Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ZAMAN KERAJAAN HINDU-BUDHA


Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan
Dosen Pengampu : Priyono, M.Pd

OLEH KELOMPOK 1:

1. Ahmad Zainuri
2. Angga Edin Kurniawan
3. Lita Shikdiyatus Sholehah
4. Adetia Kurniawan
5. Moh. Ibnu Fakrur
6. Muhammad Rizkillah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya.Dalam makalah ini kami membahas
tentang Sejarah Kebudayaan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Priyono selaku dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Kebudayaan yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum
diketahui .Maka dari itu,mohon kritik dan Saran kepada teman-teman maupun
dosen demi tercapainya makalah yang baik dan benar.Sekian terima kasih.

Gumukmas, 17 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3
A. Sejarah Hindu dan Budha..............................................................3
B. Penyebaran Agama Hindu-Budha di Nusantara............................5
C. Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia.............................................8
D. Pengaruh Hindu-Budha di Nusantara............................................18
BAB III PENUTUP...................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................21

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Hindu-Budha merupakan satu rumpun agama dan berasal yang
sama,yaitu India.Sehingga memiliki corak,budaya serta ritual keagamaan yang
terkandung dalam kedua agama ini memiliki beberapa beberapa
persamaan,diantaranya ialah menjadi agama tertua diIndonesia.Namun meskipun
memiliki beberapa kesamaan kedua tetaplah berbeda dan berdiri masing-masing
dengan pandangan serta ajaran teologinya sendiri.Hindu-Budha bukanlah
merupakan sekte atau aliran dari satu agama yang sama meskipun pada dasarnya
agama Budha muncul sebagai reaksi terhadap ajaran agama Hindu,namun agama
Budha nampaknya hanya menyerap sebagian dan kemudian mengembangkannya
menjadi ajarannya sendiri yang berbeda dengan agama Hindu.Hal ini mungkin
karena baik saat kemunculannya maupun saat agama Budha berkembang,ajaran
agama Budha banyak menerima pengaruh dari luar seperti ajaran filsafat,budaya,
Perkembangan serta kemajuan masyarakat,perubahan dalam pola fikir dalam
memahami berbagai fenomena dimasyarakat dan banyak lagi faktor lainnya
sehingga agama Budha menjadi sosoknya sendiri yang berbeda dari Hindu yang
merupakan akar atau cikal bakal lahirnya agama ini.Sehingga keduanya baik
agama Hindu-Budha memiliki beberapa perbedaan yang cukup besar.
Periode Hindu-Budha bahkan dijadikan masa tersendiri dalam kajian
sejarah Indonesia.Hal ini karena sumbangan dari periode ini sangatlah besar
terhadap perjalanan sejarah indonesia.Misalnya mengenai pembentukan
kebudayaan,konsep kepercayaan monotheis dan lain-lain.Walaupun begitu,tidak
semua sejarawan yang menulis tentang sejarah Indonesia menceritakan masa ini
secara rinci.Hal ini tak terlepas dari teori-teori mengenai proses masuknya Hindu-
Budha ke Indonesia yang masih menjadi kontroversial.Para sejarawan juga masih
memperdebatkan mengenai waktu yang tepat `kapan`periode Hindu-Budha ini
muncul dan musnah,karena bukti sejarah terkait ini masih samar-samar.Hal ini

iv
yang masih diasingkan adalah mengenai pembentukan kebudayaan masyarakat
Indonesia.Apakah kebudayaan tersebut lahir dari agama Hindu-Budha ataukah
agama Hindu-Budha lah yang konsepnya menyesuaikan dengan kebudayaan
masyarakat yang sudah ada sejak masa prasejarah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Hindu-Budha?
2. Bagaimana penyebaran Hindu-Budha di Nusantara?
3. Bagaimana kerajaan Hindu-Budha di Nusantara?
4. Bagaimana pengaruh Hindu-Budha di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah Hindu-Budha.
2. Mengetahui penyebaran Hindu-Budha di Nusantara.
3. Mengetahui kerajaan Hindu-Budha di Nusantara.
4. Mengetahui pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Hindu dan Budha
Seperti yang diketahui bersama sebenarnya agama Hindu-Budha adalah
dua agama besar dan muncul hampir bersamaan pada abad ke 6M.Dan pertama
kali agama ini muncul di India.Jika dilihat dari berbagai aspek,sebenarnya ada
beberapa perbedaan antara agama Hindu dan Budha.Beberapa perbedaan dilihat
dari bentuk pengakuannya,asal usulnya,keyakinan akan dewa,kepercayaang pada
reikarnasi,sistem kasta dan juga proses pelaksanaan korbannya yang cukup
berbeda.

Hindu Budha
Kasta Dalam ajaran agama Tidak ada
Hindhu setidaknya ada
lima kasta pembeda
Tradisi lokal bersama Masuknya Hindhu dalam Budaya lokal juga bisa
lingkungan satu Negara sebenarnya menyatu dengan sangat
tidak mempengaruhinya, baik bersama dengan
justru bisa menyatu ajaran yang dibawa dari
dengan baik Budha
Istilah dan Bahasa dalam Bahasa dan istilah yang Bahasa dan istilah yang
kitab yang digunakan digunakan berdasarkan digunakan berdasarkan
Bahasa sanskerta dari Bahasa prakrit
Perbedaan kitab yang Beberapa kitab yang Untuk budha adalah
menjadi panutannya dikenal sebagai kitab Tripitaka yang
panutannya adalah Reg mana terdiri dari Sutta
Veda, Yajur Veda, sama Pitaka, Vinaya Pitaka
Veda dan Atharva Veda dan Abhidharma Pitaka

1. Sejarah Agama Budha

vi
Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, di India telah berkembang
kebudayaan besar di Lembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah
tersebut adalah ditemukannya dua kota kuno yakni di Mohenjodaro dan Harappa.
Pengembang dua pusat kebudayaan tersebut adalah bangsa Dravida. Pada
sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia Tengah ke Lembah
Sungai Indus. Bangsa Arya datang ke India dengan membawa pengaruh tulisan,
bahasa, teknologi, dan juga kepercayaan. Kepercayaan bangsa Arya yang dibawa
adalah Veda (Weda) yang setelah sampai di India melahirkan agama Hindu.
Lahirnya agama Hindu ini merupakan bentuk percampuran kepercayaan antara
bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Agama Hindu bersifat politeisme, yaitu
percaya kepada beberapa dewa. Tiga dewa utama yang dipuja oleh masyarakat
Hindu adalah Dewa Brahmana (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung),
dan Dewa Syiwa (dewa pembinasa). Ketiga dewa itu dikenal dengan sebutan
Trimurti.
Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Kitab Weda ini terdiri atas empat bagian,
yaitu:
1. Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa
2. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci;
3. Yazur-Weda, berisi mantra-mantra; dan
4. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan.
Disamping kitab Weda, ada juga kitab Brahmana dan Upanisad.
Masyarakat Hindu terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta. Kasta-kasta
tersebut adalah kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan kasta Sudra. Di
luar itu masih ada golongan masyarakat yang tidak termasuk dalam kasta, yaitu
mereka yang masuk dalam kelompok Paria. Kasta Brahmana merupakan kasta
tertinggi. Kaum Brahmana bertugas menjalankan upacara-upacara keagamaan.
Kasta Ksatria merupakan kasta yang bertugas menjalankan pemerintahan.
Golongan raja, bangsawan dan prajurit masuk dalam kelompok kasta Kstaria ini.
Kasta Waisya merupakan kasta dari rakyat biasa, yaitu para petani dan pedagang.
Adapun kasta Sudra adalah kasta dari golongan hamba sahaya atau para budak.
Sementara itu golongan Paria merupakan golongan yang tidak diterima dalam
kasta masyarakat Hindu.

vii
2.Sejarah Agama Budha
Agama Buddha muncul sekitar tahu 500 SM. Pada masa tersebut di
India berkembang kerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar, salah satunya
dinasti Maurya. Dinasti ini mempunyai raja yang sangat terkenal yakni Raja
Ashoka Kemunculan agama Buddha tidak dapat dilepaskan dari tokoh Sidharta
Gautama. Sidharta adalah putra raja Suddhodana dari Kerajaan Kapilawastu.
Ajaran Buddha memang diajarkan oleh Sidhrata Gautama, sehingga beliau lebih
dikenal dengan Buddha Gautama. Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka,
yang artinya tiga keranjang. Kitab ini terdiri atas;
a. Vinayapitaka yang berisi aturan-aturan hidup,
b. Suttapitaka yang berisi pokok-pokok atau dasar memberi pelajaran,
dan
c. Abdidharmapitakayang berisi falsafah agama.
Setiap penganut budha dituntut menjalankan Tridarma (tiga kebaktian):
1) Saya berlindung terhadap Budha
2) Saya belndung terhadap Dharma
3) Saya berlindung terhadap Sanggha

Terdapat empat tempat utama yang dianggap suci oleh umat Buddha.
Tempat-tempat suci tersebut memiliki hubungan dengan Sidharta. Keempat
tempat tersebut adalah Taman Lumbini, Bodh Gaya, Benares, dan Kusinegara.
Taman Lumbini terletak di daerah Kapilawastu, yaitu tempat kelahiran Sidharta.
Bodh Gaya adalah tempat Shidarta menerima penerangan agung. Benares adalah
tempat Sidharta pertama kali menyampaikan ajarannya. Kusinegara, adalah
tempat wafatnya Sidharta.Hari Raya Umat Buddha adalah hari raya Waisyak. Hari
raya ini dimeriahkan untuk memperingati Peristiwa kelahiran, menerima
penerangan agung, dan kematian Sidharta yang terjadi pada tanggal yang
bersamaan, yaitu waktu bulan purnama di bulan Mei.
B. Penyebaran Agama Hindu-Budha di Nusantara
Masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia secara pasti belum
diketahui. Tetapi pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah
berkembang di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan prasasti pada

viii
Yupa di Kalimantan Timur. Prasasti tersebut menunjukkan bahwa telah
berkembang kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dengan adanya kerajaan pada
tahun 400 M, berarti agama Hindu Budha masuk ke Indonesia sebelum tahun
tersebut.
Terdapat beberapa pendapat atau teori tentang pembawa agama Hindu Budha ke
Indonesia. Teori-teori itu adalah sebagai berikut:
a. Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran pengaruh Hindu ke
Indonesia dibawa kaum Brahmana.
b. Teori ksatria, menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang India yang berkasta ksatria. Di Indonesia mereka
kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama Hindu.
c. Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebar agama Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang india yang berkasta Waisya. Para penyebaran
pengaruh Hindu itu terdiri atas para pedagang dari India.
d. Teori Arus Balik, menyatakan bahwa para penyebar pengaruh Hindu ke
Indonesia adalah orang-orang Indonesia sendiri. Mereka mula-mula
diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar Hindu. Setelah
mengusai ilmu tentang agama Hindu, mereka kemudian kembali ke
Indonesia dan menyebarkan pengaruh Hindu di Indonesia.
Keempat teori tentang penyebaran agama Hindu ke indonesia tersebut
masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Kaum Ksatria dan
Waisya, tidak memiliki kemampuan menguasai Kitab Suci Weda. Sementara
kaum Brahmana tidak dibebani untuk menyebarkan agama Hindu walaupun
mereka dapat membaca kitab suci Weda. Kaum Brahmanapun memiliki
pantangan menyeberangi laut. Yang paling mungkin adalah, orang-orang
Indonesia datang belajar ke India untuk mempelajari agama Hindu, kemudian
merekalah yang menyebarkan agama tersebut ke Indonesia. Penyebaran ini
menjadi lebih efektif, karena orang-orang Indonesia jauh lebih memahami
mengenai kondisi sosial, adat dan budaya negerinya sendiri.
1. Penyebaran Agama Budha
Agama Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta
didukung dengan adanya misi Dharmadhuta, kitab suci agama

ix
Buddha ditulis dalam bahasa rakyat sehari-hari, serta dalam agama
Buddha tidak mengenal sistem kasta. Para pendeta Buddha masuk
ke Indonesia melalui 2 jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan,
yaitu melalui jalan daratan dan lautan. Jalan darat ditempuh lewat
Tibet lalu masuk ke Cina bagian Barat disebut Jalur Sutra,
sedangkan jika menempuh jalur laut, persebaran agama Buddha
sampai ke Cina melalui Asia Tenggara. Selanjutnya sampai ke
Indonesia mereka akhirnya bertemu dengan raja dan keluarganya
serta mulai mengajarkan ajaran agama Budha, pada akhirnya
terbentuk jemaat kaum Buddha. Bagi mereka yang telah
mengetahui ajaran dari pendeta India tersebut pasti ingin melihat
tanah tempat asal agama tersebut secara langsung yaitu India
sehingga mereka pergi ke India dan sekembalinya ke Indonesia
mereka membawa banyak hal baru untuk selanjutnya disampaikan
pada bangsa Indonesia. Unsur India tersebut tidak secara mentah
disebarkan tetapi telah mengalami proses penggolahan dan
penyesuaian. Sehingga ajaran dan budaya Buddha yang
berkembang di Indonesia berbeda dengan di India.
2. Penyebaran Agama Hindu
Para pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama
Hindu dan melalui jalur perdagangan akhirnya sampai di
Indonesia. Selanjutnya mereka akan menemui penguasa lokal
(kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut tertarik dengan ajaran
Hindu maka para pendeta bisa langsung mengajarkan dan
menyebarkannya. Dalam ajaran agama Hindu konsepnya adalah
seseorang terlahir sebagai Hindu bukan menjadi Hindu maka untuk
menerima ajaran agama Hindu orang Indonesia harus di-Hindu-kan
melalui upacara Vratyastoma dengan pertimbangan kedudukan
sosial/ derajat yang bersangkutan (memberi kasta). Hubungan
India-Indonesia berlanjut dengan adanya upaya para kepala suku/
raja lokal untuk menyekolahkan anaknya/ utusan khusus ke India
guna belajar budaya India lebih dalam lagi. Setelah kembali ke

x
tanah air mereka kemudian menyebarkan kebudayaan India yang
sudah tinggi. Bahkan tak jarang mereka mendatangkan para
Brahmana India untuk melakukan upacara bagi para penguasa di
Indonesia, seperti upacara Abhiseka, merupakan upacara untuk
mentahbiskan seseorang menjadi raja. Jika di suatu wilayah
rajanya beragama Hindu maka akan memperkuat proses
penyebaran agama Hindu bagi rakyat di daerah tersebut.
Berikut kerajaan-kerajaan hindu yang pernah berdiri di Indonesia.
C. Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
1. Kerajaan kediri
Kerajaan Kadiri atau Kerajaan Panjalu adalah sebuah kerajaan yang
terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota
Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang. Daha merupakan singkatan
dari Dahanapura, yang berarti kota api, Pada akhir November 1042, Airlangga
menyetujui membelah wilayah kerajaannya menjadi dua karena kedua putranya
bersaing memperebutkan takhta, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan.
Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bemama Panjalu yang berpusat di
kota baru, yaitu Daha, sedangkan Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur
benama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Sebelum dibelah
menjadi dua, nama asli kerajaan yang dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu
yang berpusat di Daha Karena itu, Kerajaan Janggala lahir sebagai pecahan dari
Panjalu. Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu lebih sering digunakan
dibandingkan nama Kadiri. Kerajaan Panjalu atau Kadiri tidak diketahui lebih
besar dari Prasasti Turun Hyang II (1044) yang diterbitkan Kerajaan Janggala
hanya memberitakan perang saudara antara kerajaan sepeninggal Airlangga.
Sejarah Kerajaan Panjalu mulai dikenal dengan adanya prasasti Sirah Keting
tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa. Raja-raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri
Samarawijaya yang sudah diketahui.
Kerajaan Panjalu di bawah permerintahan Sri Jayabhaya berhasil
menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dengan
prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati atau Panjalu Menang Pada masa
pemerintahan Sri Jayabhaya inilah Kerajaan Panjalu mencoba masa kejayaannya.

xi
Wilayah korajaan memuat seluruh Jawa dan beberapa pulau di Nusantara bahkan
sampai menentang Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Kerajaan Panjalu-Kadini runtuh
pada masa pemerintahan Kertajaya Pada tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih
tentang kaum brahmana yang mulai meminta bantuan Ken Arok. Kebetulan Ken
Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang menupakan daerah bawahan
Kadiri. Perang antara Kadiri dan Tumapel terjadi di dekat desa Ganter Pasukan
Ken Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Kerajaan Panjalu
akhirmya menjadi bawahan Tumapel atau Singhasari Raja-raja Kerajaan Panjalu
(Kadiri) adalah Sri Samarawilaya (putra Airlangga), Sn Jayawarsa, Sri
Bameswara, Sri Jayabhaya (raja terbesar Panjalu), Sri Sarweswara, Sri
Aryeswara, Sri Gandra, Sri Kameswara dan Kertajaya.
2. Kerajaan Kalingga
Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah sekarang.
Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan dibelinya diketahul dari sumber-
sumber Tiongkok. Kerajaan ini permah diperintah oleh Ratu Shima yang
diketahui memiliki peraturan, yaitu barang siapa yang akan dipindahkan
disetujui. Putri Maharani Shima, yaitu Parwati, menikah dengan Putra mahkota
Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak. Mandiminyak kemudian menjadi
raja ke-2 Kerajaan Galuh. Sementara Maharani Shima memiliki cucu yang
bernama Sanaya. Sanaya menikah dengan raja ke-3 dari Kerajaan Galuh, yaitu
Bratasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak bernama Sanjaya yang
kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah Maharani Shima wafat tahun 732 M, Sanjaya melanjutkannya dan
menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bhumi Mataram.
Perkembangan selanjutnya, Sanjaya mulai Dinasti atau Wangsa Sanjaya di
Kerajaan Mataram Kuno Kekuasaan di Jawa Barat disampaikan kepada putranya
dari Tejakencana, yaitu Tamperan Bamrmawijaya alias Rakeyan Panaraban
Selanjutnya Raja Sanjaya menerimali Sudiwara, puteri Dewasinga yang disebut
Raja Kalingga Selatan atau Bhumi Sambara. Raja Sanjaya memiliki putra
bemama Rakai Panangkaran.
3. Kerajaan Kutai Martadipura

xii
Kutai Martadipura merupakan kerajaan Hindu yang menerima nusantara
dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Sungai Mahakam di Muara
Kaman, Kalimantan Timur.Nama Kutai diberikan para ahli karena lebih banyak
informasi tentang sumber sejarah kerajaan ini.Informasi yang diperoleh dari yupa
(tugu) dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4. Ada tujuh yupa
yang menjadi sumber utama sejarah Kerajaan Kutai.Raja Kerajaan Kutai saat itu
adalah Mulawarman.Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu
Kudungga.Kudungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang
datang ke Indonesia.Sementara yang diharapkan sebagai Aswawarman mungkin
raja pertama Kerajaan Kutai dan diberi gelar Wangsakerta (pembentuk
keluarga). Aswawaman memiliki tiga Putra yang salah satunya adalah
Mulawarman.Saat Mulawarman berkuasa.
Kerajaan Kutai diperbaiki masa keemasan. Wilayah yang paling luas di
Kalimantan Timur. Kerajaan Kutai berakhir saat Maharaja Dharma Setia yang
berkuasa saat itu dibatalkan dalam peperangan dengan Aji Pangeran Anum Panji
Mendapa (Raja Kutai Kartanegara ke-13). Kerajaan Kutai Martadipura berbeda
dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai
Lama (Tanjung Kute). Kerajaan Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi Kerajaan
Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara. Sebagai raja-raja Kutai
Martadipura adalah Maharaja Kudungga Maharaja Asmawaman, Maharaja
Irwansyah, Maharaja Sri Aswawarman, Maharaja Marawjaya Warman, Maharaja
Gajayana Warman, Maharaja Tungga Warman, Maharaja Jayanaga Warman,
Maharajaara Indra Warman Dewa, Maharaja Sangga Warman Dewa, Maharaja
Singsingamangaraja XXI, Maharaja Candrawarman, Maharaja Prabu Nefi
Suriagus, Maharaja Ahmad Ridho Darmawan, Maharaja Riski Subhana, Maharaja
Sri Langka Dewa, Maharaja Guna Parana Dewa, Maharaja Wijaya Warman,
Maharaja Indra Mulya Maharaja, Dewa Maharaja, Dewa Maharaja Pandita,
Maharaja Indra Paruta Dewa, dan Maharaja Dharma Setia.
4. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah kerajaan kuno yang berdiri sekitar tahun 1293. Puncak
kejayaan Majapahit terjadi pada masa Hayam Wuruk berkuasa dari tahun 1350-
1389. Majapahit menguasai kerajaan-kerajaan lain di Semenanjung Malaya,

xiii
Kalimantan, Sumatra, Bali, dan Filipina. Kerajaan ini juga merupakan kerajaan
Hindu terakhir di Semenanjung Malaya. Berdirinya Majapahit berawal sejak
Sriwijaya diusir dari Jawa oleh Singhasari, lalu Singhasari menjadi kerajaan
terkuat. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di
Tiongkok dan mengirim utusan bernama Meng Chi ke Singhasari untuk meminta
upeti. Kertanagara sebagai Raja Singhasari terakhir menolak membayar upeti.
Bahkan ia mempermalukan perundingan Kubilai Khan dengan perusakan dan
pemotongan telinganya. Kubilai Khan marah dan menginmkan ekspedisi besar ke
Jawa tahun 1293.
Pada saat yang sama, Jayakatwang sebagai Adipati Kediri telah
membunuh Kertanagara. Atas saran Aría Wiraraja, Jayakatwang memberikan
pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu Kertanegara, yang datang
mengirimkan dini. Raden Wijaya pun memberi hutan Tark. Di tempat itu Raden
Wijaya membangun desa baru yang dinamai Majapahit. Nama ini diambil dari
buah maja yang enak pahit. Saat pasukan Mongolia tiba, Wijaya bersekutu
dengan pasukan Mongolia melawan Jayakatwang. Setelah itu, Raden Wijaya
berbalik menyerang Mongolia yang akhimya menarik pulang pasukannya.
Pada 10 November 1293, Kerajaan Majapahit pun resmi tiba yang ditandai
dengan dinobatkannya Raden Wijaya sebagai raja. Saat ini dinobatkan secara
resmi menggunakan nama Kertarajasa Jayawardhana lbu kota kerajaan adalah
Wilwatikta (Trowulan). Dalam masa kekuasaannya, Kertarajasa menangani
banyak masalah. Beberapa orang kepercayaannya, yaitu Ranggawale Soradan
Nambi memberontak melawannya. Namun, pemberontakan tersebut tidak
berhasil. Diduga itu Mahapatih Halayudha melakukan konspirasi untuk
menjatuhkan semua musuh raja agar ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam
pemerintahan. Namun, setelah kematian pemberontak terakhir, yaitu Kuti,
Halayudha pun ditangkap, dipenjara, lalu ditangkap mati. Tahun 1309 Kertarajasa
meninggal dunia. Putranya bemama Jayanegara pun naik takhta. Namun, ia
adalah penguasa yang jahat dan sangat bermoral Kala Gemet yang berarti penjahat
lemah. Pada tahun 1328, Jayanegara dihukum dibunuh oleh tabibnya, Tantja.
Sepeninggal Jayanegara menerima ibu tirinya, Gayatri Rajapatni, yang
dimintanya. Namun, Rajapatni menjadi biksuni (pendeta Buddha wanita)

xiv
sehingga menunjuk anak perempuannya, yaitu Tribhuwana Wijayatunggadewi,
menjadi Ratu Majapahit. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit
berkembang menjadi lebih besar danterkenal. Tribhuwana menguasai Majapahit
sampai tahun 1350, lalu takhta kerajaan diteruskan oleh putranya bemama Hayam
Wuruk. Hayam Wuruk juga disebut Rajasanagara.
Pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit mencapai puncak
kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya bemama Gajah Mada. Di bawah
perintah Gajah Mada Majapahit menguasai lebih banyak wilayah Pada tahun
1377, Majapahit melancarkan serangan laut ke Palembang sehingga menyebabkan
runtuhnya Kerajaan Sriwijaya. Hayam Wuruk bertakhta sejak tahun 1350-1389
Sesudah mencapai puncaknya, kekuasaan Majapahit pun berangsur-angsur
melemah. Melemahnya kerajaan ini diawali dengan perang saudara pada tahun
1405-1406 antara Wirabhumi dan Wikramawardhana, lalu pertengkaran saat
terjadi pergantian raja pada tahun 1450-an, serta pemberontakan besar yang
dilancarkan bangsawan pada tahun 1468. Hudhara yang bergelar Brawijaya VII
merupakan raja terakhir Kerajaan Majapahit. la bertakhta tahun 1498-1518. Dari
catatan sejarah di China, Portugis, dan Italia membuktikan bahwa telah terjadi
perpindahan kekuasaan Majapahit dan tangan penguasa Hindu ke Adipati Unus
sebagai penguasa Kesultanan Demak antara tahun 1518 dan 1521 M.
Selama masa kejayaan Majapahit, terdapat peninggalan budaya yang
berupa candi Candi-candi Majapahit yang dapat ditemuiadalah Candi Tikus dan
Candi Bajangratu di Trowulan, Mojokerto sementara raja-raja yang pernah
bertakhta di Majapahit adalah Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana
(1293-1309), Kalagamet bergelar Sri Jayanagara (1309-1328), Sri Gitarja bergelar
Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-13-13 ), Hayam Wuruk bergelar Sri
Rajasanagara (1350-1389), Wikramawardhana (1389-1429) Suhita (1429-1447),
Kertawijaya bergelar Brawijaya I (1447-1451) Rajasawardhana bergelar
Brawijaya ll (1451-1453), Puwawisesa atau Girishawardijaya Il (1456-1466),
Pandanalas atau Suraprabhawa bergelar Brawijaya IV (1466-1468), Kertaburni
bergelar Brawijaya V (1468-1478), Girindrawardhana bergelar Brawijaya VI
(1478-1498), Hudhara bergelar Brawijaya VII (1498-1518).
5. Kutai

xv
Bukti pertama adanaya pengaruh Hindu di Nusantara diperoleh di daerah
Kutai, Kalimantan Timur.Bukti itu terdiri dari tujuh buah prasasti berbentuk yupa,
yang digunakan sebagai tiang tempat menambatkan hewan kurban. Yupa ditulis
dalam huruf pallawa dan bahasa Sankerta.Dari bentuk huruf yang dipakai, para
ahli memperkirakan bahwa prasasti itu dibuat kira-kira pada abad ke-5
Masehi.Dari prasasti tersebut diperoleh informasi tentang adanaya sebuah
kerajaan Hindu yang bernama Kutai di hulu sungai Mahakam. Disebutkan
sebagai pemilik kerajaan yang bernama Kudungga, yang dari namanya dapat
dipastikan sebagai nama Hindu, namun asli Nusantara. Pengaruh Hindu mulai
terlihat jelas pada penggatinya yang mengambil yang diambil dari kata
Vamsakarta atau pembentuk keluarga (dinasti).nama India Aswawarman Prasasti-
prasasti itu dibuat sendiri untuk memuliakan Raja Kutai yang ketiga,
Mulawarman, yang dianggap sebagai orang yang sangat mulia dan baik
budinya.Hal itu terlihat di salah satu prasasti yang diajukan raja ini telah
memberikan kontribusi 20.000 ekor sapi kepada brahmana.
6. Tarumanegara
Kerajaan Hindu pertama di Jawa Barat dan kedua di Nusantara adalah
Tarumanegara.Kerajaan yang terletak di antara sungai Cisadane dan Sungai
Citarum ini diperkirakan muncul pada abad ke-5 M. Bukti-bukti tentang kerjaan
ini diperoleh dari catatan para pengelana bernama To-lo-mo (Tarumanegara) yang
ditemuinya dengan kompilasi besar-besaran di Jawa.Berita Cina Lainnya dari
pemerintah dinasti Tang dan Sung yang membahas tentang kerajaan tersebut
Selain itu, ada juga bukti-bukti yang memuat tujuh buah prasasti yang disajikan
tentang kerajaan tersebut.Ditemukan lima prasasti-prasasti yang ditemukan di
Bogor dan dikenal sebagai prasasti Ciarateun, Kebun Kopi, Jambu, Pasri Awi dan
Muara Cianten, sedangkan dua lainnya ditemukan di Jakarta dan lebak, masing-
masing disebt prasasti Tugu dan Muncul.
7.Melayu
Melayu merupakan salah satu kerajaan terkuat di Nusantara. Banyak ahli
sejarah yang memperkirakan kerjaan ini terletak di daerah Sungai Batanghari,
Jambi. Hal ini ditimbulkan karena banyaknya peninggalan kuno seperti candi dan
arca yang ditemukan di sana. Keberadaan kerajaan tesebut lebih banyak dari

xvi
sumber-sumber Cina. Pada masa pemerintahan dinasti 646 dan 645 utusan dari
negeri Moloyeu (Melayu) membawa hasil bumi. Pengelanan Cina 1-Tsing
kemudian dilaporkan pada abad ke-7 kerajaan tersebut ditaklukkan oleh
sriwijaya. Setelah itu, bebrapa abad tidak ada sedikit laporan tentang kerjaan
tersebut. Nama melayu baru muncul kembali pada abad ke-12 kompilasi kerajaan
Singasari melacarkan ekspedisi. Pemelayu. Melayu masa kejayaan pada
pemerintahan raja Adityawarman, seorang kerabat dari dinasti yang berkuasa di
Majapahit. Muncul catatan pada arca Manjusti di candi Jago, Jawa Timur,
mencatat bahwa adityawarman membantu Gajah Mada menaklukkan Pulau Bali.
Setelah itu, nama kerajaan harus tenggelam lagi.
8. Sriwijaya
Kata sriwijaya pertama kali dijumpai di dalam Prasasti Kota Kapur dari
pulau Bangka. Sriwijaya merupakan kerajaan di Sumatera Selatan yang berupusat
di Palembang. Pengetahuan sejarah Sriwijaya baru lahir pada permulaan abad ke-
20. Nama sriwijaya baru di kenal pada tahun 1918. Berita-berita Cina banyak
yang dipublikasikan. Sebagai contoh, dalam catatan perjalannya pada tahun 671,
scorang biksu Buddha bernama I-tsing menjelaskan tentang ketiak ia pergi dari
Kanton ke India, ia singgah terlebih dahulu di Sriwijaya selama enam bulan untuk
belajar tatabahasa Sanskerta.
Mengenai kerajaan Sriwijaya, I-tsing mengatakan bahwa Sriwijaya
merupakan kota berbenteng menyelesaikan tembok. Kota ini merupakan pusat
agama Buddha, yang di tempati kira-kira seribu biksu di bawah bimbingan
Sakyakitiri. Selain berita dari Cina, dikembalikan kerajaan Sriwijaya juga
ditegaskan oleh penemuan beberapa prasasti yang semuanya ditulis dengan
Pallawa dalam bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti itu adalah prasasti Bukit
Kedukan, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur, dan Karang Berahi. Pada tahun
775, Sriwijaya mendidirikan pangkalan di daerah Ligor, Semenangjung Malaya.
Kekuasaaan kerajaan itu meluputi selat Malaka, Selat Karimata, Selat
Sunda, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, Pantai Timur, Sumatera Utara Pantai
Barat Kalimantan, dan Semenanjung Malaka. Pada masa jayanya Sriwijaya
memiliki peran besar dalam pengembang perdangan, ilmu pengetahuan, dan
agama. Kerajaan Sriwijaya mulai kemunduran sekitar abad ke-10. Hal ini

xvii
sebagian besar diakibatkan oleh timbulnya permusuhan dengan kerajaan
Colamandala dari India selatan. Pada tahun 1017 dan 1025, armada laut
Rayendracoladewa di bawah pimpinan Raja Colamandala menyerang pelabuhan-
pelabuhan di Selat Malaka yang berada dibawah kekuasaan Sriwijaya. Akibat
serangan ini, banyak kapal Sriwijaya yang hancur tenggelam. Bahkan raja
Sriwijaya, Sri Sanggrama Wijaya Tunggawarman berhasil ditawan musuh
Kerajaan Sriwijaya makin melemah pada abad ke-13, saat banyak wilayab lenas
dari pengaruh kekuasaannya. Wilayah dibagian utara semenanjupe Malaya
diambil alih oleh Raja Siam. Sementara bagian tenggara Sumatera direbut oleh
raja Kertanegra dari Shingasari. Sejak itu, satu per satu raja bawahan Sriwijaya
melepaskan diri dari pengaruh kerajaan tersebut, Kerajan Sriwijaya lenyap setelah
ditaklukkan kerajaan Majapahit pada abad ke-14.
9. Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada diwilayah aliran sungai
Bogowonto, Progo, Elo dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan
kerajaan ini dapat diketahui dari prasasti Canggal. Prasasti Berangka tahun 732 M
ini menyebutkan bahwa kerajaan itu pada awalnya dipimpin oleh Sana. Seletah
kematiannya, tampuk kekuasaan dipegang oleh keponakannya, Sanjaya.
Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Panangkaran, berdiri pula
sebuah dinasti baru dijawa Tengah, yaitu dinasti Syailendra yang beragama
Buddha. Perkembangan kekuasaan dinasti tersebut dibagian selatan jawa tengah
menggeser kedudukan dinasti Sanjaya yang beragama Hindu hingga kebagian
tengah Jawa Tengah. Akhirnya, untuk memperkuat kedu- dukan masing-masing,
kedua dinasti terscbut sepakat bergabung. Caranya adalam melalui pernikahan
antara Raja Putri Pramuwhardani dari pihak Syailendra dengan Rakai Pikatan dari
saingannya.
Kerajaan Mataram kuno terkenal keunggulannya dalam pembangunan
candi Agama Buddha dan Hindu. Candi yang diperuntukan bagi Agama Buddha
antara lain candi Borobudur yang dibangun oleh Samaratungga dari dinasti
Syailendra. Candi Hindu yang dibangun antara lain candi Rara Jongrang di
Prambanan yang dibangun oleh Raja Pikatan. Pada zaman pemerintahan Raja
Rakai Wawa terjadi banyak kekacauan di daerah-daerah yang berada dibawah

xviii
Kerajaan Mataran Kuno, sementara ancaman dari luar mengintainya. Keadaan
menjadi semakin buruk setelah kematian sang raja akibat perebutan kekuasaan di
kalangan istana, Akhirnya pengganti Raja Wawa yang bernama Mpu Sindok
mengambil Keputusan untuk memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa
Tengah ke Jawa Timur. Disana ia membangun Sebuah dinasti baru yang bernama
Isyana.
10. Wangas Warmadewa
Keluarga raja Warmadewa muncul pertama kali pada tahun 914. Hal itu
diketahui dalam prasasti dari sanur yang dikeluarkan oleh Sri Kesariwarmadew
yang memiliki keratin di Singhawdala. Salah seorang pemimpin Kesariwarma-
dewa adalah Candrabyasingha Warmadewa yang pada tahun 962 membangun
sebuah telaga pemandian dari sumber yang ada di diesa Manukraya. Pemandian
anfu atera itu adalah thirta empul yang tersedia sekarang didekat Tampak Siring.
Sejak tahun 989, Bali diperintah oleh sang ratu luhur Sri Gunapriya -
Dharmapatni dan Si Si Dharmidayana Warmadewa atau Udayana.
Gunapriyadharmapatni (Mahendrata) adalah anak Makutawang-sawardhana dari
Jawa Timur.
Indayana dan Mahendrata memiliki anak sulung beranam Airlangga,
yang kemudan menjadi raja menggatikan Dharnawangsa di Jawa Timur Mereka
juga memiliki putera yang disebut Anak Wangsu yang kemudian memulai di Bali
dan bergelar Sri Dharmawangsawardana. Anak Wangsu tidak memiliki
kebebasan, sehingga dengan meninggalnya Anak Wungsu, pemerintahan Wangsa
Warmadewa berakhir pula.

11. Medan Kamulang


Kerajaan medang Kamulan terletak dimuara Sungai Brantas di Jawa
Timur. Kerajaan ini dibangung oleh Mpu Sindok yang sebelumnya memerintah
kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Di tempat barunya Mpu Sindok
mendirikan dinasti yang bernama Isyana. Selat Malaka. Selat Malaka
menyebabkan jalur perdagangan laut diwilayah tersebut. Hal tersebut
menyebabakan benturan dengan kerjaan Sriwijaya. Mendukung fatal bagi
Dharmawangsa sendiri. Dalam upayanya untuk mengalahkan Dharmawangsa,

xix
Sriwijaya menjaling hubungan dengan Negara bawahan Medan Kamulan. Yaitu
kerajaan Wura-Wuri.
Menurut prasasti Pucang (1016), pasukan Wura-wuri menyerang istana
Dharmawangsa kompilasi sendang menikahkan puterinya dengan Airlangga.
Dalam peristiwa itu Raja Dharmawangsa terbunuh, sementara menantunya
berhasil lolos. Prasati ini juga menceritakan pengembaraan Air-langga yang
hidup selama beberapa waktu dengan para peratapa. Pada tahun 1019, para
pendeta Siwa, Brahmana, dan Buddha menobatkannya sebagai raja dengan gelar
Sri Lakeswara Dharmawangsa Airlangga. Dengan dukungan para pemuka agama
tersebut, Airlangga berhasil mengambil kekuasaan. Dia kemudian pindah pusat
kekuasaan dari Waton Mas ke Kahuripan.
Pada masa pemerintahan Dharmawangsa (991-1016), Medan meminta
Pada akhirnya pemerintahannya, Airlangga meningkatkan kesulitan untuk
menentukan penggantinya, Maharantri I Hino Wijayatunggadewi menolak naik
tahta dan memilih menjadi pertapa. Akhirnya dengan bantuan Mpu Bharada,
Airlangga dibagi dua kerajaannya menjadi Jenggala dan Panjalu (Kediri).
12. Singasari
Kerjaan Singasari dibuat oleh Ken Arok setelah dia berhasil mengalah-
kan Kediri. Dia kemudian mengambil gelar Sri Rangga Ranggah Rajasa Sang
Amurwabhumi dan membangun sebuah dinasti baru yang disebut dinasti Rajasa.
Sejarah Ken Arok sendiri tidak dikenal karena namanya tidak dikenal dalam
prasati.
Dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama, ia disampaikan oleh
keluarga biasa dari Pungkur. Pada masa mudanya hidup sebagai penyamun jadi
buronan. Melalui bantuan seorang pendeta beranama Danghyang Lohgawe, ia
kemudian berhasil bekerja pada sayawu Tumapel bernama Tunggul Ametung.
Tertarik oleh istri sang cantik yang bernama Ken Dedes, Ken Arok kemudian
membunuh Tunggul Ametungdengan sebilah keris Mpu Gandring. Setelah itu, ua
menikahi Ken Dedes, yang saat itu sedang mengandung. Cerita selanjutnya
merupakan kisah tragedi. Anuspati, anak yang dikandung Ken Dedes dari
Tunggul Ametung, tahu tragedi yang menimpa pembicaraan. la kemudian
membunuh ayah tirinya itu dengan keris yang telah membunuh ayah kandungnya

xx
dan mengambil alih tahta kerajaan. Pemerintah Anuspati berlangsung selama 21
tahun (1227-1248).
Masa pemerintahannya tidak begitu penting selain ia gemar menyabung
ayam, dia dibunuh oleh Tohjaa, seorang anak Ken Arok dari istri lain yang
berkenaan dengan Ken Uman. Pada saat dipanggil, Tohjaya dibuka oleh Anuspati
yang bernama Ranggawuni. Ranggawuni naik tahta pada tahun 1248 dengan
gelar Sri Jaya Wisnuwardana. la merupakan raja Singasari pertama yang muncul
diabadikan dalam prasasti Narasingharmuti. Dalam kakawin Negarakertagama
menjadi Wisnuwardana menobatkan keturunan yang bernama Kertanegara
menjadi raja pada tahun 1254.
Kertanegara merupakan raja terbesar Singasari. Selama
pemerintahannya, ia membuka wilayahnya hingga mencakup wilayah Sumatera,
Bali, Kalimantan, dan Nusantara bagian timur. Salah satu ekspedisi
penaklukannya dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu yang dikirim pada
tahun 1275 untuk menaklukkan Melayu. sementara itu, perlusasan pengaruh
Kemaharajaan Cina-Mongol di bawah Khubilai Khan memengaruhi tantangan
terhadap kekuasaan Kertanegara. Saat sang kaisar mengirim utusan untuk
meminta agar Singasari meminta ke Cina, Kertanegara melukai wajah sang
pembawa yang bernama Mengki. Khubilai Khan murka dan mengirim pasukan
untuk menyerang jawa pada tahun 1292 Akan tetapi, keruntuhan Kertanegara
ternyata datang dari jurusan lain. Seorang penguasa Raja-raja Kediri bernama
Jayakatwang memberontak terhadap penguasa Singasari untuk memulihkan
kembali kejiri Kendiri yang diruntuhkan oleh leluhur Kertanegara. Dalam satu
serangan, pasukan Jayakatwang berhasil membunuh Kertanegara sambil
menantunya yang beranam Raden Wijaya berhasil lolos. Kematian Kertanegara
membuat Singhasari runtuh.
D. Pengaruh Hindu-Budha di Nusantara
Perkembangan Hindu-Buddha yang paling nyata dibidang politik yaitu
diperkenalkannya sytem kerajaan. Sebelumnya, kedudukan pemimpin dalam
masyarakat Nusantara adalah orang yang dituakan oleh sesamanya. sesuai dengan
system kerajaan yang berlaku di India, kedudukan pemimpin dalam masyarakat

xxi
berubah menjadi Mutlak dan turun temurun berdasarkan hal waris (atau dinasti)
yang sesuai dengan peraturan hukum kasta.
1. Perubahan dalam Bidang Sosial
Sejalan dengan pengaruh agama Hindu-Buddha, mayarakat Nusantara
terbagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan aturan kasta. Akan
tetapi system kata yang berlaku di Nusantara tidaklah seketat di Negara
asalnya.

2. Perubahan dalam Bidang Kebudayaan


Pengaruh Hindu-Buddha di bidang kebudayaan terutama berkaitan dengan
penyelenggaraan upacara keagamaan, seperti upacara sesajen, pembuatan
relief, dan candi serta penggunaan Bahasa sanskerta.

xxii
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia secara pasti belum
diketahui. Tetapi pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah
berkembang di Indonesia. Terdapat beberapa pendapat atau teori tentang
pembawa agama Hindu Budha ke Indonesia. Teori-teori itu adalah sebagai
berikut:
a. Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran pengaruh Hindu ke
Indonesia dibawa kaum Brahmana.
b. Teori ksatria, menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang India yang berkasta ksatria. Di Indonesia mereka
kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama Hindu.
c. Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebar agama Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang india yang berkasta Waisya. Para penyebaran
pengaruh Hindu itu terdiri atas para pedagang dari India.
d. Teori Arus Balik, menyatakan bahwa para penyebar pengaruh Hindu ke
Indonesia adalah orang-orang Indonesia sendiri. Mereka mula-mula
diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar Hindu. Setelah
mengusai ilmu tentang agama Hindu, mereka kemudian kembali ke
Indonesia dan menyebarkan pengaruh Hindu di Indonesia.
Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara ialah Kerajaan Kadiri, kerajaan
kalingga, kerajaan Kutai Martadipura, Kerajaan Majapahit, Kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Melayu, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno,
Kerajaan Wangas Warmadewa, Kerajaan Medan Kamulang, dan Singhasari.

xxiii
DAFTAR PUSTAKA

Kartodirjo, Sartono..1977.Sejarah nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Misati, Wari.2011.Kerajaan-kerajaan di Nusantara.Jakarta:Be Champion.
Muljana, Slamet.2011. Sriwijaya. Yogyakarta:LKis Yogyakarta.
Purawoto.2017.Seri IPS Sejarah.Jakarta:Yudhistira Ghalia Indonesia.
Sudrajat.2012.Sejarah Indonesia masa Hindu Budha.Yogyakarta.
Tanudirjo, Daud Aris..2012.Indonesia dalam arus sejarah.Jakarta: Ichtiar Baru
van Hoeve.
Utomo, Bambang Budi.2016.Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di
Sumatera. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.
Yusnaldi, Eka.2019.Kemasyarakatan Materi IPS di MI.Medan:Perdana
Publishing.

xxiv

Anda mungkin juga menyukai