Anda di halaman 1dari 18

l o mp o k 3

Ke
LAM , T EK N O LO G I DAN
IS
BUDAYA :
d a n K em a j ua n Te knologi
Islam
Islam dan Seni
Islam dan Budaya
Anggota Kelompok
1. Novi Mailani A1B120070
2. Ria Ardiyanti A1B120029
3. Eka Supriyanti A1B120034
4. Rafina Dwi Zulamsari A1B120069
5. Liora Efria A1B120068
Islam dan Kemajuan
Teknologi
Teknologi

g i a d a la h te rapan atau
Teknolo
k a s i d a r i il m u yang dapat
apli
k k a n d ala m hasil nyata
ditunju
g le b ih c a n g g ih dan dapat
yan
anusia
mendorong m
rk e m b a n g lebih maju lagi
be
Persepektif Islam Terhadap Teknologi
Peradaban Islam sangat berbeda dengan Yunani, Romawi dan Byzantium dalam
memandang teknologi.  Para cendekiawan Muslim di era kekhalifahan menganggap
teknologi sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan yang sah.  Fakta itu terungkap
berdasarkan pengamatan para sejarawan sains Barat di era modern terhadap sejarah
sains di Abad Pertengahan.
Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran
modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam
pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk
segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru.
Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali
jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengharamkannya. Karena Islam
bukanlah agma yang sempit.
Di era keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah mengelompokkan
ilmu-ilmu yang bersifat teknologis sebagai berikut; ilmu jenis-jenis
bangunan, ilmu optik, ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat
gravitasi, ilmu pengukuran dan pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal, 
ilmu jembatan, ilmu tentang mesin kerek, ilmu tentang mesin-mesin militer
serta ilmu pencarian sumber air tersembunyi. Para penguasa dan masyarakat
di zaman kekhalifahan Islam menempatkan para rekayasawan (engineer)
dalam posisi yang tinggi dan terhormat.  Mereka diberi
gelar muhandis. Banyak di antara ilmuwan Muslim, pada masa itu, yang
juga merangkap sebagai rekayasawan.
Al-Kindi, misalnya, selain dikenal sebagai fisikawan  dan ahli metalurgi adalah seorang
rekayasawan.  Selain itu, al-Razi juga yang populer sebagai seorang ahli kimia juga
berperan sebagai rekayasawan. Al-Biruni yang masyhur sebagai seorang astronom dan
fisikawan juga seorang rekayasawan.
Selain itu, peradaban Islam juga telah mengenal ilmu navigasi, ilmu tentang jam, ilmu
tentang timbangan dan pengkuran serta ilmu tentang alat-alat genial. Menurut al-Hassan,
teknik mesin dan teknik sipil yang digolongkan sebagai ilmu matematika, bukan satu-
satunya subyek teknologis yang dikelompokkan sebagai sains. Para ilmuwan Muslim
memberi perhatian pada semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu
terapan dan subyek-subyek teknologis berdampingan dengan telaah-telaah teoritis,'' 
ungkap Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill   dalam Islamic Technology: An
Illustrated History. Sejumlah kitab dan risalah yang ditulis para ilmuwan Muslim tercatat
telah mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan teknologis. Menurut al-Hassan, hal itu dapat
dilihat dalam sederet buku atau kitab karya cendikiawan Muslim, seperti;  Mafatih al-
Ulum, karya al-Khuwarizmi; Ihsa al-Ulum  (Penghitungan Ilmu-ilmu) karya al-
Farabi, Kitab al-Najat, (Buku Penyelamatan) karya Ibnu Sina dan buku-buku lainnya.
Di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu membangun
bendungan pengatur air diversion dam. Bendungan ini digunakan untuk
mengatur atau mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama kali
dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin,
Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan
negeri lain di dunia Islam.
Pencapaian lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam bidang
teknik sipil adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan
jalan umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di
Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan yang mulus di
kota peradaban Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya.
Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam
pun dikenal sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim
sudah mampu menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa kontainer.
Sesuatu yang belum pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya.
Islam dan Seni
Seni

Seni adalah keahlian membuat karya yang


bermutu (dilihat dari segi kehalusannya,
keindahannya, fungsinya, bentuknya, makna
dari bentuknya, dan sebagainya), seperti tari,
lukisan, ukiran. Seni meliputi banyak kegiatan
manusia dalam menciptakan karya visual, audio,
atau pertunjukan yang mengungkapkan 
imajinasi, gagasan, atau keperigelan teknik
pembuatnya, untuk dihargai keindahannya atau
kekuatan emosinya.[2][3] Kegiatan-kegiatan
tersebut pada umumnya berupa penciptaan
karya seni, kritik seni, kajian sejarah seni dan 
estetika seni.
Islam dan Seni

Islam dan dunia seni bagaikan sebuah mata uang yang memiliki dua sisi. Islam
tanpa seni dan seni tanpa Islam tidak akan mencapai kesempurnaan. Islam
merupakan ajaran Tuhan yang memerlukan seni di dalam mengartikulasikan
kedalaman aspek kebatinan dari ajaran itu. Seni merupakan bagian dari sisi
dalam manusia yang membutuhkan lokus untuk mengaktualisasikan nilai-nilai
estetisnya. Islam dan seni menuntut ekspresi ”rasa” yang amat mendalam dari
manusia. Islam berisi ajakan kelembutan, kedamaian, kehalusan, harmoni
kepada pemeluknya, sedangkan seni menawarkan ajakan-ajakan itu. Islam dan
seni keduanya mencitrakan hal-hal yang bersifat  universal, seperti nilai-nilai
etika dan estetika. Seni memiliki potensi yang amat dalam untuk mendekatkan
diri sedekat-dekatnya seorang hamba kepada Tuhannya. Dengan seni seseorang
dapat merasakan keindahan, ketenangan, kehangatan, kerinduan, kesyahduan,
dan keheningan. Suasana batin seperti ini sangat dibutuhkan dan merupakan
dambaan para pencari Tuhan (salik). Imam Al-Gazali dalam kitab Ihya’ ’Ulum
al-Din, pernah mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki rasa seni
dikhawatirkan jiwanya kering.
Seni Islam tidak mesti harus
bernuansa Timur-Tengah (Arab).
Ajaran Islam tidak identik dengan
kebudayaan Arab. Islam
memberikan peluang dan hak
setiap budaya lokal (cultural right)
untuk menampilkan,
mengekspresikan, dan menafsirkan
Al-Qur’an dan hadits. Kita bisa
tetap menjadi orang Indonesia,
tanpa harus menyerupai orang
Arab, untuk menjadi the best
muslim. ”Yang paling mulia di sisi
Allah ialah orang yang paling
bertaqwa” (Q.S. al-Hujurat ayat
13).
Macam-macam Seni

1. Seni Kaligrafi/Tulis
Kaligrafi adalah seni menulis sebuah tulisan, di Jepang menulis huruf kanji dengan sebutan “Shodo”, “Seoye” di Korea dan
di China disebut dengan Shufa/Yi-shu. Sedangkan seni tulis arab sering disebut dengan khat. Bentuknya bermacam-
macam, tidak selalu pena diatas kertas, tetapi seringkali juga ditatahkan di atas logam, bangunan, atau kulit.
2. Seni Beladiri
Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang itu mempertahankan diri. Selama Bela Diri
berazaskan ke-taukhidan, tidak syirik, serta membela kebenaran dan keadilan, maka Islam membolehkan. Bahkan Allah
SWT menyukai mukmin yang kuat daripada mukmin yang lemah.
3. Seni Arsitektur
Arsitektur selain sebagai ilmu dalam merancang bangunan, aritektur juga adalah seni. Dalam artian yang lebih luas,
arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain
perabot dan desain produk
4. Seni Sastra
Seni sastra adalah semua jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Al Qur’an termasuk seni sastra tertinggi
yang dimiliki oleh ummat Islam. Dengan seni sastra seseorang dapat menyampaikan pikiran-pikiran atau ajaran ajaran
tertentu dengan indah.
Islam dan Budaya
Budaya
Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk
system agama, politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya
Budaya adalah suatu cara
seni.
hidup yang berkembang, dan
dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan
diwariskan dari generasi ke
generasi.
Budaya adalah suatu hidup
menyeluruh. Budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas.
Hubungan Agama Dan Budaya

Agama identik dengan kebudayaan. Karena kedua-


duanya merupakan pedoman bertindak, sebagai
petunjuk dalam kehidupan. Bedanya, petunjuk
agama dari Tuhan dan petunjuk budaya dari
kesepakatan manusia. Maka, para ahli antropologi
mengklasifikasi agama (religi) masuk dalam
katagori budaya. Jadi, datangnya agama besar
tersebut, identik dengan datangnya kebudayaan
baru yang akan berinteraksi dengan kebudayaan
lama dan mengubah unsur-unsur kebudayaan lama.
Di sinilah berlansung interaksi antar budaya, yang
satu budaya baru dari agama (tradisi besar) dan
yang lain budaya lama yang bersifat lokal (tradisi
kecil).
Contoh Kebudayaan Dan Hukumnya Dalam
Ajaran Islam

• Selamatan Kehamilan
• Tumpeng Rosulan
• Nyadran dan Rasulan
• Tahlilan
• Peringatan Ulang Tahun
• Kelahiran Bayi
• Berzanji
• Khitan
• Adzan dan Iqamah Bagi Bayi Yang Baru Lahir
• Kenduri Arwah
Terima kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai