Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SEJARAH HINDU BUDAH DI SULAWESI TENGAH

Disusun Oleh:

Fatma

A31121013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama senantiasa kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga kami

dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan pada

teknis penulisan maupun materi.Untuk kritik dan saran dari semua pihak sangat

penyusun harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Penyusun sangat berharap

semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan serta bermanfaat

bagi pembaca.

Palu, 31 Juli 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Sejarah Hindu Budha............................................................................................3

B. Penyebaran Agama Hindu Budha.........................................................................5

C. Kerajaan Hindu Budha..........................................................................................6

D. Pengaruh Hindu Budha.........................................................................................14

BAB III PENUTUP..................................................................................................15

A. Kesimpulan............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama Hindu Buddha merupakan satu rumpun agama dan berasal dari

daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual

keagamaan yang terkandung dalam kedua agama ini memiliki beberapa

persamaan, diantaranya ialah menjadi agama tertua di Sulawesi Tengah. Namun

meskipun memiliki beberapa kesamaan kedua tetaplah berbeda karena keduanya

adalah dua agama yang berbeda dan berdiri masing-masing dengan

pandangan serta ajaran teologinya sendiri.

Hindu dan Buddha bukanlah merupakan sekte atau aliran dari satu

agama yang sama meskipun pada dasarnya agama Buddha muncul sebagai

reaksi terhadap ajaran agama Hindu, namun agama Buddha nampaknya hanya

menyerap sebagian dan kemudian mengembangkannya menjadi ajarannya sendiri

yang berbeda dengan agama Hindu. Hal ini mungkin karena baik saat

kemunculannya maupun saat agama Buddha berkembang, ajaran agama

Buddha banyak menerima pengaruh dari luar seperti ajaran filsafat, budaya,

perkembangan serta kemajuan masyarakat, perubahan dalam pola berfikir

dalam memahami berbagai fenomena dimasyarakat dan banyak lagi faktor

lainnya sehingga agama Buddha menjadi sosoknya sendiri yang berbeda dari

Hindu yang merupakan akar atau cikal bakal lahirnya agama ini. Sehingga

keduanya baik agama Hindu maupun Buddha memiliki beberapa perbedaan

yang cukup besar.

1
Para sejarawan juga masih memperdebatkan mengenai waktu yang tepat

‘kapan’ periode Hindu-Budha ini muncul dan musnah, karena bukti sejarah

terkait proses ini masih samar-samar. Hal lain yang masih disangsikan adalah

mengenai pembentukan kebudayaan masyarakat Sulawesi Tengah. Apakah

kebudayaan tersebut lahir dari agama Hindu-Budddha, ataukah agama Hindu-

Budha-lah yang konsepnya menyesuaikan dengan kebudayaan masyarakat yang

sudah ada sejak masa prasejarah.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Hindu dan Buddha?

2. Bagaimana penyebaran Hinddu-Buddha?

3. Bagaimana kerajaan Hindu-Buddha?

4. Bagaimana pengaruh Hindu-buddha?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah Hindu dan Buddha

2. Untuk mengetahui penyebaran Hinddu-Buddha

3. Untuk mengetahui kerajaan Hindu-Buddha

4. Untuk mengetahui pengaruh Hindu-buddha

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Hindu Budha

Seperti yang diketahui bersama sebenarnya agama Hindhu dan Budha

adalah dua agama besar dan muncul hampir bersamaan pada abad ke-6 SM. Dan

pertama kali kedua agama ini muncul di India. Jika dilihat dari banyak aspek,

sebenarnya ada beberapa perbedaan antara agama Hindu dan Budha. Beberapa

perbedaannya bisa dilihat dari bentuk pengakuannya, aal-usulnya, keyakinan

akan dewa, kepercayaannya pada rei karnasi, sistem kasta dan juga proses dalam

pelaksanaan korbannya yang juga cukup berbeda.

Hindu Budha

Kasta dalam ajaran agama Hindhu Tidak ada

setidaknya ada lima kasta

pembeda

Tradisi lokal bersama Masuknya Hindhu dalam Budaya lokal juga bisa

dengan lingkungan satu Negara sebenarnya menyatu dengan sangat

tidak mempengaruhinya, baik bersama dengan

justru bisa menyatu dengan ajaran yang dibawa dari

baik Budha

Istilah dan Bahasa dalam Bahasa dan istilah yang Bahasa dan istilah yang

kitab yang digunakan digunakan berdasarkan digunakan berdasarkan

Bahasa sanskerta dari Bahasa prakrit

Perbedaan kitab yang Beberapa kitab yang dikenal Untuk budha adalah kitab

3
menjadi panutannya sebagai panutannya adalah Tripitaka yang mana

Reg Veda, Yajur Veda, terdiri dari Sutta Pitaka,

sama Veda dan Atharva Vinaya Pitaka dan

Veda Abhidharma Pitaka

1. Sejarah Agama Hindu

Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, di India telah berkembang

kebudayaan besar di Lembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah

tersebut adalah ditemukannya dua kota kuno yakni di Mohenjodaro dan Harappa.

Pengembang dua pusat kebudayaan tersebut adalah bangsa Dravida. Pada

sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia Tengah ke Lembah

Sungai Indus. Bangsa Arya datang ke India dengan membawa pengaruh tulisan,

bahasa, teknologi, dan juga kepercayaan. Kepercayaan bangsa Arya yang dibawa

adalah Veda (Weda) yang setelah sampai di India melahirkan agama Hindu.

Lahirnya agama Hindu ini merupakan bentuk percampuran kepercayaan antara

bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Agama Hindu bersifat politeisme, yaitu

percaya kepada beberapa dewa. Tiga dewa utama yang dipuja oleh masyarakat

Hindu adalah Dewa Brahmana (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung),

dan Dewa Syiwa (dewa pembinasa). Ketiga dewa itu dikenal dengan sebutan

Trimurti.

2. Sejarah Agama Buddha

Agama Buddha muncul sekitar tahu 500 SM. Pada masa tersebut di India

berkembang kerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar, salah satunya dinasti

4
Maurya. Dinasti ini mempunyai raja yang sangat terkenal yakni Raja Ashoka

Kemunculan agama Buddha tidak dapat dilepaskan dari tokoh Sidharta Gautama.

Sidharta adalah putra raja Suddhodana dari Kerajaan Kapilawastu. Ajaran

Buddha memang diajarkan oleh Sidhrata Gautama, sehingga beliau lebih dikenal

dengan Buddha Gautama.

B. Penyebaran Agama Hindu-Buddha

Masuknya agama Hindu Buddha ke Sulawesi Tengah secara pasti belum

diketahui. Tetapi pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah

berkembang di Sulawesi Tengah. Hal ini dibuktikan dengan penemuan prasasti

pada Yupa di Kalimantan Timur. Prasasti tersebut menunjukkan bahwa telah

berkembang kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dengan adanya kerajaan pada

tahun 400 M, berarti agama Hindu Budha masuk ke Sulawesi Tengah sebelum

tahun tersebut.

1. Penyebaran Agama Buddha

Agama Budha masuk ke Sulawesi Tengah dibawa oleh para pendeta

didukung dengan adanya misi Dharmadhuta, kitab suci agama Buddha ditulis

dalam bahasa rakyat sehari-hari, serta dalam agama Buddha tidak mengenal

sistem kasta. Para pendeta Buddha masuk ke Sulawesi Tengah melalui 2 jalur

lalu lintas pelayaran dan perdagangan, yaitu melalui jalan daratan dan lautan.

Jalan darat ditempuh lewat Tibet lalu masuk ke Cina bagian Barat disebut Jalur

Sutra, sedangkan jika menempuh jalur laut, persebaran agama Buddha sampai ke

Cina melalui Asia Tenggara. Selanjutnya sampai ke Indonesia mereka akhirnya

5
bertemu dengan raja dan keluarganya serta mulai mengajarkan ajaran agama

Budha, pada akhirnya terbentuk jemaat kaum Buddha.

2. Penyebaran Agama Hindu

Para pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama Hindu dan

melalui jalur perdagangan akhirnya sampai di Sulawesi Tengah. Selanjutnya

mereka akan menemui penguasa lokal (kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut

tertarik dengan ajaran Hindu maka para pendeta bisa langsung mengajarkan dan

menyebarkannya.

C. Kerajaan Hindu-Buddha

1. Kerajaan Kadiri

Kerajaan Kadiri atau Kerajaan Panjalu adalah sebuah kerajaan yang

terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota

Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. Daha merupakan singkatan

dari Dahanapura, yang berarti kota api, Pada akhir November 1042, Airlangga

menyetujui membelah wilayah kerajaannya menjadi dua karena kedua putranya

bersaing memperebutkan takhta, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji

Garasakan. Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bemama Panjalu yang

berpusat di kota baru, yaitu Daha, sedangkan Mapanji Garasakan mendapatkan

kerajaan timur benama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.

Sebelum dibelah menjadi dua, nama asli kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah

bernama Panjalu yang berpusat di Daha Karena itu, Kerajaan Janggala lahir

sebagai pecahan dari Panjalu. Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu lebih

sering digunakan dibandingkan nama Kadiri. Kerajaan Panjalu atau Kadiri tidak

6
diketahui lebih besar dari Prasasti Turun Hyang II (1044) yang diterbitkan

Kerajaan Janggala hanya memberitakan perang saudara antara kerajaan

sepeninggal Airlangga. Sejarah Kerajaan Panjalu mulai dikenal dengan adanya

prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri

Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya yang sudah diketahul.

2. Kerajaan Kalingga

Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah sekarang.

Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan dibelinya diketahul dari sumber-

sumber Tiongkok. Kerajaan ini permah diperintah oleh Ratu Shima yang

diketahui memiliki peraturan, yaitu barang siapa yang akan dipindahkan

disetujui. Putri Maharani Shima, yaitu Parwati, menikah dengan Putra mahkota

Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak. Mandiminyak kemudian menjadi

raja ke-2 Kerajaan Galuh. Sementara Maharani Shima memiliki cucu yang

bernama Sanaya. Sanaya menikah dengan raja ke-3 dari Kerajaan Galuh, yaitu

Bratasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak bernama Sanjaya yang

kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).

Setelah Maharani Shima wafat tahun 732 M, Sanjaya melanjutkannya dan

menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bhumi Mataram.

Perkembangan selanjutnya, Sanjaya mulai Dinasti atau Wangsa Sanjaya di

Kerajaan Mataram Kuno Kekuasaan di Jawa Barat disampaikan kepada putranya

dari Tejakencana, yaitu Tamperan Bamrmawijaya alias Rakeyan Panaraban

Selanjutnya Raja Sanjaya menerimali Sudiwara, puteri Dewasinga yang disebut

7
Raja Kalingga Selatan atau Bhumi Sambara. Raja Sanjaya memiliki putra

bemama Rakai Panangkaran.

3. Kerajaan Kutai Martadipura

Kutai Martadipura merupakan kerajaan Hindu yang menerima nusantara

dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Sungai Mahakam di Muara

Kaman, Kalimantan Timur. Nama Kutai diberikan para ahli karena lebih banyak

informasi tentang sumber sejarah kerajaan ini. Informasi yang diperoleh dari

yupa (tugu) dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh

yupa yang menjadi sumber utama sejarah Kerajaan Kutai. Raja Kerajaan Kutai

saat itu adalah Mulawarman. Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu

Kudungga. Kudungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang

datang ke Indonesia. Sementara yang diharapkan sebagai Aswawarman mungkin

raja pertama Kerajaan Kutai dan diberi gelar Wangsakerta (pembentuk

keluarga). Aswawaman memiliki tiga Putra yang salah satunya adalah

Mulawarman. Saat Mulawarman berkuasa.

Kerajaan Kutai diperbaiki masa keemasan. Wilayah yang paling luas di

Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai berakhir saat Maharaja Dharma Setia yang

berkuasa saat itu dibatalkan dalam peperangan dengan Aji Pangeran Anum Panji

Mendapa (Raja Kutai Kartanegara ke-13).

4. Kerajaan Majapahit

Majapahit adalah kerajaan kuno yang berdiri sekitar tahun 1293. Puncak

kejayaan Majapahit terjadi pada masa Hayam Wuruk berkuasa dari tahun 1350-

1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lain di Semenanjung Malaya,

8
Kalimantan, Sumatra, Bali, dan Filipina. Kerajaan ini juga merupakan kerajaan

Hindu terakhir di Semenanjung Malaya. Berdirinya Majapahit berawal sejak

Sriwijaya diusir dari Jawa oleh Singhasari, lalu Singhasari menjadi kerajaan

terkuat. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di

Tiongkok dan mengirim utusan bernama Meng Chi ke Singhasari untuk meminta

upeti. Kertanagara sebagai Raja Singhasari terakhir menolak membayar upeti.

Bahkan ia mempermalukan perundingan Kubilai Khan dengan perusakan dan

pemotongan telinganya. Kubilai Khan marah dan menginmkan ekspedisi besar

ke Jawa tahun 1293.

5. Kutai

Bukti pertama adanaya pengaruh Hindu di Nusantara diperoleh di daerah

Kutai, Kalimantan Timur. Bukti itu terdiri dari tujuh buah prasasti berbentuk

yupa, yang digunakan sebagai tiang tempat menambatkan hewan kurban. Yupa

ditulis dalam huruf pallawa dan bahasa Sankerta. Dari bentuk huruf yang

dipakai, para ahli memperkirakan bahwa prasasti itu dibuat kira-kira pada abad

ke-5 Masehi. Dari prasasti tersebut diperoleh informasi tentang adanaya sebuah

kerajaan Hindu yang bernama Kutai di hulu sungai Mahakam.

Disebutkan sebagai pemilik kerajaan yang bernama Kudungga, yang dari

namanya dapat dipastikan sebagai nama Hindu, namun asli Nusantara. Pengaruh

Hindu mulai terlihat jelas pada penggatinya yang mengambil yang diambil dari

kata Vamsakarta atau pembentuk keluarga (dinasti).

6. Tarumanegara

9
Kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat dan kedua di Nusantara adalah

Tarumanegara. Kerajaan yang terletak di antara sungai Cisadane dan Sungai

Citarum ini diperkirakan muncul pada abad ke-5 M. Bukti-bukti tentang kerjaan

ini diperoleh dari catatan para pengelana bernama To-lo-mo (Tarumanegara)

yang ditemuinya dengan kompilasi besar-besaran di Jawa. Berita Cina Lainnya

dari pemerintah dinasti Tang dan Sung yang membahas tentang kerajaan tersebut

Selain itu, ada juga bukti-bukti yang memuat tujuh buah prasasti yang disajikan

tentang kerajaan tersebut. Ditemukan lima prasasti-prasasti yang ditemukan di

Bogor dan dikenal sebagai prasasti Ciarateun, Kebun Kopi, Jambu, Pasri Awi dan

Muara Cianten, sedangkan dua lainnya ditemukan di Jakarta dan lebak, masing-

masing disebt prasasti Tugu dan Muncul.

7. Melayu

Melayu merupakan salah satu kerajaan terkuat di Nusantara. Banyak ahli

sejarah yang memperkirakan kerjaan ini terletak di daerah Sungai Batanghari,

Jambi. Hal ini ditimbulkan karena banyaknya peninggalan kuno seperti candi

dan arca yang ditemukan di sana. Keberadaan kerajaan tesebut lebih banyak dari

sumber-sumber Cina. Pada masa pemerintahan dinasti 646 dan 645 utusan dari

negeri Moloyeu (Melayu) membawa hasil bumi. Pengelanan Cina 1-Tsing

kemudian dilaporkan pada abad ke-7 kerajaan tersebut ditaklukkan oleh

sriwijaya. Setelah itu, bebrapa abad tidak ada sedikit laporan tentang kerjaan

tersebut. Nama melayu baru muncul kembali pada abad ke-12 kompilasi

kerajaan Singasari melacarkan ekspedisi. Pemelayu.

8. Sriwijaya

10
Kata sriwijaya pertama kali dijumpai di dalam Prasasti Kota Kapur dari

pulau Bangka. Sriwijaya merupakan kerajaan di Sumatera Selatan yang

berupusat di Palembang. Pengetahuan sejarah Sriwijaya baru lahir pada

permulaan abad ke-20. Nama sriwijaya baru di kenal pada tahun 1918. Berita-

berita Cina banyak yang dipublikasikan. Sebagai contoh, dalam catatan

perjalannya pada tahun 671, scorang biksu Buddha bernama I-tsing menjelaskan

tentang ketiak ia pergi dari Kanton ke India, ia singgah terlebih dahulu di

Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar tatabahasa Sanskerta.

Mengenai kerajaan Sriwijaya, I-tsing mengatakan bahwa Sriwijaya

merupakan kota berbenteng menyelesaikan tembok. Kota ini merupakan pusat

agama Buddha, yang di tempati kira-kira seribu biksu di bawah bimbingan

Sakyakitiri. Selain berita dari Cina, dikembalikan kerajaan Sriwijaya juga

ditegaskan oleh penemuan beberapa prasasti yang semuanya ditulis dengan

Pallawa dalam bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti itu adalah prasasti Bukit

Kedukan, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur, dan Karang Berahi. Pada tahun

775, Sriwijaya mendidirikan pangkalan di daerah Ligor, Semenangjung Malaya.

9. Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada diwilayah aliran sungai

Bogowonto, Progo, Elo dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan

kerajaan ini dapat diketahui dari prasasti Canggal. Prasasti Berangka tahun 732 M

ini menyebutkan bahwa kerajaan itu pada awalnya dipimpin oleh Sana. Seletah

kematiannya, tampuk kekuasaan dipegang oleh keponakannya, Sanjaya.

11
Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Panangkaran, berdiri pula

sebuah dinasti baru dijawa Tengah, yaitu dinasti Syailendra yang beragama

Buddha. Perkembangan kekuasaan dinasti tersebut dibagian selatan jawa tengah

menggeser kedudukan dinasti Sanjaya yang beragama Hindu hingga kebagian

tengah Jawa Tengah. Akhirnya, untuk memperkuat kedu- dukan masing-masing,

kedua dinasti terscbut sepakat bergabung. Caranya adalam melalui pernikahan

antara Raja Putri Pramuwhardani dari pihak Syailendra dengan Rakai Pikatan

dari saingannya.

10. Wangas Warmadewa

Keluarga raja Warmadewa muncul pertama kali pada tahun 914. Hal itu

diketahui dalam prasasti dari sanur yang dikeluarkan oleh Sri Kesariwarmadew

yang memiliki keratin di Singhawdala. Salah seorang pemimpin Kesariwarma-

dewa adalah Candrabyasingha Warmadewa yang pada tahun 962 membangun

sebuah telaga pemandian dari sumber yang ada di diesa Manukraya. Pemandian

anfu atera itu adalah thirta empul yang tersedia sekarang didekat Tampak Siring.

Sejak tahun 989, Bali diperintah oleh sang ratu luhur Sri Gunapriya -

Dharmapatni dan Si Si Dharmidayana Warmadewa atau Udayana.

Gunapriyadharmapatni (Mahendrata) adalah anak Makutawang-sawardhana dari

Jawa Timur.

11. Medan Kamulang

Kerajaan medang Kamulan terletak dimuara Sungai Brantas di Jawa

Timur. Kerajaan ini dibangung oleh Mpu Sindok yang sebelumnya memerintah

kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Di tempat barunya Mpu Sindok

12
mendirikan dinasti yang bernama Isyana. Selat Malaka. Selat Malaka

menyebabkan jalur perdagangan laut diwilayah tersebut. Hal tersebut

menyebabakan benturan dengan kerjaan Sriwijaya. Mendukung fatal bagi

Dharmawangsa sendiri. Dalam upayanya untuk mengalahkan Dharmawangsa,

Sriwijaya menjaling hubungan dengan Negara bawahan Medan Kamulan. Yaitu

kerajaan Wura-Wuri.

12. Singasari

Kerjaan Singasari dibuat oleh Ken Arok setelah dia berhasil mengalah-

kan Kediri. Dia kemudian mengambil gelar Sri Rangga Ranggah Rajasa Sang

Amurwabhumi dan membangun sebuah dinasti baru yang disebut dinasti Rajasa.

Sejarah Ken Arok sendiri tidak dikenal karena namanya tidak dikenal dalam

prasati.

Dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama, ia disampaikan oleh

keluarga biasa dari Pungkur. Pada masa mudanya hidup sebagai penyamun jadi

buronan. Melalui bantuan seorang pendeta beranama Danghyang Lohgawe, ia

kemudian berhasil bekerja pada sayawu Tumapel bernama Tunggul Ametung.

Tertarik oleh istri sang cantik yang bernama Ken Dedes, Ken Arok kemudian

membunuh Tunggul Ametungdengan sebilah keris Mpu Gandring. Setelah itu,

ua menikahi Ken Dedes, yang saat itu sedang mengandung. Cerita selanjutnya

merupakan kisah tragedi. Anuspati, anak yang dikandung Ken Dedes dari

Tunggul Ametung, tahu tragedi yang menimpa pembicaraan. la kemudian

membunuh ayah tirinya itu dengan keris yang telah membunuh ayah kandungnya

13
dan mengambil alih tahta kerajaan. Pemerintah Anuspati berlangsung selama 21

tahun (1227-1248).

D. Pengaruh Hindu-Buddha

Perkembangan Hindu-Buddha yang paling nyata dibidang politik yaitu

diperkenalkannya sytem kerajaan. Sebelumnya, kedudukan pemimpin dalam

masyarakat adalah orang yang dituakan oleh sesamanya. sesuai dengan system

kerajaan yang berlaku di India, kedudukan pemimpin dalam masyarakat berubah

menjadi Mutlak dan turun temurun berdasarkan hal waris (atau dinasti) yang

sesuai dengan peraturan hukum kasta

1. Perubahan dalam Bidang Sosial

Sejalan dengan pengaruh agama Hindu-Buddha, mayarakat terbagi

menjadi beberapa golongan sesuai dengan aturan kasta. Akan tetapi system kata

yang berlaku tidaklah seketat di Negara asalnya.

2. Perubahan dalam Bidang Kebudayaan

Pengaruh Hindu-Buddha di bidang kebudayaan terutama berkaitan

dengan penyelenggaraan upacara keagamaan, seperti upacara sesajen, pembuatan

relief, dan candi serta penggunaan Bahasa sanskerta.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masuknya agama Hindu Buddha ke Sulawesi Tengah secara pasti belum

diketahui. Tetapi pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah

berkembang di Sulawesi Tengah. Terdapat beberapa pendapat atau teori tentang

pembawa agama Hindu Budha. Teori-teori itu adalah sebagai berikut

a. Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran pengaruh Hindu ke

Sulawesi Tengah dibawa kaum Brahmana.

b. Teori ksatria, menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu ke Sulawesi

Tengah adalah orang-orang India yang berkasta ksatria. Di Sulawesi Tengah

mereka kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama

Hindu.

c. Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebar agama Hindu ke Sulawesi

Tengah adalah orang-orang india yang berkasta Waisya. Para penyebaran

pengaruh Hindu itu terdiri atas para pedagang dari India.

d. Teori Arus Balik, menyatakan bahwa para penyebar pengaruh Hindu ke

Sulawesi Tengah adalah orang-orang Sulawesi Tengah sendiri. Mereka

mula-mula diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar Hindu.

Setelah mengusai ilmu tentang agama Hindu, mereka kemudian kembali ke

Sulawesi Tengah dan menyebarkan pengaruh Hindu di Sulawesi Tengah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kartodirjo, Sartono..1977.Sejarah nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Misati, Wari.2011.Kerajaan-kerajaan di Nusantara.Jakarta:Be Champion.

Muljana, Slamet.2011. Sriwijaya. Yogyakarta:LKis Yogyakarta.

Purawoto.2017.Seri IPS Sejarah.Jakarta:Yudhistira Ghalia Indonesia.

Sudrajat.2012.Sejarah Indonesia masa Hindu Budha.Yogyakarta.

Tanudirjo, Daud Aris..2012.Indonesia dalam arus sejarah.Jakarta: Ichtiar Baru

van Hoeve.

Utomo, Bambang Budi.2016.Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di

Sumatera. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.

Yusnaldi, Eka.2019.Kemasyarakatan Materi IPS di MI.Medan:Perdana

Publishing.

16

Anda mungkin juga menyukai