Anda di halaman 1dari 7

B ook Report

Filsafat Pendidikan Islam


Dosen Pengampu: Dr. Andewi Suhartini, M. Ag.,
Dr. H. Dadan Nurulhaq, M.Ag

Mohammad Frima Ramadhan (2190040056)


Pasca Sarjana – Pendidikan Agama Islam (PAI-B)
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

“Ilm: Science, Religion and Art in Islam”


(ILM: SAINS, AGAMA, DAN SENI ISLAM)

Judul Buku : “Ilm: Science, Religion and Art in Islam”


Penulis : Khosrow Bagheri (Ph.D), Sammer Akkach (Editor)
Penerbit : University of Adelaide Press, 2019
Bahasa : English (Inggris)
Halaman : 240 Halaman
ISBN : 978-1-925261-76-9 (Ebook) 978-1-925261-75-2 (Paperback)
Buku revisi karangan Sammer Kach ini memiliki urutan penyajian yang diawali paling atas oleh
Abstrak, kata pengantar, kemudian catatan bagi pembaca, nama-nama yang berkontribusi dan
ilustrasi, pendahuluan, pembahasan, hingga yang terakhir dilengkapi dengan daftar pustaka buku

Abstrak
Buku ini diawali dengan sapaan kata abstrak untuk mengetahui lebih dalam biografi singkat
penulis yang merevisi buku Ilm tersebut. Penulisanya dinahkodai oleh seorang Penulis yang
bernama Sammer Akkach dengan sedikit bantuan oleh beberapa rekannya. Ia seorang sarjana
mapan yang menguasai tiga bidang studi sekaligus diantaranya Sejarah dan Teori Arsitektur dan
Studi Islam. Sammer begitu panggilanya memiliki latar belakang lintas budaya, minat penelitian
interdisipliner hingga keahlian di bidang lainnya. Ia pun mendirikan Pusat Arsitektur Asia dan
Timur Tengah (CAMEA) pada tahun 1997. Publikasi ilmiahnya meliputi Kosmologi dan
Arsitektur dalam Islam Pra-modern. Hasil karnya seperti: Bacaan Arsitektur dari gagasan
Mistik tahun (2005), ‘Abd al-Ghani al-Nabulusi: Islam dan Pencerahan (2007), dan yang
terbaru yakni Buku Hadiian Damascene: Pembacaan Sejarah Budaya Damaskus Ottoman pada
Abad Kedelapan Belas (2015).

Pada setiap bab yang dibahas dalam editan buku ini, dihasilkan dari Konferensi International
yang diadakan di University of Adelaide pada Juli 2016 dengan judul yang sama untuk
mengeksplorasi konsep multifilmet “Ilm” dalam Islam – agensi dan menifestasinya dalam
bidang ilmu, agama dan seni yang saling berhubungan. Tujuanya adalah untuk mengeksplorasi
respon peradaban Islam terhadap perubahan besar dalam konsep pengetahuan yang terjadi pada
periode pasca-abad pertengahan dan terutama dalam konteks awal kemodernan. Ini menegaskan
bahwa nilai sebenarnya dari pengetahuan terletak pada jangkauan lintas-peradabanya, seperti
ketika pengembangan pengetahuan dalam Islam pra-modern yang memberikan perubahan besar
pada orang-orang eropa, yang kebangkitannya pada periode modern awal pada gilirannya telah
memaksa perubahan besar-besaran ke arah Islam. Pemandangan atau pemikiran pengetahuan
telah berubah secara signifikan. Pikiran Muslim secara historis telah dikalibrasi untuk menjadi
sangat sensitive terhadap pengetahuan, dan keharusan membuka cakrawala baru untuk
mengetahui dimana sains, agama dan seni dapat bertemu kembali pada budi daya baru dan subur
secara intelektual.
A. Pendahuluan
Dalam buku Ilm: Science, Religion and Art in Islam ini membahas 3 Sub Pokok Bab
yang menjadi titi fokus pembahasan/kajian yakni, ‘Ilm sebagai Sains, Ilm sebagai Agama, Ilm
sebagai Seni.

Ilm adalah istilah Arab yang kompleks dan beragam yang digunakan dalam berbagai
derivasi untuk menunjukkan banyak aspek dari pengetahuan dan perolehan pengetahuan,
produksi, dan penyebaran, termasuk pengajaran dan pembelajaran, pendidikan, dan sains,
serta pemahaman, persepsi, perasaan, pengalaman, dan keakraban. Dari ‘ilm juga muncul
istilah‘ ālam, “dunia,” yang menandakan bahwa tindakan kreatif ilahi pada dasarnya adalah
tindakan mengetahui dan ekspresi pengetahuan.

Melalui Quran dan tradisi kenabian, Islam telah memberikan penekanan kuat pada
‘ilm, mengingat pencarian pengetahuan sebagai kewajiban bagi semua Muslim. Dengan
demikian, usaha mengetahui telah menjadi pusat semua aspek produksi budaya dalam Islam,
khususnya di bidang sains, agama, dan seni. Di satu sisi, ‘ilm menyatukan ilmu pengetahuan
dan agama menjadi satu kesatuan yang tak terpecahkan, dan di sisi lain, ia menjadikan seni
sebagai tindakan pengetahuan sebelum menjadi ekspresi perasaan.

Secara historis, belum ada kata khusus untuk "sains" dalam bahasa Arab, dan para
cendekiawan, ahli bahasa, reformis, dan "ilmuwan" Arab awal-modern dan modern tidak
menciptakan istilah baru baginya untuk membantu menggambarkan wilayah-wilayah sains
modern dari situ. ilm tradisional dalam pemikiran Arab. Kata Arab 'ilm (jamak' ulūm) terus
digunakan untuk menggambarkan upaya pengetahuan agama dan non-religius, yaitu,
keterlibatan bhakti dan intelektual dengan wahyu ilahi serta studi rasional dan empiris
tentang alam. . Ini juga terus dikaitkan dengan seni (fann), imajinasi (khayāl), dan kreativitas
artistik (ibdā '). Karena ilmu pengetahuan dan agama telah membentuk landasan bersama dari
produksi artistik dalam tradisi Islam, ‘ilm telah bertindak sebagai kekuatan budaya pemersatu
sepanjang sejarah Islam.
Konferensi Ilm menghadirkan kesempatan, di tingkat nasional dan internasional,
untuk menguji konsep "pengetahuan" dalam budaya Islam untuk mengeksplorasi dan
menghasilkan perspektif inovatif tentang perannya dalam sains, agama, dan seni. Ini
mengundang refleksi dan diskusi tentang ide ‘ilm dan perannya dalam budaya Islam pra,
awal, dan pasca-modern, dan, yang lebih penting, bagaimana ia terlibat dan dialami oleh
komunitas Muslim saat ini. Apa praktik, wilayah, dan sejarahnya? Bagaimana ia terus
membentuk masa lalu, sekarang, dan masa depan Islam di tanah Muslim dan di luarnya?

Konferensi Ilm akan mempertemukan sekelompok besar ilmuwan, seniman,


perancang, kurator, praktisi, dan peneliti tingkat tinggi di bidang sejarah intelektual Islam,
sejarah dan teori seni dan arsitektur Islam, sejarah ilmu pengetahuan Islam, dan studi Islam
untuk membahas isu-isu utama yang menjadi perhatian dan untuk menyoroti titik-titik
persimpangan antara sains, agama, dan seni.Tema utama konferensi ini ialah akan fokus pada
tiga topik besar: ‘ilm sebagai sains,‘ ilm sebagai agama, dan ‘ilm sebagai seni. Topik-topik
luas ini diartikulasikan melalui serangkaian sub-topik yang diusulkan berikut ini, yang harus
dilihat sebagai panduan daripada daftar eksklusif.

B. Isi Buku

Buku ini yang berjudul “Ilm: Science, Religion and Art in Islam” pada setiap bab
nya memiliki bahasan pokok yang menjelaskan antara hubungan Pengetahuan, Agama
(Islam) dan Seni.

‘Ilm sebagai Sains

Islam dan studi tentang alam Islam dan kebangkitan ilmu pengetahuan modern awal
Berpikir ilmiah: mode universal untuk mengetahui Sains dan Islam: konflik dan harmoni
Ilmu pengetahuan Islam dan konsep i‘jāz Sejarah Islam dari "revolusi ilmiah" Islam dan
etos sains pada periode pasca-Copernicus Islam, teknologi, dan dunia virtual.
Ilm sebagai Agama

Wahyu dan alasan Wahyu, sejarah, dan modernitas Agama, filsafat, dan pencarian
mistis Agama, budaya, dan masyarakat Islam di Australia: cita-cita dan kenyataan
Agama, identitas, dan globalisasi Yang suci dan yang sekuler Agama dan teknologi:
utilitas vs ideologi.

Ilm sebagai Seni

Apa itu Seni "Islami"? Seni Islam: pengetahuan, estetika, dan kegunaan Seni,
musik, dan arsitektur Islam: Australia dan sekitarnya Seniman Muslim Australia:
penyilangan kreatif Seni Islam kontemporer: teori dan praktik Seni, gender, dan hukum
dalam Islam Ruang dan pemikiran spasial dalam Islam Ornamen Islami: ikonografi,
kaligrafi, dan geometri.

Pandangan Penulis: Kelebihan dan Kekurangan Buku

Penulis sebagai pembaca memandang bahwa buku yang ia cari dengan bantuan
tekhnologi ini mengharapkan dengan kualitas terbaik. Buku yang berkualitas baik itu dapat
dilihat dari penggunnaan bahasanya, sistematika penulisan, manfaatnya dan adanya cantuman
analisis dari penulisnya. Sehingga, buku ini menjadi penikmat pembaca dalam memenuhi
kebutuhan kognitif dalam menerapkan di kehidupanya serta sebagai sumber yang menginspirasi.

Penggunaan bahasa dalam buku ini adalah literature inggris. literaturnya mengunnakan
dari mulai kosa-kata yang paling dasar hingga tingkat tinggi (advance). Sehingga, bagi yang
membacanya ada dua kemungkinan yakni antara bisa dan tidak bisa. Miris bukan? bagi mereka
yang harus mengartikan satu kata atau per kalimat. Dengan kondisi tersebut, akan menghambat
waktu dan kurangya efisiennya dalam kegiatan membaca. Pembaca pun dari setiap bab buku
menemukan kosa-kata yang sulit dicerna, penggunaan bahasa yang berintelektual tinggi
meskipun isi kandungan maknanya dapat dipahami. Isi bukunya berkaitan dengan makna ilm
sebagai pengetahuan, agama dan seni.
Sistematika Penulisan, Buku karya Khosrow Bagheri dan Sammer Akkach sudah
mengupayakan yang terbaik. Meskipun, banyak kata-kata yang memutar dan membuat yang
membaca harus berpikir ekstra apa yang ia ketahui. Tetapi, buku ini menyajikan konteks ini
dengan begitu lengkap dan gamblang seperti adanya dukungan praktik lapangan berdasarkan
observasi/pengamatan, hingga wawancara terhadap narasumber yang dituju.

Manfaatnnya Buku ini bagi Penulis secara umum yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan tak
sadar bahwa kita sedang berlatih meningkatkan kemampuan Berbahasa inggris. Namun, itu
bukan manfaat terbesar yang dirasakan penulis, justru adanya buku ini menambah khasanah
wawasan keilmuwan di bidang pendidikan secara umum maupun pandangan Islam. Buku ini
menggelitik pembaca didalamnya bahwa pendidikan itu kental akan pengetahuan yang dimana
direlevansikan dengan Agama. Terlebih, Buku berbasis penelitian ini berupaya menyediakan pembaca
dengan murni, fondasi, prinsip, dan metode pendidikan yang solid dengan mengandalkan pandangan Al
Qur’an tentang sifat manusia dan dengan menjelaskan konsep pendidikan Islam.

Analisis penulis, berkaitan dengan urgensi Ilm/pendidikan sebagai pengetahuan, Agama


dan Seni yang ada dalam buku ini bahwa Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan sebuah proses
belajar mengajar berdasarkan apa yang dilihat melalui pengamatan. Adapun Pendidikan Islam
sendiri sebagai ilmu ialah teori-teori pendidikan dalam perspektif Islam1. Adapun kalimat
pendidikan dalam Islam sering disebut dengan kata “Tarbiyah”. Pendidikan dalam Agama Islam
sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Qur’an salah satunya pada surah Luqman ayat 13. Ayat
ini menjelaskan bahwa Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Jadi intinya pendidikan
itu sebagai jembata dalam memperoleh pengetahuan yang telah diajarkan dalam Islam. Dan
terakhir Pendidikan sebagai seni adalah sebuah konsep praktik mengajar. Kreatifitas pendidik
dalam mengajarkan bentuk pendidikan yang meciptakan estetika tersendiri.2

Penutup

Bahwasanya buku ini sudah memberikan gambaran bahwa makna ilm/pendidikan selain
didapatkanya pengetahuan, ada yang lebih penting bahwa pendidikan sebagai landasan Agama
1
Roqib. (2009). Ilmu Pendidikan Islam. (LKis: Yogyakarta), hal. 22
2
Reza, M, (2011). Filsafal Ilmu Pendidikan. (Remaja Rosdakarya, Bandung) hal 30
yang bertujuan untuk menumbuhkan kepribadian/tingkah laku manusia yang seimbang sesuai
dengan ajaran Islam. Tujuanya senada dengan tujuan secara nasional. Pendidikan yang baik
adalah menciptakan proses pembelajaran yang interaktif dan bervariatif. Sehingga, pendidikan
akan bergantung pada kemampuan pendidik dalam memberikan stimulus yang baik kepada
peserta didiknya, untuk meningkatkan kemampuanya dalam sisi kognitif, afektif hingga
psikomotoriknya. Itulah Pendidikan sebagai Seni yang membutuhkan unsur menarik dan
edukatif dalam pembelajaran.

C. Referensi
1. Moh. Roqib. (2009). Ilmu Pendidikan Islam. (LKis: Yogyakarta), hal. 22
2. Reza, Mudyahardjo, (2011). Filsafal Ilmu Pendidikan. (Remaja Rosdakarya,
Bandung) hal 30

Anda mungkin juga menyukai