Anda di halaman 1dari 24

HINDUISME DAN BUDHISME: MENGENALI AJARAN-AJARAN

AGAMA HINDU DAN BUDHA SEBAGAI SIKAP TOLERANSI DALAM


BERAGAMA
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Studi Masyarakat Indonesia
oleh Dosen Pengampu Dr. H. Endis Firdaus, M. Ag

oleh:
RIJKI RAMDANI
NIM. 1404814
IPAI B [Smt: 3 2014]

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015

Hinduisme dan Buddhisme|1

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allh swt. karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Studi Masyarakat Indonesia.
Adapun tujuan pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Dosen pengampu Studi Masyarakat Indonesia khusunya juga untuk mengetahui
keanekaragaman agama yang terdapat di Indonesia khususnya agama Hindu dan
Budha..
Di dalam penulisan Makalah Studi Masyarakat Indonesia ini kami
menyadari banyak kekurangan dalam segi bahasa, penulisan khususnya translitasi
maupun dalam pembahasannya hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki. Didalam makalah ini menjelaskan bahwa suatu
asal-usul munculnya agama Hindu dan Budha dan juga ajaran yang dianut oleh
agama Hindu dan Buddha seperti apa, oleh karena itu mari kita simak makalah ini
dengan seksama.
Dalam menyelesaikan Makalah Studi Masyarakat Indonesia ini, kami
mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Maka, pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dosen sebagai pengampu Studi Masyarakat Indonesia.
2. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dorongan dan
memotivasinya baik yang bersifat materil maupun moril.
3. Rekan-rekan yang ikut membantu dalam pembuatan Makalah ini.
Semoga Allh SWT senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan karuniaNya. Mudah-Mudahan Makalah Studi Masyarakat Indonesia ini dapat
bermanfaat bagi kami pada khususnya dan rekan-rekan mahasiswa IPAI.
Bandung, 09 November 2015
Penyusun,

Hinduisme dan Buddhisme|2

DAFTAR IS

KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................1
C. Tujuan....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
A. Hinduisme: Melihat Agama Hindu.........................................3
1. Asal Usul Munculnya Agama Hindu................................3
2. Jenis Hinduisme..............................................................5
3. Kepercayaan Hinduisme.................................................5
4. Ajaran Buddhisme..........................................................6
5. Perayaan Keagamaan.....................................................8
6. Hinduisme Dewasa Ini....................................................8
B. Buddhisme: Melihat Agama Budha........................................9
1. Asal Usul Munculnya Buddhisme..................................10
2. Jenis Buddhisme...........................................................11
3. Kepercayaan Buddhisme..............................................13
4. Ajaran Buddhisme........................................................14
5. Perayaan Keagamaan...................................................15
6. Buddhisme Dewasa Ini.................................................16
BAB III PENUTUP..........................................................................17
A. Simpulan..............................................................................17
B. Saran...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................iii

Hinduisme dan Buddhisme |1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia diawali dengan peradaban yang
muncul akibat budaya disekitarnya, ini terjadi akibat adanya
budaya-budaya yang menunjukkan keindahan hidup. Budayabudaya akan membentuk ritual-ritual yang menjadi pusat
ritual manusia. maka ritual manusia tersebut akan menjadi
media manusia yang tepat untuk bergantung. Media tersebut
adalah agama.
Agama di dunia ini sangat beragam, karena manusia
memilki akal yang jernih yang dapat keluar dari keyakinan
yang sudah ada, maka muncullah agama baru. Agama-agama
yang terbesar di dunia ini adalah Hindu, Yahudi, Budha,
Kristen dan Islam.
Dari beberapa agama diatas, memilki keyakinan tersendiri
dilihat dari ritual dan kepercayaannya. Agama yang pertama
kali muncul adalah Hindu, agama ini sangat dominan
terhadap benda-benda yang dianggap keramat menurut
umatnya. Maka agama ini berorientasikan pada nenek
moyang zaman dahulu. Agama yang mirip dengan Hindu
adalah Budha, dimana budha ini perkembangan dari agama
Hindu. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini untuk
memperjelas agama Hindu dan Budha.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Asal Usul Munculnya Agama Hindu dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Budha?
Bagaimana Kasta pada Hinduisme?
Apa saja Jenis-Jenis Buddhisme?
Bagaimana Kepercayaan Hinduisme dan Buddhisme?
Bagaimana Ajaran Hinduisme dan Buddhisme?
Bagaimana Ritual Keagamaan Hinduisme?
Bagaimana Perayaan Keagamaan Buddhisme?

Hinduisme dan Buddhisme |2

8. Bagaimana Hinduisme dan Buddhisme Dewasa Ini?


C. Tujuan
1. Mengetahui Asal Usul Munculnya Agama Hindu dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Budha?
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui
Mengetahui

Kasta pada Hinduisme?


Jenis-jenis Buddhisme?
Kepercayaan Hinduisme dan Buddhisme?
Ajaran Hinduisme dan Buddhisme?
Perayaan Keagamaan Hindu dan Budha?
Perayaan Keagamaan Buddhisme?

8. Mengetahui Hinduisme dan Buddhisme Dewasa Ini?

Hinduisme dan Buddhisme |3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hinduisme: Melihat Agama Hindu
Michael
Hinduisme

Keene

(2006,

berkembang

hal.
sejak

8)

menerangkan

ribuan

tahun

bahwa

lalu

dan

merupakan agama paling tua di dunia yang masih hidup


sampai sekarang. Agama ini diperkirakan muncul antara
tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama
tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Ada jutaan
dewa-dewi dalam kepercayaan agama Hindu dan semua itu
merupakan refleksi dari Brahman (roh paling tinggi). Dewa
paling populer adalah Shiva (dewa perusak alam), dan Vishnu
(dewa pemelihara alam).
Ada ratusan kuil dipersembahkan untuk mereka (Smith,
2008). Semua orang Hindu memiliki tempat pemujaan dalam
rumah masing-masing, tempat melakukan ibadat harian, dan
bersama dengan perayaan lainnya membentuk iman mereka.
Inti iman mereka berada dalam suatu lingkaran yang tak
pernah berakhir dan lahir, hidup, mati, dan lahir kembali, dan
setiap orang mengalami reinkarnasi dengan tingkat yang
ditentukan oleh apa yang mereka perbuat dalam hidup
sebelumnya. Sebagaimana dalam firman Veda:
Jangan kaulakukan kepada orang lain hal-hal yang
engkau sendiri tidak suka; itulah hukum utama-hukum
yang lain dapat berubah-ubah. (Mahabarata, Veda 39)
Djamannuri (Djam'annuri, 2003) berpendapat bahwa ayat
tersebut menggambarkan Hinduisme yang selalu menyukai
terhadap

kebaikan

yang

selalu

mengutamakan

hukum

agamanya, apabila bangsa Hindu mengutamakan hukum


tersebut, maka kehidupan bangsa Hindu akan berubah
menjadi baik.
1. Asal Usul Munculnya Agama Hindu

Hinduisme dan Buddhisme |4

Hinduisme muncul sekitar tahun 1800 SM di India, tetapi


dasar berdirinya tidak pasti. Riwayat yang diketahui paling
dini terdapat pada peradaban Lembah Sungai Indus. Kata itu
sendiri

berasal

dari

bahasa

Sansekerta

untuk

Sungai

Indus, Siddhu, kata yang oleh bangsa Persia kuno diucapkan


sebagai Hindu. Tidak lama sebelumnya kata itu digunakan
untuk menyebut semua bangsa India pada umumnya, tetapi
sekarang kata itu hanya digunakan untuk pengikut Hinduisme
(Keene, 2006, hal. 10).
Dalam bahasa

Persia,

kata Sindhu (Bahasa


Arya menyebut

kata

Sanskerta).

wilayah

Hindu

berakar

dari

Dalam Reg Veda, bangsa

mereka

sebagai

Sapta

Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak


benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai
Indus) (Hadiwijono, 2008, hal. 16). Pada awalnya kata Hindu
merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai
Sindhu. Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah
Masehi ketika beberapa kitab dari Weda digenapi oleh para
brahmana. Pada zaman munculnya agama Buddha, agama
Hindu sama sekali belum muncul semuanya masih mengenal
sebagai ajaran Weda (Djam'annuri, 2003, hal. 23)
Untuk

melacak

sejarah

Hindu,

ada

beberapa

poin

terpenting yang ditulis oleh Michael Keene (2006, hal. 10). Di


sini akan dijelaskan secara singkat mengenai asal-usul Hindu
yang diyakini muncul dari peradaban Lembah Indus:
a. Orang Indus
Kita tidak tahu banyak tentang peradaban Lembah
Indus. Namun, patung-patung para dewi yang dibuat pada
zamannya memberi kesan bahwa orang Lembah Indus
sangat

menekankan

pentingnya

kesuburan

wanita.

Beberapa dewa dan dewi Hindu, seperti Shiva, mungkin

Hinduisme dan Buddhisme |5

merupakan keturunan dari para dewi yang hidup pada


zaman sebelumnya.
b. Bangsa Arya
Bangsa

Arya

datang

dengan

membawa

bahasa

Sansekerta. Mereka juga memperkenalkan sistem kasta,


yang menempatkan orang-orang ke dalam bermacammacam kasta atau warna berdasarkan kedudukan. Bangsa
Indus dan Arya saling terlibat dalam perkawinan campur
dan

melahirkan

Kitab-Kitab Veda

yang

merupakan

kumpulan pujian-pujian dan hasil sastra. Kitab yang paling


tua dan paling penting adalah Rig Veda, yang di dalamnya
pujian

dipersembahkan

kepada

dewa-dewi

termasuk

indra, dewa langit, agni, dewa api, dan aditi, dewi ibu.
2. Sistem Kasta Hinduisme
Didalam agama Hindu tentu saja ada beberapa orang
yang mempunyai derajat manusia yang masing-masingnya
berbeda-beda. Yang menjadikan perbdaan tersbeut adalah
dari faktor budaya, maka agama Hindu muncul adanya Kastakasta. (Djam'annuri, 2003, hal. 24)
Tuhan yang asli dalam agama Hindu adalah Brahma. Agus
Hakim (1996, hal. 132) menerangkan bahwa kepercayaan
mereka Brahma telah menjadikan Manu yaitu manusia lakilaki pertama dan Shatapura wanita pertama. Dari mereka
lahirlah manusia selanjutnya. Meskipun semua manusia dari
Manu, tetapi tetap saja Hindu terlahir menjadi empat Kasta.
Menurut Michael Keene (2006, hal. 12) bahwa kasta
adalah pembagian-pembagian di dalam masyarakat yang
didasarkan pada kedudukan manusia dan ribuan kasta serta
subkasta masih terdapat di India. Kasta muncul dari perusha.
Keempat

macam

warna

berasal

dari

sebuah

kisah

di

dalam Rig Veda di mana dewa Brahma, yang mempunyai

Hinduisme dan Buddhisme |6

kuasa

untuk

mencipta,

menciptakan

Perusha. Akhirnya, Perusha

manusia

pertama,

dikurbankan dan diambillah

empat warna dari tubuhnya: Warna tertinggi (putih): kasta


Brahmana, Warna kedua (merah): kasta Kesatria, Warna
ketiga (kuning): kasta Waisya, Warna keempat (hitam): kasta
Sudra.
3. Kepercayaan Hinduisme
Menurut sejarah panjangnya, Hinduisme telah menarik
dan mengambil banyak ide dari agama-agama lain. Tidak
semua

orang Hindu

percaya

pada

hal-hal yang sama

meskipun ada doktrin-doktrin pokok yang diterima oleh


sebagian besar pengikutnya.
Pemahaman orang Hindu tentang kehidupan terpusat
pada hubungan antara badan dengan jiwa atau atman. Badan
adalah milik dunia, yang selalu berubah-ubah dan tidak
sempurna, sedangkan atman adalah bagian dari realitas roh
Brahman yang sempurna, tidak berubah, dan kebenaran
mutlak (Keene, 2006, hal. 18).
Histon Smith (2008, hal. 37) menjelaskan bahwa didalam
agama

Hindu

tidak

dikenal

istilah

surga

dan

neraka

sebagaimana dipahami agama-agama semitik. Bagi orang


Hindu surga adalah reinkarnasi ke bentuk yang lebih baik,
sedang neraka sebaliknya.
Micahel Keene (2006, hal. 18) menuliskan ada 2 hal
kepercayaan Hinduisme yang sangat besar yaitu Samsara
dan Karma. Samsara merupakan mengembara dan menunjuk
pada pengembaraan jiwa dari tubuh yang satu ke tubuh yang
lain. Bagi orang Hindu baik alam dunia maupun alam manusia
mempunyai

kecenderungan

untuk

mengulang

kembali

kehidupan yang sama. Karma merupakan hukum sebab


akibat yang diperbuat oleh orang Hindu. Orang Hindu percaya

Hinduisme dan Buddhisme |7

bahwa Karma yang menumpuk dalam kehidupan sebelumnya


yang pindah ke masa kini. Sebagaimana firman Veda:
Sebagaimana manusia menanggalkan pakaian lamanya
dan mengenakan pakaian yang baru, demikian pula jiwa
menanggalkan tubuhnya yang lama dan masuk ke dalam
tubuh yang baru. (Bhagavad Gita)
Kemudian Moksha yang merupakan akhir dari Samsara
pengembangan jiwa dan merupakan tujuan setiap orang
Hindu.

Spiritualitas

Hindu

pertama-tama

tertuju

pada

membawa jiwa manusia pada pantai yang lain, dengan kata


lain bahwa manusia itu hanya dimiliki oleh laut. (Djam'annuri,
2003, hal. 27)
4. Ajaran Hinduisme
Ajaran agama Hindu mempunyai beribadatan tersenidri.
Ibadah dalam agama Hindu tidaklah terbatas oleh masa dan
waktu, tetapi pada setiap letika dan keadaan harus beribadat.
Ibadat tidaklah hanya

dihadapkan kepada maha

dewa

Brahma, Wisnu dan Syiwa tetapi lebih dahulu langsung


kepada tenaga dan daya alam yang dianggap sebagai dewa,
yang langsung mempengaruhi kehidupan manusia.
Tidak hanya ketiga dewa diatas, melainkan orang Hindu
beribadat

kepada

dewa-dewa

yang

memberi

macam

kehidupan. Agus Hakim (1996, hal. 130) menuliskan dewadewa yang dijadikan pusa peribadatan orang Hindu:
a. Dewa Surya (Matahari)
b. Dewa Agni (Api Suci)
c. Dewa Wayu (Angin)
d. Dewa Candra (Bulan)
e. Dewa Waruna (Alam/Angkasa)
f. Dewa Marut (Badai/Topan)
g. Dewa Paryania (Hujan)
h. Dewa Acwin (Kembar/Kesehatan)
i. Dewa Usa (Dewa Fajar)

Hinduisme dan Buddhisme |8

j. Dewa Indra (Perang)


k. Dewa Wetra (Jahat)
Diantara semua dewa-dewa itu yang diutamakan sekali
dan paling banyak mendapat puji-pujian ialah dewa Indra dan
Agni. Karena dewa Indra adalah dewa yang rahmat yang
membawa

kebahagiaan

yang

dijuluki

dengan

sebutan

puramdara yaitu dewa penggempur benteng. Dewa Agni


adalah dewa yang mulia, karena dewa ini yang selalu menjadi
sahabat bagi manusia dalam kehidupannya. (Hadiwijono,
2008, hal. 78)
Hal ini karena agama Hindu sangat memuliakan dewadewanya. Dewa menjadikan kehidupan manusia di jagad raya
yang akan memberikan kebahagiaan serta memberikan
banyak kehikmatan kepada bangsa Hindu. Sebagaimana
Michael Keene (2006, hal. 27) menuliskan apa yang dikatakan
oleh tokoh religius India:
Pemujaan patung dewa dalam barang yang kecil
merupakan seni memeluk seluruh jagad raya (Vinoba
Bhave)
Micahel Keene (2006, hal. 26) menerangkan bahwa Dewa
menuntut para bangsa Hindu untu anak-anak umat Hindunya
dididik menjalankan lima tugas harian:
a. Melakukan yoga atau meditasi
b. Menghormati dan emuja dewa pujaan keluarga
c. Menghormati anggota keluarga yang lebih tua dan para
leluhur sepenuh hati
d. Menunjukkan sikap keramahtamahan keluarga kepada
siapa pun termasuk kepada orang-orang suci
e. Menghargai semua makhluk hidup
Ketika meminta hal semua itu, umat Hindu melakukan
meditasi dengan cara menyebut berulang-ulang nama tuhan
yaitu dengan menyebutkan Gyatri Mantra yang berbunyi

Hinduisme dan Buddhisme |9

Marilah kita melakukan meditasi dalam cahay agung sang


pencipta.

Kiranya

ia

berkenan

membimbing

kita

dan

menerangi pikiran kita (Keene, 2006, hal. 27). Dan kata yang
sering dikatakan mereka adalah AUM atau OM.
5. Ritual Keagamaan
Ritual kegamaan yang dilakukan oleh umat Hindu banyak
sekali, karena agama ini lahir ketika nenek moyang yang
dipujanya

sangat

mendominasi

pada

kehidupan

di

lingkungannya. Micahel Keene (2006, hal. 28)menuliskan dua


ritual keagamaan yaitu upacara keagamaan dan perayaan
keagamaan.
a. Upacara keagamaan
Ada jenis 16 upacara atau samskara yang menandai
tahap-tahap kehidupan penting manusia sejak sebelum
pembuahan

sampai

dengan

kematian.

Yang

pertama

dilakukan adalah pemberian nama, nama bayi dirahasiakn


sampai dia berumur 11 atau 12 hari untuk menghindari roh
jahat yang berusaha membawanya kabur. Yang kedua adalah
benang suci, upacar ini dilakukan pada anak laki-laki dari
kasta Brahmana yang berusia antara lima samapai delapan
tahun. Yang ketiga perkawinan dan yang keempat adalah
kematian

yang

dilakukan

dengan

cara

ngaben,

yaitu

pembakaran mayat umat Hindu.


b. Perayaan Kegamaan
Hinduisme agama yang banyak sekali perayaan meskipun
sebagian

besar

hanya

dirayakan

secara

lokal

karena

perayaan akan menjadikan jaminan kehidupan yang bahagia


(Keene, 2006, hal. 32). Perayaan tersebut diantaranya:
perayaan

menurut

penanggalan

Hindu,

berhubungan dengan musim cocok tanam.


6. Hinduisme Dewasa Ini

perayaan

yang

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 10

Dengan mengetahui betapa sentralnya peranan Tuhan


dalam pandangan agama Hindu, kita dapat menelaah seluruh
konsep agama Hindu secara sistematis tentang hakikat dan
ansib manusia (Smith, 2008, hal. 89).
Michael Keene (2006, hal. 36) menerangkan ada lebih dari
800 juta umat Hindu di dunia dewasa ini dan komunitas Hindu
yang cukup besar ada di lebih dari 160 negara. Satu di antara
enam orang di dunia modern ini adalah orang Hindu.
Rumah spiritual Hinduisme adalah India, di mana 85
persen dari seluruh umat Hindu sekitar 650 juta orang tinggal
di sana. Ada beberapa gerakan reformasi Hindu pada abad
ke-19 dan ke-20 yang menentang sistem kasta dan bentukbentuk tekanan lain di India. Reformis yang paling terkenal
ialah

Mahatma

Gandhi,

yang

memimpin

India

dalam

kampanye spiritual untuk kelompok yang hina dina, kasta


paling rendah, yang telah mereduksi jutaan orang Hindu pada
kemelaratan. (Djam'annuri, 2003, hal. 29)
Sekarang, komunitas-komunitas Hindu yang besar dapat
dijumpai di Hindia Barat dan Afrika, juga di Sri Langka,
Guyana, Fiji, dan Bali. Sekitar 800.000 umat Hindu tinggal di
Amerika Serikat. Di negara ini ada banyak kuil, termasuk kuil
Shiva-Vishnu di Livermore, California, di mana ada usaha
yang dilakukan untuk menyediakan fasilitas yang berguna
bagi bermacam-macam keturunan Hindu yang dijumpai di
negara ini. Komunitas-komunitas Hindu yang kecil juga dapat
dijumpai di seluruh Eropa dengan komunitas terbesar yang
berada di luar Britania, yaitu di Belanda dengan 160.000
pengikut (Keene, 2006, hal. 36).
B. Buddhisme: Melihat Agama Budha
Michael Keene (2006, hal. 67) Orang sudah mengikuti pengajaran
Buddha lebih dari 2.500 tahun dari India, tempat tinggalnya, ke Eropa dan
Amerika, tempat kepercayaan itu kuat. Ada hampir 400 juta orang Buddha di

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 11

seluruh dunia. Umat Buddha percaya bahwa manusia terikat didalam


lingkaran lahir, hidup dan mati melalui keinginan yang kuat dan bahwa
mereka dapat lahir kembali berulang kali sampai tak terhitung jumlahnya
dengan tingkatan hidup dan keberadaan yang berbeda-beda. Mereka juga
percaya bahwa mereka dapat menghindari diri dari kelahiran kembali maka
dari itu mereka akan masuk nirvana. Pengajaran-pengajaran Buddha
merupakan bimbingan bagi seluruh umat Buddha yang mempunyai keinginan
besar untuk meningkatkan kebijaksaknaan, belas kasihan dan menghindari
kekerasan. Akhirnya, mereka dapat menerima pencerahan.
Umat Buddha percaya akan adanya realitas tinggi, tetapi mereka tidak
menyebut realitas ini adalah Allah. Banyak umat Buddha yang merasa lebih
bahagia bila mereka membicarakan tentang filsafat hidup dibandingkan
dengan Agama.
Buddhisme memberikan cara merefleksi
yang ampuh terhadap kesulitan manusia.
Kita semua mengalami kelahiran
dalam ujud manusia dan mesti...
mengalami bermacam-macam hal
dari yang terbaik hingga yang terburuk,
dari kegembiraan hingga kesakitan...
tidak ada yang bebas
dari pengalaman-pengalaman kepedihan,
pertumbuhan, usia, kematian...
YANG MULIA SUMEDHO
1. Asal Usul Munculnya Buddhisme
Agama Budha merupakan sejarah agama-agama di India yang
dimulai semenjak tahun 500 SM hingga tahun 800 M. Secara historis agama
tersebut mempunyai kaitan erat dengan agama yang mendahuluinya, akan
tetapi

juga

mempunyai

beberapa perbedaan

dengan agama

yang

mendahuluinya dan yang datang sesudahnya, yaitu agama Hindu.


(Hadiwijono, 2008, hal. 80)

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 12

Zaman Budha dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama


Siddharta, menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem
Yoga dan Semadhi sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan
Tuhan. Agama Hindu dari India Selatan menyebar sampai keluar India
dengan berbagai cara. Terutama melalui perdagangan bebas internasional.
Michael Keene (2006, hal. 68-69) Siddharta Gautama lahir
sekitar tahun 560 BCE di India bagian timur laut, beliau merupakan salah
seorang intelektual terbesar dan pusat spiritual dunia. Sebuah legenda
menyatakan kelahirannya yang menyatakan bahwa seorang wanita bernama
Maya, ibunya, memimpikan seekor gajah putih masuk kedalam rahimnya.
Sepuluh bulan kemudia ia melahirkan dan seketika bumi bergetar selama
bulan purnama dibulan Mei. Maya meninggal tujuh hari kemudian, yang
menurut legenda karena ia yang telah melahirkan seorang Budha sudah tidak
dapat lagi memenuhi keinginan-keinginan yang lain. Anak itupun dibesarkan
dalam kehidupan mewah oleh bibinya.
Pangeran muda ini menikah dengan Gopa atau Yashodara yang
kemudian melahirkan seorang anak pertamanya dan diberi nama Rahula yang
artinya belenggu karena ia merasa terpenjara dengan gaya hidup yang
dialaminya. Ketika perlahan berhasil keluar istana, ia mendapatkan 4
pengalaman yang memperkuat kehendaknya: (Djam'annuri, 2003, hal. 84)
a. Ia melihat seorang laki-laki tua yang lemah dan menyaksikan betapa
usia tua itu menghancurkan ingatan, keindahan, dan keperkasaan. Ia
tidak pernah bertemu dengan orang tua sebelumnya.
b. Ia melihat orang cacat yang tersiksa kesakitan, ia merasa tercengang
melihat penderitaan demikian dan bergetar seperti pantulan cahaya
bulan didalam riak air. Ia tidak pernah mengalami penderitaan seperti
ini.
c. Ia melihat orang sedang mengis dalam duka dan prosesi pemakaman
dan perasaannya terganggu oleh suasana penderitaan karena kematian.
Ia tidak pernah melihat peristiwa kematian sebelumnya.
d. Ia melihat seorang suci sedang mengembara dengan rasa puas dan
gembira, berjalan berkeliling dengan mangkok derma ditangannya. Ia

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 13

tiba-tiba mengerti bahwa semua kesenangan hidup tidak berarti. Yang ia


rindukan adalah pengetahuan akan kebenaran, maka pada tengah malam
ia meninggalkan istananya untuk menemukannya.
Pada saat itu Siddharta bergabung dengan banyak orang
suci dalam mencari pengetahuan akan kebenaran. Lalu saat
melakukan pencerahan Siddharta di panggil oleh dewa
tertinggi yaitu Brahma hingga 3 kali, di utus untuk membantu
orang lain menerima pencerahan. Panggilan ini ia jalankan
hingga 44 tahun.
2. Jenis Buddhisme
Menurut Michael Keene (2006, hal. 70-71) Pada abad setelah
Buddha meninggal, Buddhisme Theravada dan Mahayana lahir sebagai dua
kelompok utama untuk pengajaran Buddha.
Buddhisme theravada dijalankan di Sri Langka, Myanmar (sebelumnya
bernama Burma), Thailand dan tempat lain di Asia Tenggara. Theravada
artunya jalan bagi kaum-kaum tua. Ajarannya didasarkan pada kitab suci yang
disebut pali canon, yang dipercaya sebaigai catatan yang paling akurat
tentang apa yang dikatakan dan dilakukan Buddha. Yang utama adalah
menekankan bahwa Buddha hanyalah seorang manusia, seseorang yang telah
mencapai pencerahan, dan bahwa pencerahan dapat dicapai dengan mengikuti
teladan dan pengajarannya. Terdapat dua kelompok umat Theravada: (Hakim,
1996, hal. 45)
a. Para biarawan dan biarawati atau rahib Buddha, yang disebut Bbikku
yang sama sekali tergantung pada kaum awam Buddha untuk makanan
dan pakaian mereka, mereka yang terbebas dari tugas rumah tangga
sehingga mereka mempunyai kesempatan yang baik untuk mencapai
nirvana. Diantara ereka yang paling dekat pada pencerahan ialah para
rahib hutan, yang menjalankan meditasi dengan ketat. Hampir tidak
mungkin bagi orang awam untuk mendapatkan pencerahan maka jika
seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang dengan serius ingin
mendapatkan pencerahan, ia harus menjadi seorang rahib/bbikku.

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 14

b. Pemilik rumah tangga akan menerima kemurahan kelahiran kembali pada


masa yang akan datang dengan cara memberikan makanan, pakaian, dan
uang kepada para rahib.
Sedangkan Buddhisme Mahayana yang artinya kendaraan besar dan
orang-orang Buddha Mahayana memandang Siddharta Gautama sebagai
seseorang yang memiliki kelebihan. Mereka percaya bahwa pernah ada
Buddha, ada Buddha, dan akan ada banyak Buddha lainnya. Orang-orang
Buddha mahayana menyatakan bahwa Buddhisme Mahayana memberikan
lebih banyak kesempatan untuk mendapatkan pencerahan dibandingkan
dengan Buddhisme Theravada. Pernyataan ini didasarkan pada tiga prinsip
yang dianggap menjadi ajaran Buddha: (Djam'annuri, 2003, hal. 32)
a. Orang tidak boleh bergantung pada usaha mereka sendiri untuk mencapai
nirvana. Akan tetapi, meeka dibantu menuju pencerahan oleh
Bodhisattva orang yang sudah mencapai pencerahan tetapi masih tinngal
dibumi karena pilihannya untuk menolong orang lain mencapai nirvana.
b. Apapun dapat digunakan sebagai kendaraan menuju pencerahan
termasuk mantra, koan (pertanyaan yang tidak ada jawabannya),
menebang pohon atau mengalirkan air.
Sangha dapat membantu orang yang ingin mencapai
pencerahan, Sangha adalah komunitas para rahib yang
mengikuti

ajaran

Buddha.kelompok

utama

Buddhisme

Mahayana dapai dijumpai di Jepang, Korea, Mongolia, Cina,


Tibet dan Nepal.
3. Kepercayaan Buddhisme
Michael Keene (2006, hal. 74-75) Terdapat empat kebenaran
mulia dan jalan berjalur delapan pada inti ajaran-ajaran Buddha. Seluruh
kegiatan umat Buddha dilakukan untuk menolong orang lain agar dapat
sampai pada pengertian penuh tentang Empat kebenaran mulia yang
merupakan dasar semua kepercayaan Buddha, empat kebenaran mulia itu
adalah:

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 15

1. Sepanjang hidup manusia mengalami penderitaan. Ajaran Buddha


ditunjukan untuk membantu manusia supaya mengerti penderitaan itu
dan mengatasinya.
2. Penyebab penderitaan adalah keinginan manusia yang kuat akan hidup,
kesenangan dan uang.
3. Menyingkirkan keinginan yang kuat berarti menyingkirkan penderitaan.
4. Jalan

tengah

antara

askese dan

hedonisme

satu-satunya

jalan

menghilangkan keinginan yang kuat itu.


Dengan cara menyingkirkan kesenangan diri dan keterikatan pada
duniawi, lingkaran kelahiran, kehidupan, dan kematian akhirnya dapat
dipecahkan. Hal ini dapat di capai dengan cara mengikuti jalan berjalur
delapan, atau jalan tengah, antara ekstrem askese dan hawa nafsu. Kedelapan
jalan berjalur itu ialah: (Djam'annuri, 2003, hal. 29)
1. Mengerti empat kebenaran mulia dengan benar
2. Berpikir yang benar, yang membawa kepada sifat mencitai semua
bentuk-bentuk kehidupan, bahkan juga kepada kehidupan yang
tingkatannya paling rendah sekalipun.
3. Berbicara yang benar dengan tujuan yang murni, mulia dan baik.
4. Berbuat yang benar, menyangkut tindakan yang bermoral, penuh
perhatian kepada sesama dan melakukan kebaikan terhadap semua
makhluk hidup.
5. Mata pencaharian yang benar, maksudnya ialah supaya umat Buddha
jangan mencari mata pencaharian dari hal-hal yang mengakibatkan
kekerasan, atau harus mengikuti ajaran agamanya, rahib Buddha harus di
urus oleh umat Buddha.
6. Usaha yang benar untuk mengusir semua pikiran jahat.
7. Perhatian yang benar, yang menyangkut kesadaran terhadap kebutuhankebutuhan orang lain.
Konsentrasi yang benar dengan menggunakan meditasi,
yang dapat menciptakan ketenangan batin seseorang dan
rasa damai dengan diri sendiri maupun dengan dunia.
4. Ajaran Buddhisme

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 16

Michael Keene (2006, hal. 76-77) Lingkaran kelahiran, kehidupan


dan kematian mengandung arti bahwa tidak ada sesuatu yang ada adalah tetap
dan segala sesuatu berada dalam keadaan berubah-ubah secara terus-menerus.
Sifat ini dikenal sebagai anicca, yang artinya tidak tetap. Jika manusia
bekerja keras untuk keabadian, hasilnya adalah penderitaan, atau dukkha.
Buddha mengajarkan bahwa jiwa bukan lagi apa-apa kecuali hanya seberkas
pengalaman yang lenyap pada saat kematian.
Terdapat lima aturan atau pedoman moral yang harus selalu diikuti oleh
setiap umat Buddha:
a. Mereka tidak boleh membunuh atau merusak benda-benda hidup.
b. Mereka tidak boleh mengambil barang yang tidak diberikan kepadanya.
c. Kereka tidak boleh menyalahgunakan seks.
d. Mereka tidak boleh mengguankan kata-kata yang tidak pantas, seperti
berbohong, menyebar rumor dan gosip.
e. Mereka tidak boleh menggunakan obat terlarang dan alkohol, karena
semua barang ini akan mengganggu pikiran dan penalaran.
Lingkaran kelahiran, kehidupan dan kematian yang tanpa
akhir disebut samsara yang artinya pengembaraan tiada
akhir. Semua makhluk hidup adalah bagian dari lingkaran ini
dan mereka tidak bisa terbebas dari lingkaran itu sampai
mereka mencapai nirvana. Nirvana atau tempat kesejukan
adalah

keadaan

dimana

nafsu

yang

berkobar

dan

keserakahan dipadamkan.
5. Perayaan Keagamaan
Michael Keene (2006, hal. 82-83) tanggal dan makna
setiap hari raya umat Buddha tergantung pada tradisi dari
kebudayaan masing-masing negara. Banyak hari raya untuk
merayakan kehidupan, pengajaran dan pencerahan Buddha.
Hari

raya

lainnya

digunakan

untuk

merayakan

para

Boddhisattva, guru-guru penting atau peristiwa-peristiwa


yang terjadi didalam sejarah umat Buddha.

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 17

Kelahiran, pencerahan dan kematian Buddha dipercayai


bahwa semuanya terjadi pada hari yanag sama pada bulan
Wesak (Mei sampai juni). Umat Buddha merayakan peristiwa
ini pada hari Wesak. Mereka menghias rumah mereka dan
memberikan persembahan di kuil. Mereka menggunakan lilin
dan lampu-lampu lainnya sebagai lambang pencerahan
Buddha. Hari Wesak juga dipercaya sebagai waktu ketika
Buddha memberikan pengajaran tentang Dharma pertama
dan

hari

itu

ditandai

dengan

perayaan

yang

penuh

kegembiraan dibanyak negara Buddha. (Hadiwijono, 2008,


hal. 78)
Selanjutnya

hari-hari

Uposatha

yaitu

hari-hari

yang

dihubungkan dengan fase-fase bulan dan hari-hari khusus


lainnya didalam penanggalan yang berdasarkan perhitungan
bulan. Uposatha artinya masuk untuk tinggal dan pada harihari ini umat awam Buddha mengenakan pakaian khusus,
biasanya jubah putih dan memasuki vihara setempat untuk
bergabung dengan para rahib dalam mengadakan puji-pujian
dan nyanyian. Mereka juga menghabiskan banyak waktu
untuk melakukan meditasi, juga melaksanakan 10 perintah
supaya mendapatkan kebaikan dalam reinkarnasi yang akan
datang.
Disamping hari-hari raya utama, ada juga tambahan hari
raya lainnya yang dirayakan oleh umat Buddha setempat.
Beberapa diantaranya dihubungkan dengan barang-barang
peninggalan Buddha, seperti yang terkenal adalah perayaan
gigi suci di Kandy, Sri Langka.
6. Buddhisme Dewasa Ini
Michael Keene (2006, hal. 84-85) dalam usia 1.500 tahun
pertama
dengan

sejak
pesat

keberadaannya,
dimana

Burma

Buddhisme

berkembang

(Myanmar),

Sri

Langka,

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 18

Thailand, Cina, Jepang dan Korea memeluk agama ini.


Kemudian agama ini tergelincir dalam suatu masa sepi hanya
karena

kejadian

kecil

sampai

abad

ke-20.

Sekarang

Buddhisme tumbuh kembli di beberapa tempat.


Selama abad ke-20, banyak negara Buddha berada dalam
pengawasan komunis dan agama ini mendapat tekanan. Ada
lebih dari 6.000 biara di Tibet sebelum Cina menyerbunya
pada tahun 1950-an, tetapi setelah itu banyak dari biarabiara itu telah dihancurkan. Sekitar 100.000 umat Buddha
Tibet diperkirakan telah melarikan diri ke India, dan di Tibet
Buddhisme masih berjuang mempertahankan kehidupannya.
(Keene, 2006, hal. 86)
Hampir seluruh kuil Buddha di Cina di tutup atau
dihancurkan selama Revolusi kebudayaan (1966-1976). Pada
tahun 1977. Kuil-kuil diijinkan untuk dibuka kembali dan sejak
1980 pendidikan rahib-rahib diijinkan kembali. Buddhisme
tumbuh

diCina

kembali,

khususnya

bagian

utara,

dan

pendapatkan pengikut yang besar diantara anak-anak muda


yang tertarik dengan filsafatnya.
Ditempat lain, Buddhisme masih berjuang. Di Sri Langka,
Buddhisme

adalah

agama

terbesar.

Sementara

itu,

di

Thailand dan Buthan, Budha menjadi agama negara. Agama


ini

sedang

melakukan

perkembangannya

ke

Indonesia,

Singapura dan Korea Selatan, sedangkan minoritas umat


Buddha India sedang melakukan perkembangan. Di India
pada tahun-tahun terakhir ini beberapa juta orang Hindu dari
kasta paria masuk ke agama Buddha.

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 19

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Hinduisme berkembang sejak ribuan tahun lalu dan
merupakan agama paling tua di dunia yang masih hidup
sampai sekarang. Hinduisme muncul sekitar tahun 1800 SM
di India, tetapi dasar berdirinya tidak pasti. Riwayat yang
diketahui paling dini terdapat pada peradaban Lembah
Sungai Indus.
Dalam bahasa

Persia,

kata Sindhu (Bahasa


Arya menyebut

kata

Sanskerta).

wilayah

Hindu

berakar

dari

Dalam Reg Veda, bangsa

mereka

sebagai

Sapta

Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak


benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai
Indus).

Kepercayaan

mereka

Brahma

telah

menjadikan

Manu yaitu manusia laki-laki pertama dan Shatapura


wanita pertama. Dari mereka lahirlah manusia selanjutnya.
Ada lebih dari 800 juta umat Hindu di dunia dewasa ini
dan komunitas Hindu yang cukup besar ada di lebih dari 160
negara. Satu di antara enam orang di dunia modern ini
adalah orang Hindu.
Ada hampir 400 juta orang Buddha di seluruh dunia. Umat
Buddha percaya bahwa manusia terikat didalam lingkaran
lahir, hidup dan mati melalui keinginan yang kuat dan bahwa
mereka

dapat

lahir

kembali

berulang

kali

sampai

tak

terhitung jumlahnya dengan tingkatan hidup dan keberadaan


yang berbeda-beda.
Agama

Budha

merupakan

sejarah

agama-agama

di

India yang dimulai semenjak tahun 500 SM hingga tahun 800


M. Zaman Budha dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang
bernama Siddharta, menafsirkan Weda dari sudut logika

H i n d u i s m e d a n B u d d h i s m e | 20

dan mengembangkan sistem Yoga dan Semadhi sebagai jalan


untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.
Buddhisme Theravada dan Mahayana lahir sebagai dua
kelompok utama untuk pengajaran Buddha. Dalam usia 1.500
tahun

pertama

sejak

keberadaannya,

Buddhisme

berkembang dengan pesat dimana Burma (Myanmar), Sri


Langka, Thailand, Cina, Jepang dan Korea memeluk agama
ini.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Hinduisme dan
Buddhisme, pemakalah mengharapkan bisa lebih mengetahui
tentang agama Hindu dan Budha, maka dari itu sepatutnya
kita harus mengetahui semua agama yang terdapat di dunia.
Dan juga pemakalah menyarankan kepada para pembaca
hendaknya tidak hanya mengambil referensi dari makalah ini
saja. Dikarenakan kami dari pemakalah menyadari bahwa
makalah ini
sumber saja.

hanya mengambil referensi dari beberapa

Hinduisme dan Buddhisme |3

DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, K. (2001). Sejarah Tuhan. Bandung: Mizan.
Djam'annuri. (2003). Studi Agama-agama. Yogyakarta: Pustaka Rihlah.
Hadiwijono, H. (2008). Agama Hindu dan Budha. Jakarta: Gunung Mulia.
Hakim, A. (1996). Perbandingan Agama. Bandung: Dipenogoro.
Keene, M. (2006). Agama-Agama Dunia. (Soeprapto, Penerj.) Yogyakarta:
Kanisius.
Smith, H. (2008). Agama-agama Manusia. (S. Bahar, Penerj.) Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai