhir saat Maharaja Dharma Setia yang berkuasa saat itu
dibatalkan dalam peperangan dengan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa (Raja Kutai
Kartanegara ke-13). Kerajaan Kutai Martadipura berbeda dengan Kerajaan Kutai
Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kerajaan
Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi Kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara. Sebagai raja-raja Kutai Martadipura adalah Maharaja Kudungga Maharaja
Asmawaman, Maharaja Irwansyah, Maharaja Sri Aswawarman, Maharaja Marawjaya
Warman, Maharaja Gajayana Warman, Maharaja Tungga Warman, Maharaja Jayanaga
Warman, Maharajaara Indra Warman Dewa, Maharaja Sangga Warman Dewa, Maharaja
Singsingamangaraja XXI, Maharaja Candrawarman, Maharaja Prabu Nefi Suriagus,
5
Ibid., hlm. 5.
Maharaja Ahmad Ridho Darmawan, Maharaja Riski Subhana, Maharaja Sri Langka Dewa,
Maharaja Guna Parana Dewa, Maharaja Wijaya Warman, Maharaja Indra Mulya Maharaja,
Dewa Maharaja, Dewa Maharaja Pandita, Maharaja Indra Paruta Dewa, dan Maharaja
Dharma Setia.6

4. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah kerajaan kuno yang berdiri sekitar tahun 1293. Puncak kejayaan
Majapahit terjadi pada masa Hayam Wuruk berkuasa dari tahun 1350-1389. Majapahit
menguasai kerajaan-kerajaan lain di Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, Bali, dan
Filipina. Kerajaan ini juga merupakan kerajaan Hindu terakhir di Semenanjung Malaya.
Berdirinya Majapahit berawal sejak Sriwijaya diusir dari Jawa oleh Singhasari, lalu
Singhasari menjadi kerajaan terkuat. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa
Dinasti Yuan di Tiongkok dan mengirim utusan bernama Meng Chi ke Singhasari untuk
meminta upeti. Kertanagara sebagai Raja Singhasari terakhir menolak membayar upeti.
Bahkan ia mempermalukan perundingan Kubilai Khan dengan perusakan dan pemotongan
telinganya. Kubilai Khan marah dan menginmkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293.
Pada saat yang sama, Jayakatwang sebagai Adipati Kediri telah membunuh
Kertanagara. Atas saran Aría Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada
Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang mengirimkan dini. Raden Wijaya pun
memberi hutan Tark. Di tempat itu Raden Wijaya membangun desa baru yang dinamai
Majapahit. Nama ini diambil dari buah maja yang enak pahit. Saat pasukan Mongolia tiba,
Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongolia melawan Jayakatwang. Setelah itu, Raden
Wijaya berbalik menyerang Mongolia yang akhimya menarik pulang pasukannya.
Pada 10 November 1293, Kerajaan Majapahit pun resmi tiba yang ditandai dengan
dinobatkannya Raden Wijaya sebagai raja. Saat ini dinobatkan secara resmi menggunakan
nama Kertarajasa Jayawardhana lbu kota kerajaan adalah Wilwatikta (Trowulan). Dalam
masa kekuasaannya, Kertarajasa menangani banyak masalah. Beberapa orang
kepercayaannya, yaitu Ranggawale Soradan Nambi memberontak melawannya. Namun,
pemberontakan tersebut tidak berhasil. Diduga itu Mahapatih Halayudha melakukan
konspirasi untuk menjatuhkan semua musuh raja agar ia dapat mencapai posisi tertinggi
dalam pemerintahan. Namun, setelah kematian pemberontak terakhir, yaitu Kuti, Halayudha
pun ditangkap, dipenjara, lalu ditangkap mati. Tahun 1309 Kertarajasa meninggal dunia.

6
Ibid., hlm. 8.
Putranya bemama Jayanegara pun naik takhta. Namun, ia adalah penguasa yang jahat dan
sangat bermoral Kala Gemet yang berarti penjahat lemah. Pada tahun 1328, Jayanegara
dihukum dibunuh oleh tabibnya, Tantja. Sepeninggal Jayanegara menerima ibu tirinya,
Gayatri Rajapatni, yang dimintanya. Namun, Rajapatni menjadi biksuni (pendeta Buddha
wanita) sehingga menunjuk anak perempuannya, yaitu Tribhuwana Wijayatunggadewi,
menjadi Ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang
menjadi lebih besar danterkenal. Tribhuwana menguasai Majapahit sampai tahun 1350, lalu
takhta kerajaan diteruskan oleh putranya bemama Hayam Wuruk. Hayam Wuruk juga disebut
Rajasanagara.
Pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit mencapai puncak kejayaannya
dengan bantuan mahapatihnya bemama Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada
Majapahit menguasai lebih banyak wilayah Pada tahun 1377, Majapahit melancarkan
serangan laut ke Palembang sehingga menyebabkan runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Hayam
Wuruk bertakhta sejak tahun 1350-1389 Sesudah mencapai puncaknya, kekuasaan Majapahit
pun berangsur-angsur melemah. Melemahnya kerajaan ini diawali dengan perang saudara
pada tahun 1405-1406 antara Wirabhumi dan Wikramawardhana, lalu pertengkaran saat
terjadi pergantian raja pada tahun 1450-an, serta pemberontakan besar yang dilancarkan
bangsawan pada tahun 1468. Hudhara yang bergelar Brawijaya VII merupakan raja terakhir
Kerajaan Majapahit. la bertakhta tahun 1498-1518. Dari catatan sejarah di China, Portugis,
dan Italia membuktikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dan tangan
penguasa Hindu ke Adipati Unus sebagai penguasa Kesultanan Demak antara tahun 1518 dan
1521 M.
Selama masa kejayaan Majapahit, terdapat peninggalan budaya yang berupa candi
Candi-candi Majapahit yang dapat ditemuiadalah Candi Tikus dan Candi Bajangratu di
Trowulan, Mojokerto sementara raja-raja yang pernah bertakhta di Majapahit adalah Raden
Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309), Kalagamet bergelar Sri Jayanagara
(1309-1328), Sri Gitarja bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-13-13 ), Hayam
Wuruk bergelar Sri Rajasanagara (1350-1389), Wikramawardhana (1389-1429) Suhita
(1429-1447), Kertawijaya bergelar Brawijaya I (1447-1451) Rajasawardhana bergelar
Brawijaya ll (1451-1453), Puwawisesa atau Girishawardijaya Il (1456-1466), Pandanalas
atau Suraprabhawa bergelar Brawijaya IV (1466-1468), Kertaburni bergelar Brawijaya V
(1468-1478), Girindrawardhana bergelar Brawijaya VI (1478-1498), Hudhara bergelar
Brawijaya VII (1498-1518).
5. Kutai
Bukti pertama adanaya pengaruh Hindu di Nusantara diperoleh di daerah Kutai,
Kalimantan Timur. Bukti itu terdiri dari tujuh buah prasasti berbentuk yupa, yang digunakan
sebagai tiang tempat menambatkan hewan kurban. Yupa ditulis dalam huruf pallawa dan
bahasa Sankerta. Dari bentuk huruf yang dipakai, para ahli memperkirakan bahwa prasasti
itu dibuat kira-kira pada abad ke-5 Masehi. Dari prasasti tersebut diperoleh informasi tentang
adanaya sebuah kerajaan Hindu yang bernama Kutai di hulu sungai Mahakam. Disebutkan
sebagai pemilik kerajaan yang bernama Kudungga, yang dari namanya dapat dipastikan
sebagai nama Hindu, namun asli Nusantara. Pengaruh Hindu mulai terlihat jelas pada
penggatinya yang mengambil yang diambil dari kata Vamsakarta atau pembentuk keluarga
(dinasti). nama India Aswawarman Prasasti-prasasti itu dibuat sendiri untuk memuliakan
Raja Kutai yang ketiga, Mulawarman, yang dianggap sebagai orang yang sangat mulia dan
baik budinya. Hal itu terlihat di salah satu prasasti yang diajukan raja ini telah memberikan
kontribusi 20.000 ekor sapi kepada brahmana. 7

6. Tarumanegara
Kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat dan kedua di Nusantara adalah
Tarumanegara. Kerajaan yang terletak di antara sungai Cisadane dan Sungai Citarum ini
diperkirakan muncul pada abad ke-5 M. Bukti-bukti tentang kerjaan ini diperoleh dari catatan
para pengelana bernama To-lo-mo (Tarumanegara) yang ditemuinya dengan kompilasi besar-
besaran di Jawa. Berita Cina Lainnya dari pemerintah dinasti Tang dan Sung yang
membahas tentang kerajaan tersebut Selain itu, ada juga bukti-bukti yang memuat tujuh buah
prasasti yang disajikan tentang kerajaan tersebut. Ditemukan lima prasasti-prasasti yang
ditemukan di Bogor dan dikenal sebagai prasasti Ciarateun, Kebun Kopi, Jambu, Pasri Awi
dan Muara Cianten, sedangkan dua lainnya ditemukan di Jakarta dan lebak, masing-masing
disebt prasasti Tugu dan Muncul.

7. Melayu
Melayu merupakan salah satu kerajaan terkuat di Nusantara. Banyak ahli sejarah
yang memperkirakan kerjaan ini terletak di daerah Sungai Batanghari, Jambi. Hal ini
ditimbulkan karena banyaknya peninggalan kuno seperti candi dan arca yang ditemukan di
sana.8 Keberadaan kerajaan tesebut lebih banyak dari sumber-sumber Cina. Pada masa
pemerintahan dinasti 646 dan 645 utusan dari negeri Moloyeu (Melayu) membawa hasil
7
Eka Yusnaldi, Kemasyarakatan Materi IPS di MI, Perdana Publishing, Medan, 2019, hlm. 27.
bumi. Pengelanan Cina 1-Tsing kemudian dilaporkan pada abad ke-7 kerajaan tersebut
ditaklukkan oleh sriwijaya. Setelah itu, bebrapa abad tidak ada sedikit laporan tentang
kerjaan tersebut. Nama melayu baru muncul kembali pada abad ke-12 kompilasi kerajaan
Singasari melacarkan ekspedisi. Pemelayu. Melayu masa kejayaan pada pemerintahan raja
Adityawarman, seorang kerabat dari dinasti yang berkuasa di Majapahit. Muncul catatan
pada arca Manjusti di candi Jago, Jawa Timur, mencatat bahwa adityawarman membantu
Gajah Mada menaklukkan Pulau Bali. Setelah itu, nama kerajaan harus tenggelam lagi.

8. Sriwijaya
Kata sriwijaya pertama kali dijumpai di dalam Prasasti Kota Kapur dari pulau
Bangka. Sriwijaya merupakan kerajaan di Sumatera Selatan yang berupusat di
Palembang. Pengetahuan sejarah Sriwijaya baru lahir pada permulaan abad ke-20. Nama
sriwijaya baru di kenal pada tahun 1918.9 Berita-berita Cina banyak yang dipublikasikan.
Sebagai contoh, dalam catatan perjalannya pada tahun 671, scorang biksu Buddha bernama I-
tsing menjelaskan tentang ketiak ia pergi dari Kanton ke India, ia singgah terlebih dahulu di
Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar tatabahasa Sanskerta.10
Mengenai kerajaan Sriwijaya, I-tsing mengatakan bahwa Sriwijaya merupakan kota
berbenteng menyelesaikan tembok. Kota ini merupakan pusat agama Buddha, yang di
tempati kira-kira seribu biksu di bawah bimbingan Sakyakitiri. Selain berita dari Cina,
dikembalikan kerajaan Sriwijaya juga ditegaskan oleh penemuan beberapa prasasti yang
semuanya ditulis dengan Pallawa dalam bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti itu adalah
prasasti Bukit Kedukan, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur, dan Karang Berahi. Pada
tahun 775, Sriwijaya mendidirikan pangkalan di daerah Ligor, Semenangjung Malaya.
Kekuasaaan kerajaan itu meluputi selat Malaka, Selat Karimata, Selat Sunda,
Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, Pantai Timur, Sumatera Utara Pantai Barat Kalimantan,
dan Semenanjung Malaka. Pada masa jayanya Sriwijaya memiliki peran besar dalam
pengembang perdangan, ilmu pengetahuan, dan agama. Kerajaan Sriwijaya mulai
kemunduran sekitar abad ke-10. Hal ini sebagian besar diakibatkan oleh timbulnya
permusuhan dengan kerajaan Colamandala dari India selatan. Pada tahun 1017 dan 1025,
armada laut Rayendracoladewa di bawah pimpinan Raja Colamandala menyerang pelabuhan-
pelabuhan di Selat Malaka yang berada dibawah kekuasaan Sriwijaya. Akibat serangan ini,
8
Bambang Budi Utomo, Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di Sumatera, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Jakarta, 2016, hlm. 53.
9
Slamet Muljana, Sriwijaya, LKis Yogyakarta, Yogyakarta. 2011. hlm. 9.
10
Ibid., hlm. 29.
banyak kapal Sriwijaya yang hancur tenggelam. Bahkan raja Sriwijaya, Sri Sanggrama
Wijaya Tunggawarman berhasil ditawan musuh Kerajaan Sriwijaya makin melemah pada
abad ke-13, saat banyak wilayab lenas dari pengaruh kekuasaannya. Wilayah dibagian utara
semenanjupe Malaya diambil alih oleh Raja Siam. Sementara bagian tenggara Sumatera
direbut oleh raja Kertanegra dari Shingasari. Sejak itu, satu per satu raja bawahan Sriwijaya
melepaskan diri dari pengaruh kerajaan tersebut, Kerajan Sriwijaya lenyap setelah
ditaklukkan kerajaan Majapahit pada abad ke-14.

9. Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada diwilayah aliran sungai Bogowonto,
Progo, Elo dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui dari
prasasti Canggal. Prasasti Berangka tahun 732 M ini menyebutkan bahwa kerajaan itu pada
awalnya dipimpin oleh Sana. Seletah kematiannya, tampuk kekuasaan dipegang oleh
keponakannya, Sanjaya.
Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Panangkaran, berdiri pula sebuah
dinasti baru dijawa Tengah, yaitu dinasti Syailendra yang beragama Buddha. Perkembangan
kekuasaan dinasti tersebut dibagian selatan jawa tengah menggeser kedudukan dinasti
Sanjaya yang beragama Hindu hingga kebagian tengah Jawa Tengah. Akhirnya, untuk
memperkuat kedu- dukan masing-masing, kedua dinasti terscbut sepakat bergabung. Caranya
adalam melalui pernikahan antara Raja Putri Pramuwhardani dari pihak Syailendra dengan
Rakai Pikatan dari saingannya.
Kerajaan Mataram kuno terkenal keunggulannya dalam pembangunan candi Agama
Buddha dan Hindu. Candi yang diperuntukan bagi Agama Buddha antara lain candi
Borobudur yang dibangun oleh Samaratungga dari dinasti Syailendra. Candi Hindu yang
dibangun antara lain candi Rara Jongrang di Prambanan yang dibangun oleh Raja Pikatan.
Pada zaman pemerintahan Raja Rakai Wawa terjadi banyak kekacauan di daerah-daerah yang
berada dibawah Kerajaan Mataran Kuno, sementara ancaman dari luar mengintainya.
Keadaan menjadi semakin buruk setelah kematian sang raja akibat perebutan kekuasaan di
kalangan istana, Akhirnya pengganti Raja Wawa yang bernama Mpu Sindok mengambil
Keputusan untuk memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Disana ia membangun Sebuah dinasti baru yang bernama Isyana.

10. Wangas Warmadewa


Keluarga raja Warmadewa muncul pertama kali pada tahun 914. Hal itu diketahui
dalam prasasti dari sanur yang dikeluarkan oleh Sri Kesariwarmadew yang memiliki keratin
di Singhawdala. Salah seorang pemimpin Kesariwarma- dewa adalah Candrabyasingha
Warmadewa yang pada tahun 962 membangun sebuah telaga pemandian dari sumber yang
ada di diesa Manukraya. Pemandian anfu atera itu adalah thirta empul yang tersedia sekarang
didekat Tampak Siring. Sejak tahun 989, Bali diperintah oleh sang ratu luhur Sri Gunapriya -
Dharmapatni dan Si Si Dharmidayana Warmadewa atau Udayana. Gunapriyadharmapatni
(Mahendrata) adalah anak Makutawang-sawardhana dari Jawa Timur.
Indayana dan Mahendrata memiliki anak sulung beranam Airlangga, yang kemudan
menjadi raja menggatikan Dharnawangsa di Jawa Timur Mereka juga memiliki putera yang
disebut Anak Wangsu yang kemudian memulai di Bali dan bergelar Sri
Dharmawangsawardana. Anak Wangsu tidak memiliki kebebasan, sehingga dengan
meninggalnya Anak Wungsu, pemerintahan Wangsa Warmadewa berakhir pula.

11. Medan Kamulang


Kerajaan medang Kamulan terletak dimuara Sungai Brantas di Jawa Timur.
Kerajaan ini dibangung oleh Mpu Sindok yang sebelumnya memerintah kerajaan Mataram
Kuno di Jawa Tengah. Di tempat barunya Mpu Sindok mendirikan dinasti yang bernama
Isyana. Selat Malaka. Selat Malaka menyebabkan jalur perdagangan laut diwilayah
tersebut. Hal tersebut menyebabakan benturan dengan kerjaan Sriwijaya. Mendukung fatal
bagi Dharmawangsa sendiri. Dalam upayanya untuk mengalahkan Dharmawangsa, Sriwijaya
menjaling hubungan dengan Negara bawahan Medan Kamulan. Yaitu kerajaan Wura-Wuri.
Menurut prasasti Pucang (1016), pasukan Wura-wuri menyerang istana
Dharmawangsa kompilasi sendang menikahkan puterinya dengan Airlangga. Dalam
peristiwa itu Raja Dharmawangsa terbunuh, sementara menantunya berhasil lolos. Prasati ini
juga menceritakan pengembaraan Air-langga yang hidup selama beberapa waktu dengan para
peratapa. Pada tahun 1019, para pendeta Siwa, Brahmana, dan Buddha menobatkannya
sebagai raja dengan gelar Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga. Dengan dukungan para
pemuka agama tersebut, Airlangga berhasil mengambil kekuasaan. Dia kemudian pindah
pusat kekuasaan dari Waton Mas ke Kahuripan.
Pada masa pemerintahan Dharmawangsa (991-1016), Medan meminta Pada
akhirnya pemerintahannya, Airlangga meningkatkan kesulitan untuk menentukan
penggantinya, Maharantri I Hino Wijayatunggadewi menolak naik tahta dan memilih menjadi
pertapa. Akhirnya dengan bantuan Mpu Bharada, Airlangga dibagi dua kerajaannya menjadi
Jenggala dan Panjalu (Kediri).

12. Singasari
Kerjaan Singasari dibuat oleh Ken Arok setelah dia berhasil mengalah- kan Kediri.
Dia kemudian mengambil gelar Sri Rangga Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi dan
membangun sebuah dinasti baru yang disebut dinasti Rajasa. Sejarah Ken Arok sendiri tidak
dikenal karena namanya tidak dikenal dalam prasati.
Dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama, ia disampaikan oleh keluarga biasa
dari Pungkur. Pada masa mudanya hidup sebagai penyamun jadi buronan. Melalui bantuan
seorang pendeta beranama Danghyang Lohgawe, ia kemudian berhasil bekerja pada sayawu
Tumapel bernama Tunggul Ametung. Tertarik oleh istri sang cantik yang bernama Ken
Dedes, Ken Arok kemudian membunuh Tunggul Ametungdengan sebilah keris Mpu
Gandring. Setelah itu, ua menikahi Ken Dedes, yang saat itu sedang mengandung. Cerita
selanjutnya merupakan kisah tragedi. Anuspati, anak yang dikandung Ken Dedes dari
Tunggul Ametung, tahu tragedi yang menimpa pembicaraan. la kemudian membunuh ayah
tirinya itu dengan keris yang telah membunuh ayah kandungnya dan mengambil alih tahta
kerajaan. Pemerintah Anuspati berlangsung selama 21 tahun (1227-1248).
Masa pemerintahannya tidak begitu penting selain ia gemar menyabung ayam, dia
dibunuh oleh Tohjaa, seorang anak Ken Arok dari istri lain yang berkenaan dengan Ken
Uman. Pada saat dipanggil, Tohjaya dibuka oleh Anuspati yang bernama Ranggawuni.
Ranggawuni naik tahta pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana. la merupakan
raja Singasari pertama yang muncul diabadikan dalam prasasti Narasingharmuti. Dalam
kakawin Negarakertagama menjadi Wisnuwardana menobatkan keturunan yang bernama
Kertanegara menjadi raja pada tahun 1254.
Kertanegara merupakan raja terbesar Singasari. Selama pemerintahannya, ia
membuka wilayahnya hingga mencakup wilayah Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Nusantara
bagian timur. Salah satu ekspedisi penaklukannya dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu
yang dikirim pada tahun 1275 untuk menaklukkan Melayu. sementara itu, perlusasan
pengaruh Kemaharajaan Cina-Mongol di bawah Khubilai Khan memengaruhi tantangan
terhadap kekuasaan Kertanegara. Saat sang kaisar mengirim utusan untuk meminta agar
Singasari meminta ke Cina, Kertanegara melukai wajah sang pembawa yang bernama
Mengki. Khubilai Khan murka dan mengirim pasukan untuk menyerang jawa pada tahun
1292 Akan tetapi, keruntuhan Kertanegara ternyata datang dari jurusan lain. Seorang
penguasa Raja-raja Kediri bernama Jayakatwang memberontak terhadap penguasa Singasari
untuk memulihkan kembali kejiri Kendiri yang diruntuhkan oleh leluhur Kertanegara. Dalam
satu serangan, pasukan Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara sambil menantunya
yang beranam Raden Wijaya berhasil lolos. Kematian Kertanegara membuat Singhasari
runtuh.

D. Pengaruh Hindu-Buddha di Nusantara


Perkembangan Hindu-Buddha yang paling nyata dibidang politik yaitu
diperkenalkannya sytem kerajaan. Sebelumnya, kedudukan pemimpin dalam masyarakat
Nusantara adalah orang yang dituakan oleh sesamanya. sesuai dengan system kerajaan yang
berlaku di India, kedudukan pemimpin dalam masyarakat berubah menjadi Mutlak dan turun
temurun berdasarkan hal waris (atau dinasti) yang sesuai dengan peraturan hukum kasta

1. Perubahan dalam Bidang Sosial


Sejalan dengan pengaruh agama Hindu-Buddha, mayarakat Nusantara terbagi menjadi
beberapa golongan sesuai dengan aturan kasta. Akan tetapi system kata yang berlaku di
Nusantara tidaklah seketat di Negara asalnya.
2. Perubahan dalam Bidang Kebudayaan
Pengaruh Hindu-Buddha di bidang kebudayaan terutama berkaitan dengan
penyelenggaraan upacara keagamaan, seperti upacara sesajen, pembuatan relief, dan candi
serta penggunaan Bahasa sanskerta.

E. Warisan Kebudayaan Hindu-Buddha


1. Arsitektur

Arsitektur warisan kebudayaan Hindu-Buddha dapa dilihat dari Stupa dan Candi.
Awalnya stupa dikenal sebagai kuburan kubah atau bukit makan yang sederhana, kemudian
bentuk arsitektur ini menjadi sebagian dari bangunan suci umat Buddha. Pada
perkmbangannya bentuk kubah pada stupa tetap dilestarikan namun dengan makud yang
berbeda, yakni sebagai lambang Nirwana. Stupa lalu menjadi tempat penyimpanan relik yang
dikelilingi oleh teras yang berdinding. Gerbangnya terdapat di empat penjuru mata angin,
biasanya dihiasi dengan gambar-gambar timbul (relief).11

11
Yusnaldi, Eka. 2019. Kemasyarakatan. Medan: Perdana Publishing. Hal 37
Adapun candi merupakan bangunan peninggalan maa lalu yang digunakan untuk
memuliakan orang yang telah meninggal, khusus bagi para raja orang-orang yang telah
meninggal, khususnya bagi para raja dan orang-orang terkemuka. Namun menurut Sukmono
(1973:81) yang dikubur didalamnya bukan mayat atau abu jenazah melainkan bermacam-
macam benda seperti potongan berbagai jenis logam dan batu-batu aki, yang disertai dengan
saji-sajian. Benda-benda tersebut dinamakan dengan pipih, dan dianggap sebagai lambang
zat-zat jasmaniah dari sang Raja yang telah bersatu kembali dengan dewa penitisnya.

Dilihat dari asal-usulnya, kata cando berasal dari salah satu nama untuk Durga
sebagai Dewi Maut, yaitu candika. Sehingga tidak mengherankan candi dihubungkan dengan
orang meninggal. Bentuk candi di maing-masing daerah memiliki perbedaan. Berikut ini
perbedaan umum bentuk candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Langgam Jawa Tengah


1. Bentuk bangunannya tambun
2. Atapnya nyata tidak berundak-undak
3. Puncaknya berbentu ratna atau stupa
4. Giwang atau pintu dan relung berhiaskan kala makara
5. Relienya timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis
6. Letak candinya di tengah halaman
7. Kebnayakan menghadap ke Timur
8. Kebanyakan terbuat dari batu andesit

Langgam Jawa Timur


1. Bentuk bangunannya ramping
2. Atapnya merupakan perpaduan tingkatan
3. Puncaknya berbentuk kubus
4. Makara tidak ada dan pintu serta relung hanya ambang batasnya saja yang diberi kala
5. Reliefnya timbul sedikit saja dan lukisannya simbolis menyerupai wayang kulit
6. Letak candi di bagian belakang halaman
7. Kebanyakan menghadap ke barat
8. Kebanyakan terbuat dari bata
Dilihat dari coraknya candi juga beberapa di tiap daerah. Hal terebut menyebabkan
pengelopokkan candi berdasarkan daerah penemuan. Pengelompokkan itu bisa dilihat dari
keterangan berikut ini.
1. Kelompok candi di Jawa Tengah di bagian Utara umumnya tidak beraturan dan lebih
merupakan gugusan candi yang masing-masng berdiri sendiri.
2. Kelompok candi di Jawa Tengah di bagian Selatan berdiri di tengah dan candi-candi
perwaranya berbaris teratur di sekelilingnya.
3. Kelompok candi di Jawa Timur induknya terletak dibagian belakang halaman candi,
sementara candi prewar dan bangunan-bangunan lainnya terletak didepan.

Beberapa candi di Jawa Tengah Utara adalah Candi Gunung Wukir di dekat Magelan,
berhubungan dengan prasasti Canggal tahun 732 M dan Candi Gedong Songo di Lereng
Gunung Unggaran.

Adapun beberapa candi di Jawa Tengah Selatan adalah Candi Kalasan dekat
Yogyakarta didirikan pada tahun 778, Cand Sari yang terletak di dekat Candi Kalasan, Candi
Borobudur dekat Magelang yang memiliki puncak stupa yang sangat besar dan arca-arca
yang sangat banyak jumlahnya 505, Candi Prambana yang terdiri atas 2 buah Candi induk
dikelilingi lebih kurang 250 buah candi perwara yang tersusun dalam 4 baris.

Sementara itu candi di Jawa Timur adalah Candi Kidal (candi Anusapati), Candi Jago (candi
winuwardhana), candi Singoasari (candi Kertanegara) dekat Malang, Candi Jawi dekat
Prigen, Candi panataran di Blitar.

2. Seni Sastra
Seni sastra peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha ialah tampak dalam
penulisan prasasti, kitab, dan kakawin. Prasasti biasanya ditulis untuk memberikan informasi
sehubungan dengan adanya peringatan, perintah atau keberadaan suatu kerajaan. Pada masa
kerajaan Kutai, informasi itu dipahatkan pada Yupa (tugu batu).
Kitab adaah sebuah karangan tentang kisah, catatan atau laporan suatu peristiwa. 12
Pada masa Hindu-Buddha, kitab ditulis dalam lembaran daun lontar. Isi kitab berupa
rangkaian puisi yang terdiri atas beberapa bait, ditulis dalam Bahasa yang indah. Ungkapan
dalam puisi itu disebut kakawin. Beberapa kitab yang ditulis misalnya, Mahabharata, Arjuna
Wiwaha, Negarakertagama, dan Sutasoma.

12
Yusnaldi, Eka. 2019. Kemasyarakatan. Medan: Perdana Publishing. Hal 39
3. Seni Rupa atau Ukir
Karya seni rupa banyak di jumpai dala bentuk relief yang dipahatkan pada dinding
candi, biasanya berupa gambar dan hiasan serta ada yang merupakan rangkaian cerita atau
kisah orang-orang tertentu. Relief-relief itu antara lain dapat ditemui dalam berbagai candi
seperti Borobudur, Prambanan dan Pantaran. Misalnya, candi-candi di Jawa Tengah terdapat
hiasan gambar pohon. Kebanyakan dari pohon-pohon itu melmbangkan kalpatru atau
parayata, yaitu pohon yang dapat memberi segala apa yang diinginkan dan diminta oleh
manusia, sedangkan berbagai bentuk relie yang melukikan rangkaian cerita, biasanya di
ambil dari kitab-kitab kesusasteraan, seperti Ramayana dan dari kitab keagaamaan seperti
Karmawi bhangga, kunjakarna dan lain-lain.

F. Daerah-Daerah yang dipengaruhi unsur agama Hindu –Buddha


Agama Buddha diperkirakan oleh awal berkembang di Indonesia daripada agama
Hindu. Hal itu didasarkan pada penemuan arca perunggu di sempaga, Sulawesi Selatan. Arca
tersebut bentuknya sama dengan arca Buddha, diduga daerah-daerah di Indonesia yang telah
dipengaruhi unsur Buddha antara lain :
1) Daerah Sempaga, Sulawesi Selatan
2) Daerah Jember, Jawa Timur
3) Daerah Bukit Siguntang, Sumatra Selatan
4) Daerah Kota Bangun, Kalimantan Timur
5) Kerajaan Melayu
6) Kerajaan Sriwijaya
7) Kerajaan Mataram Kuno
8) Kerajaan Singhasari
9) Kerajaaan Majapahit
Sementara itu, pengaruh Hindu diperkirakan muncul di Indonesia sekitar awal abad ke-5.
Daerah-daerah yang dipengaruhinya yaitu :
1) Kerajaan Kutai
2) Kerajaan Tarumenegara
3) Kerajaan Kalingga
4) Kerajaan Kanjuruhan
5) Kerajaaan Mataram Kuno
6) Kerajaaan Kediri
7) Kerajaan Singhasari
8) Kerajaan Majapahit
9) Kerajaan Sunda
10) Kerajaan Bali

Daerah-daerah yang tidak memperoleh pengaruh undur Hindu-Buddha di Indonesia


antara lain Maluku dan sekitarnya, Pulau-pulau di Nusa Tenggara, serta Papua sekitarnya.
Pengaruh Hindu-Buddha tidak masuk ke daerah-daerah tersebut dikarenakan jaraknya yang
jauh dari pesisir (pantai) sehingga sulit dijangkau para musafir (pedagang) yang sebagian
besar melalui laut.13

13
Purawoto,Seri IPS Sejarah, Yudhistira Ghalia Indonesia, Jakarta,2017, hlm:37
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia secara pasti belum diketahui. Tetapi
pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah berkembang di Indonesia. Terdapat
beberapa pendapat atau teori tentang pembawa agama Hindu Budha ke Indonesia. Teori-teori
itu adalah sebagai berikut
a. Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran pengaruh Hindu ke Indonesia
dibawa kaum Brahmana.
b. Teori ksatria, menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia adalah
orang-orang India yang berkasta ksatria. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan
kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama Hindu.
c. Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebar agama Hindu ke Indonesia adalah orang-
orang india yang berkasta Waisya. Para penyebaran pengaruh Hindu itu terdiri atas
para pedagang dari India.
d. Teori Arus Balik, menyatakan bahwa para penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang Indonesia sendiri. Mereka mula-mula diundang atau datang
sendiri ke India untuk belajar Hindu. Setelah mengusai ilmu tentang agama Hindu,
mereka kemudian kembali ke Indonesia dan menyebarkan pengaruh Hindu di
Indonesia.
Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara ialah Kerajaan Kadiri, kerajaan kalingga,
kerajaan Kutai Martadipura, Kerajaan Majapahit, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Melayu,
Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Wangas Warmadewa, Kerajaan
Medan Kamulang, dan Singaari.

B. SARAN
Mungkin inilah yang diwacakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna minimal kami mampu mengimplementasikan. Masih banyak kesalahan
dari penulisan kelompok kami, karena kami punya kekhilafan dan perlu banyak belajar
lagi.Dan kami juga butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk kami belajar
menjadi lebih baik dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kartodirjo, Sartono..1977.Sejarah nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.
Misati, Wari.2011.Kerajaan-kerajaan di Nusantara.Jakarta:Be Champion.
Muljana, Slamet.2011. Sriwijaya. Yogyakarta:LKis Yogyakarta.
Purawoto.2017.Seri IPS Sejarah.Jakarta:Yudhistira Ghalia Indonesia.
Sudrajat.2012.Sejarah Indonesia masa Hindu Budha.Yogyakarta.
Tanudirjo, Daud Aris..2012.Indonesia dalam arus sejarah.Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.
Utomo, Bambang Budi.2016.Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di Sumatera. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan.
Yusnaldi, Eka.2019.Kemasyarakatan Materi IPS di MI.Medan:Perdana Publishing.

Anda mungkin juga menyukai