PENGEMBANGAN
PERADABAN DUNIA
Kelompok 10
9
M. Abdul Karim
10
KONTRIBUSI ISLAM DALAM
PENGEMBANGAN PERADABAN
DUNIA
• Keberadaan perpustakaan Islam dan lembaga-lembaga keilmuan seperti
Baitul Hikmah, Masjid Al-Azhar, Masjid Qarawiyyin dan sebagainya, yang
merupakan pusat para intelektual muslim berkumpul untuk melakukan
proses pengkajian dan pengembangan ilmu dan sains.
• Peninggalan karya intelektual muslim seperti Ibnu Sina, Ibn Haytam, Imam
Syafii, Ar-Razi, Al-Kindy, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun dan lain sebagainya.
• Penemuan-penemuan intelektual yang dapat mengubah budaya dan
tradisi umat manusia, seperti penemuan kertas, karpet, kalender Islam,
penyebutan hari-hari, seni arsitektur dan tata perkotaan.
• Pengarusutamaan nilai-nilai kebudayaan asasi sebagai manifestasi dari
konsep Islam, iman, ihsan, dan taqwa. Islam mendorong budaya yang
dibangun atas dasar silm (ketenangan dan kondusifitas), salam
(kedamaian), salaamah (keselamatan). Sedangkan Iman melahirkan
budaya yang dilandasi amn (rasa aman), dan amaanah (tanggung jawab
terhadap amanah). Akhirnya Ihsan mendorong budaya hasanah
(keindahan) dan husn (kebaikan).
PERIODE KLASIK (650 – 1250 M)
Masa Kemajuan Islam I (650 – 1000
M)
Kasus : Realita saat ini sangat banyak perbedaan kesepahaman yang marak
muncul dalam ajaran Islam diantaranya, fundamentalisme, Islam radikal,
Islam terorisme, liberalisme, sekulerisme, dan masih banyak lagi dari
sekian wacana yang belum mendapatkan perhatian khusus sebagai objek
pembahasan keilmuan dan inilah yang seharusnya menjadi tugas kita
untuk mengetahui lebih dalam tentang hal-hal yang berorientasi
kebaratan.
Solusi
Manusia yang menggunakan akal dengan semestinya akan lebih peka terhadap hal-hal yang
bergejolak dalam pemikiran dan pemahaman yang menyimpang dari apa yang seharusnya menjadi
landasan umat Islam yakni Al Quran dan Hadits. Melawan paham orientalisme bukanlah dengan kekuatan
otot tetapi yang dibutuhkan adalah kecerdasan akal untuk memberikan strategi khusus sebagai pegangan
untuk diri kita sendiri adalah keteguhan iman dan pribadi yang kuat sebagai modal awal membuka hijab
problematika umat Islam saat ini, sehingga strategi akan lebih mudah untuk di lancarkan dlam melawan
orientalis. Ketika muncul suatu masalah berkaitan dengan nilai Islam maka satu hal yang harus di lakukan
sebagai langkah awal adalah dudukan masalah tersebut lalu kita pelajari masalah dan berusaha untuk
temukan jalan keluar, setelah itu kita hiasi jalannya kebaikan dengan warna keIslaman dan lekatkan
banyak petunjuk-petunjuk Al quran dan Hadits dan terbentuklah kita pada pribadi yang mampu
menyikapi berbagai masalah terlebih masalah kemoderenan yang seharusnya berjalan searah dengan
ajaran Islam itu sendiri. Inilah bentuk permasalahan kecil yang kita jadikan pembelajaran awal untuk
memulai menegakkan diri diatas Al quran dan Hadits sebagai pedoman hidup manusia dan itulah yang
menjadi kekuatan awal melawan orientalisme.
Qoriza Virginia Putri
(2036201025)
Kasus : Umat Islam telah kehilangan faktor utama yang pernah dimiliki
pada zaman dulu yang bisa digunakan untuk mengembangkan sains pada
masa sekarang maupun mendatang.
Kita sudah tahu kontribusi Umat Islam ketika menjadi pemegang
tongkat estafet sains, sehingga sains sampai saat ini bisa sampai di Barat.
Tetapi, kita tidak akan bisa membicarakan hal itu lagi mengingat sains
bersifat universal dan bebas nilai. Jika begitu, makna kontribusi Islam bagi
peradaban dunia sudah selesai. Tidak ada lagi keraguan bahwa dari
seluruh peradaban ini, sains menempati posisi terlemah di dunia Islam.
Kelemahan ini berbahaya karena berjalannya hidup masyarakat di era ini
tergantung pada penguasaannya atas sains dan teknologi. Hal ini bisa
mengingatkan bahwa keadaan kita dalam urusan sains sangat merisaukan.
Solusi
Sains hanya dapat hidup apabila terdapat praktisi berupa suatu komunitas yang didukung oleh
infrastruktur eksperimental dan pustaka yang lengkap, serta kemampuan untuk saling memberi kritik
terhadap masing-masing bidang. Sayangnya, kondisi-kondisi tersebut masih belum terpenuhi dalam
Umat Islam sekarang ini. Selain hal-hal tersebut terdapat dua faktor utama yang menyebabkan hancurnya
lembaga ilmu pengetahuan Islam yang pernah jaya, yaitu Ortodoksi agama dan intoleransi. Maka, tugas
kita sebagai Umat Islam penerus yaitu bisa memenuhi kondisi-kondisi sains yang tertulis di atas. Serta
bisa mengikis habis Ortodoksi agama dan sikap intoleran agar kontribusi Umat Islam dalam sains bisa
kembali berjalan seperti sediakala.