Anda di halaman 1dari 13

ANTROPOLOGI

(PENGAJARAN TENTANG MANUSIA)

MEYKE JOICE TRESIA RAJAGUKGUK


210101134
GRUP D
Dr. BAGINDA SITOMPUL, MPd.K.
198709012020121002

FAKULTAS ILMPU PENDIDIKAN KRISTEN


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG
2021/2022
A. Definisi
Antropologi berasal dari kata Yunani anthropos, yang berarti
manusia, dan logos, yang berarti kata atau pembicara ,jadi, antropologi
adalah pembicaraan tentang manusia.Istilah antropologi dapat disebut
juga sebagai studi tentang manusia dari sudut pandang Alkitab atau
dapat ditunjukan pada studi tentang manusia dalam lingkungan
kulturalnya.
Antropologi sendiri dibedakan dalam dua bagian yaitu antropologi
scientify yaitu ilmu yang mempelajari manusia secara psikis dan fisik
yang dikembangkan melalui sejarah turunan bangsa-bangsa, psikologi
dan sosiologi. Yang kedua adalah Antropologi teologi yaitu cabang ilmu
teologi yang membicarakan manusia baik asal-usulnya maupun
kejatuhannya, yaitu memberi penjelasan tentang penciptaan kehidupan
waktu itu,pencobaan, kesesatan, asal dosa dan pelanggaran manusia
(Encyclopedy of Biblical, Theologia and Ecclestical Literatur). Dengan
demikian antropologi Kristen dapat dikatakan berfokus kepada upaya
dalam memahami manusia dari sudut pandang rencana Allah di dalam
esensi, eksistensi, dan tujuan keberadaan manusia di dalam dunia.
B. Manusia dan Penciptaan
Alkitab menjelaskan bahwa manusia bukan saja mahkota dari
seluruh ciptaan Allah,tetapi juga objek khusus pemeliharaan Allah. Dan
wahyu Allah dalam Alkitab bukan sajawahyu yang diberikan kepada
manusia, tetapi juga wahyu dimana manusia diperhatikan secara khusus.
Wahyu ini bukanlah wahyu yang abstrak, tetapi wahyu Allah
dalamhubungannya dengan manusia, catatan tentang hubungan Allah
dengan umat manusia dan terutama merupakan satu wahyu tentang
penyelamatan yang telah dipersiapkan Allah, dan kini Ia juga bermaksud
mempersiapkan manusia. Kenyataan ini membuktikan bahwa manusia
menempati kedudukan yang amat penting dalam Alkitab dan dalam
pandangan Allah.
Asal usul manusia, alam, dan isinya telah menjadi bahan perdebatan di
segala jaman. Alkitab menjelaskan bahwa manusia dan dunia ini
diciptakan oleh Allah. Berbagai tulisan kuno Babilonia dan Mesir juga
menegaskan hal yang sama, meskipun cara penciptaan yang ditulis
sedikit bervariasi.
C. Mujizat dan Penampilan Sejarah
Konsep „Creatio ex Nihilo‟ adalah mujizat atau keajaiban Sejarah
karena Allah melakukannya dari yang tidak ada menjadi ada. Tetapi sama
dengan mujizat yang lain dalam PL maupun PB, setiap mujizat selalu
diikuti dengan „bukti sejarah‟. Setiap hari Allah melakukan pekerjaan
penciptaan maka bukti sejarahnya ada. Misalnya, hari pertama, langit dan
bumi, terang (siang) dan gelap (malam). Hari kedua, darat, laut dan
langit, dan seterusnya. Dalam PB peristiwa mujizat pada perkawinan di
Kana, air menjadi anggur, dll.Hal ini membuktikan bahwa kalaupun Alah
melakukan karyaNya tidak berdasarkan ilmu pengetahuan, tetapi sifatnya
mujizat, tetapi Allah selalu memberikan bukti akan kebenaran
tindakanNya tersebut dalam bentuk benda yang dapat dideteksi dengan
indera manusia. Dan semua mujizat itu dilakukan Tuhan untuk kemuliaan
namaNya (Yoh. 2: 11).
D. Pandangan-Pandangan Mengenai Penciptaan Manusia

1. Pandangan Atheistik
Kaum atheis yang tidak percaya akan adanya Tuhan melihat
bahwa dunia, termasuk manusia, terjadi karena „kebetulan‟, dan
bukan karena diciptakan oleh Tuhan. Pandangan ini lebih dikenal
dengan pandangan evolusi. Ada beberapa cara membagi macam-
macam teori Evolusi:
a. Teori Atheis vs Theis
b. Teori Evolusi Theistik
c. Teori Evolusionisme vs Kreationisme
2. Pandangan Theistik
Orang - orang non - atheis percaya akan keterlibatan Allah
dalam penciptaan, termasuk penciptaan manusia , namun demikian
tidak ada kesepakatan pendapat bahwa Allah menciptakan manusia
secara langsung dan bukan setelah melalui proses - proses alamiah
yang panjang.
3. Pandangan Alkitab
Alkitab menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia (Kej.
1:27 ; 5:1; Ula. 4:32; Maz 100:3; 13:14; 1 Tim. 2:13). Manusia
diciptakan dari debu tanah; dan dihembusi nafas Allah (Kej. 2:7; Ayub
33:4; Pengk. 12:7) dua aspek materi dan non materi penciptaan
manusia di tulis dalam satu kalimat.
E. Mengapa Allah Menciptakan Manusia

Allah menciptakan manusia bukan karena Ia merasa kesepian


karena Allah memiliki persekutuan yang sempurna dengan Allah
Tritunggal. Lalu untuk apa Allah menciptakan manusia? Hanya ada
satu tujuan mengapa Allah menciptakan manusia, yaitu untuk
memuliakan-Nya ( Yes 43:7 dst., Efe 1:11-12, 1Kor 10:31.
Jika Allah menciptakan manusia maka itu harus dipahami
semata-mata karena tindakan bebas-Nya atau dengan kata lain karena
Ia mau mencipta. Penciptaan manusia adalah tindakan bebas dari
Allah dan bukan tindakan penting dari Allah.
Dalam kaitannya dengan masalah kemuliaan yang telah disinggung
diatas, sebenarnya penciptaan manusia oleh Allah bukanlh dimaksud
untuk memperoleh kemuliaan, melainkan sebaliknya yaitu untuk
menyatakan kemuliaanNya kepada manusia.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa alasan atau
tujuan Allah menciptakan manusia bukanlah untuk mencari
keuntungan atau kemuliaan bagi diri-Nya sendiri. Tindakan penciptaan
itu bebas dari dorongan internal maupun tekanan eksternal. Ia
menciptakan alam semesta termasuk manusia di dalamnya semata-
mata karena Ia mau mencipta dan Ia berkehendak untuk
merefleksikan, merealisasikan, menyatakan dan mengkomunikasikan
kasih dan kemuliaan-Nya.
F. Pentingnya Doktrin Manusia

Antropologi dalam teologi sistematika sangatlah penting


karena manusia adalah objek utama dalam rencana keselamatan oleh
Allah.
Pentingnya Doktrin manusia adalah untuk mengetahui eksistensi
atau keberadaan manusia dalam arti sebagai mahluk yang ada atau
hadir dimuka bumi ini.
Bahwa untuk memahami manusia dalam multi aspek yang
cenderung unik dan mandiri, berbeda satu dengan lainnya meskipun
masing-masing dianggap memiliki satu sifat dasar atau nilai yang
sama yaitu kabaikan. Namun digerogoti oleh pemahaman yang
melunturkan sifat personalitas, yang mana pemahaman yang
m en gger ogot i s i f a t da s a r m a n u s i a i n i d a p a t l a h d i a n t a r a n y a
disebutkan sebagai ―faktor-faktor berikut: supremasi teknologi yang
terus meningkat, tumbuhnya birokrasi, meningkatnya metode-
metode produksi masal, dampak media masa yang semakin besar‖,
dan berbagai aktivitas yang cenderung manipulatif seperti untuk
menggantikan penerusan generasi yang lazim dalam perkawinan
namun karena ketidak mampuan berproduksi secara alami, maka
dilakukan inseminasi buatan, atau bayi tabung, sehingga
mempengaruhi pola pikir tentang martabat manusia.
G. Manusia Sebagai Gambar - Rupa Allah

Manusia diciptakan Allah sebagai ciptaan yang termulia,


mahkota dari seluruh ciptaan Allah. Ia berbeda dari makhluk yang lain
sebab ia diciptakan sesuai dengan atau menurut ―gambar‖ dan ―rupa‖
Allah. (Kejadian 1:26).
a.Arti Etimologis
Pengertiannya adalah bahwa melalui penciptaan apa yang semula
merupakan bentuk awal yang ada pada Allah kemudian dicetakkan‖
pada manusia. Allah adalah yang aslinya dan manusia adalah
salinannya.
b. Arti Teologis
Manusia pertama diciptakan menurut gambar dan rupa Allah berarti
adanya aspek-aspek tertentu yang Allah ciptakan di dalam diri manusia
yang menyebabkan manusia itu seperti Allah untuk tujuan agar
manusia dapat menjadi wakil Allah.
H. Natur Manusia

Pada umumnya dikenal tiga teori pembagian natur manusia


dalam teologia, yaitu Trikotomi, Dikotomi dan Monisme.
1. Trikotomi
Trikotomi adalah pandangan yang percaya bahwa natur
manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu tubuh, jiwa dan roh.
2. Dikotomi
Dikotomi adalah pandangan yang percaya bahwa natur
manusia hanya terdiri dari tubuh dan roh (jiwa termasuk di
dalamnya); dua unsur yang berbeda (dualitas) namun bukan dua
bagian yang dipisahkan (dualisme).
3. Monoisme
Monoisme/Monisme atau kadang disebut monokotomi
adalah pandangan yang percaya bahwa manusia merupakan pribadi
yang utuh yang tidak dipisah-pisahkan. Manusia tidak akan bisa
ada/hidup tanpa tubuh atau jiwa/rohnya.
I. Tubuh dan Jiwa
1. Tubuh
Tubuh adalah sesuatu yang baik! Tubuh bukanlah sumber dosa.
Memang tubuh bisa diperalat oleh dosa, tetapi asal usul dosa
sebetulnya justru terletak pada jiwa (Kej 3 -pada pikiran dari Hawa).
Karena itu hati-hati dalam menafsirkan kata „daging‟dalam Kitab Suci,
karena kata „daging‟ itu sering digunakan bukan untuk menunjuk
kepada „tubuh‟ tetapi kepada „manusia lama‟ misalnya dalam Gal
5:16-21.
2. Jiwa
Jiwa (Ibr:nefesh, Yun:psyche) dapat diterjemahkan sebagai
nafas atau hidup. Jiwa adalah suatu indivisible essence / substance (=
zat yang tidak bisa dibagi-bagi). Jadi: Jiwa adalah suatu zat, bukan
sekedar suatu khayalan atau sesuatu yang abstrak.Dalam perspektif
Ibrani, - nefesy (Jiwa) adalah totalitas, kesatuan dari unsur-unsur
yang saling memiliki ketergantungan ('dependensi' dan
'interdependensi').Berbeda dengan tubuh, jiwa tidak bisa dibagi-bagi.
3. Hubungan Tubuh dan jiwa
Hubungan tubuh dan jiwa ini merupakan sesuatu yang
m i s t er i u s dan t i dak bi s a di m e n g e r t i s e p e n u h n y a . J i w a d a p a t
mempengaruhi tubuh. Karena itu ebanyakan gerakan tubuh
tergantung kepada jiwa,
4.Kesatuan tubuh dan jiwa
Sekalipun Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia terdiri dari dua
elemen yang berbeda, yaitu tubuh dan jiwa, tetapi Kitab Suci juga
menekankan kesatuan yang ada antara tubuh dan jiwa / kesatuan dari
seluruh manusia! Jadi, manusia dipandang sebagai suatu kesatuan!

5. Teori Asal Usul Jiwa Manusia


Yang dibicarakan disini bukanlah asal usul dari jiwanya adam
sebagai manusia pertama, tetapi asal usul jiwa manusia secara umum.
paling tidak ada 3 pandangan tentang ini yakni:
a.Pandangan Pra-ada (pre-eksistensialme)
b.Pandangan Traduksianisme
c.Pandangan Creationisme
J. Kehendak Bebas Manusia

Sebelum jatuh ke dalam dosa, manusia bisa memilih antara


taat kepada Tuhan atau tidak. Tetapi setelah kejatuhan dalam dosa,
manusia hanya bisa berbuat dosa saja. Tetapi ini tidak berarti bahwa
manusia kehilangan free will / kehendak bebas. Mengapa? 1) Karena
pada waktu manusia berbuat dosa, itu tetap dilakukan karena
kehendaknya sendiri. 2) Andaikatapun kita mempunyai keinginan
untuk berbuat baik, tetapi kita tidak mampu melaksanakan, itu tidak
berarti kita tidak bebas. Tadi telah dijelaskan bahwa free will /
kehendak bebas harus dipisahkan dari kemampuan untuk melakukan
apa yang dikehendaki. 3) Sekalipun hanya bisa berbuat dosa, kita
tetap bisa memilih antara dosa kecil dan dosa besar. Jadi tetap ada
free will / kehendak bebas!.
K. Kejatuhan Manusia dalam Dosa
Kejatuhan manusia dalam dosa merupakan keberhasilan usaha
Setan dalam menaburkan benih ketidaktaatan dalam hati manusia
melalui perantara ular dan Hawa. (Yoh 8:44; Rom 16:20; 2Kor 11:3;
Wah 12:9) Ada alasan kuat mengapa Setan memakai Hawa: pertama,
karena Hawa bukan kepala perjanjian. Kedua, karena Hawa tidak
menerima perintah langsung dari Tuhan. Ketiga, Hawa menjadi alat
efektif untuk mencapai hati Adam. Kisah kejatuhan manusia dalam
dosa yang diceritakan dalam Kej 3 tidak selalu diterima sebagai
kebenaran historis dan harafiah.Beberapa pendapat lain tentang kisah
kej 3:
a.Dianggap sebagai kisah legenda atau mitos yang tidak ada
kebenaran historis nya
b.Dikatakan sebagai kisah figuratif atau aligoris tentang bagaimana
manusia mengalami kerusakan dan perubahan secara perlahan-lahan.

Anda mungkin juga menyukai