Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“SEJARAH AWAL MULA MASUKNYA


HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA”

Mata Pelajaran :
SEJARAH

Disusun Oleh :
NUR ADILFA

SMA NEGERI 02 B0MBANA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

KABAENA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami ucapkan syukur atas kehadiat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas berupa makalah mengenai “Sejarah Masuknya Hindu dan
Buddha di Indonesia” dengan waktu yang tepat. Shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi alam semesta. Semoga kita
mendapatkan syafa’at di akhirat kelak. Aamiin.  Penulisan makalah ini bermaksud
untuk menambah wawasan kita serta untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan oleh guru mata pelajaran.

Penyusunan makalah ini sudah kami lakukan dengan semaksimal


mungkin, dan kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak dan mengambil
sumber dari berbagai buku sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah bekerjasama dalam pembuatan makalah. Kami menyadari sepenuhnya
bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan masukan berupa kritikan, nasehat dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan makalah
selanjutnya. Akhir kata kami berharap mudah-mudahan tujuan penulisan makalah
ini dapat tercapai dan bermanfaat bagi kita semua.

Kabaena Barat, 20 Februari 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Agama Hindu Buddha merupakan satu rumpun agama dan berasal dari
daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual
keagamaan yang terkandung dalam kedua agama ini memiliki beberapa
persamaan, diantaranya ialah menjadi agama tertua di Indonesia. Namun
meskipun memiliki beberapa kesamaan kedua tetaplah berbeda karena keduanya
adalah dua agama yang berbeda dan berdiri masing-masing dengan pandangan
serta ajaran teologinya sendiri. Hindu dan Buddha bukanlah merupakan sekte
atau aliran dari satu agama yang sama meskipun pada dasarnya agama
Buddha muncul sebagai reaksi terhadap ajaran agama Hindu, namun agama
Buddha nampaknya hanya menyerap sebagian dan kemudian
mengembangkannya menjadi ajarannya sendiri yang berbeda dengan agama
Hindu. Hal ini mungkin karena baik saat kemunculannya maupun saat
agama Buddha berkembang, ajaran agama Buddha banyak menerima pengaruh
dari luar seperti ajaran filsafat, budaya, perkembangan serta kemajuan
masyarakat, perubahan dalam pola berfikir dalam memahami berbagai
fenomena dimasyarakat dan banyak lagi faktor lainnya sehingga agama
Buddha menjadi sosoknya sendiri yang berbeda dari Hindu yang merupakan
akar atau cikal bakal lahirnya agama ini. Sehingga keduanya baik agama Hindu
maupun Buddha memiliki beberapa perbedaan yang cukup besar.
Periode Hindu-Buddha bahkan dijadikan masa tersendiri dalam kajian
Sejarah Indonesia. Hal ini karena sumbangan dari periode ini sangat lah besar
terhadap perjalanan Sejarah Indonesia. Misalnya mengenai pembentukan
kebudayaan, konsep kepercayaan monotheis, dan lain-lain. Walaupun begitu,
tidak semua sejarawan yang menulis tentang Sejarah Indonesia menceritakan
masa ini secara rinci. Hal ini tak terlepas dari teori-teori mengenai proses
masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia yang masih menjadi kontroversial. Para
sejarawan juga masih memperdebatkan mengenai waktu yang tepat ‘kapan’
periode Hindu-Budha ini muncul dan musnah, karena bukti sejarah terkait proses
ini masih samar-samar. Hal lain yang masih disangsikan adalah mengenai
pembentukan kebudayaan masyarakat Indonesia. Apakah kebudayaan tersebut
lahir dari agama Hindu-Budddha, ataukah agama Hindu-Budha-lah yang
konsepnya menyesuaikan dengan kebudayaan masyarakat yang sudah ada sejak
masa prasejarah.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, ada empat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah Hindu dan Buddha?
2. Bagaimana penyebaran Hinddu-Buddha di Nusantara?
3. Bagaimana pengaruh Hindu-buddha di Indonesia?

C. Tujuan penelitian
Berdasarkan Latar Belakang di atas, ada empat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah Hindu dan Buddha.
2. Mengetahui penyebaran Hinddu-Buddha di Nusantara.
3. Mengetahui pengaruh Hindu-buddha di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Hindu dan Buddha


Seperti yang diketahui bersama sebenarnya agama Hindhu dan Budha
adalah dua agama besar dan muncul hampir bersamaan pada abad ke-6 SM.
Dan pertama kali kedua agama ini muncul di India. Jika dilihat dari banyak
aspek, sebenarnya ada beberapa perbedaan antara agama Hindu dan Budha.
Beberapa perbedaannya bisa dilihat dari bentuk pengakuannya, aal-usulnya,
keyakinan akan dewa, kepercayaannya pada rei karnasi, sistem kasta dan juga
proses dalam pelaksanaan korbannya yang juga cukup berbeda.
Hindu Budha
Kasta dalam ajaran agama Hindhu Tidak ada
setidaknya ada lima kasta
pembeda
Tradisi lokal bersama Masuknya Hindhu dalam Budaya lokal juga bisa
dengan lingkungan satu Negara sebenarnya menyatu dengan sangat
tidak mempengaruhinya, baik bersama dengan
justru bisa menyatu dengan ajaran yang dibawa dari
baik Budha
Istilah dan Bahasa dalam Bahasa dan istilah yang Bahasa dan istilah yang
kitab yang digunakan digunakan berdasarkan digunakan berdasarkan
Bahasa sanskerta dari Bahasa prakrit
Perbedaan kitab yang Beberapa kitab yang dikenal Untuk budha adalah kitab
menjadi panutannya sebagai panutannya adalah Tripitaka yang mana
Reg Veda, Yajur Veda, terdiri dari Sutta Pitaka,
sama Veda dan Atharva Vinaya Pitaka dan
Veda Abhidharma Pitaka
1. Sejarah Agama Hindu
Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, di India telah berkembang
kebudayaan besar di Lembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah
tersebut adalah ditemukannya dua kota kuno yakni di Mohenjodaro dan Harappa.
Pengembang dua pusat kebudayaan tersebut adalah bangsa Dravida. Pada
sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia Tengah ke Lembah
Sungai Indus. Bangsa Arya datang ke India dengan membawa pengaruh tulisan,
bahasa, teknologi, dan juga kepercayaan. Kepercayaan bangsa Arya yang dibawa
adalah Veda (Weda) yang setelah sampai di India melahirkan agama Hindu.
Lahirnya agama Hindu ini merupakan bentuk percampuran kepercayaan antara
bangsa Arya dengan bangsa Dravida. Agama Hindu bersifat politeisme, yaitu
percaya kepada beberapa dewa. Tiga dewa utama yang dipuja oleh masyarakat
Hindu adalah Dewa Brahmana (dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung),
dan Dewa Syiwa (dewa pembinasa). Ketiga dewa itu dikenal dengan sebutan
Trimurti. 1
Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Kitab Weda ini terdiri atas empat
bagian, yaitu:
a. Reg-Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa;
b. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci;
c. Yazur-Weda, berisi mantra-mantra; dan
d. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan.
Disamping kitab Weda, ada juga kitab Brahmana dan Upanisad.
Masyarakat Hindu terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta. Kasta-kasta
tersebut adalah kasta Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan kasta Sudra. 2Di
luar itu masih ada golongan masyarakat yang tidak termasuk dalam kasta, yaitu
mereka yang masuk dalam kelompok Paria. Kasta Brahmana merupakan kasta
tertinggi. Kaum Brahmana bertugas menjalankan upacara-upacara keagamaan.
Kasta Ksatria merupakan kasta yang bertugas menjalankan pemerintahan.
1
Sudrajat, Sejarah Indonesia masa Hindu Budha,Yogyakarta, 2012, hlm. 15-16.
2
Daud Aris Tanudirjo, Indonesia dalam arus sejarah, Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta,
2012, hlm 20.
Golongan raja, bangsawan dan prajurit masuk dalam kelompok kasta Kstaria ini.
Kasta Waisya merupakan kasta dari rakyat biasa, yaitu para petani dan pedagang.
Adapun kasta Sudra adalah kasta dari golongan hamba sahaya atau para budak.
Sementara itu golongan Paria merupakan golongan yang tidak diterima dalam
kasta masyarakat Hindu.

2. Sejarah Agama Buddha


Agama Buddha muncul sekitar tahu 500 SM. Pada masa tersebut di India
berkembang kerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar, salah satunya dinasti
Maurya. Dinasti ini mempunyai raja yang sangat terkenal yakni Raja Ashoka
Kemunculan agama Buddha tidak dapat dilepaskan dari tokoh Sidharta Gautama.
Sidharta adalah putra raja Suddhodana dari Kerajaan Kapilawastu. Ajaran Buddha
memang diajarkan oleh Sidhrata Gautama, sehingga beliau lebih dikenal dengan
Buddha Gautama. 3
Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka, yang artinya tiga
keranjang. Kitab ini terdiri atas;
a. Vinayapitaka yang berisi aturan-aturan hidup,
b. Suttapitaka yang berisi pokok-pokok atau dasar memberi pelajaran, dan
c. Abdidharmapitakayang berisi falsafah agama.
Setiap penganut budha diyuntut menjalankan Tridarma (tiga kebaktian):
a. Saya berlindung terhadap Budha
b. Saya belndung terhadap Dharma
c. Saya berlindung terhadap Sanggha
Terdapat empat tempat utama yang dianggap suci oleh umat Buddha.
Tempat-tempat suci tersebut memiliki hubungan dengan Sidharta. Keempat
tempat tersebut adalah Taman Lumbini, Bodh Gaya, Benares, dan Kusinegara.
Taman Lumbini terletak di daerah Kapilawastu, yaitu tempat kelahiran Sidharta.
Bodh Gaya adalah tempat Shidarta menerima penerangan agung. Benares adalah
tempat Sidharta pertama kali menyampaikan ajarannya. Kusinegara, adalah

3
Sartono Kartodirjo, Sejarah nasional Indonesia I Zaman Prasejarah di Indonesia, Balai
Pustaka, , Jakarta, 1977, hlm. 42.
tempat wafatnya Sidharta.Hari Raya Umat Buddha adalah hari raya Waisyak. Hari
raya ini dimeriahkan untuk memperingati Peristiwa kelahiran, menerima
penerangan agung, dan kematian Sidharta yang terjadi pada tanggal yang
bersamaan, yaitu waktu bulan purnama di bulan Mei.

B. Penyebaran Agama Hindu-Buddha di Nusantara


Masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia secara pasti belum
diketahui. Tetapi pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah
berkembang di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan prasasti pada
Yupa di Kalimantan Timur. Prasasti tersebut menunjukkan bahwa telah
berkembang kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dengan adanya kerajaan pada
tahun 400 M, berarti agama Hindu Budha masuk ke Indonesia sebelum tahun
tersebut.
Terdapat beberapa pendapat atau teori tentang pembawa agama Hindu
Budha ke Indonesia. Teori-teori itu adalah sebagai berikut
a. Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran pengaruh Hindu ke
Indonesia dibawa kaum Brahmana.
b. Teori ksatria, menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang India yang berkasta ksatria. Di Indonesia mereka
kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama Hindu.
c. Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebar agama Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang india yang berkasta Waisya. Para penyebaran
pengaruh Hindu itu terdiri atas para pedagang dari India.
d. Teori Arus Balik, menyatakan bahwa para penyebar pengaruh Hindu ke
Indonesia adalah orang-orang Indonesia sendiri. Mereka mula-mula
diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar Hindu. Setelah
mengusai ilmu tentang agama Hindu, mereka kemudian kembali ke
Indonesia dan menyebarkan pengaruh Hindu di Indonesia.
Keempat teori tentang penyebaran agama Hindu ke indonesia tersebut
masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Kaum Ksatria dan
Waisya, tidak memiliki kemampuan menguasai Kitab Suci Weda. Sementara
kaum Brahmana tidak dibebani untuk menyebarkan agama Hindu walaupun
mereka dapat membaca kitab suci Weda. Kaum Brahmanapun memiliki
pantangan menyeberangi laut. Yang paling mungkin adalah, orang-orang
Indonesia datang belajar ke India untuk mempelajari agama Hindu, kemudian
merekalah yang menyebarkan agama tersebut ke Indonesia. Penyebaran ini
menjadi lebih efektif, karena orang-orang Indonesia jauh lebih memahami
mengenai kondisi sosial, adat dan budaya negerinya sendiri.

1. Penyebaran Agama Buddha


Agama Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta
didukung dengan adanya misi Dharmadhuta, kitab suci agama Buddha
ditulis dalam bahasa rakyat sehari-hari, serta dalam agama Buddha tidak
mengenal sistem kasta. Para pendeta Buddha masuk ke Indonesia melalui
2 jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan, yaitu melalui jalan daratan
dan lautan. Jalan darat ditempuh lewat Tibet lalu masuk ke Cina bagian
Barat disebut Jalur Sutra, sedangkan jika menempuh jalur laut, persebaran
agama Buddha sampai ke Cina melalui Asia Tenggara. Selanjutnya sampai
ke Indonesia mereka akhirnya bertemu dengan raja dan keluarganya serta
mulai mengajarkan ajaran agama Budha, pada akhirnya terbentuk jemaat
kaum Buddha. Bagi mereka yang telah mengetahui ajaran dari pendeta
India tersebut pasti ingin melihat tanah tempat asal agama tersebut secara
langsung yaitu India sehingga mereka pergi ke India dan sekembalinya ke
Indonesia mereka membawa banyak hal baru untuk selanjutnya
disampaikan pada bangsa Indonesia. Unsur India tersebut tidak secara
mentah disebarkan tetapi  telah mengalami proses penggolahan dan
penyesuaian. Sehingga ajaran dan budaya Buddha yang berkembang di
Indonesia berbeda dengan di India.
2. Penyebaran Agama Hindu
Para pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama
Hindu dan melalui jalur perdagangan akhirnya sampai di Indonesia.
Selanjutnya mereka akan menemui penguasa lokal (kepala suku). Jika
penguasa lokal tersebut tertarik dengan ajaran Hindu maka para pendeta
bisa langsung mengajarkan dan menyebarkannya. Dalam ajaran agama
Hindu konsepnya adalah seseorang terlahir sebagai Hindu bukan menjadi
Hindu maka untuk menerima ajaran agama Hindu orang Indonesia harus
di-Hindu-kan melalui upacara Vratyastoma dengan pertimbangan
kedudukan sosial/ derajat yang bersangkutan (memberi kasta). Hubungan
India-Indonesia berlanjut dengan adanya upaya para kepala suku/ raja
lokal untuk menyekolahkan anaknya/ utusan khusus ke India guna belajar
budaya India lebih dalam lagi. Setelah kembali ke tanah air mereka
kemudian menyebarkan kebudayaan India yang sudah tinggi. Bahkan tak
jarang mereka mendatangkan para Brahmana India untuk melakukan
upacara bagi para penguasa di Indonesia, seperti upacara Abhiseka,
merupakan upacara untuk mentahbiskan seseorang menjadi raja. Jika di
suatu wilayah rajanya beragama Hindu maka akan memperkuat proses
penyebaran agama Hindu bagi rakyat di daerah tersebut. Berikut
kerajaan-kerajaan hindu yang pernah berdiri di Indonesia.

C. Pengaruh Hindu-Buddha di Nusantara


Perkembangan Hindu-Buddha yang paling nyata dibidang politik yaitu
diperkenalkannya sytem kerajaan. Sebelumnya, kedudukan pemimpin dalam
masyarakat Nusantara adalah orang yang dituakan oleh sesamanya. sesuai dengan
system kerajaan yang berlaku di India, kedudukan pemimpin dalam masyarakat
berubah menjadi Mutlak dan turun temurun berdasarkan hal waris (atau dinasti)
yang sesuai dengan peraturan hukum kasta

1. Perubahan dalam Bidang Sosial


Sejalan dengan pengaruh agama Hindu-Buddha, mayarakat Nusantara
terbagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan aturan kasta. Akan tetapi
system kata yang berlaku di Nusantara tidaklah seketat di Negara asalnya.
2. Perubahan dalam Bidang Kebudayaan
Pengaruh Hindu-Buddha di bidang kebudayaan terutama berkaitan dengan
penyelenggaraan upacara keagamaan, seperti upacara sesajen, pembuatan relief,
dan candi serta penggunaan Bahasa sanskerta.

D. Warisan Kebudayaan Hindu-Buddha


1. Arsitektur

Arsitektur warisan kebudayaan Hindu-Buddha dapa dilihat dari Stupa dan


Candi. Awalnya stupa dikenal sebagai kuburan kubah atau bukit makan yang
sederhana, kemudian bentuk arsitektur ini menjadi sebagian dari bangunan suci
umat Buddha. Pada perkmbangannya bentuk kubah pada stupa tetap dilestarikan
namun dengan makud yang berbeda, yakni sebagai lambang Nirwana. Stupa lalu
menjadi tempat penyimpanan relik yang dikelilingi oleh teras yang berdinding.
Gerbangnya terdapat di empat penjuru mata angin, biasanya dihiasi dengan
gambar-gambar timbul (relief).4

Adapun candi merupakan bangunan peninggalan maa lalu yang digunakan


untuk memuliakan orang yang telah meninggal, khusus bagi para raja orang-orang
yang telah meninggal, khususnya bagi para raja dan orang-orang terkemuka.
Namun menurut Sukmono (1973:81) yang dikubur didalamnya bukan mayat atau
abu jenazah melainkan bermacam-macam benda seperti potongan berbagai jenis
logam dan batu-batu aki, yang disertai dengan saji-sajian. Benda-benda tersebut
dinamakan dengan pipih, dan dianggap sebagai lambang zat-zat jasmaniah dari
sang Raja yang telah bersatu kembali dengan dewa penitisnya.

Dilihat dari asal-usulnya, kata cando berasal dari salah satu nama untuk
Durga sebagai Dewi Maut, yaitu candika. Sehingga tidak mengherankan candi
dihubungkan dengan orang meninggal. Bentuk candi di maing-masing daerah
memiliki perbedaan. Berikut ini perbedaan umum bentuk candi di Jawa Tengah
dan Jawa Timur.

Langgam Jawa Tengah


4
Yusnaldi, Eka. 2019. Kemasyarakatan. Medan: Perdana Publishing. Hal 37
1. Bentuk bangunannya tambun
2. Atapnya nyata tidak berundak-undak
3. Puncaknya berbentu ratna atau stupa
4. Giwang atau pintu dan relung berhiaskan kala makara
5. Relienya timbul agak tinggi dan lukisannya naturalis
6. Letak candinya di tengah halaman
7. Kebnayakan menghadap ke Timur
8. Kebanyakan terbuat dari batu andesit
Langgam Jawa Timur
1. Bentuk bangunannya ramping
2. Atapnya merupakan perpaduan tingkatan
3. Puncaknya berbentuk kubus
4. Makara tidak ada dan pintu serta relung hanya ambang batasnya saja yang
diberi kala
5. Reliefnya timbul sedikit saja dan lukisannya simbolis menyerupai wayang kulit
6. Letak candi di bagian belakang halaman
7. Kebanyakan menghadap ke barat
8. Kebanyakan terbuat dari bata
Dilihat dari coraknya candi juga beberapa di tiap daerah. Hal terebut
menyebabkan pengelopokkan candi berdasarkan daerah penemuan.
Pengelompokkan itu bisa dilihat dari keterangan berikut ini.
1. Kelompok candi di Jawa Tengah di bagian Utara umumnya tidak beraturan dan
lebih merupakan gugusan candi yang masing-masng berdiri sendiri.
2. Kelompok candi di Jawa Tengah di bagian Selatan berdiri di tengah dan candi-
candi perwaranya berbaris teratur di sekelilingnya.
3. Kelompok candi di Jawa Timur induknya terletak dibagian belakang halaman
candi, sementara candi prewar dan bangunan-bangunan lainnya terletak
didepan.

Beberapa candi di Jawa Tengah Utara adalah Candi Gunung Wukir di dekat
Magelan, berhubungan dengan prasasti Canggal tahun 732 M dan Candi Gedong
Songo di Lereng Gunung Unggaran.
Adapun beberapa candi di Jawa Tengah Selatan adalah Candi Kalasan
dekat Yogyakarta didirikan pada tahun 778, Cand Sari yang terletak di dekat
Candi Kalasan, Candi Borobudur dekat Magelang yang memiliki puncak stupa
yang sangat besar dan arca-arca yang sangat banyak jumlahnya 505, Candi
Prambana yang terdiri atas 2 buah Candi induk dikelilingi lebih kurang 250 buah
candi perwara yang tersusun dalam 4 baris.

Sementara itu candi di Jawa Timur adalah Candi Kidal (candi Anusapati), Candi
Jago (candi winuwardhana), candi Singoasari (candi Kertanegara) dekat Malang,
Candi Jawi dekat Prigen, Candi panataran di Blitar.

2. Seni Sastra
Seni sastra peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha ialah tampak
dalam penulisan prasasti, kitab, dan kakawin. Prasasti biasanya ditulis untuk
memberikan informasi sehubungan dengan adanya peringatan, perintah atau
keberadaan suatu kerajaan. Pada masa kerajaan Kutai, informasi itu dipahatkan
pada Yupa (tugu batu).
Kitab adaah sebuah karangan tentang kisah, catatan atau laporan suatu
peristiwa.5 Pada masa Hindu-Buddha, kitab ditulis dalam lembaran daun lontar.
Isi kitab berupa rangkaian puisi yang terdiri atas beberapa bait, ditulis dalam
Bahasa yang indah. Ungkapan dalam puisi itu disebut kakawin. Beberapa kitab
yang ditulis misalnya, Mahabharata, Arjuna Wiwaha, Negarakertagama, dan
Sutasoma.

3. Seni Rupa atau Ukir


Karya seni rupa banyak di jumpai dala bentuk relief yang dipahatkan pada
dinding candi, biasanya berupa gambar dan hiasan serta ada yang merupakan
rangkaian cerita atau kisah orang-orang tertentu. Relief-relief itu antara lain dapat
ditemui dalam berbagai candi seperti Borobudur, Prambanan dan Pantaran.
Misalnya, candi-candi di Jawa Tengah terdapat hiasan gambar pohon.
Kebanyakan dari pohon-pohon itu melmbangkan kalpatru atau parayata, yaitu
pohon yang dapat memberi segala apa yang diinginkan dan diminta oleh manusia,
5
Yusnaldi, Eka. 2019. Kemasyarakatan. Medan: Perdana Publishing. Hal 39
sedangkan berbagai bentuk relie yang melukikan rangkaian cerita, biasanya di
ambil dari kitab-kitab kesusasteraan, seperti Ramayana dan dari kitab keagaamaan
seperti Karmawi bhangga, kunjakarna dan lain-lain.
D. Daerah-Daerah yang dipengaruhi unsur agama Hindu –Buddha
Agama Buddha diperkirakan oleh awal berkembang di Indonesia
daripada agama Hindu. Hal itu didasarkan pada penemuan arca perunggu di
sempaga, Sulawesi Selatan. Arca tersebut bentuknya sama dengan arca Buddha,
diduga daerah-daerah di Indonesia yang telah dipengaruhi unsur Buddha antara
lain :
1) Daerah Sempaga, Sulawesi Selatan
2) Daerah Jember, Jawa Timur
3) Daerah Bukit Siguntang, Sumatra Selatan
4) Daerah Kota Bangun, Kalimantan Timur
5) Kerajaan Melayu
6) Kerajaan Sriwijaya
7) Kerajaan Mataram Kuno
8) Kerajaan Singhasari
9) Kerajaaan Majapahit
Sementara itu, pengaruh Hindu diperkirakan muncul di Indonesia sekitar awal
abad ke-5. Daerah-daerah yang dipengaruhinya yaitu :
1) Kerajaan Kutai
2) Kerajaan Tarumenegara
3) Kerajaan Kalingga
4) Kerajaan Kanjuruhan
5) Kerajaaan Mataram Kuno
6) Kerajaaan Kediri
7) Kerajaan Singhasari
8) Kerajaan Majapahit
9) Kerajaan Sunda
10) Kerajaan Bali
Daerah-daerah yang tidak memperoleh pengaruh undur Hindu-Buddha di
Indonesia antara lain Maluku dan sekitarnya, Pulau-pulau di Nusa Tenggara, serta
Papua sekitarnya. Pengaruh Hindu-Buddha tidak masuk ke daerah-daerah tersebut
dikarenakan jaraknya yang jauh dari pesisir (pantai) sehingga sulit dijangkau para
musafir (pedagang) yang sebagian besar melalui laut.6

6
Purawoto,Seri IPS Sejarah, Yudhistira Ghalia Indonesia, Jakarta,2017, hlm:37
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Masuknya agama Hindu Buddha ke Indonesia secara pasti belum
diketahui. Tetapi pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah
berkembang di Indonesia. Terdapat beberapa pendapat atau teori tentang
pembawa agama Hindu Budha ke Indonesia. Teori-teori itu adalah sebagai berikut
a. Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran pengaruh Hindu ke
Indonesia dibawa kaum Brahmana.
b. Teori ksatria, menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang India yang berkasta ksatria. Di Indonesia mereka
kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama Hindu.
c. Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebar agama Hindu ke Indonesia
adalah orang-orang india yang berkasta Waisya. Para penyebaran
pengaruh Hindu itu terdiri atas para pedagang dari India.
d. Teori Arus Balik, menyatakan bahwa para penyebar pengaruh Hindu ke
Indonesia adalah orang-orang Indonesia sendiri. Mereka mula-mula
diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar Hindu. Setelah
mengusai ilmu tentang agama Hindu, mereka kemudian kembali ke
Indonesia dan menyebarkan pengaruh Hindu di Indonesia.
Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara ialah Kerajaan Kadiri, kerajaan
kalingga, kerajaan Kutai Martadipura, Kerajaan Majapahit, Kerajaan
Tarumanegara, Kerajaan Melayu, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Mataram Kuno,
Kerajaan Wangas Warmadewa, Kerajaan Medan Kamulang, dan Singaari.

B. SARAN
Mungkin inilah yang diwacakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kami mampu mengimplementasikan.
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karena kami punya
kekhilafan dan perlu banyak belajar lagi.Dan kami juga butuh saran/kritikan agar
bisa menjadi motivasi untuk kami belajar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kartodirjo, Sartono..1977.Sejarah nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Misati, Wari.2011.Kerajaan-kerajaan di Nusantara.Jakarta:Be Champion.
Muljana, Slamet.2011. Sriwijaya. Yogyakarta:LKis Yogyakarta.
Purawoto.2017.Seri IPS Sejarah.Jakarta:Yudhistira Ghalia Indonesia.
Sudrajat.2012.Sejarah Indonesia masa Hindu Budha.Yogyakarta.
Tanudirjo, Daud Aris..2012.Indonesia dalam arus sejarah.Jakarta: Ichtiar Baru
van Hoeve.
Utomo, Bambang Budi.2016.Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di
Sumatera. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan.
Yusnaldi, Eka.2019.Kemasyarakatan Materi IPS di MI.Medan:Perdana
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai